Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah dibuka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan aturan baru berupa sistem zonasi. Pemberlakuan sistem zonasi ini sempat bikin heboh pelajar juga orang tua murid. Lho emang ada apa sih dengan sistem zonasi?
Sebelum kita bahas bareng-bareng tentang sistem zonasi, Grameds tahu nggak nih apa artinya sistem zonasi ini?
Yoi, Sistem zonasi merupakan sistem penerimaan murid baru yang nggak cuma melihat dari nilai si calon muridnya aja, tetapi juga melihat dari jarak tempat tinggal calon murid dengan sekolah. Calon murid yang jarak rumahnya dekat dengan sekolah dianggap lebih berhak dan prioritas untuk diterima di sekolah tersebut.
Berdasarkan permendikbud nomor 51 tahun 2019, penerimaan murid baru dilakukan melalui tiga jalur, yaitu jarak tempuh rumah-sekolah dengan kuota minimal 90 persen, jalur prestasi dengan kuota maksimal 5 persen dan jalur perpindahan orang tua dengan kuota 5 persen.
Lalu, seberapa jauh batas radius tempat tinggal yang seharusnya?
Meski jarak tempuh rumah ke sekolah menjadi penentu, hal demikian juga dibatasi oleh provinsi. Seandainya jarak rumah kamu dekat dengan sekolah, tetapi jika beda provinsi akan berbeda lagi ketentuannya.
Misalnya nih, kamu warga Bekasi ingin mendaftar ke sekolah di Jakarta Timur. Kalo berdasarkan jarak sih lebih deket kamu dibanding orang lain yang rumahnya di Jakarta Selatan meski dia sama-sama provinsi DKI Jakarta. Nah, jika terjadi hal demikian maka ketentuannya berbeda lagi berdasarkan peraturan yang tertulis di masing-masing provinsi.
Trus, kalo jarak sekolah kamu dengan pendaftar lainnya sama, bagaimana sekolah menentukannya?
Hal ini memang nggak bisa terhindarkan, Grameds. Nah, sekolah menentukannya dengan cara melihat nilai UN dan melihat siapa yang lebih dulu mendaftar.
Sistem zonasi ini menimbulkan polemik baru. Ada yang setuju-setuju aja tapi lebih banyak yang nggak setuju. Emangnya apa sih tujuan diberlakukan sistem zonasi ini?
1. Pemerataan Kualitas Pendidikan
Sistem zonasi ini diharapkan nggak ada lagi stigma sekolah yang lebih unggul. Dari segi siswa, siswa-siswi yang memiliki capaian akademik yang tinggi bisa tersebar di sekolah sesuai zonasi. Sehingga dalam sekolah tersebut nantinya terdiri dari siswa yang memiliki capaian akademik yang beragam dan bisa bermanfaat satu sama lain. Sedangkan dari segi tenaga pendidik adalah agar tenaga pendidik mampu meningkatkan kreativitas dalam kelas yang berisi murid dengan kemampuan akademis yang beragam.
2. Mencegah Penumpukan di Satu Wilayah
Berkaitan dengan pemerataan juga nih Grameds, biasanya siswa yang memiliki nilai UN yang bagus ingin memilih sekolah yang favorit namun letaknya berada di luar zonasi. Otomatis sekolah favorit hanya terisi siswa yang memiliki nilai bagus dan unggulan aja. Hal demikian dianggap sulit untuk menganalisis kebutuhan dan pendistribusian tenaga pendidik demi kemajuan pendidikan Indonesia.
3. Lingkungan Sekolah Menjadi Lebih Dekat
Jarak tempuh sekolah yang dekat dari rumah, dianggap sebagai cara efektif untuk mengurangi tingkat stress pada siswa akibat kelelahan di jalan. Waktu yang tersimpan pun bisa dimanfaatkan oleh siswa untuk mengisi kegiatan yang lebih produktif.
Sistem zonasi ini sebenarnya sudah lama dilakukan namun belum masif pelaksanaannya. Sistem ini merupakan penyesuaian dan pengembangan dari kebijakan rayonisasi. Banyak yang merasa terbatasi dengan adanya sistem zonasi ini karena nggak bisa memilih sekolah idamannya.
Pelaksanaan aturan baru memang pada awalnya menimbulkan banyak polemik karena masyarakat belum terbiasa. Peraturan tersebut dibuat demi mencoba dan mengetahui cara apa yang optimal untuk memajukan pendidikan Indonesia. Ini merupakan langkah awal yang baik dan memerlukan dukungan dari kita semua agar tujuan baik itu tercapai.
Grameds nggak perlu khawatir dengan sistem zonasi ini. Karena kita adalah tetap kita dimanapun berada. Jadi, meski kamu hanya bisa bersekolah di sekolah yang bukan unggulan, Grameds tetap bisa mengukir prestasi kok. Apalagi ada Edutore yang bisa jadi teman belajar kamu dan mendukung meningkatnya nilai akademis kamu kan.
Semangat terus ya, Grameds!