Contoh Artikel Opini—Halo Sobat Grameds, apakah kalian mengetahui pengertian dari artikel opini? Nah, ada berbagai jenis artikel yang harus kalian ketahui, salah satunya adalah artikel opini.
Artikel opini adalah salah satu jenis tulisan yang berisi mengenai gagasan, pendapat, pikiran, dan kritik terhadap permasalahan yang sedang berkembang di dalam masyarakat. Artikel tersebut umumnya ditulis dengan menggunakan bahasa ilmiah populer.
Artikel opini juga dapat diartikan sebagai tulisan yang memuat pendapat dari seorang penulis terkait data dan fakta mengenai suatu peristiwa hangat yang ada di sekitarnya. Perlu kalian ketahui, artikel opini sering kali dijumpai di majalah dan surat kabar.
Sebagai tambahan, artikel opini juga tidak seperti karya ilmiah murni, tetapi penyusunannya tetap harus dilandasi oleh berbagai data dan fakta yang merujuk ke referensi tepercaya.
Yuk, simak uraian mengenai definisi cara penulisan, ciri-ciri, hingga berbagai contoh artikel opini di bawah ini, ya!
Contoh Artikel Opini Pendek Berbagai Tema
1. Dampak Buruk Junk Food untuk Kesehatan Tubuh
Junk Food atau juga disebut dengan makanan cepat saji saat ini telah berkembang pesat di Indonesia. Makanan cepat saji dianggap oleh sebagian orang lebih efektif terhadap waktu dan mudah ditemukan. Tidak hanya itu, makanan cepat saji juga mempunyai cita rasa yang lezat, ditambah lagi harganya yang relatif terjangkau.
Makanan cepat saji sudah lama mengundang kontroversi di Indonesia karena terungkapnya beberapa dampak buruk yang dimiliki. Dampak buruk itu diakibatkan oleh kandungan zat-zat berbahaya di dalam makanan instan itu, seperti lilin yang ada di mi instan. Tidak berhenti di situ, nyatanya di dalam makanan cepat saji juga terkandung bahan pengawet dan penyedap yang saat ini disebut dengan micin.
Fenomena kata “micin” kini mendadak sering dipakai oleh para remaja hingga dewasa jika seseorang mengalami hal-hal yang kurang normal. Maksud dari kurang normal itu seperti telat berpikir, lama menjawab jika diajak bicara, dan sebagainya. Tak dielakkan, makanan cepat saji memang mengandung zat berbahaya seperti yang telah diungkapkan di atas.
Sejumlah penelitian telah membuktikan jika keseringan mengonsumsi makanan cepat saji memang tidak berdampak secara langsung ke tubuh. Namun, makanan-makanan cepat saji yang dikonsumsi akan tertimbun di dalam tubuh, yang di kemudian hari menjadi penyebab penyakit mematikan seperti kanker. Tak hanya kanker, penyakit berbahaya lainnya juga mengintai, misalnya stroke, usus buntu, dan penyakit ginjal.
Jika kalian termasuk ke dalam orang yang hobi mengonsumsi makanan cepat saji, kurangilah hal itu. Mulai sayangi tubuh dan diri sendiri. Perlu diketahui bahwa salah satu kandungan di dalam makanan instan sulit dicerna oleh tubuh. Salah satunya adalah menghancurkan prinsip kerja sistem pencernaan tubuh, sehingga makanan yang mengandung lilin akan dicerna dalam waktu minimal dua hari.
2. Kebakaran Hutan di Indonesia
Indonesia adalah suatu negara dengan iklim tropis yang terdiri atas ribuan pulau. Daratan Indonesia memang tidak seluas lautannya, tetapi hutan di Indonesia sangat banyak, mulai dari ujung Aceh (sabang) hingga Merauke (Papua). Beberapa tahun terakhir ini, kebakaran di Indonesia sering kali terjadi. Hal itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan buatan (manusia).
Faktor alam memang tidak dapat disalahkan, tetapi faktor buatan yang perlu dievaluasi. Manusia saat ini telah kehilangan kesadarannya hingga mereka melakukan hal-hal yang merugikan banyak pihak, termasuk hutan sebagai lingkungan hidup. Hutan adalah habitat dari ribuan spesies makhluk hidup yang saling bergantung.
Aksi manusia membakar hutan untuk memenuhi maksud dari dalam dirinya sendiri memang perlu diadili. Alasan mereka melakukan pembakaran hutan beragam, mulai dari ingin membuka lahan tanam baru hingga berdirinya gedung-gedung bertingkat. Namun, hal yang patut disayangkan karena mereka tidak memikirkan aneka flora dan fauna yang ada di dalam hutan tersebut.
Flora dan fauna hutan akan melarikan diri, bahkan mati hangus terbakar api yang berkobar karena ulah manusia. Mereka akan kehilangan habitat aslinya dan akibat dari hal tersebut adalah larinya para satwa ke permukiman penduduk. Mereka merasa tidak lagi memiliki rumah yang dapat mereka tempati, sehingga jalan terakhir adalah lari ke permukiman warga sekitar.
Tak heran jika banyak kasus ditemukannya hewan liar seperti macan dan singa masuk ke permukiman warga. Seperti kata pepatah “apa yang kita lakukan akan berbalik ke diri sendiri”. Oleh karena itu, berbuatlah sesuatu yang baik.
3. Pengaruh Pendidikan terhadap Kualitas Anak Pedalaman
Bukan rahasia lagi jika anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman sangat sulit memperoleh kehidupan yang layak seperti anak-anak umumnya. Mereka kesulitan memperoleh air bersih, mengenyam pendidikan sesuai batas kelayakan pendidikan Indonesia, dan sulit mengikuti perkembangan zaman. Tidak hanya itu saja, mereka juga tidak mengenal alat komunikasi seperti telepon genggam.
Hal pokok yang menjadi sorotan utama adalah betapa sulitnya mereka mendapat pendidikan yang layak dan mengenyam pendidikan 12 tahun. Faktanya, tidak semua salah mereka. Kesulitan mereka menjangkau lokasi sekolah menjadi masalah karena mereka harus mengarungi sungai. Mereka juga harus berjalan kaki hingga berpuluh-puluh kilo meter, bahkan ada pula yang tidak memakai alas kaki.
Kurangnya tenaga pengajar di pedalaman karena sulitnya mencari pengajar yang mau mengajar di daerah tersebut juga sangat disayangkan, padahal kualitas seseorang diukur melalui seberapa jauh pendidikan yang dicapai. Kualitas lulusan Sekolah Dasar (SD) tentu berbeda dengan kualitas sarjana. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat memengaruhi kualitas seorang anak pedalaman.
Cara Menulis Artikel Opini yang Baik dan Benar
Langkah awal yang harus dilakukan seorang penulis untuk menulis artikel opini di media cetak maupun daring adalah menetapkan idenya terlebih dahulu. Ide tersebut harus asli dari hasil pemikirannya sendiri. Selain itu, penulis juga dbisa memperolehnya melalui objek maupun peristiwa yang dilihat, dirasakan, dan dialaminya.
Purwati (2021) dalam Menulis Itu Asyik: Kumpulan Karya Esai, Opini, Artikel Ilmiah, dan Artikel Populer Disertai Tip dan Motivasi Menulis menguraikan berbagai tata cara menulis artikel opini dengan struktur yang baik dan benar sebagai berikut.
1. Menentukan Ide
Awalilah tulisan dengan menuangkan ide utama. Kalian dapat memulai pembahasan dengan tema beragam, mulai dari ekonomi, kesehatan, politik, dan sebagainya.
2. Buatlah Judul Opini
Judul dalam artikel opini harus dibuat lebih menarik. Salah satu syarat dari judul adalah tidak panjang dan tidak menggunakan kata-kata klise.
3. Buatlah Paragraf Pembuka
Pada umumnya, artikel opini disusun memakai pola deduktif–induktif. Paragraf pembuka harus disusun menarik supaya pembaca mau menyelesaikan bacaannya. Bagian tersebut juga berfungsi untuk memberikan pemahaman kepada pembacanya mengenai persoalan yang sedang dibicarakan.
4. Buatlah Isi Opini
Bagian pokok dalam artikel opini adalah isinya. Penulis di bagian tersebut dapat menuangkan ide atau gagasan yang ada di dalam pikirannya. Selanjutnya, penulis dapat menambahkan berbagai contoh kejadian yang mendukung opininya. Isi opini merupakan bagian krusial yang dapat memengaruhi pembaca.
5. Buatlah Paragraf Penutup
Paragraf penutup memuat kesimpulan dari opini. Paragraf tersebut umumnya berisi uraian ulang gagasan yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya.
Ciri-Ciri Artikel Opini
(Sumber foto: www.pexels.com)
Junaedi, dkk (2018) dalam buku berjudul Kiat Sukses Menulis di Media: Berita dan Opini menyebutkan beberapa ciri-ciri dari artikel opini antara lain:
1. Berbentuk Esai
Artikel opini umumnya berbentuk esai yang diterbitkan di media massa atau surat kabar.
2. Menyuguhkan Pendapat Pribadi
Artikel opini menyuguhkan pendapat pribadi penulis mengenai suatu isu atau masalah.
3. Memakai Bahasa yang Santun
Artikel opini biasanya menggunakan bahasa yang santun dan tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan atau tidak sesuai dengan etika.
4. Tidak Memakai Fakta Tepercaya
Artikel opini tidak mengharuskan penulisnya memakai berbagai fakta-fakta yang tepercaya sebagai landasan pendapat penulisnya, tetapi seorang penulis dapat memakai data atau fakta untuk mendukung pendapatnya.
5. Tidak Mempunyai Tujuan Persuasi
Artikel opini tidak bertujuan untuk meyakinkan para pembacanya supaya mempunyai pendapat yang sama dengan penulisnya. Artikel tersebut hanya menyampaikan pendapat penulis mengenai suatu isu dan permasalahan.
Penutup
Artikel opini adalah salah satu jenis tulisan yang berisi mengenai gagasan, pendapat, pikiran, dan kritik terhadap permasalahan yang sedang berkembang di dalam masyarakat. Pada umumnya, artikel opini disusun memakai pola deduktif–induktif.
Bagian pembuka berfungsi memberikan pemahaman mengenai persoalan yang dibicarakan, bagian isi berisi pokok pemikiran penulis, dan bagian penutup memuat kesimpulan opini. Beberapa ciri-ciri dari artikel opini, yaitu berbentuk esai, menyuguhkan pendapat pribadi, memakai bahasa yang santun, tidak memakai fakta tepercaya, dan tidak mempunyai tujuan persuasi.
Itulah artikel terkait “Contoh Artikel Opini” yang dapat kalian gunakan untuk referensi dan bahan bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.
Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!
Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait
1. Pelangi Bahasa Sastra dan Budaya Indonesia
Sastra adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu shaastra, yang berarti teks yang mengandung pedoman dan instruksi. Sastra dikategorikan menjadi sastra tulisan dan lisan. Kelompok masyarakat yang belum mengenal huruf tidak memiliki sastra tertulis, hanya tradisi lisan.
Menurut pendapat tersebut, dapat disimpulkan jika sastra adalah suatu karya yang tercipta dari perasaan seseorang dalam menjalani kehidupan sosialnya, kemudian disusun secara sistematis dan disampaikan kepada orang lain secara lisan maupun tertulis.
Definisi terkait sastra tersebut dapat dijumpai secara menyeluruh dalam buku berjudul Pelangi Bahasa Sastra dan Budaya Indonesia yang disusun oleh Yuana Agus Dewantara.
Buku ini berisi kumpulan artikel dan makalah yang ditulis oleh Yuana Agus Dirgantara terkait banyak hal dalam bingkai pendidikan bahasa, sastra dan budaya Indonesia. Selain materi yang disampaikan dalam makalah-makalah itu, hal lain yang patut dicermati adalah semangat untuk menulis maupun berbagi gagasan.
Makalah yang ada di dalam buku ini antara lain:
Relevansi Permainan Tradisional dari Kacamata Popular Culture.
Menyorot Teks dan Maksud dalam Karya-Karya Mural.
Mengintip Etnografi dari Sudut Pandang Metode.
Problematika Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah.
Analisis Data dalam Penelitian Kelas.
Menyoal tentang Antonimi.
Inovasi Pembelajaran Puisi Berbasis Cooperative Learning.
Puisi Tradisional Jawa dalam Diktat Terbitan Siswa Sekar Kawedanan Hageng Punakawan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat: Sebuah Kajian Etika.
Novel Ladang Perminus Karya K.H. Ramadhan: Sebuah Kajian Strukturalisme.
Kritik Sastra: Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra.
2. Apresiasi Sastra Indonesia dan Pembelajarannya
Seorang sastrawan setidaknya dapat menggugah para pembacanya supaya lebih banyak menikmati karya sastra, mendorong dalam mengapresiasi dan berkarya, serta mengembangkan intelektualitas, khususnya melalui musikalisasi puisi dan menulis cerita pendek.
Salah satu pertanyaan yang muncul dari permasalahan ini, yaitu “Apakah menikmati dan mengapresiasi sastra merupakan sesuatu yang sulit bagi seseorang? Apakah hal itu memerlukan persiapan khusus?”
Tidak semua orang dapat menikmati karya sastra, bahkan kemungkinan lebih sedikit orang yang benar-benar dapat mengapresiasi sastra secara pantas, menyelami kedalamannya, dan mengambil makna dari bacaannya.
Berbagai permasalahan tersebut dikupas secara komprehensif di dalam buku Apresiasi Sastra Indonesia dan Pembelajarannya ini. Penjelasan terkait apresiasi sastra Indonesia dipaparkan secara jernih, sekaligus mengajak para pembacanya semakin tergugah menyelami khazanah sastra melalui empat hal pokok, yaitu konsep dasar apresiasi, ragam bentuk ekspresi apresiasi, teknik evaluasi, dan industri kreatif puisi dan prosa fiksi.
Buku ini dapat mengubah pembaca yang awalnya kurang menyukai sastra Indonesia menjadi lebih tertantang untuk mengeksplorasinya secara mendalam.
3. Teori Sastra Masa Depan: Tokoh, Konsep, dan Aplikasi
Sastra bagi masyarakat umum biasanya identik dengan suatu karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel. Hal tersebut tentu berbeda dengan para akademisi maupun sastrawan yang memandang sastra sebagai ladang ilmu pengetahuan. Bagi seseorang yang memang menggeluti dunia sastra, kata sastra itu sendiri memiliki arti lebih dari sekadar sebuah karya, yaitu ilmu pengetahuan yang mampu memengaruhi perkembangan peradaban manusia.
Teori Sastra Masa Depan yang disusun oleh Suwardi Endraswara ini adalah buku yang memuat beberapa teori sastra dengan memaparkan setidaknya sebagian dari seluruh biografi kehidupan pencetus teori-teori sastra, mulai dari teori dialektika sastra yang berasal dari pemikiran Socrates, posthumanisme sastra yang digagas oleh Plato, teori interdisipliner sastra yang dipopulerkan oleh Ren Wellek, dan intertekstual sastra yang dipresentasikan oleh Julia Kristeva.
Buku yang dihimpun dari kumpulan tulisan ini rupanya hadir dengan semangat untuk menghadirkan khazanah baru. Buku ini menyajikan teori-teori pengkajian, penelitian, dan pembahasan sastra secara komprehensif sebagai bahan bacaan atau rujukan yang layak menjadi pegangan para akademisi maupun sastrawan di tanah air. Buku setebal 306 halaman ini disusun untuk memudahkan para penggelut sastra maupun akademisi dalam menemukan pembahasan sastra dan menjadikannya rujukan dan pegangan yang layak.
4. Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan sastra sebetulnya sangat dekat dengan keseharian kita. Sudah lama bangsa ini menggunakan bahasa dan sastra sebagai media menyampaikan pesan, pembentukan karakter, hingga menumbuhkan cipta rasa. Oleh sebab itu, apresiasi bahasa dan sastra menjadi penting karena melalui itu seseorang dapat meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak.
Buku ini menyajikan kepada pembaca tentang apresiasi bahasa dan sastra. Buku yang terdiri atas beberapa bab ini materi pembahasannya dibuka dengan pembahasan tentang konsep dasar apresiasi bahasa dan sastra Indonesia. Selanjutnya, dilanjutkan dengan pembahasan ihwal bentuk-bentuk apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.
Pembahasan berikutnya mengenai bentuk sastra Indonesia dan unsur-unsur bentuk sastra. Lalu, disambung dengan pembahasan terkait apresiasi terhadap bentuk-bentuk sastra, dan ditutup dengan pembahasan tentang keterampilan apresiasi bentuk sastra.
Buku ini dapat dibaca oleh para mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas Bahasa dan Sastra. Selain itu, dapat dijadikan buku ajar bagi para dosen dari Fakultas Bahasa dan Sastra. Para pencinta dan penikmat bahasa dan sastra atau masyarakat umum lainnya juga bisa menjadikan buku ini sebagai bahan bacaan untuk mengetahui dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan terkait apresiasi bahasa dan sastra.
FAQ
1. Apa itu artikel opini?
Artikel opini adalah salah satu jenis tulisan yang berisi mengenai gagasan, pendapat, pikiran, dan kritik terhadap permasalahan yang sedang berkembang di dalam masyarakat. Artikel tersebut umumnya ditulis dengan menggunakan bahasa ilmiah populer.
2. Bagaimana cara membuat artikel opini?
- Menentukan ide.
- Buatlah judul opini.
- Buatlah paragraf pembuka.
- Buatlah isi opini.
- Buatlah paragraf penutup.
3. Apa saja ciri-ciri kalimat opini?
- Berbentuk esai.
- Menyuguhkan pendapat pribadi.
- Memakai bahasa yang santun.
- Tidak memakai fakta tepercaya.
- Tidak mempunyai tujuan persuasi.
Sumber
- Junaedi, Dedi; Tutang; Mahladi (2018). Kiat Sukses Menulis di Media: Berita dan Opini. Jakarta: Datakom Lintas Buana.
- Keraf, Gorys (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Purwati, Eka (2021). Menulis Itu Asyik: Kumpulan Karya Esai, Opini, Artikel Ilmiah, dan Artikel Populer Disertai Tip dan Motivasi Menulis. Bogor: Guepedia.
- Suhita, Sri; Purwahida, Rahmah (2018). Apresiasi Sastra Indonesia dan Pembelajarannya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Penulis: Fandy Aprianto.
- Argumen
- Autobiografi
- Biografi Bapak Sejarah Indonesia
- Cerpen
- Ciri Biografi
- Contoh Artikel Opini
- Contoh Cerita Liburan Sekolah Seru di Rumah
- Contoh Cerita Pengalaman Pribadi
- Contoh Cerita Novel
- Contoh Kata Teknis
- Contoh Kalimat Interogatif
- Contoh Kalimat Kompleks
- Contoh Pernyataan Persuasif
- Contoh Puisi Rakyat
- Contoh Memo
- Identitas Buku
- Jenis Karya Sastra
- Kata Kerja Material
- Kata Baku dan Tidak Baku
- Kata Penghubung Argumentatif
- Kalimat Konjungsi Kausalitas
- Kalimat Langsung
- Kalimat Persuasif
- Konjungsi Korelatif
- Majas Simile
- Perbedaan Esai dan Kritik
- Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi
- Prosa
- Resensi Buku Fiksi
- Struktur Teks Editorial
- Syarat Kalimat Efektif
- Tajuk Rencana
- Teks Biografi Pahlawan
- Teks Eksplanasi Bencana Alam
- Teks Eksplanasi Sosial
- Teks Tanggapan
- Teks Editorial
- Tipografi Puisi
- Unsur-Unsur Berita
- Urgensi