Bahasa Jawa Sosial Budaya

Kumpulan Contoh Sekar Kinanthi Beserta Artinya

Written by Fandy

Contoh Sekar Kinanthi —Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia yang digunakan oleh banyak orang, terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Bahasa ini cukup populer dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat setempat.

Akhir-akhir ini, semakin banyak lagu-lagu berbahasa Jawa yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik di daerah Jawa maupun luar Jawa. Fenomena ini membuat bahasa Jawa semakin terdengar akrab di telinga masyarakat luas, bahkan bagi mereka yang tidak menggunakannya sehari-hari.

Selain populer, masyarakat umum juga banyak yang mempelajari mengenai tembang macapat, yang terkenal sarat dengan petuah dalam menjalani kehidupan. Salah satu tembang macapat yang populer adalah Sekar Kinanthi. Sekar Kinanthi merupakan salah satu jenis pupuh sekar macapat yang terdiri atas enam gatra atau baris dan setiap baris terdiri atas delapan suku kata (silabel/wanda), serta memiliki aliterasi guru lagu dan guru wilangan 8u; 8i; 8a; 8i; 8a; 8i, yaitu:

  • Gatra pertama berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir (dong ding) u;
  • Gatra kedua berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir i;
  • Gatra ketiga berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir a;
  • Gatra keempat berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir i;
  • Gatra kelima berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir a;
  • Gatra keenam berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir i.

Jika kalian sedang mencari contoh kumpulan Sekar Kinanthi untuk memenuhi tugas muatan lokal bahasa Jawa, kutiplah pemaparan uraian berikut ini yang diambil dari buku Pengantar Sekar Macapat yang ditulis oleh Karsono (1992) dan Kapustakan Djawi yang ditulis oleh Poerbatjaraka (1952).

Yuk, biar tidak penasaran lagi, langsung simak ulasan tentang kumpulan contoh Sekar Kinanthi berikut ini sampai akhir.

Sing seneng, sing bungah, sing luput, sing tatu, sing nggawé getun, sing nggawé gela, sing nggawé lara, sing nggawé kuciwa. Eluh pisanan sing tiba, nalika jenengmu kasebut ing sapada pepujiku; Gusti.

Yang senang, yang bahagia, yang luput, yang terluka, yang membuat sesal, yang membuat gamang, yang membuat sakit, yang membuat kecewa. Tangis pertama yang jatuh, saat namamu terucap di sebait doaku; Tuhan – Altair Netraphim.

Contoh Sekar Kinanthi

Anak-anak dari Pasinaon Omah Kendheng membawakan macapat dalam acara Festival Cipta Media Ekspresi di Taman Budaya Yogyakarta (Kurnia Yaumil Fajar/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International license).

Pendidikan

Nadyan asor wijilipun
Yen kalakuane becik
Utawa sugih carita
Caraita kang dadi misil
Iku pantes raketana
Darapin mundhak kang budi

Artinya:
Meski lahir dari kalangan orang bawah,
jika kelakuannya baik
dan banyak pengalaman hidup
pengalaman yang bisa jadi pelajaran
itu pantas didekati
harapannya dapat memperbaiki budi pekerti (kita)

Agama

Ayo pada golek ngelmu
Ilmu kuwi nomer siji
Ing donya ben ora rekasa
Aja lali marang Gusti
Ben dinehi kegampangan
Lan dinehi dalan apik

Artinya:
Marilah semuanya mencari ilmu
ilmu adalah yang paling utama
di dunia agar tidak kesusahan
jangan lalai kepada Tuhan yang Maha Esa
agar selalu mendapatkan kemudahan
dan diberi petunjuk yang benar

Lingkungan

Saktenane urip iku
Kudu tinata ing ati
Manawa raga lan alam
Iku butuhake suci
Tembung suci ya kawedhar
Resik alam resik raga

Artinya:
Hakikat hidup itu adalah
harus diterapkan dalam hati
bahwa badan dan alam
membutuhkan kebersihan
kebersihan itu meliputi
bersih alam dan badan

Nasihat

Kinanthi panglipur wuyung
Rerenggane prawan sunthi
Durung pasah doyan nginang
Tapih pinjung tur mantesi
Mendah gene yen diwasa
Bumi langit gonjang-ganjing

Artinya:
Diiringi dengan penghibur cinta
hiasannya perawan kencur
belum bisa makan kinang
mengenakan kain panjang dan pantas
apalagi nanti kalau dewasa
bumi langit akan bergerak

Aku ora pedhot-pedhot anganthi marang kowé kongsi tumeka wekasaning jaman (aku tidak akan putus dalam mencapai-Mu hingga akhir zaman) – Sesanti Mimbar Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salib Putih Salatiga.

Contoh Lain Sekar Kinanti

Contoh 1

Pitik tulak pitik tukung
Tetulake Jabang bayi
Ngedohaken cacing racak
Sarap sawane sumingkir
Si tulak manggung ing ngarso
Si Tukung ngadhangi margi

Punapa ta mirah ingsun
Prihatin waspagung mijil
Tuhu dahat tanpa karya
Sengkang rinemekan gusti
Gelung rinu saksekarnya
Sumawur gambir melati

Contoh 2

Anoman mlumpat sampun
praptêng witing nagasari
mulat mangandhap katingal
wanodyâyu kuru aking
gelung rusak awor kisma
ingkang iga-iga kêksi

Diambil dari: Serat Rama Kawi yang ditulis oleh Kiai Yasadipura.

Contoh 3

Padha gulangen ing kalbu
ing samita amrih lantip
aja pijer mangan nendra
kaprawiran den kaesthi
pesunen sariranira
sudanen dhahar lan guling

Dadia laku niraku
cegah dhahar lawan guling
lawan aja sukan-sukan
anganggoa sawatawis
ala watake wong suka
nyuda prayitnaning batin

Yen wus tinitah wong agung
ywa sira gumunggung dhiri
aja nyelaki wong ala
kang ala laku nireki
nora wurung ajak-ajak
satemah anenulari

Diambil dari: Serat Wulangreh Pupuh Kinanthi yang ditulis oleh karya Pakubuwana IV.

Penutup

Sekar Kinanthi adalah sastra Jawa yang tak ternilai. Sebagai cerminan budaya, identitas, dan nilai-nilai masyarakat Jawa, tembang ini telah membentuk pandangan hidup dan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kehidupan. Kekayaan sastra ini harus terus dijaga dan dilestarikan agar tidak pudar dari ingatan generasi selanjutnya. Melalui Sekar Kinanthi, kita dapat melihat keagungan peradaban Jawa dan belajar dari kebijaksanaan nenek moyang kita.


Itulah artikel terkait “Kumpulan Contoh Sekar Kinanthi” yang dapat kalian gunakan sebagai referensi dan menginspirasi kalian. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rekomendasi Buku dan E-Book terkait Budaya Jawa

1. Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen

Kata-Kata Bijak Bahasa Jawa

Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen sebenarnya bukanlah sebuah agama, meskipun merupakan suatu kepercayaan.

Menurut naskah-naskah kuno kejawen, kejawen terlihat lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan kejawen relatif taat dengan agamanya.

Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran kejawen sendiri, yaitu dikenal dengan “sangkan paraning dumadi”.

Manusia Jawa memang selalu mencoba mencari harmoni antara alam makrokosmos dan mikrokosmos. Cara yang banyak ditempuh adalah melalui “laku” kebatinan atau ritual mistik kejawen, yaitu untuk menemukan rasa sejati dalam penggambaran sukma.

Fenomena mistik kejawen bagi sebagian orang memang masih mengundang tanda tanya. Bagaimana bentuk, teori, dan tata caranya? Adakah bentuk “laku” kebatinan yang lebih fleksibel bagi manusia modern? Bagaimana melakukan reinterpretasi terhadap mitos-mitos dalam mistik kejawen, sehingga bisa diterima oleh akal rasional?

Buku Agama Jawa ini memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang menjadi dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.

Istilah agama Jawa memang sering kali memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa pengekspresiannya bagi banyak orang Jawa dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang cara ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang yang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap di dalam buku ini.

Agama Jawa adalah buku yang ditulis atas dasar penelitian dari Prof. Dr. Suwardi Endraswara selama bertahun-tahun, seorang pengamat dan pencinta budaya Jawa dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu kejawen.

2. Kitab Primbon Jawa Serbaguna Tetap Relevan Sepanjang Masa

Kata-Kata Bijak Bahasa Jawa

https://www.gramedia.com/products/kitab-primbon-jawa-serbaguna-tetap-relevan-sepanjang-masa?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Kitab primbon adalah sekumpulan kearifan lokal supaya seseorang mampu memahami dirinya, sesamanya, dan alam makrokosmos maupun mikrokosmos tempatnya hidup. Selama ratusan tahun, kitab primbon menjadi pedoman sehari-hari bagi orang Jawa untuk mengartikan berbagai fenomena. Kandungan ilmu di dalam primbon Jawa akan membuat kita mengerti sesuatu yang tidak dimengerti oleh orang lain. Ilmu ini terbukti tetap relevan dalam berbagai situasi dan berguna sepanjang masa.

Hal-hal penting yang termuat dalam Kitab Primbon Jawa Serbaguna ini antara lain:

  • Sifat, hari, pasaran, neptu, bulan, dan tahun.
  • Tabiat manusia menurut waktu kelahiran dan ciri fisik (letak tahi lalat, bentuk kepala, bibir, dagu, raut wajah, dan lain-lain).
  • Aneka perhitungan tentang jodoh dan pernikahan, prosesi perkawinan adat Jawa lengkap dengan upacara selamatannya.
  • Pengobatan tradisional untuk anak dan orang tua dari jamu khusus untuk ibu hamil dan menyusui, memperbanyak air susu ibu (ASI), cara semakin dicintai suami, hingga aneka resep tradisional untuk merawat bayi.
  • Makna berbagai firasat dari mimpi, kedutan, hati yang tiba-tiba berdebar-debar, telinga berdenging, dan lain-lain.
  • Arti dari fenomena alam dan lingkungan sekeliling mulai dari gempa bumi, lolongan anjing, perilaku kucing, tikus, kicau burung, datangnya kupu-kupu, terjadinya halilintar, gerhana matahari dan bulan, dan lain-lain.
  • Perhitungan tentang barang bisa ditemukan atau tidak.

3. Menguak Rahasia Ramalan Jayabaya

Kata-Kata Bijak Bahasa Jawa

https://www.gramedia.com/products/menguak-rahasia-ramalan-jayabaya-1?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Era reformasi di Nusantara pasca Orde Baru (Orba) telah diramalkan delapan abad silam oleh Jayabaya. Runtuhnya pemimpin tiran, degradasi kualitas pemimpin, dan situasi chaos telah didetailkan dalam ramalan Jayabaya. Gejolak kurs rupiah, krisis politik, gejala perpecahan bangsa, bahkan bencana gempa bumi, tsunami, dan lumpur Lapindo semuanya termuat di dalam ramalan Jayabaya.

Buku ini mengulas mengenai terkuaknya misteri ramalan Jayabaya pada masa kini, serta mencoba membaca tanda-tanda zaman untuk meneropong masa depan bangsa. Bagaimana nasib Nusantara setelah terjadi krisis multidimensi? Siapakah pemimpin Nusantara setelah zaman Kalabendhu berakhir? Temukan jawabannya di buku ini!

4. Bahaya Ramalan vs Dahsyatnya Nubuat dan Penglihatan

Kata-Kata Bijak Bahasa Jawa

https://www.gramedia.com/products/bahaya-ramalan-vs-dahsyatnya-nubuat-dan-penglihatan?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Rumor kiamat 2012 menjamur di internet, berita, dan buku. Ramalan kiamat suku Maya ini muncul dari sebuah kesalahpahaman tentang kalender perhitungan panjang Maya Kuno. Fakta ini menunjukkan jika banyak orang masih memercayai ramalan di tengah modernitas zaman. Minat ini ditunjukkan dengan larisnya buku-buku ramalan, seperti karya Nostradamus, Jayabaya, dan film-film yang menyatakan mengenai kejadian pada masa depan.

Dampak memercayai ramalan pun sangat besar. Ramalan-ramalan yang menakutkan dapat menimbulkan ketakutan yang luar biasa. Akibatnya, mereka melakukan tindakan yang tidak realistis. Alkitab juga menyatakan tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa depan. Allah yang Maha Tahu menyatakan pernyataan-Nya tentang masa depan melalui nubuat dan penglihatan yang disampaikan-Nya kepada orang-orang pilihan-Nya. Apakah nubuat dan penglihatan itu sama dengan ramalan? Temukan jawabannya di dalam buku ini!

Buku ini mengupas tentang apa, bagaimana, dan siapa yang ada di balik ramalan, nubuat, dan penglihat. Anda akan memahami bahaya besar yang ada di balik ramalan itu. Buku ini menolong Anda untuk tidak memercayai ramalan, tetapi memercayai Tuhan dalam melihat masa depan.

5. Pitutur Wong Jawa: Belajar Bijak Ala Orang Jawa

Kata-Kata Bijak Bahasa Jawa

Dalam budaya Jawa terdapat banyak nasihat atau pitutur yang dapat kita petik hikmahnya. Pitutur ini berasal dari serat-serat (kumpulan nasihat yang dibukukan) seperti Serat Kalatidha, Serat Wulangreh, Serat Centhini, dan banyak lainnya. Secara umum, serat-serat yang diciptakan para pujangga besar seperti R. Ngabehi Ranggawarsita, R. Ngabehi Yasadipura II, dan Sultan Agung ditulis sekitar tahun 1700-an. Lalu, masihkah relevan dengan masa sekarang? Ternyata, banyak pitutur yang diciptakan itu masih bisa diterapkan hingga saat ini, misalnya nasihat tentang ilmu sejati (menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan) hingga menghindari sikap hedonisme dengan menjalankan laku prihatin.

Buku berjudul Pitutur Wong Jawa: Belajar Bijak Ala Orang Jawa ini adalah buku tentang kebudayaan Jawa, khususnya membahas kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terkandung di dalam berbagai serat-serat Jawa tempo dahulu. Selain itu, buku ini adalah sebuah cara untuk mempertahankan budaya Jawa yang adiluhung dan berkarakter.

Buku ini ditulis oleh Asti Musman, seorang penulis yang sudah malang-melintang di dalam kepenulisan budaya Jawa dan seluruh tulisannya dirisetnya sendiri selama berbulan-bulan dari lontar-lontar lama yang masih tersimpan di beberapa perpustakaan Yogyakarta.

FAQ

Apa itu Sekar Kinanthi?

Sekar Kinanthi merupakan salah satu jenis pupuh sekar macapat yang terdiri atas enam gatra atau baris dan setiap baris terdiri atas delapan suku kata (silabel/wanda), serta memiliki aliterasi guru lagu dan guru wilangan 8u; 8i; 8a; 8i; 8a; 8i.

Apa ciri-ciri Sekar Kinanthi?
  • Gatra pertama berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir (dong ding) u;
  • Gatra kedua berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir i;
  • Gatra ketiga berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir a;
  • Gatra keempat berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir i;
  • Gatra kelima berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir a;
  • Gatra keenam berjumlah delapan suku kata dengan huruf vokal terakhir i.

Rujukan

  • Bernard, Arps (1992). Tembang in Two Traditions: Performance and Interpretation of Javanese Literature. London: School of Oriental and African Studies (SOAS).
  • Endraswara, Suwardi (2018). Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen. Yogyakarta: Narasi.
  • Hedi, I.R.; Hinzler (1994). Gita Yuddha Mengwi or Kidung Ndèrèt. A Facsimile Edition of Manuscript Cod. Or. 23.059 in the Library of Leiden University. Leiden: ILDEP/Legatum Warnerianum.
  • Karsono, H. Saputra (1992). Pengantar Sekar Macapat. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
  • Poerbatjaraka (1952). Kapustakan Djawi. Djakarta: Djambatan
  • Purwanti, Lilik (2021). Weton: Penentu Praktik Manajemen Laba. Malang: Penerbit Peneleh.

Penulis: Fandy Aprianto Rohman

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.