Sosiologi

Identitas Sosial: Pengertian, Fungsi, Struktur dan Contohnya!

Written by Laila

Pernah nggak kamu terpikirkan tentang siapa dirimu sebenarnya di tengah-tengah masyarakat? Nah, itu tuh yang disebut dengan identitas sosial! Identitas sosial ini penting banget untuk kita ketahui, karena identitas sosial ini lah yang membuat kita tahu di mana posisi kita dalam kelompok atau lingkungan sosial. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pengertian identitas sosial, fungsinya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana strukturnya terbentuk, hingga contoh-contohnya. Jadi, kalau kamu penasaran tentang seperti apa identitas sosial ini bekerja, yuk, simak pembahasannya di bawah!

 

Pengertian Identitas Sosial

Identitas sosial adalah bagian dari diri seseorang yang terbentuk berdasarkan keterikatan atau afiliasi dengan kelompok sosial tertentu. Identitas ini meliputi aspek-aspek seperti suku, agama, pekerjaan, gender, hobi, bahkan hingga preferensi budaya seperti musik atau olahraga. Dengan kata lain, identitas sosial adalah cara seseorang memandang dirinya sendiri dalam konteks kelompok-kelompok yang ada di sekitarnya. Setiap individu biasanya memiliki beberapa identitas sosial yang bersifat dinamis dan bisa berubah seiring waktu.

Identitas sosial membantu kita memahami siapa kita di tengah-tengah masyarakat dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai dokter mungkin melihat dirinya sebagai bagian dari komunitas medis, sementara di sisi lain dia juga bisa menjadi bagian dari kelompok agama tertentu atau klub olahraga. Identitas sosial ini bisa memengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain di dalam kelompok maupun di luar kelompok kita.

Dalam teori psikologi sosial, identitas sosial ini juga penting karena menjadi dasar bagi pembentukan sikap, perilaku, serta perasaan kebersamaan atau keanggotaan dalam suatu kelompok. Identitas sosial sering kali menjadi fondasi dari rasa kebanggaan atau rasa memiliki terhadap kelompok, yang akhirnya memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka.

Teori identitas sosial mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan orang-orang yang mengkategorikan diri mereka sebagai bagian dari kategori sosial yang sama. Kesamaan ini mereka bangun dengan menginternalisasikan atribut-atribut yang menentukan identitas sosial.

Konsep ini merujuk pada cara individu mengidentifikasi diri mereka sendiri dalam konteks sosial, bagaimana mereka merasa terhubung dengan berbagai kelompok sosial, dan bagaimana identitas ini memengaruhi perilaku dan persepsi mereka terhadap diri mereka sendiri dan orang lain.

Menurut Richard Jenkins (1996), identitas sosial adalah suatu pandangan seseorang tentang siapa dirinya, orang seperti apa mereka, dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain. Identitas tersebut mengacu pada cara-cara di mana individu dan kolektivitasnya dibedakan dalam hubungan sosial dengan individu atau kolektivitas lainnya.

Sementara menurut Michael A. Hogg dan Domonic Abrahams (1988), identitas sosial didefinisikan sebagai pengetahuan individu bahwa ia miliki kelompok sosial tertentu bersama-sama dengan beberapa makna emosional dan nilai dari keanggotaan kelompok.

Dalam hal ini, identitas sosial bukan hanya tentang bagaimana individu melihat diri mereka sendiri, tetapi juga bagaimana mereka dilihat oleh orang lain dalam kelompok sosial yang berbeda.

Sedangkan menurut Taylor dan Moghaddam (1994), identitas sosial merujuk pada identitas individu yang tampil dalam setiap interaksi sosial. Pemaknaan ini merupakan bagian dari konsep diri individu yang terbentuk karena kesadaran individu sebagai anggota suatu kelompok sosial.

Dalam kelompok sosial tersebut mencakup beberapa hal fundamental seperti, nilai-nilai dan emosi-emosi penting yang melekat dalam diri individu sebagai anggotanya. Dengan adanya identitas sosial, suatu individu atau kelompok akan menangkap dan menonjolkan kesamaan intragroup dan perbedaan antara group.

What Is Identity?

 

Fungsi Identitas Sosial

(Sumber foto: pexels.com)

Berikut adalah beberapa fungsi identitas sosial:

1. Membangun Rasa Kebersamaan dan Keanggotaan

Identitas sosial berfungsi untuk membangun rasa kebersamaan atau sense of belonging dalam kelompok tertentu. Ketika seseorang merasa menjadi bagian dari sebuah kelompok, baik itu berdasarkan suku, agama, profesi, atau bahkan hobi, mereka akan merasakan ikatan emosional dengan anggota kelompok lain. Rasa kebersamaan ini membuat individu merasa diterima dan lebih terhubung dengan lingkungannya.

2. Membantu Membedakan Diri dengan Orang Lain

Identitas sosial memungkinkan seseorang membedakan dirinya dari kelompok lain. Ini membantu individu memahami peran, nilai, dan posisinya di masyarakat. Misalnya, dengan menjadi bagian dari kelompok tertentu seperti “guru” atau “pemain sepak bola”, seseorang akan lebih jelas tentang apa yang membedakannya dari orang lain yang memiliki profesi atau minat yang berbeda.

3. Menyediakan Rangka Acuan Sosial

Identitas sosial juga berfungsi sebagai rangka acuan atau pedoman sosial yang membantu individu menavigasi interaksi sosial. Ini memberikan panduan tentang bagaimana seseorang seharusnya bersikap, berpikir, dan bertindak dalam konteks sosial tertentu. Misalnya, sebagai bagian dari identitas sosial sebagai pelajar, seseorang akan mengadopsi sikap dan perilaku yang sesuai dengan peran sebagai pelajar, seperti belajar, menghadiri kelas, dan berinteraksi dengan guru.

4. Meningkatkan Harga Diri dan Kebanggaan

Memiliki identitas sosial yang positif sering kali meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan individu. Ketika seseorang merasa bahwa kelompok yang ia ikuti memiliki prestise atau dihargai oleh masyarakat, hal ini dapat memperkuat harga dirinya. Sebagai contoh, menjadi bagian dari komunitas yang dikenal karena prestasinya di bidang tertentu dapat memberikan rasa kebanggaan dan keyakinan diri bagi anggotanya.

5. Mengatur Hubungan Sosial dan Perilaku Antar Kelompok

Identitas sosial memainkan peran penting dalam mengatur bagaimana individu berhubungan dengan kelompok lain. Dengan identitas sosial, seseorang cenderung lebih mudah berinteraksi dengan orang yang memiliki identitas serupa, namun juga bisa membentuk sikap dan perilaku terhadap kelompok yang berbeda. Dalam konteks ini, identitas sosial juga bisa menjadi dasar solidaritas atau bahkan persaingan antar kelompok.

6. Membantu dalam Pengambilan Keputusan dan Sikap

Identitas sosial memberikan pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan dan pembentukan sikap. Identitas sebagai anggota kelompok tertentu bisa memengaruhi cara berpikir seseorang, terutama dalam memilih sikap atau tindakan yang sejalan dengan nilai-nilai kelompoknya. Misalnya, dalam komunitas lingkungan, seorang individu mungkin lebih memilih gaya hidup ramah lingkungan karena identitasnya sebagai aktivis lingkungan.

Identitas: Tuntutan Atas Martabat&Politik Kebencian

 

Struktur Identitas Sosial

Struktur identitas sosial terdiri dari beberapa elemen penting yang membentuk bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dalam konteks sosial. Setiap elemen ini saling berkaitan dan berkontribusi dalam membangun identitas sosial seseorang. Berikut adalah struktur dasar dari identitas sosial:

1. Klasifikasi Kelompok

Identitas sosial dimulai dengan pengelompokan diri dalam kategori tertentu, seperti suku, agama, ras, gender, profesi, atau status sosial. Proses ini disebut dengan social categorization, di mana seseorang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari kelompok tertentu berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Misalnya, seseorang mungkin mengidentifikasi dirinya sebagai seorang “muslim”, “dokter”, atau “perempuan”.

2. Identifikasi Diri dalam Kelompok

Setelah mengklasifikasikan dirinya dalam kelompok tertentu, seseorang akan mulai menginternalisasi karakteristik dan nilai-nilai kelompok tersebut. Ini disebut dengan social identification, di mana seseorang mulai merasakan bahwa identitas kelompok menjadi bagian dari dirinya. Proses ini mencakup penerimaan norma, nilai, dan perilaku yang sesuai dengan kelompok tersebut. Misalnya, seseorang yang mengidentifikasi diri sebagai “dokter” mungkin akan mulai mengadopsi perilaku, etika, dan cara berpikir seorang dokter.

3. Pembandingan Antar Kelompok (Social Comparison)

Setelah seseorang merasa menjadi bagian dari kelompok, tahap berikutnya adalah membandingkan kelompoknya dengan kelompok lain. Social comparison adalah proses di mana individu mengevaluasi kelompoknya sendiri dengan membandingkan dengan kelompok lain. Hal ini sering kali menghasilkan perasaan superioritas, solidaritas, atau bahkan persaingan dengan kelompok lain. Misalnya, seorang penggemar klub sepak bola tertentu mungkin merasa klubnya lebih unggul dibandingkan dengan klub lawan.

4. Norma dan Nilai Kelompok

Setiap kelompok sosial memiliki norma dan nilai yang berbeda-beda, dan norma ini adalah bagian dari struktur identitas sosial. Norma adalah aturan tidak tertulis yang mengatur bagaimana anggota kelompok seharusnya berperilaku. Nilai adalah keyakinan atau prinsip yang dianggap penting oleh kelompok. Norma dan nilai ini memengaruhi perilaku anggota kelompok dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain serta dengan orang di luar kelompok. Sebagai contoh, dalam kelompok profesi seperti dokter, nilai seperti etika kerja dan dedikasi untuk merawat pasien menjadi norma yang diikuti oleh setiap anggotanya.

5. Peran dalam Kelompok

Identitas sosial juga mencakup peran yang dipegang oleh seseorang dalam kelompoknya. Peran ini bisa sangat beragam, tergantung pada posisi individu dalam kelompok tersebut. Peran bisa berupa kepemimpinan, keanggotaan biasa, atau bahkan posisi khusus yang memberi tanggung jawab tertentu. Misalnya, dalam sebuah tim kerja, seseorang mungkin memiliki peran sebagai pemimpin proyek, sementara yang lain adalah anggota tim yang menjalankan tugas tertentu. Peran ini memperjelas bagaimana seseorang berfungsi dalam kelompoknya.

6. Perasaan Emosional dan Kebanggaan Kolektif

Bagian penting lain dari struktur identitas sosial adalah keterikatan emosional terhadap kelompok. Individu cenderung merasakan kebanggaan, kepuasan, atau bahkan kecintaan terhadap kelompok mereka. Perasaan emosional ini bisa sangat kuat dan menjadi motivasi utama dalam mempertahankan identitas kelompok serta memperjuangkan nilai-nilai kelompok. Sebagai contoh, seorang anggota komunitas budaya mungkin merasa sangat bangga dengan tradisi yang dipegang oleh kelompoknya dan akan terus mempertahankan serta mempromosikannya kepada generasi selanjutnya.

 

Struktur Identitas Sosial Menurut Para Ahli

Berikut adalah struktur identitas sosial menurut para ahli:

1. Dimensi Identitas Sosial

Menurut Baron (2005), terdapat empat dimensi atau aspek yang mengkonseptualisasikan identitas sosial, yaitu:

  • Persepsi dalam konteks antar kelompok

Individu memandang dirinya sebagai anggota dari kelompok tertentu dan membedakan diri dengan kelompok lain.

  • Evaluasi diri

Individu mengevaluasi kelompoknya secara positif atau negatif, yang memengaruhi harga diri mereka.

  • Emosi

Individu memiliki ikatan emosional dengan kelompoknya, yang dapat berupa perasaan cinta, benci, bangga, malu, dan lain-lain.

  • Signifikansi personal

Individu merasa bahwa keanggotaan dalam kelompok tersebut penting bagi dirinya.

2. Komponen Identitas Sosial

Menurut Tajfel (1978), identitas sosial terdiri dari tiga komponen utama:

  • Kognitif

Pengetahuan individu bahwa ia menjadi bagian dari kelompok tertentu.

  • Evaluatif

Penilaian individu terhadap keanggotaan kelompoknya, baik positif maupun negatif.

  • Emosional

Ikatan emosional yang dimiliki individu dengan kelompoknya.

3. Pembentukan Identitas Sosial

Identitas sosial terbentuk melalui proses sosial yang melibatkan perbandingan antara kelompok sendiri dengan kelompok lain. Menurut Jenkins (2008), ada dua proses utama dalam pembentukan identitas sosial:

  • Identifikasi eksternal

Proses di mana orang lain mengidentifikasi dan mengkategorikan individu sebagai bagian dari kelompok tertentu.

  • Identifikasi internal

Proses di mana individu mengidentifikasi dirinya sendiri sebagai anggota kelompok tertentu.

Politik Identitas: Dalam Perspektif Al-Qur`An dan Teori Modern

 

Contoh Identitas Sosial

(Sumber foto: pexels.com)

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang identitas sosial, berikut adalah beberapa contoh bagaimana identitas sosial dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari:

1. Identitas Sosial Berdasarkan Profesi

Misalkan seorang individu bekerja sebagai seorang guru. Identitas sosialnya akan mencakup aspek-aspek seperti peran sebagai pendidik, nilai-nilai yang dipegang dalam profesi pendidikan, serta norma-norma yang berlaku di lingkungan pendidikan. Ia mungkin terlibat dalam kegiatan terkait pendidikan, seperti pelatihan guru atau seminar pendidikan. Identitas sosial ini memengaruhi cara berpikir dan bertindak dalam konteks pekerjaan dan interaksi dengan kolega serta siswa.

2. Identitas Sosial Berdasarkan Suku atau Etnis

Seorang individu yang berasal dari suku Batak di Indonesia mungkin memiliki identitas sosial yang kuat terkait dengan adat istiadat, bahasa, dan tradisi suku tersebut. Identitas sosial ini mencakup perayaan adat, ritual, serta norma-norma budaya yang diwariskan turun-temurun. Individu ini mungkin juga merasa memiliki keterikatan emosional dan kebanggaan terhadap budaya Batak serta aktif dalam komunitas yang mempromosikan kebudayaan tersebut.

3. Identitas Sosial Berdasarkan Agama

Seorang individu yang memeluk agama Islam akan memiliki identitas sosial yang terkait dengan praktik keagamaan seperti shalat, puasa, dan mengikuti ajaran agama Islam. Identitas sosial ini juga mencakup keterlibatan dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian atau kegiatan sosial di masjid. Peran dan tanggung jawab dalam komunitas Muslim akan memengaruhi cara individu ini berinteraksi dengan orang lain serta keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari.

4. Identitas Sosial Berdasarkan Gender

Seorang wanita yang aktif dalam gerakan feminisme mungkin memiliki identitas sosial yang kuat terkait dengan advokasi kesetaraan gender. Identitas sosial ini dapat melibatkan partisipasi dalam kampanye hak-hak wanita, diskusi tentang isu gender, dan upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan. Identitas ini memengaruhi bagaimana individu ini melihat perannya dalam masyarakat serta cara berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang gender.

5. Identitas Sosial Berdasarkan Minat dan Hobi

Seseorang yang sangat menyukai olahraga sepak bola mungkin memiliki identitas sosial yang terkait dengan komunitas penggemar sepak bola. Identitas ini mencakup partisipasi dalam klub sepak bola, kehadiran di pertandingan, serta diskusi tentang pemain dan strategi sepak bola. Identitas sosial ini memberi rasa kebersamaan dengan sesama penggemar dan memengaruhi cara individu ini menghabiskan waktu luangnya serta memilih aktivitas sosial.

6. Identitas Sosial Berdasarkan Status Sosial atau Ekonomi

Seorang individu yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi menengah ke atas mungkin memiliki identitas sosial yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang lebih eksklusif atau kegiatan komunitas tertentu. Identitas sosial ini mencakup cara berpakaian, gaya hidup, serta jenis aktivitas sosial yang sering diikuti. Keterlibatan dalam kelompok sosial tertentu bisa memengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang-orang dari berbagai lapisan sosial.

 

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa identitas sosial bisa sangat beragam dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti profesi, budaya, agama, gender, minat, dan status sosial. Setiap individu mungkin memiliki beberapa identitas sosial yang berbeda dan saling berinteraksi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, identitas sosial memainkan peran penting dalam membentuk bagaimana individu berinteraksi dan dipersepsikan dalam masyarakat. Melalui pengertian, fungsi, dan struktur yang telah dibahas, kita dapat memahami bahwa identitas sosial tidak hanya memengaruhi perilaku individu, tetapi juga membentuk dinamika kelompok dan komunitas. Dengan mengenali dan menghargai berbagai identitas sosial, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis, di mana keberagaman menjadi kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial kita. Grameds, kamu bisa mempelajari lebih banyak terkait identitas sosial melalui kumpulan buku yang tersedia di Gramedia.com.

About the author

Laila