Sosial Budaya

Warisan Budaya Tak Benda: Pengertian, Jenis, dan Contohnya di Indonesia!

Written by Laila

Ketika berbicara soal warisan budaya, mungkin kamu langsung terpikir tentang bangunan atau benda-benda kuno. Namun, tahukah kamu kalau warisan budaya tak hanya berupa benda fisik? Ada yang disebut warisan budaya tak benda yang mencakup tradisi, adat, hingga kesenian yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, jenis-jenis, serta contoh warisan budaya tak benda di Indonesia yang pastinya bikin kamu semakin bangga dengan kekayaan budaya kita!

 

Pengertian Warisan Budaya Tak Benda

Warisan budaya tak benda adalah segala bentuk praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, serta alat, benda, artefak, dan ruang budaya terkait yang dianggap sebagai bagian dari warisan budaya suatu komunitas. Berbeda dengan warisan budaya benda seperti bangunan atau peninggalan fisik lainnya, warisan budaya tak benda lebih berfokus pada aspek-aspek non-materil yang hidup dalam masyarakat. Contohnya meliputi tradisi lisan, seni pertunjukan, ritual, adat istiadat, hingga keahlian kerajinan tangan yang diwariskan secara turun-temurun. Warisan budaya ini sangat penting karena merepresentasikan identitas, nilai, dan keunikan dari suatu kelompok masyarakat, serta mencerminkan sejarah panjang yang membentuk kehidupan sosial budaya suatu daerah.

 

Jenis-jenis Warisan Budaya Tak Benda

(Sumber foto: kompas.com)

Jenis-jenis warisan budaya tak benda sangat beragam dan mencakup berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Berikut adalah beberapa jenis utama warisan budaya tak benda yang diakui:

1. Tradisi dan Ekspresi Lisan

Jenis ini mencakup bahasa, cerita rakyat, dongeng, legenda, dan puisi yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Bahasa menjadi salah satu penopang penting dalam melestarikan identitas budaya suatu masyarakat.

2. Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan meliputi berbagai jenis tarian, musik, drama, dan teater yang menjadi ciri khas dari suatu daerah. Contoh di Indonesia termasuk wayang kulit, tari Saman, dan gamelan.

3. Adat Istiadat, Ritual, dan Perayaan

Adat dan ritual sering kali mencerminkan kepercayaan, nilai, dan norma masyarakat. Upacara adat pernikahan, kelahiran, kematian, hingga ritual keagamaan seperti upacara Ngaben di Bali adalah contoh dari jenis warisan budaya ini.

4. Pengetahuan dan Praktik tentang Alam dan Semesta

Jenis ini mencakup berbagai pengetahuan tradisional masyarakat tentang cara berinteraksi dengan alam, seperti sistem pertanian, pengobatan tradisional, dan teknik ramah lingkungan. Salah satu contohnya adalah sistem Subak di Bali.

5. Keahlian Tradisional

Keahlian tradisional termasuk keterampilan membuat kerajinan tangan seperti batik, tenun, ukiran kayu, dan perhiasan. Keahlian ini biasanya diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga atau komunitas tertentu dan menjadi identitas khas suatu daerah.

Jenis-jenis warisan budaya tak benda ini tidak hanya mewakili kekayaan budaya lokal, tetapi juga menjadi bagian penting dari jati diri nasional yang perlu dilestarikan dan dijaga.

 

Membangun Nasionalisme Melalui Bahasa dan Budaya

Kontak-kontak kebudayaan dalam lintasan geohistoris sebelumnya telah memungkinkan adanya bangunan kesepahaman bersama pentingnya pembentukan negara bangsa. Kesepahaman ini disempurnakan bentuknya oleh kelompok cerdik cendekiawan, dan dimodifikasi dalam wajah kekinian seiring tantangan globalisasi yang menyeruak masuk dalam berbagai lini kehidupan warga negaranya.

Membangun Nasionalisme Bahasa dan Budaya adalah sebuah buku penuh data lapangan dan analisis mendalam atas khazanah kekayaan bangsa. Ikatan kebangsaan sesungguhnya tersusun dari ikatan primordialisme berbagai kelompok etnik, bahasa, budaya dan agama yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara tergambar jelas pada kasus masyarakat Aceh, Dayak di Kalimantan Barat, Tetun dan Malaka di Nusa Tenggara Timur, dan relasi etnik di wilayah Papua dan Papua Nugini.

Atas dasar kenyataan itu, maka perlu pernikiran ulang kontekstualisasi nasionalisme Indonesia dan nilai-nilai kearifan lokal. Pemikiran ini bisa ditindaklanjuti melalui pembangunan karakter berbasis nilai-nilai budaya daerah. Tujuannya adalah untuk menemukan kembali nilai-nilai kearifan lokal sebagai sumber daya untuk menumbuhkan nasionalisme bangsa Indonesia. Hal ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi seluruh bangsa, agar lebih mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Agar terwujud kemaslahatan bersama.

 

Contoh Warisan Budaya Tak Benda di Indonesia

Indonesia memiliki banyak warisan budaya tak benda yang diakui secara nasional maupun internasional. Berikut beberapa contohnya:

  • Wayang Kulit

Wayang kulit adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa. Pertunjukan ini menggunakan boneka kulit yang dimainkan di balik layar, menampilkan kisah-kisah epik seperti Mahabharata dan Ramayana. UNESCO mengakui wayang kulit sebagai salah satu warisan budaya dunia pada tahun 2003.

  • Batik

Batik adalah seni menggambar motif pada kain dengan menggunakan lilin dan pewarna alami. Batik memiliki beragam motif yang mencerminkan budaya lokal, seperti batik parang dari Yogyakarta atau batik megamendung dari Cirebon. Batik diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2009.

  • Tari Saman

Tari Saman berasal dari suku Gayo di Aceh dan biasanya dilakukan oleh sekelompok pria dengan gerakan tangan yang cepat dan harmonis, sambil melantunkan syair-syair yang berisi nasihat. Tari ini menjadi simbol solidaritas dan kebersamaan masyarakat Aceh. Pada tahun 2011, Tari Saman juga masuk daftar UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

  • Pencak Silat

Pencak silat adalah seni bela diri tradisional yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Selain sebagai olahraga, pencak silat juga mengandung nilai-nilai spiritual, filosofis, dan budaya yang kuat. Pada 2019, pencak silat diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

  • Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Alat musik ini harus digoyang hingga mengeluarkan nada tertentu. Angklung telah diakui sebagai warisan budaya dunia sejak tahun 2010 oleh UNESCO. Untuk menjaga kelestariannya, terdapat museum angklung yang bernama Saung Angklung Udjo di Bandung.

  • Kapal Pinisi

Kapal pinisi adalah kapal layar tradisional milik suku Bugis di Sulawesi Selatan. Kapal ini telah diakui sebagai warisan budaya tak benda yang asal Indonesia oleh UNESCO. Kapal pinisi memiliki sejarah yang panjang dan merupakan contoh kebudayaan nautika yang unik.

  • Gamelan

Gamelan adalah alat musik tradisional Indonesia yang terdiri dari berbagai jenis instrumen. Alat musik ini digunakan dalam berbagai acara tradisional dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia sejak tahun 2012 oleh UNESCO.

  • Tiga Genre Tari Tradisional Bali

Tiga genre tari tradisional Bali, yaitu Barong, Legong, dan Kecak, telah diakui sebagai warisan budaya dunia sejak tahun 2015 oleh UNESCO. Tarian-tarian ini memiliki nilai-nilai spiritual dan budaya yang sangat tinggi.

Warisan-warisan budaya tak benda ini tidak hanya menggambarkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga berperan penting dalam menjaga identitas dan kebanggaan nasional di tengah arus globalisasi.

 

Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber

Perkembangan dan pertumbuhan internet sekarang ini telah berhasil mengubah wajah dunia, dengan banyaknya hal yang berubah. Berbagai macam hal yang sebelumnya terbatasi oleh kondisi dan medan geografis, saat ini secara perlahan sudah mulai mengabur, dan menjadikan pertukaran informasi bisa dilakukan terus-menerus sepanjang waktu. Namun, di sisi lain tetap saja ada sisi negatifnya, di mana kondisi juga akan semakin mengaburkan batas antarbudaya serta mengubah cara berkomunikasi antarbudaya, sampai secara langsung maupun tidak langsung menghadirkan percampuran budaya.

Jika dilihat dari perspektif komunikasi antarbudaya, buku ini mencoba untuk menghadirkan bahasan yang lebih komprehensif, seperti bagaimana budaya termediasi di internet. Di dalamnya juga dapat ditemukan analisis mendalam terhadap fenomena siber dan pengaruhnya terhadap kebudayaan dan konsep komunikasi antarbudaya.

 

Manfaat Warisan Tak Benda untuk Negara

(Sumber foto: kompas.com)

Berikut adalah manfaat warisan tak benda untuk negara:

1. Memperkuat Identitas Nasional

Warisan budaya tak benda seperti tradisi, adat istiadat, tarian, musik, dan bahasa daerah, memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional suatu negara. Dengan melestarikan warisan budaya ini, sebuah negara dapat menunjukkan jati diri yang kuat dan berbeda dari negara lain, sekaligus memperkuat rasa persatuan di antara warganya.

2. Meningkatkan Pariwisata

Banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia tertarik mengunjungi negara yang kaya akan budaya. Warisan tak benda seperti tarian tradisional, upacara adat, atau festival budaya sering menjadi daya tarik tersendiri bagi turis. Ini membuka peluang ekonomi melalui sektor pariwisata, yang secara langsung meningkatkan pendapatan negara.

3. Pelestarian Nilai dan Norma Luhur

Warisan tak benda membawa nilai-nilai yang diajarkan secara turun-temurun, seperti rasa hormat, gotong royong, dan solidaritas. Dengan melestarikan warisan budaya, negara ikut menjaga norma-norma luhur yang membentuk karakter masyarakatnya, menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan beretika.

4. Meningkatkan Kehidupan Sosial dan Budaya

Warisan budaya tak benda berkontribusi pada kekayaan kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Kegiatan seperti upacara adat, festival, dan pertunjukan seni tidak hanya menjaga kebudayaan, tetapi juga menjadi ajang mempererat hubungan sosial di antara warga, menciptakan solidaritas, dan rasa kebersamaan.

5. Mendukung Pendidikan dan Pembelajaran

Warisan budaya tak benda memberikan materi yang kaya untuk pendidikan dan pembelajaran. Dengan mempelajari warisan budaya, generasi muda bisa memahami sejarah, tradisi, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Ini membantu mereka membentuk identitas budaya dan memperkuat rasa bangga akan warisan leluhur.

6. Menambah Kekayaan Warisan Dunia

Warisan budaya tak benda yang diakui dunia, seperti melalui UNESCO, menambah daftar kekayaan global yang dimiliki suatu negara. Pengakuan ini membawa reputasi baik dan prestise internasional, sekaligus memperkuat posisi negara tersebut di kancah budaya global.

Dengan begitu banyak keuntungan yang bisa didapat dari memiliki dan melestarikan warisan budaya tak benda, sangat penting bagi kita semua untuk tetap menjaga, merawat, dan meneruskan warisan budaya ini ke generasi selanjutnya.

Budaya Pop: Komunikasi dan Masyarakat

Budaya Pop: Komunikasi dan Masyarakat adalah hasil dari Konferensi Nasional Komunikasi Humanis (KNKH) 2022, yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara pada 17–18 Desember 2022.

Tema KNKH 2022 adalah “Budaya Pop, Komunikasi, dan Masyarakat”. Tema ini dipilih untuk mengeksplorasi fenomena kekuatan media sosial dalam membentuk trending topic—topik-topik hangat yang dibicarakan masyarakat. Fenomena ini akhirnya melahirkan berbagai budaya baru yang dikemas oleh media untuk konsumsi massa dan menjadi budaya populer.

Buku ini membahas fenomena tersebut dari perspektif akademis, terutama dalam konteks ilmu komunikasi, dengan ruang lingkup meliputi: Budaya Pop dan Media Digital, Budaya Pop dan Media Massa, Budaya Pop dan Etika Komunikasi, Budaya Pop dan Komunikasi Bisnis, dan Budaya Pop dan Komunikasi Politik.

Dalam buku ini, pengamatan dan refleksi ilmiah dari para dosen dan peneliti dari berbagai universitas dikelompokkan dalam tiga gugus tema: Budaya Pop dan Media,  Budaya Pop dan Komunikasi Bisnis, serta Budaya Pop dan Etika.

Buku ini memberikan manfaat sebagai masukan akademis dalam bidang ilmu komunikasi dan menjadi kajian penting bagi dosen, mahasiswa, peneliti, dan praktisi media.

 

Kesimpulan

Sebagai bangsa yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki banyak warisan budaya tak benda yang patut kita jaga dan lestarikan. Setiap warisan budaya ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga mencerminkan jati diri dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan memahami dan melestarikan warisan budaya tak benda, kamu turut berperan dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia agar tetap hidup dan dikenal dunia. Jadi, yuk, bersama-sama lestarikan warisan budaya kita! Grameds, kamu bisa ikut melestarikan warisan budaya Indonesia melalui kumpulan buku sosial budaya yang tersedia di Gramedia.com.

About the author

Laila