Business Ekonomi

Contoh Target Penjualan: Pengertian, Jenis, dan Cara Menentukannya!

Written by Adila V M

Contoh Target Penjualan – Apakah kamu familiar dengan istilah target penjualan? Dalam dunia bisnis, target penjualan memegang peranan penting sebagai panduan untuk mencapai keberhasilan. Tanpa adanya target yang jelas, tim penjualan bisa kehilangan arah dan tidak tahu harus fokus ke mana. Karena itu, memiliki target yang terstruktur sangatlah krusial.

Di artikel ini, kita akan mengupas tuntas tentang pengertian target penjualan, berbagai jenisnya, serta langkah-langkah untuk menentukan target yang tepat. Dengan memahami konsep ini, kamu bisa menyusun strategi penjualan yang lebih terarah, efektif, dan tentunya meningkatkan peluang kesuksesan. Jadi, jangan lewatkan pembahasannya, ya!

Pengertian Target Penjualan

Target penjualan adalah angka atau tujuan spesifik yang ditetapkan oleh perusahaan atau tim penjualan untuk dicapai dalam periode waktu tertentu. Biasanya, target ini berhubungan langsung dengan jumlah produk yang harus dijual, pendapatan yang ingin dicapai, atau jumlah pelanggan baru yang harus didapatkan. Menetapkan target penjualan yang jelas sangat penting untuk memberikan arah yang jelas bagi tim penjualan dan memastikan bahwa setiap usaha yang dilakukan terfokus pada pencapaian tujuan tersebut.

sumber: pexels/Lukas

Target penjualan bisa dibuat dengan berbagai ukuran, mulai dari jumlah unit yang terjual, nilai transaksi, hingga tingkat pertumbuhan penjualan. Tujuan utama dari penetapan target penjualan adalah untuk memberikan motivasi bagi tim dan memberikan gambaran tentang apa yang harus dicapai. Selain itu, target ini juga membantu perusahaan untuk memantau kinerja penjualan secara teratur dan melakukan evaluasi agar strategi yang diterapkan tetap efektif.

Secara umum, target penjualan berfungsi sebagai panduan dalam merencanakan strategi bisnis. Jika target penjualan tercapai, itu menunjukkan bahwa perusahaan berada di jalur yang benar dalam hal produk, harga, serta strategi pemasaran dan penjualannya. Sebaliknya, jika target tidak tercapai, maka perusahaan perlu mengevaluasi pendekatan yang digunakan dan mencari solusi untuk meningkatkan hasil penjualannya.

Jenis-Jenis Target Penjualan

Menetapkan target penjualan bukan hanya soal menentukan angka yang ingin dicapai, tetapi juga tentang memilih jenis target yang sesuai dengan tujuan perusahaan dan strategi yang diterapkan. Ada berbagai jenis target penjualan yang bisa diterapkan, dan setiap jenis memiliki kegunaan serta pendekatan yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa jenis target penjualan yang umum digunakan oleh perusahaan:

1. Target Volume Penjualan

Jenis target penjualan ini berfokus pada jumlah unit yang harus dijual dalam periode tertentu. Misalnya, perusahaan menetapkan target untuk menjual 1.000 unit produk dalam sebulan. Target ini cocok untuk bisnis yang memiliki produk dengan harga terjangkau dan volume penjualan yang tinggi. Target volume penjualan dapat digunakan untuk memantau kinerja tim penjualan berdasarkan kuantitas barang yang terjual, bukan nilai transaksi.

2. Target Pendapatan

Target pendapatan berkaitan langsung dengan total uang yang dihasilkan dari penjualan dalam periode tertentu. Jenis target ini lebih menekankan pada hasil keuangan yang dihasilkan, seperti mencapai pendapatan sebesar Rp1.000.000.000 dalam tiga bulan. Ini adalah jenis target yang cocok untuk bisnis dengan produk premium atau layanan yang memiliki nilai transaksi tinggi. Target ini membantu perusahaan fokus pada peningkatan kualitas penjualan dan harga jual produk.

3. Target Pasar Baru

Target ini ditujukan untuk memperoleh pelanggan atau pasar baru. Misalnya, perusahaan berfokus untuk mendapatkan 100 pelanggan baru dalam satu bulan. Jenis target ini sangat berguna bagi perusahaan yang ingin memperluas jangkauan pasar atau masuk ke pasar yang belum terjamah. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan produk kepada audiens baru dan meningkatkan basis pelanggan.

4. Target Tingkat Konversi

Tingkat konversi mengacu pada rasio antara jumlah prospek atau calon pelanggan yang berhasil diubah menjadi pelanggan yang benar-benar membeli produk. Misalnya, perusahaan menetapkan target untuk meningkatkan tingkat konversi penjualan dari 10% menjadi 15%. Jenis target ini berfokus pada efektivitas dan efisiensi proses penjualan, serta kemampuan tim dalam meyakinkan calon pelanggan untuk melakukan pembelian.

5. Target Pengembangan Produk

Dalam jenis target ini, fokusnya adalah pada penjualan produk baru atau pengembangan variasi produk. Misalnya, sebuah perusahaan ingin menjual 500 unit dari produk baru yang baru diluncurkan selama 6 bulan pertama. Jenis target ini sangat cocok bagi perusahaan yang memperkenalkan produk baru ke pasar dan ingin memastikan produk tersebut mendapatkan sambutan positif serta memenuhi target penjualan yang sudah ditetapkan.

6. Target Retensi Pelanggan

Berbeda dengan target yang berfokus pada akuisisi pelanggan baru, target retensi pelanggan berfokus pada menjaga pelanggan yang sudah ada agar tetap membeli produk secara berulang. Contohnya, perusahaan ingin mencapai tingkat retensi pelanggan sebesar 80% dalam satu tahun. Jenis target ini penting untuk bisnis yang mengandalkan loyalitas pelanggan dan pembelian berulang, seperti bisnis langganan atau produk yang digunakan dalam jangka panjang.

7. Target Aktivitas Penjualan

Jenis target ini mengacu pada pencapaian aktivitas atau langkah-langkah tertentu dalam proses penjualan, bukan hanya hasil akhirnya. Misalnya, target untuk melakukan 50 panggilan penjualan atau 20 pertemuan dengan calon pelanggan setiap minggu. Meskipun tidak langsung mengarah pada hasil penjualan, jenis target ini sangat berguna untuk memotivasi tim penjualan dan memastikan mereka tetap produktif dalam melakukan aktivitas yang dapat mendatangkan hasil.

The Sales Book: Cara Mendorong Penjualan dan Mengelola Tim Sales untuk Mencapai Hasil Terbaik

Cara Menentukan Target Penjualan yang Efektif

Agar target penjualan bisa memberikan hasil yang optimal, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Berikut adalah cara-cara yang bisa membantu kamu menentukan target penjualan yang efektif:

1. Kenali Kondisi Pasar dan Tren Penjualan

Sebelum menetapkan target penjualan, penting untuk memahami kondisi pasar dan tren penjualan yang sedang berlangsung. Ini termasuk mempelajari data penjualan dari periode sebelumnya, mengidentifikasi pola pembelian pelanggan, serta memperhatikan persaingan di pasar. Dengan informasi ini, kamu bisa menentukan target yang lebih realistis dan menyesuaikan strategi penjualan dengan permintaan pasar yang ada.

2. Tentukan Tujuan Bisnis yang Jelas

Target penjualan harus sejalan dengan tujuan bisnis jangka panjang dan jangka pendek perusahaan. Misalnya, apakah tujuan utama perusahaan saat ini adalah meningkatkan volume penjualan, memperkenalkan produk baru, atau memperluas pasar? Dengan memahami tujuan ini, kamu bisa menetapkan target penjualan yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Pastikan tujuan tersebut spesifik, terukur, dan memiliki waktu yang jelas (SMART: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).

3. Gunakan Data dan Analisis

Menggunakan data yang ada sangat penting dalam penentuan target penjualan. Data historis, seperti performa penjualan dari tahun sebelumnya, bisa menjadi acuan yang kuat dalam menetapkan target yang realistis. Selain itu, analisis tren musiman dan perilaku konsumen juga bisa memberikan gambaran tentang waktu-waktu terbaik untuk menetapkan target penjualan. Semakin akurat data yang digunakan, semakin besar peluang untuk menetapkan target yang berhasil.

4. Tentukan Target Berdasarkan Kapasitas Tim Penjualan

Target penjualan yang efektif harus disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas tim penjualan yang ada. Jangan terlalu memberatkan tim dengan target yang terlalu tinggi, karena hal ini bisa menyebabkan stres dan demotivasi. Sebaliknya, target yang terlalu rendah juga bisa membuat tim tidak termotivasi untuk berusaha maksimal. Perhitungkan jumlah anggota tim, kemampuan individu, serta sumber daya yang tersedia untuk mencapai target yang realistis dan menantang.

5. Pertimbangkan Faktor Eksternal

Faktor eksternal seperti perubahan ekonomi, kebijakan pemerintah, atau bahkan kondisi cuaca bisa mempengaruhi penjualan. Misalnya, pada masa resesi, mungkin sulit untuk menetapkan target yang sama dengan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan kebijakan pemerintah yang mengatur harga atau distribusi produk. Pastikan kamu selalu mempertimbangkan faktor eksternal ini saat menentukan target penjualan agar lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi.

6. Tetapkan Target yang Tersusun Secara Bertahap

Agar target penjualan lebih mudah dicapai, pecah target besar menjadi beberapa sasaran yang lebih kecil dan terukur. Misalnya, jika target tahunan adalah mencapai Rp10.000.000.000 dalam pendapatan, bagi target tersebut menjadi sasaran bulanan atau kuartalan yang lebih mudah dicapai. Pendekatan ini membuat tim penjualan lebih fokus dan termotivasi karena mereka bisa melihat pencapaian secara bertahap.

7. Jadikan Target Fleksibel

Situasi bisa berubah dengan cepat, dan fleksibilitas dalam target penjualan sangat penting. Jika terjadi perubahan signifikan dalam pasar atau kondisi internal perusahaan, target penjualan mungkin perlu disesuaikan. Selalu lakukan evaluasi secara berkala dan, jika diperlukan, ubah target untuk menyesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Ini akan membantu perusahaan tetap berada di jalur yang benar dan menghindari frustrasi akibat target yang tidak realistis.

8. Libatkan Tim dalam Penetapan Target

Melibatkan tim penjualan dalam penetapan target juga sangat penting. Ketika tim merasa memiliki andil dalam menentukan target, mereka akan lebih berkomitmen dan termotivasi untuk mencapainya. Diskusikan bersama mereka tentang apa yang mungkin tercapai berdasarkan data dan kapasitas yang ada. Dengan cara ini, tim merasa lebih dihargai dan bisa memberi masukan yang berharga dalam menentukan target yang realistis dan menantang.

1 Hari Langsung Jago Marketing & Sales

Contoh Target Penjualan dalam Berbagai Industri

Setiap industri memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda, sehingga target penjualan yang ditetapkan pun bisa sangat bervariasi. Berikut adalah beberapa contoh target penjualan dalam berbagai industri, yang bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimana perusahaan menetapkan tujuan penjualan yang sesuai dengan sektor mereka:

1. Industri Ritel (Toko dan E-Commerce)

Di industri ritel, target penjualan biasanya berfokus pada volume produk yang dijual dalam periode tertentu, baik secara langsung di toko fisik atau melalui platform e-commerce. Contohnya, sebuah toko pakaian bisa menetapkan target untuk menjual 5.000 potong pakaian dalam sebulan, atau sebuah platform e-commerce menargetkan untuk mencapai pendapatan sebesar Rp1.000.000.000 dalam satu bulan dengan produk-produk yang mereka jual.

Selain itu, dalam industri e-commerce, target penjualan juga sering melibatkan sasaran untuk meningkatkan konversi, seperti meningkatkan rasio konversi dari 2% menjadi 3% dalam enam bulan. Target retensi pelanggan juga sering digunakan, misalnya, untuk menjaga 80% pelanggan yang sudah membeli dalam 6 bulan terakhir agar kembali berbelanja.

2. Industri Makanan dan Minuman

Di industri makanan dan minuman, target penjualan seringkali berfokus pada jumlah unit yang terjual, misalnya, menjual 10.000 kotak minuman dalam sebulan. Selain itu, perusahaan di sektor ini bisa menetapkan target untuk ekspansi distribusi, seperti menambah 50 gerai baru dalam setahun atau meningkatkan penjualan produk baru ke pasar sebesar 20% dalam 6 bulan pertama.

Sebuah perusahaan makanan cepat saji juga bisa menetapkan target yang lebih spesifik, seperti meningkatkan penjualan menu tertentu (misalnya, burger atau kopi) selama periode promosi, atau target untuk meningkatkan penjualan secara keseluruhan di cabang-cabang yang ada.

3. Industri Teknologi (Perangkat Lunak dan Hardware)

Di industri teknologi, target penjualan biasanya lebih terfokus pada pendapatan atau pengguna aktif yang dihasilkan, seperti mencapai Rp10.000.000.000 dalam pendapatan dari penjualan perangkat keras (hardware) dalam satu kuartal. Jika perusahaan bergerak dalam pengembangan perangkat lunak, target penjualan bisa berfokus pada jumlah langganan yang diperoleh, seperti 1.000 pelanggan baru dalam 3 bulan untuk produk SaaS (Software as a Service).

Selain itu, perusahaan perangkat keras bisa menetapkan target untuk meningkatkan penjualan produk-produk baru, seperti menargetkan penjualan 500 unit laptop dalam satu bulan atau mencapai 1.000 pengunduhan aplikasi mereka dalam waktu 6 bulan.

4. Industri Otomotif

Di sektor otomotif, target penjualan cenderung berfokus pada volume unit kendaraan yang terjual, misalnya, menargetkan penjualan 300 mobil dalam satu bulan. Di samping itu, perusahaan otomotif juga bisa menetapkan target yang lebih spesifik, seperti meningkatkan penjualan kendaraan listrik sebesar 15% dalam satu tahun, atau menambah jaringan dealer hingga 10 titik baru dalam setahun.

Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan, produsen mobil juga bisa menetapkan target untuk meningkatkan penjualan aksesoris kendaraan atau layanan purna jual (service) untuk pelanggan yang sudah membeli kendaraan.

5. Industri Pendidikan

Di sektor pendidikan, target penjualan biasanya berhubungan dengan jumlah pendaftaran atau jumlah siswa yang berhasil didapatkan dalam periode tertentu. Misalnya, sebuah lembaga pendidikan menetapkan target untuk mendapatkan 500 pendaftar baru untuk kursus tertentu dalam waktu tiga bulan. Untuk lembaga pendidikan online, target penjualan bisa lebih berfokus pada jumlah pendaftar untuk program online atau langganan kursus dalam aplikasi, seperti menargetkan 2.000 pengguna baru dalam enam bulan.

Selain itu, lembaga pendidikan juga bisa menargetkan untuk meningkatkan pendapatan melalui penjualan materi tambahan atau program pelatihan khusus, yang bisa meningkatkan pendapatan selain dari pendaftaran reguler.

6. Industri Keuangan dan Asuransi

Di industri keuangan dan asuransi, target penjualan seringkali berhubungan dengan jumlah polis yang terjual atau nilai premi yang diterima. Misalnya, perusahaan asuransi bisa menetapkan target untuk menjual 200 polis asuransi jiwa dalam satu bulan atau mencapai total premi senilai Rp500.000.000 dalam satu kuartal.

Selain itu, target bisa juga berfokus pada akuisisi pelanggan baru, seperti menambah 1.000 nasabah baru untuk produk investasi tertentu, atau mengajak nasabah lama untuk membeli produk asuransi baru.

7. Industri Kesehatan

Di sektor kesehatan, target penjualan bisa berkisar pada volume produk kesehatan yang terjual, seperti obat atau alat kesehatan. Misalnya, perusahaan farmasi bisa menetapkan target untuk menjual 50.000 botol obat dalam satu bulan. Di sisi lain, klinik atau rumah sakit bisa menetapkan target untuk meningkatkan jumlah pasien yang menggunakan layanan tertentu, misalnya, menambah 100 pasien untuk layanan spesialis dalam satu bulan.

Selain itu, perusahaan di sektor ini juga bisa menetapkan target untuk meningkatkan penjualan produk-produk kesehatan tambahan, seperti suplemen atau alat medis, baik untuk konsumen individu maupun rumah sakit.

101 Intisari Menjual Berlipat-Lipat Edisi Revisi

Kesimpulan

Menentukan target penjualan yang tepat memang menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan memahami pengertian, jenis, dan cara menetapkannya, kamu bisa merancang sasaran yang realistis sekaligus menantang. Setiap industri memiliki keunikan tersendiri, sehingga penting untuk menyesuaikan target dengan kondisi pasar, tren, serta kapasitas perusahaan. Target penjualan yang baik tidak hanya berfokus pada pencapaian angka tertentu, tetapi juga mencakup strategi yang mendukung keberhasilan jangka panjang bisnis secara menyeluruh.

Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam merancang target penjualan yang lebih efektif dan terarah. Jangan lupa, kamu bisa menemukan buku-buku terkait serta pilihan buku best seller lainnya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu hadir untuk memberikan informasi dan produk terbaik yang mendukung kebutuhanmu!

Penulis: Yasmin

About the author

Adila V M