Marketing

Affordance dalam Konteks Digital: Definisi hingga Jenisnya!

Written by Laila

Hai sobat Grameds Apakah kamu pernah berpikir tentang bagaimana teknologi digital memengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia digital? Mungkin kamu sudah pernah melihat tombol-tombol di layar sentuh atau ikon-ikon di aplikasi, tetapi apakah kamu tahu apa yang membuat mereka begitu mudah digunakan? Jawabannya adalah affordance. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu affordance, bagaimana konsep ini diperkenalkan, dan jenis-jenisnya dalam konteks digital. Mari kita simak bersama!

Definisi Affordance dalam Konteks Digital

Affordance dalam konteks digital adalah konsep yang sangat penting dalam desain pengalaman pengguna (user experience, UX) dan desain antarmuka pengguna (user interface, UI). Konsep ini awalnya diperkenalkan oleh psikolog James J. Gibson pada tahun 1977 dalam konteks psikologi lingkungan. Gibson mendefinisikan affordance sebagai kemampuan atau kesempatan yang ditawarkan oleh lingkungan untuk memfasilitasi atau melarang perilaku tertentu.

sumber: pexels

Dalam konteks digital, affordance diartikan sebagai tindakan yang dirasakan atau potensial yang disarankan oleh suatu objek atau interface kepada pengguna. Dengan kata lain, affordance menggambarkan hubungan interpretatif antara pengguna dan teknologi di lingkungan yang dijalani. Contoh yang paling umum adalah tombol-tombol di layar sentuh, ikon-ikon di aplikasi, dan menu-menu yang disajikan dalam perangkat lunak.

Affordance dalam konteks digital dimanifestasikan melalui berbagai elemen visual dan interaktif dalam perangkat lunak, situs web, dan aplikasi. Misalnya, tombol yang dapat diklik dengan bayangan atau penampilan yang ditinggikan menunjukkan bahwa itu dapat ditekan. Sementara tautan teks yang disorot dalam warna yang berbeda menunjukkan bahwa teks tersebut bisa diklik. Elemen interaktif seperti kursor, kotak centang, dan bidang input juga menawarkan affordance dengan jenis input yang mereka terima dan tindakan yang dapat dilakukan pengguna dengan mereka.

Konsep affordance dalam desain digital mencakup keseluruhan pengalaman pengguna dan kegunaan produk digital atau antarmuka. Antarmuka pengguna yang dirancang dengan baik memanfaatkan affordance untuk memudahkan akses pengguna. Dengan demikian, akses menuju informasi atau fitur digital menjadi lebih mudah dan intuitif.

Dalam praktiknya, desainer UX menggunakan affordance untuk menciptakan pengalaman pengguna yang berpusat pada kebutuhan dan harapan pengguna. Mereka melakukan riset dan pengujian pengguna untuk memastikan bahwa desain produk digital sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan kesalahan pengguna.

Kesimpulannya, yang dimaksud dengan affordance dalam konteks digital adalah konsep yang berperan penting dalam membentuk pengalaman pengguna. Selain itu, juga memaksimalkan kegunaan produk dan antarmuka digital. Dengan memahami dan menerapkan konsep affordance, desainer dapat menciptakan produk digital yang lebih intuitif dan mudah digunakan.

Jago Digital Marketing

Dalam buku ini pembaca akan dibawa ke dalam dunia yang dinamis dan terus berubah dari pemasaran modern. Dari penjelasan yang sederhana dalam memahami dunia digital marketing hingga cara menaikkan omzet bisnis, buku ini membantu siapa pun yang ingin mengetahui konsep-konsep kunci dan alat-alat yang dapat mengubah bisnis menjadi kekuatan digital sehingga mampu mendongkrak omzet penjualan.

Dengan panduan praktis ini, pembaca akan mempelajari cara memaksimalkan strategi pemasaran digital demi menaikkan keuntungan bisnis, membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dan meraih kesuksesan dalam era digital yang sangat kompetitif. Siapkan diri untuk menghadapi tantangan dan peluang pemasaran daring dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan diperoleh dari buku ini.

 

Jenis-jenis Affordance dalam Konteks Digital

Affordance dalam konteks digital adalah konsep yang sangat penting dalam desain pengalaman pengguna (user experience, UX) dan desain antarmuka pengguna (user interface, UI). Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang jenis-jenis affordance yang berlaku dalam teknologi digital.

1. Affordance Visual

Affordance visual adalah jenis affordance yang paling umum ditemukan dalam desain digital. Mereka berbentuk visual dan memberikan petunjuk tentang apa yang dapat dilakukan oleh pengguna. Contoh-contoh affordance visual adalah:

  • Tombol yang Dapat Diklik

Tombol yang memiliki bayangan atau penampilan yang ditinggikan menunjukkan bahwa tombol tersebut dapat ditekan.

  • Tautan Teks yang Dapat Diklik

Tautan teks yang disorot dalam warna yang berbeda menunjukkan bahwa teks tersebut bisa diklik.

  • Kursor yang Berubah

Kursor yang berubah bentuk atau warna menunjukkan bahwa pengguna dapat melakukan tindakan tertentu di area tersebut.

 

2. Affordance Tactil

Affordance taktis adalah jenis affordance yang berhubungan dengan sentuhan. Mereka memberikan petunjuk tentang apa yang dapat dilakukan oleh pengguna melalui sentuhan. Contoh-contoh affordance taktis adalah:

  • Tombol yang Menghasilkan Suara

Tombol yang menghasilkan suara ketika ditekan memberikan petunjuk bahwa tombol tersebut dapat ditekan.

  • Kotak Centang yang Menghasilkan Suara

Kotak centang yang menghasilkan suara ketika ditekan memberikan petunjuk bahwa kotak centang tersebut dapat ditekan.

 

3. Affordance Auditory

Affordance auditori adalah jenis affordance yang berhubungan dengan suara. Mereka memberikan petunjuk tentang apa yang dapat dilakukan oleh pengguna melalui suara. Contoh-contoh affordance auditori adalah:

  • Suara yang Dikeluarkan oleh Tombol

Tombol yang menghasilkan suara ketika ditekan memberikan petunjuk bahwa tombol tersebut dapat ditekan.

  • Suara yang Dikeluarkan oleh Kursor

Kursor yang menghasilkan suara ketika bergerak memberikan petunjuk bahwa kursor tersebut dapat digunakan untuk navigasi.

 

4. Affordance Kinestetik

Affordance kinestetik adalah jenis affordance yang berhubungan dengan gerakan. Mereka memberikan petunjuk tentang apa yang dapat dilakukan oleh pengguna melalui gerakan. Contoh-contoh affordance kinestetik adalah:

  • Gerakan Kursor yang Menunjukkan Arah

Kursor yang bergerak ke arah tertentu menunjukkan bahwa pengguna dapat mengikuti kursor tersebut untuk navigasi.

  • Gerakan Tombol yang Menunjukkan Arah

Tombol yang bergerak ke arah tertentu menunjukkan bahwa pengguna dapat mengikuti tombol tersebut untuk navigasi.

 

5. Affordance Kognitif

Affordance kognitif adalah jenis affordance yang berhubungan dengan pemikiran. Mereka memberikan petunjuk tentang apa yang dapat dilakukan oleh pengguna melalui pemikiran. Contoh-contoh affordance kognitif adalah:

  • Ikon yang Menunjukkan Fungsinya

Ikon yang menunjukkan fungsinya secara jelas memberikan petunjuk bahwa pengguna dapat menggunakan ikon tersebut untuk melakukan tindakan tertentu.

  • Label yang Menunjukkan Fungsinya

Label yang menunjukkan fungsinya secara jelas memberikan petunjuk bahwa pengguna dapat menggunakan label tersebut untuk melakukan tindakan tertentu.

 

Dengan demikian, jenis-jenis affordance dalam konteks digital membantu meningkatkan kegunaan dan intuitivitas produk digital serta antarmuka pengguna. Mereka memberikan petunjuk yang jelas kepada pengguna tentang apa yang dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, sehingga pengalaman pengguna menjadi lebih mudah dan nyaman.

Digital Minimalism: Mempertahankan Fokus di Tengah Dunia yang Gaduh

Minimalisme digital memungkinkan orang bercakap-cakap lama tanpa melirik ponsel; tenggelam dalam buku yang bagus, kerajinan tangan, atau lari pagi yang santai; serta menikmati waktu bersama teman dan kerabat tanpa merasakan ketergesaan untuk mengecek surel.

Minimalisme digital memungkinkan orang tetap mengikuti perkembangan berita tanpa merasa kewalahan dengan banyaknya informasi yang tersedia. Minimalisme digital memungkinkan orang terbebas dari jebakan FOMO—fear of missing out—karena tahu kegiatan apa yang memberikan makna dan kepuasan bagi hidup mereka.

 

Peran Affordance dalam Pengalaman Pengguna (UX)

(Sumber foto: pexels.com)

Affordance merupakan konsep penting dalam desain pengalaman pengguna (user experience) yang membantu meningkatkan kegunaan dan intuitivitas produk digital. Dalam artikel ini, kita akan membahas peran affordance dalam pengalaman pengguna dan bagaimana konsep ini memengaruhi desain UX.

Affordance diartikan sebagai tindakan yang dirasakan atau potensial yang disarankan oleh suatu objek atau interface kepada pengguna. Dalam konteks digital, affordance dimanifestasikan melalui berbagai elemen visual dan interaktif dalam perangkat lunak, situs web, dan aplikasi. Misalnya, tombol yang dapat diklik dengan bayangan atau penampilan yang ditinggikan menunjukkan bahwa tombol tersebut dapat ditekan. Sementara, tautan teks yang disorot dalam warna yang berbeda menunjukkan bahwa teks tersebut bisa diklik.

1. Peran Affordance dalam Desain UX

Affordance berperan penting dalam desain UX karena membantu pengguna memahami bagaimana menggunakan produk digital dengan lebih mudah. Dalam praktiknya, desainer UX menggunakan affordance untuk menciptakan pengalaman pengguna yang berpusat pada kebutuhan dan harapan pengguna. Mereka melakukan riset dan pengujian pengguna untuk memastikan bahwa desain produk digital sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan kesalahan pengguna.

2. Elemen UI yang Memanfaatkan Affordance

Elemen UI seperti tombol, ikon, dan menu sangat bergantung pada affordance untuk mempermudah penggunaan. Tombol yang jelas dan mudah dikenali adalah contoh kuat dari affordance. Bentuk, ukuran, dan warna tombol harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna agar mereka dapat menggunakannya dengan mudah. Selain itu, ikon yang menunjukkan fungsinya secara jelas juga menggunakan affordance untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi fungsi ikon tersebut.

3. Penggunaan Affordance dalam Pengujian Pengguna

Penggunaan affordance dalam pengujian pengguna sangat penting untuk memastikan bahwa desain produk digital sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan kesalahan pengguna. Pengujian A-B dan pengujian UX internasional dapat membantu dalam menemukan masalah dan isu dengan aplikasi dan produk, serta solusi mana yang memberikan hasil yang ideal. Dengan demikian, pengalaman pengguna menjadi lebih baik dan lebih intuitif.

Pintar Digital Marketing Untuk Pemula

Buku ini membahas tentang bagaimana cara melakukan pemasaran secara digital menggunakan platform pemasangan iklan yang biasa digunakan oleh para pemasar digital profesional, yaitu Google Ads dan Meta Ads (Facebook Ads dan Instagram Ads). Buku ini akan memberi panduan lengkap tentang cara memasang iklan, mulai dari pembayaran hingga membuat kampanye iklan dan membaca statistik iklan. Untuk melengkapi pembahasan dalam buku ini agar menjadi buku panduan digital marketing yang lengkap, ditambahkan juga cara membuat flyer untuk pemasangan iklan menggunakan Canva, di mana flyer tersebut akan disesuaikan untuk kebutuhan masing-masing kampanye. Buku ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan, terutama bagi pemula yang ingin belajar tentang digital marketing.

 

Kesimpulan

Kesimpulannya, affordance dalam konteks digital adalah konsep yang sangat penting dalam desain pengalaman pengguna (UX) dan desain antarmuka pengguna (UI). Mereka membantu meningkatkan kegunaan dan intuitivitas produk digital serta antarmuka pengguna. Dengan memahami dan menerapkan konsep affordance, desainer dapat menciptakan pengalaman pengguna yang berpusat pada kebutuhan dan harapan pengguna. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan affordance dalam setiap langkah desain produk digital untuk memastikan bahwa pengalaman pengguna menjadi lebih baik dan lebih intuitif. Grameds, kamu bisa mempelajari lebih lanjut terkait perihal digital maupun  digital marketing melalui kumpulan buku marketing yang tersedia di Gramedia.com.

 

Digital Marketing di Era 4.0

Era daring membuat banyak perubahan signifikan tentang cara komunikasi dan pemasaran suatu produk. Kini, tren pemasaran mulai bergerak ke arah digital marketing. Nah, apa sih yang dimaksud dengan digital marketing?

Digital marketing dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran atau promosi suatu merek atau brand produk atau jasa yang dilakukan melalui media digital. Tujuan pemasaran ini adalah menjangkau sebanyak-banyaknya pelanggan dengan cara yang efisien, relevan, dan efisien. Jika pemasaran tradisional menggunakan media cetak sebagai sarananya, pemasaran digital banyak menggunakan media-media daring.

Kegiatan marketing di era digital tidak lagi hanya berfokus pada suatu proses kegiatan menyampaikan barang dan jasa kepada konsumen. Akan tetapi, kegiatan marketing di era industri 4.0 ini memiliki jangkauan yang lebih luas dan mencakup kepuasan para konsumen atau pelanggan. Dewasa ini penjual atau produsen secara umum memahami bahwa pasar digital memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Sebab perkembangan tersebut secara tidak langsung menghilangkan hambatan-hambatan yang sebelumnya membatasi suatu persaingan. Selain itu, perkembangan tersebut juga memotivasi para kompetitor baru untuk masuk ke dalam pasar.

About the author

Laila