Environment Istilah

Simak Apa Itu Refinery dalam Industri Perminyakan beserta Prosesnya!

Written by Adila V M

Tahukah kamu? Industri perminyakan dan gas (migas) merupakan salah satu sektor utama yang berperan besar dalam menopang perekonomian Indonesia. Industri ini menghasilkan berbagai produk bernilai tinggi, seperti gasoline (bensin), diesel (solar), liquefied petroleum gas (LPG), hingga aspal, yang semuanya memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari.

Produk-produk tersebut dihasilkan melalui proses yang kompleks di fasilitas khusus yang disebut refinery. Namun, apa sebenarnya refinery itu? Bagaimana proses yang harus dilalui untuk mengolah minyak mentah hingga menjadi produk siap pakai? Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam tentang refinery, tahapan prosesnya, serta lokasi unit refinery yang ada di Indonesia!

Apa Itu Refinery?

Kilang minyak, atau yang sering disebut refinery, merupakan sebuah fasilitas industri yang dirancang khusus untuk mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk dengan nilai guna yang lebih tinggi. Proses ini sangat krusial dalam industri energi karena minyak mentah yang diperoleh dari perut bumi masih harus melalui berbagai tahapan pengolahan sebelum dapat dimanfaatkan secara optimal.

Di dalam kilang minyak, minyak mentah akan mengalami serangkaian proses utama, seperti pemisahan, pemurnian, dan transformasi molekul. Melalui tahapan ini, minyak mentah diubah menjadi beragam produk yang memiliki kegunaan spesifik, seperti bahan bakar (gasoline, diesel, dan aviation fuel), minyak pelumas, aspal, serta berbagai produk petrochemical yang menjadi bahan baku dalam industri plastik, karet sintetis, hingga tekstil.

Keberadaan fasilitas refinery sangat vital dalam menunjang berbagai sektor, terutama industri dan transportasi, yang bergantung pada pasokan bahan bakar. Setiap kilang memiliki konfigurasi yang berbeda, yang disesuaikan dengan jenis minyak mentah yang diolah serta produk akhir yang ingin dihasilkan. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor teknologi, kebutuhan pasar, serta spesifikasi bahan baku yang tersedia. Dengan demikian, refinery berperan besar dalam menjaga stabilitas energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai bidang.

Fueling Your Career: Panduan Memulai Karier di Industri Minyak dan Energi

Buku yang berjudul Fueling Your Career: Panduan Memulai Karier di Industri Minyak dan Energi merupakan karya dari Ir. Muhammad Riandhy Anindika Yudhy, S.T., M.Eng., IPM., ACPE., C.Eng MIMechE., LSSGB., CACS. Buku berjudul Fueling Your Career: Panduan Memulai Karir di Industri Minyak dan Energi adalah panduan komprehensif yang dirancang untuk memberi Anda pengetahuan, alat, dan strategi untuk sukses di sektor minyak dan energi. Baik Anda yang tertarik pada peran minyak dan gas tradisional atau peluang energi terbarukan yang sedang berkembang. Informasi dalam buku ini bukanlah peta jalan yang statis, melainkan perangkat yang dinamis. Buku ini akan memandu Anda melalui lanskap industri saat ini. Selain itu, buku ini juga akan membekali Anda dengan keterampilan dan pengetahuan untuk beradaptasi terhadap perubahan.

Proses Refinery

Sebelum digunakan, minyak mentah harus diolah terlebih dahulu. Mereka akan dimasukkan dalam kilang minyak dan melalui beberapa proses, mulai dari distilasi hingga blending. Mari simak penjelasan proses ini secara singkat!

1. Distilasi

Distilasi merupakan tahap pemanasan minyak hingga mencapai temperatur tertentu. Setelah itu, minyak-minyak mentah ini akan dipisahkan berdasarkan titik didihnya.

Proses ini biasanya ditemukan dalam menara distilasi fraksional sehingga bisa memisahkan berbagai fraksi minyak mentah–mulai dari gas ringan, bensin, minyak tanah, solar, hingga residu berat. Setiap fraksi ini lalu di atas akan diproses sesuai kebutuhannya.

2. Cracking

Cracking adalah proses pemecahan molekul hidrokarbon menjadi molekul yang lebih kecil. Akan tetapi, biasanya hasil akhirnya memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi–misalnya seperti bensin dan LPG.

Ada beberapa metode cracking, seperti thermal cracking yang mengandalkan panas tinggi dan catalytic cracking dengan katalis untuk mempercepat reaksi. Proses ini menghasilkan produk berupa bahan bakar ringan yang terbuat dari minyak mentah yang berat.

3. Treatment

Setelah melalui dua proses di atas, beberapa fraksi minyak tanah masih mengandung sulfur, nitrogen, dan logam berat. Ketiga kandungan ini merupakan zat pengotor yang harus dihilangkan sepenuhnya.

Untuk itu, dilakukanlah proses treatment yang bertujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan zat kotor tersebut sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar lingkungan.

Beberapa teknik yang dilakukan dalam proses ini antara lain hidrodesulfurisasi untuk menghilangkan sulfur dan proses pencucian kimia.

Optimalisasi Regulasi dan Institusi dalam Pengelolaan Hulu Migas

Pengelolaan Sektor minyak dan gas bumi dari tahun ke tahun terus berkontribusi pada perekonomian nasional meski besarannya sangat bergantung pada tingkat produksi serta harga minyak dunia. Sektor migas pernah menjadi penopang perekonomian ketika tingkat produksi migas Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan impor komoditi ini guna mencukupkan kebutuhan nasional.

Pemerintah terus berupaya untuk memaksimalkan potensi migas nasional agar kontribusi sektor ini khususnya dari hulu migas dapat ditingkatkan. Namun demikian, usaha optimalisasi pengelolaan sektor hulu migas nasional mengalami sejumlah tantangan yang perlu segera dituntaskan agar pemanfaatan migas di tanah air sesuai dengan amanat konstitusi (Pasal 33 ayat 3 UUD NRI tahun 1945). Ketidakpastian regulasi sebagai landasan kegiatan pengelolaan hulu migas serta institusi pengelolanya menjadi tantangan terbesar yang perlu segera dituntaskan agar tujuan pengelolaan migas nasional dapat terealisasi.

Oleh karenanya buku ini mengupas tantangan pengelolaan sektor hulu migas nasional dan upaya optimalisasi pengelolaannya melalui regulasi dan institusi yang terlibat di sektor ini. Deskripsi dan analisis dengan menggunakan teori negara kesejahteraan, utilitarian dan New Institutional Economics (NIE) dihadirkan guna melihat realisasi tujuan dari pemanfaatan migas bagi rakyat.

4. Formulasi dan Blending

Formulasi dan blending adalah proses pencampuran berbagai komponen hasil refinery. Proses ini menghasilkan produk akhir yang memiliki spesifikasi tertentu.

Misalnya saja, jika Grameds ingin membuat bensin, kamu harus mencampurkan berbagai jenis fraksi murni dengan zat aditif tertentu. Dengan begitu, terciptalah bahan bensin yang sesuai dengan standar performa mesin serta emisi lingkungan.

Tak hanya itu, dua proses ini juga dilakukan ke produk minyak pelumas dan bahan bakar avtur!

5. Proses Lain

Selain proses utama di atas, terdapat berbagai proses tambahan yang mendukung operasional refinery. Misalnya saja, kamu bisa menggunakan proses reforming untuk meningkatkan kualitas bensin atau alkilasi untuk menghasilkan bahan bakar oktan tinggi.

Dengan mengkombinasikan beberapa teknologi ini, proses refinery bisa memaksimalkan hasil produksi dan menekan penggunaan bahan baku secara efisien.

Lokasi Refinery Unit (RU) di Indonesia

Tahukah kamu? Ada beberapa unit refinery yang bisa ditemukan di Indonesia, lho. Sebagian besar mereka dikelola oleh PT Pertamina ataupun perusahaan swasta lainnya. Berikut adalah beberapa refinery unit yang ada!

1. Kilang Pangkalan Brandan, Sumatra Utara

Sebagai kilang minyak tertua di Indonesia, refinery unit ini sudah beroperasi sejak zaman kolonial Belanda. Kilang Pangkalan Brandan ini memuat kapasitas hingga 4,5 ribu barel per hari.

Sayangnya, refinery unit ini sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 2007 dengan alasan operasional yang kurang ekonomis.

2. Kilang Dumai, Riau

Kilang ini merupakan salah satu kilang utama milik PT Pertamina. Dengan kapasitasnya mencapai 127 ribu barel per hari, Kilang Dumai memproduksi bahan bakar dan produk lainnya yang akan didistribusikan ke wilayah Sumatra dan sekitarnya.

3. Kilang Sungai Pakning, Riau

Kilang Sungai Pakning merupakan kilang asal Riau yang bisa memproduksi minyak sebanyak 50 ribu barel per harian. Kilang satu ini juga lebih fokus untuk mengolah minyak mentah untuk dijadikan bahan bakar minyak atau produk olahan lainnya.

4. Kilang Muba, Sumatra Selatan

Sebagai salah satu penopang kebutuhan bahan bakar di Sumatra dan sekitarnya, Kilang Muba bisa menampung sebanyak 127,3 ribu barel minyak per harinya! Kilang ini dibiayai oleh pemda setempat dan pihak swasta.

Pengelolaan Hulu Migas di Sejumlah Negara Penghasil Migas

Pengelolaan sektor hulu migas di negara penghasil migas terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan industri hulu migas. Selain itu, migas sebagai sumber daya strategis pengelolaannya dipengaruhi oleh politik hukum pemerintah yang tengah berkuasa karena berkaitan erat dengan peningkatan kesejahteraan rakyat dan kedaulatan energi sebuah bangsa. Hal inilah yang menjadikan kebijakan pengelolaan sektor hulu migas mengalami perubahan dalam hal regulasi dan institusi/Lembaga pengelola migas. Melalui buku ini, Penulis menjelaskan perkembangan pengelolaan hulu migas di lima negara yakni Venezuela, Arab Saudi, Malaysia, Rusia dan Norwegia. Venezuela sebagai bagian dari lima besar negara penghasil migas terbesar di dunia merupakan negara Republik dengan puluhan partai politik di tingkat nasional dan regional. Hampir sama dengan Indonesia industri migas di Venezuela sudah dimulai sejak ratusan tahun silam, tepatnya pada tahun 1914. Arab Saudi yang merupakan sebuah negara monarki dengan potensi migas lima besar dunia. Industry migas modern di Arab Saudi dimulai sejak 1938 dan berkembang sangat pesat karena besarnya angka produksi.

Malaysia sebenarnya sudah mengembangkan industri migas sejak 1910 tetapi pengelolaannya dilakukan oleh perusahaan migas asing. Negara baru mengelola secara langsung industri migas pasca kemerdekaan di tahun 1960an.Norwegia merupakan negara yang tergolong paling ‘muda’ dalam kegiatan pengelolaan migas mengingat pengembangan industri migas baru dilakukan pada tahun 1970an. Hingga saat ini secara konsisten Norwegia menggunakan skema konsesi dalam pengelolaan migas dengan hak penguasaan migas tetap berada di tangan negara. Deskripsi mengenai perkembangan pengelolaan migas di negara-negara tersebut dilengkapi analisis menggunakan teori negara kesejahteraan, utilitarian dan New Institutional Economics (NIE). Selain itu, analisis juga dilakukan dengan membandingkan pengelolaan hulu migas di Indonesia sehingga dapat memberikan masukan bagi kemajuan sektor hulu migas nasional.

5. Kilang Cilacap, Jawa Tengah

Selanjutnya adalah Kilang Cilacap, kilang terbesar di Indonesia! Kilang ini bisa memproduksi hingga 348 ribu barel per harinya! Kilang ini umumnya memenuhi kebutuhan bahan bakar nasional, terutama di Pulau Jawa dan Bali.

6. Kilang Balongan, Jawa Barat

Kilang Balongan merupakan salah satu refinery unit yang dilengkapi dengan teknologi modern sehingga meningkatkan efisiensi produksi. Kapasitas kilangnya juga cukup besar, yaitu mencapai 125 ribu barel per harinya.

7. Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur

Kilang yang terletak di Balikpapan ini juga menjadi salah satu kilang terbesar di Indonesia! Kapasitas pengolahannya mencapai 266 ribu barel per hari, sehingga menjadi pusat pengolahan minyak utama di wilayah Kalimantan dan Indonesia bagian timur.

8. Kilang Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah

Kapasitas dari kilang ini cukup kecil, yaitu hanya 3,8 ribu barel per hari. Sesuai namanya, kilang ini difokuskan untuk sektor pendidikan dan pelatihan di bidang migas. Selain itu, kilang ini juga menjadi tempat uji kompetensi (TUK) dan jasa pengolahan.

9. Kilang Kasim, Sorong, Irian Jaya Barat

Kilang ini merupakan satu-satunya kilang minyak di Papua yang mampu memenuhi kapasitas produksi sebesar 10 ribu barel per hari. Selain itu, Kilang Kasim ini juga membantu memenuhi kebutuhan energi khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.

10. Kilang TPPI Tuban, Jawa Timur

Unit refinery terakhir ada di Tuban, Jawa Timur. Kilang ini dikelola oleh PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dan memiliki kapasitas produksi mencapai 100 ribu barel per hari.

Berbeda dengan kilang-kilang lainnya, Kilang TPPI Tuban ini lebih berfokus pada produksi bahan baku petrokimia seperti aromatik dan olefin.

Peran Penting Refinery dalam Industri Migas

Itulah arti dari apa itu refinery hingga beberapa contoh unitnya di Indonesia. Ternyata, refinery atau kilang minyak merupakan tempat pengolahan minyak mentah menjadi produk bernilai tinggi.  Sebelum itu, minyak mentah akan melalui beragam proses seperti distilasi, cracking, treatment, dan blending, sebelum menjadi bahan bakar dan produk petrokimia lainnya. Di Indonesia sendiri, refinery unit biasanya beroperasi untuk memastikan ketersediaan energi untuk masyarakat dan sektor industri lainnya.

Mau memahami lebih dalam tentang industri perminyakan dan proses refinery? Yuk jelajahi aneka koleksi buku referensi menarik di Gramedia.com! Sebagai salah satu toko buku terbaik di Indonesia, Gramedia juga menyediakan berbagai buku literatur yang menarik berisikan wawasan tentang dunia migas dan pengolahannya. Jangan lupa, kamu bisa menemukan berbagai buku terkait serta koleksi best seller lainnya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menghadirkan informasi dan produk terbaik untukmu! Yuk, sama-sama kita #TumbuhBersama dengan Gramedia.

Penulis: Ivory Ayeisha

About the author

Adila V M