Setiap negara memiliki masa yang kelam sebelum mencapai kemajuan. Seperti Eropa yang pernah memasuki abad kegelapan pada beratus-ratus tahun silam. Masa-masa tersebut dapat dilewati setelah adanya beberapa tokoh berpengaruh yang membuat perubahan.
Eropa mengalami beberapa zaman, di antaranya abad kegelapan dan abad pencerahan. Abad kegelapan memunculkan adanya beberapa gerakan di antaranya Renaissance dan Aufklarung.
Kedua peristiwa tersebut dilatarbelakangi oleh reformasi gereja, revolusi industri, dan merkantilisme. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai abad kegelapan dan abad pencerahan Eropa. Tulisan ini mengacu pada buku “Sejarah” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Daftar Isi
Pengertian dan Sejarah Renaissance
Eropa pernah mengalami masa Dark Age atau abad kegelapan. Zaman tersebut terjadi karena pada masa tersebut berkembang anggapan bahwa ilmu pengetahuan harus dilandaisi oleh agama. Oleh sebab itu, muncullah pembatasan-pembatasan dalam mengembangkan pemikiran ataupun ilmu pengetahuan.
Anggapan tersebut menyebabkan gereja memegang kendali pada seluruh aspek kehidupan, seperti pada bidang ekonomi, pendidikan, pemerintahan, dan sosial budaya. Gereja memberikan pengaruh pada berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga raja tidak memiliki kekuasaan dalam kegiatan pemerintahan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dilatarbelakangi oleh kepentingan gereja. Kegiatan tersebut akan berjalan dengan baik ketika dianggap sesuai dengan kehendak gereja. Namun, ketika kegiatan tersebut dianggap merugikam kepentingan gereja maka akan memperoleh balasan yang setimpal dengan apa yang diperbuat.
Sebagai contoh pada peristiwa pemberian hukuman kepada Nicolaus Copernicus pada tahun 1473-1543 yang menyebutkan bahwa matahari adalah pusat tata surya. Hal tersebut bertentangan dengan ajaran gereja sehingga Copernicus dijatuhi hukuman mati.
Doktrinasi dan dominasi gereja di Eropa pada abad pertengahan dianggap meruhikan sheingga muncullah suatu gerakan yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan dan terbebas dari berlenggu kekuasaan gereja. Gerakan inilah yang disebut sebagai Renaissance.
Tidak hanya itu, di Eropa juga berlaku sistem ekonomi tertutup. Yang mana, penguasa perekonomian hanya diisi oleh golongan penguasa. Kondisi ini memberikan pengaruh pada masyarakat terkungkung dan tidak memiliki harga diri layaknya sebagai manusia.
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Latin, yakni renaitre yang berarti hidup kembali atau kelahiran kembali. Secara umum, pengertian Renaissance adalah kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klalik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Eropa atau Barat.
Renaissance sendiri merupakan suatu masa atau periode yang berlangsung kurang lebih pada abad ke-14 sampai abad ke-17 yang dimulai dari Italia. Kemudian, menyebar ke seluruh Benua Eropa. Gerakan ini secara bersamaan dan persebarannya ditandai dengan pemakaian kertas dan penemuan barang metal.
Jules Michelet (1798-1874) merupakan seorang sejarawan yang pertama kali mendefinisikan dan memperkenalkan istilah Renaissance dalam karyanya yang berjudul Histoire de France. Jules Michelet adalah seorang sejarawan Prancis. Ia dilahirkan di Paris dari keluarga dengan tradisi Huguenot. Ia lahir pada tanggal 21 Agustus 1798, Paris, Perancis dan meninggal: 9 Februari 1874, Hyëres, Perancis Pasangan: Athénaïs Michelet (m. 1849–1874).
Pemikiran Tokoh-Tokoh Renaissance
Titik awal peradaban modern Eropa adalah peristiwa Reinassance. Munculnya peristiwa tersebut mampu mengubah perspektif manusia di Eropa. Sebelum adanya Reinassance, pandangan masyarakat hanya mengutamakan kehidupan akhirat.
Setelah itu, pandangan masyarakat mulai berubah, mereka juga mulai memikirkan kehidupannya di dunia. Periode Reinassance juga disebut sebagai zaman humanisme. Humanisme sendiri adalah sebuah pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria dalam segala hal.
Humanisme ini menjadi sejenis doktrik beretika yang cakupannya diperluas sampai seluruh etnitas manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah dari manusia. Hal tersebut disebabkan karena manusia memiliki kemampuan untuk berpikir maka humanisme menjadikan manusia mengatur dirinya dan dunia.
Kemuliaan manusia juga terletak pada kebebasannya untuk menentukan pilihannya sendiri dan dalam posisinya sebagai penguasa alam. Secara garis besar, ciri utama dari Renaissance adalah humanisme (memanusiakan manusia), empirisme (kebebasan pengembangan ilmu pengetahuan), dan rasionalisme (kebebasan dalam mengembangkan pikiran).
Untuk memudahkan Grameds dalam belajar mengenai periode Reinassance maka berikut tokoh-yokoh dari zaman ini. Tokoh-tokoh di bawah ini dikelompokkan menjadi beberapa bidang keahlian di antaranya seni dan budaya, penjelajahan samudera, dan ilmu pengetahuan.
1. Bidang Seni dan Budaya
Berikut tokoh-tokoh terkenal pada bidang seni dan budaya dalam masa Reinassance.
- Albrect Duhrer (1471-1528)
- Desiderius Erasmus (1466-1536)
- Donatello
- Ghirlandaio
- Hans Holbein (1465-1506)
- Hans Memling (1430-1495)
- Hieronymus Bosch (1450-1516)
- Josquin De Pres (1445-1521)
- Leonardo Da Vinci (1452-1519)
2. Bidang Pejelajahan Samudera
Zaman Reinassance memberikan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga melahirkan beberapa temuan baru. Misalnya Nicolaus Copernicus yang menemukan fakta bahwa bumi itu bulat dan ditemukannya kompas.
Hal tersebut mendorong pelaut-pelaut Spanyol, Portugis, dan negara-negara Eropa lainnya untuk berlayar menjelajahi samudera untuk mencari daerah baru. Pelaut-pelaut tersebut di antaranya Christopher Colombus (1451-1506) dan Ferdinan Magellan (1480-1521).
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
Niklas Koppernigk adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentrisme Tata Surya dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia juga seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib.
Tidak hanya itu, tokoh-tokoh yang berjasa dalam ilmu pengetahuan lainnya adalah Johan Gutenberg (1400-1468), Andreas Vesalius (1514-1564), William Gilbert (1540-1603). Galileo Galilei (1546-1642), dan Johannes Kepler (1571-1642).
Pengaruh Renaissance terhadap Dunia dan Indonesia
Periode Reinassance yang terjadi di Eropa telah membawa berbagai perubahan yang besar dalam berbagai bidang kehidupan. Perubahan tersebut membawa dampak terhadap dunia termasuk Indonesia.
Salah satunya, pengaruh dari Reinassance adalah muncullah pembaharuan dan penemuan baru yang terkenal ke berbagai penjuru dunia. Berikut beberapa contoh penemuan yang berpengaruh hingga sampai saat ini sebagai berikut.
- Nicolaus Copernicus merupakan seorang astronom, matematikawan, dan ekonom. Copernicus mengembangkan Teori Heliosentris.
- Johannes Kepler adalah astronom, matematikawan dan astrolog. Johannes Kepler berkebangsaan Inggris. Ia menemukan Hukum Kepler.
- Galileo Galilei adalah astronom, filsuf, dan fisikawan. Ia menyempurnakan penemuan teleskop dan mengadakan berbagai observasi tentang ilmu astronomi.
Reinassance juga mempengaruhi kehidupan di Indonesia. Salah satunya, terjadinya invasi secara besar-besaran bangsa Barat ke negara-negara bagian Timur, termasuk Indonesia. Invasi tersebut juga dipengaruhi oleh adanya penemuan pada masa Reinassance berupa mesin cetak Johan Gutenberg, senjata api, dan penemuan kompas yang digunakan untuk menentukan arah mata angin dalam pelayaran.
Periode Renassance ini terjadi di Eropa yang telah membawa berbagai perubahan yang besar dalam berbagai bidang kehidupan. Perubahan ini memiliki dampak pada dunia, termasuk Indonesia. salah satu pengaruhnya adalah adanya pembaharuan dan penemuan baru yang terkenal ke berbagai belahan dunia.
Pengertian dan Sejarah Aufklarung
Istilah zaman Aufklarung mungkin belum akrab didengar oleh Grameds. Zaman Aufklarung juga dikenal sebagai zaman pencerahan. Aufklarung adalah suatu periode yang menjadi kelanjutan dari masa Renaissance.
Beberapa tokoh yang mempelopori zaman pencerahan berpendapat bahwa akal dan budi manusia harus digunakan untuk menjawab masalah kehidupannya. Terjadinya zaman ini telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perubahan di dalam sejarah Eropa bahkan dunia.
Salah satu peristiwa besar yang dipengaruhi oleh Aufklarung adalah Revolusi Perancis pada tahun 1798 yang turut mempengaruhi tatanan masyarakat dunia. Aufklarung adalah kata Jerman yang memiliki padanan dengan kata Inggris enlightenment yang berarti pencerahan, penerangan.
Aufklarung adalah suatu masa yang menjadi gerakan besar di Eropa pada abad ke-18 M yang memberikan kedudukan luar biasa terhadap akal dan budi manusia. Zaman AUfklarung adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pemikiran abad ke-18 di Eropa dan Amerika.
Pada masa pencerahan ini, pendekatan didasarkan pada rasio dan ilmu pengetahuan terhadap agama, sosial, ekonomi dan plitik menjadi tren di masyarakat, sehinga hal ini menghasilkan pandanganan yang bersifat duniawi atau sekuler. Pandangan tersebut yang membangun opini umum mengenai kemajuan dan kesempurnaan di berbagai bidang.
Seluruh hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan intelektual yang sangat menjunjung tinggi prinsip universal dan kepercayaan terhadap hukum alam yang mana perkembangannya pun menumbuhkan rasa kepercayaan terhadap akal manusia.
Jika Renaissance dilihat sebagai peremajaan pemikiran maka zaman Aufklrung menjadi masa pendewasaannya. Periode ini telah banyak membawa perubahan pola pikir manusia. Manusia mulai menggunakan akalnya untuk menelaah secara kritis segala sesuatu dalam kehidupannya termasuk dalam kehidupan bernegara.
Pada abad pertengahan, di Eropa sedang terjadi perubahan dan perkembangan ilmh pengetahuan menggunakan metode ilmiah yang menjadi acuan dalam merumuskan persoalan. Metode ilmiah tersebut menggunakan hipotesis, eksperimen (percobaan), dan observasi (pengamatan).
Metode tersebut menggantikan pendekatan ilmiah sebelumnya yang hanya berlandaskan kepercayaan atau tradisi. Di masa ini, ilumuwan, Sir Isaac Newton (1687) merupakan peletak dasar bagi terjadinya Aufklarung. Dengan karyanya yang berjudul Philosophiae naturalis principia mathematica (ilmu pengetahuan alam berdasarkan prinsip-prinsip matematis) telah berpengaruh terhadap berkembangnya ilmu pengetahuan.
Dalam masa Aufklarung dikenal istilah Sapere Aude!, yang berarti “Beranilah berpikir sendiri”. Slogan tersebut dicetuskan oleh Immanuel Kant, filsuf asal Jerman yang mengajak orang-orang untuk semakin berani dan bebas menggunakan akalnya.
Dalam pandangan Kant juga, manusia masih belum yakin dengan kemampuan akalnya untuk menciptakan kemajuan dan kebahagiaan di dunia. Jika manusia belum mampu melakukan hal tersebut maka manusia tersebut belum dewasa.
Meskipun demikian, semakin tinggi keyakinan manusia pada kemampuan dirinya mengakibatkan banyak orang berpandangan bahwa peran Tuhan dalam kehidupan berhenti setelah proses penciptaan alam semesta dan segala isinya selesai. Pandangan ini disebut sebagai istilah deisme.
Pemikiran Tokoh-Tokoh Aufklarung
Dalam gerakan Aufklarung terdapat beberapa tokoh dari berbagai negara, seperti Inggris ataupun Prancis. Melansir dari laman Kelaspintar.id, berikut pemikiran tokoh-tokoh dari dua negara tersebut.
1. Tokoh dari Inggris
- Francis Bacon, salah seorang tokoh awal di Inggris dengan gagasannya “Knowledge is Power”, ia berpendapat bahwa manusia harus bertindak sendiri dengan kekuatan ilmu pengetahuan dan tidak bergantuung kepada Tuhan.
- John Locke, dikenal juga sebagai bapak Liberalisme dengan karyanya “Two Treatise of Government” berpendapat bahwa manusia diatur oleh hukum kodrat dan setiap individu memiliki hak yang tidak boleh dirampas. Untuk itu pemerintah sebagai pemegang kekuasaan harus diatur juga oleh hukum.
2. Tokoh dari Prancis
- Jean Jacques Rousseau, dengan idenya dia berpendapat bahwa negara yang baik adalah mencerminkan kedaulatan rakyatnya. Dari gagasan ini dia dianggap sebagai pendukung demokrasi.
- Voltaire adalah seorang tokoh reformasi sosial yang menurutnya dengan reformasi sosial maka dapat memperbaiki kehidupan rakyat dan tindak kesewenangan. Ia juga sering memberikan kritik tajam untuk mendukung hak manusia, kebebasan sipil, beragama dan pengadilan yang baik.
Selain pemikiran beberapa tokoh dari dua negara tersebut. Dalam masa Aufklarung juga dikenal beberapa pemikiran para tokohnya berdasarkan aliran yang dianutnya. Berikut pemikiran para tokoh di zaman Aufklarung.
1. Rasionalisme
Rasionalisme merupakan pendekatan filosofis yang memfokuskan pada akal budi atau rasio sebagai sumber utama pengetahuan. Hampir seluruh ahli yang muncul pada masa ini adalah ahli matematika. Misalnya Descartes, Spinoza, dan Leibniz.
2. Empirisme
Aliran pemikiran ini merupakan lawan dari rasionalisme yang menganggap bahwa sumber pengetahuan harus dicari dalam pengalaman. Pengalaman inderawi menurut mereka menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, bukan hanya berlandaskan akal.
Aliran ini diawali oleh Francis Bacon pada tahun 1561-1626 yang memberikan penekanan pada pengalaman sebagai sumber pengenalan. Lalu, aliran ini dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704) dan D. Hume (1711-1776).
3. Kantianisme
Aliran kantianisme mencoba untuk menggabungkan dua aliran, yakni rasionalisme dan empirisme. Tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah Immanuel Kant. Dalam pandangan Kant, pengetahuan merupakan kerja sama dua unsur, yakni dari pengalaman dan kearifan akal budi.
4. Idealisme
Dalam aliran idealism, pengetahuan deduktif didapatkan manusia dengan akalnya. Beberapa tokoh dalam aliran ini adalah J.G. Fitche (1762-1914), F.W.S. Schelling (1775-1854), dan F. Hegel (1770-1831).
5. Positivisme
Aliran positivisme menjadi penyempurna aliran empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, aliran ini sama dengan aliran empirisme dan rasionalisme. Perbedaannya, terletak pada empirisme menerima pengalaman batin, sedangkan positivisme membatasi pada pengalaman objektif saja. Adapun, pelopor utama dari aliran ini adalah Auguste Comte pada tahun 1798-1857.
6. Pragmatisme
Pragmatism merupakan aliran pemikiran yang memandang bahwa benar tidaknya suatu ucapan, teori, atau dalil, semata-mata bergantung pada manfaatnya dalam kehidupan. Salah satu tokoh dari aliran pragmatism adalah William James (1842-1910). Dalam bukunya The Meaning of Truth, ia mengatakan tidak ada kebenaran mutlak, berlaku umum dan berdiri lepas dari akal.
7. Fenomenologi
Fenomenologi merupakan sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Ilmu ini memiliki kaitannya dengan hermeneutik yaitu ilmu yang mempelajari arti dari fenomena ini. Ahli fenomenologi yang pertama adalah Edmund Husserl (1859- 1938). Tulisan Husserl yang menarik adalah Logical Investigation (1900-1901), Idea for a Pure Phemenology (1913), dan Corestian Meditations (1929).
8. Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang melihat gejala berdasarkan pada eksistensinya. Dalam aliran ini menelaah mengenai bagaimana manusia berada atau eksistensinya dalam dunia. Adapun, pusat perhatian dari aliran ini adalah situasi manusia. Istilah eksistensialisme sendiri dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman bernama Martin Heiddegger pada tahun 1889-1976.
Pengaruh Aufklarung
Pengaruh Aufklarung sangat dirasakan pada masa perkembangan teknologi dan pemikiran abad modern. Tidak hanya itu, masa ini juga berhasil melahirkan beberapa filsafat penting yang masih digunakan sampai saat ini dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Secara garis besar, perngaruh Aufklarung bagi dunia dikelompokkan menjadi dua, yakni pengaruh di bidang pemikiran dan teknologi. Di bidang pemikiran, munculnya zaman Aufklarung telah menyebabkan berkembangnya paham liberalisme dan nasionalisme.
Masa ini mengedepankan dan memaksimalkan kemampuan akal manusia. Kemudian, mendorong munculnya ideologi baru. Sedangkan, di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mulai bermunculan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhasil merevolusi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa yang bermanfaat sampai saat ini.