BI Fast Adalah – Di zaman yang serba digital ini, apapun dapat dilakukan secara mudah dan cepat, bahkan hanya melalui smartphone saja. Apakah Grameds menyadari hal tersebut? Mulai dari adanya uang digital hingga proses bertransaksi pun, cukup dilakukan melalui aplikasi-aplikasi yang telah terpasang di smartphone kita. Khususnya dalam hal bertransaksi, yang mana pada zaman dahulu kita diharuskan untuk menuju ke ATM terdekat dan antri berjubel dengan banyaknya orang. Sekarang? Mudah saja dilakukan melalui aplikasi Mobile Banking pada masing-masing bank.
Nah, bagi Grameds yang sudah sering menggunakan Mobile Banking dari bank apapun ini, pasti sering menemukan adanya fitur BI Fast dan Real Time Online dong ketika hendak mentransfer uang ke pihak lain? Sedikit trivia saja nih, fitur tersebut tergolong baru lho karena baru diluncurkan pada Desember 2021 lalu oleh pihak Bank Indonesia yang menaungi segala bank negeri maupun bank swasta.
Lantas, apa sih fitur BI Fast itu? Bank apa saja yang sudah menggunakan fitur ini? Apa perbedaan yang mencolok antara BI Fast dengan Real Time Online? Bagaimana cara menggunakan BI Fast yang benar, terutama bagi pemula? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk segera simak ulasannya berikut ini!

https://www.murni.co.id/
Apa Itu BI Fast?
Pada dasarnya, BI Fast adalah fitur pelayanan yang dicetuskan oleh pihak Bank Indonesia berupa kemudahan untuk transfer secara online, real-time, dan biaya admin yang lebih murah. Disebut lebih murah, sebab biasanya ketika kita transfer ke bank lain, pasti akan dikenakan biaya admin sebesar Rp6.500 ‘kan? Nah, ketika Grameds menggunakan BI Fast ini justru biaya admin hanya Rp2.500 saja. Jelas lebih murah ‘kan!
Berhubung saat ini zaman sudah serba digital, tak terkecuali dalam hal transaksi online melalui Mobile Banking, maka tentu saja pihak Bank Indonesia turut berinovasi untuk beradaptasi dengan hal tersebut. Salah satu upaya inovasi yang dilakukan tentu saja dengan mengembangkan fitur BI Fast ini, guna menjawab tantangan di era digital seperti saat ini.
Kemudahan ketika menggunakan fitur ini tentunya dapat dirasakan oleh banyak orang, terutama yang menggunakan Mobile Banking untuk urusan transfer kepada pihak lain. Yap, untuk menggunakan fitur BI Fast ini, Grameds tidak perlu menginstall aplikasi khusus BI Fast dari PlayStore maupun App Store, karena fitur tersebut sudah ada di setiap Mobile Banking masing-masing bank. Coba Grameds buktikan sendiri!

https://tempo.co/
Latar Belakang Pengembangan Layanan BI Fast
Dilansir dari Buku Pedoman BI Fast Versi 1.1 yang dikeluarkan oleh pihak Bank Indonesia, BI Fast menjadi objek pengembangan infrastruktur Bank Indonesia dalam rangka menyediakan layanan pembayaran yang real-time, seamless (mudah), tersedia secara 24/7 alias dapat dilakukan setiap saat, dan tentu saja dengan tingkat keamanan yang end-to-end. Semua ini dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendukung pengembangan Ekonomi Keuangan Digital (EKD) di Indonesia ini.
Mengingat saat ini, ketersediaan layanan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) ternyata belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama karena dibatasi oleh waktu layanan. Hal tersebut tentu saja menghambat kegiatan masyarakat, lebih-lebih yang bekerja dengan mengandalkan proses transfer. Nah, BI Fast pun hadir sebagai alternatif penyelamat terhadap infrastruktur SKNBI tersebut.
Tujuan Pengembangan Layanan BI Fast
Dilansir dari bi.go.id, setidaknya ada 3 tujuan dikembangkannya fitur BI Fast pada Mobile Banking yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di zaman digital ini, yakni:
- Untuk mendukung penggabungan antara industri Sistem Pembayaran Nasional dengan Ekonomi Keuangan Digital secara end-to-end.
- Menjadi inisiatif nasional yang sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI), Sistem Pembayaran (SP), PBI Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP), PBI Penyedia Jasa Pembayaran (PJB), dan prinsip SP yang cepat, murah, mudah, aman, serta andal untuk digunakan pengguna.
- Selaras dengan arah kebijakan Bank Indonesia kedepannya, terutama dalam hal Stabilitas Sistem Keuangan dan Sistem Pembayaran supaya dapat tercipta ekosistem yang integrated, interoperable, dan interconnected.
Manfaat Layanan BI Fast Bagi Masyarakat
Keberadaan fitur ini tentu saja tidak hanya sebagai jawaban atas tantangan di era digital seperti saat ini, tetapi juga memberikan rangkaian manfaat bagi masyarakat luas dan industri di Indonesia. Mengingat layanan fitur SKNBI dan BI Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) itu jam operasional tertentu saja, sehingga tidak dapat diakses kapan saja. Nah, melalui layanan BI Fast inilah, masyarakat luas dan industri dapat merasakan adanya:
- Efisien, karena penggunaan proxy address sebagai alternatif nomor rekeningnya.
- Real time 24/7, karena dapat dilakukan oleh nasabah siapa saja dan kapan saja.
- Lengkap, karena melayani berbagai instrumen dan kanal pembayaran apapun seperti QRIS, ATM, dan EDC.
- Secure, terbukti aman karena fitur ini dilengkapi oleh fraud detection dan AML/CFT.
75+ Daftar Bank yang Menggunakan Layanan BI Fast
Setidaknya, ada 77 bank di Indonesia ini yang sudah menggunakan fitur layanan BI Fast pada mobile banking mereka. Hal ini karena setiap bank, baik itu bank negeri maupun bank swasta, pasti ingin memberikan pelayanan terbaik bagi nasabahnya. Salah satu upayanya adalah dengan menambahkan fitur ini pada pelayanan mereka. Dilansir dari bi.go.id, berikut ini daftar lengkap bank-bank di Indonesia yang sudah menggunakan layanan BI Fast.
Batch 1 (1 Desember 2021)
1. | Bank BCA Syariah |
2. | Bank Central Asia |
3. | Bank CIMB Niaga |
4. | Bank CIMB Niaga UUS (Unit Usaha Syariah) |
5. | Bank Citibank, N.A. |
6. | Bank Danamon Indonesia |
7. | Bank Danamon Indonesia UUS |
8. | Bank DBS Indonesia |
9. | Bank Mandiri |
10. | Bank Mega |
11. | Bank Negara Indonesia (Persero) |
12. | Bank OCBC NISP |
13. | Bank Permata |
14. | Bank Permata UUS |
15. | Bank Rakyat Indonesia (BRI) |
16. | Bank Sinarmas |
17. | Bank Syariah Indonesia |
18. | Bank Tabungan Negara (Persero) |
19. | Bank Tabungan Negara UUS |
20. | Bank UOB Indonesia |
21. | Bank Woori Saudara Indonesia 1906 |
Batch 2 (Januari 2022)
1. | Allo Bank Indonesia |
2. | Bank Digital BCA |
3. | Bank Ganesha |
4. | Bank HSBC Indonesia |
5. | Bank Ina Perdana |
6. | Bank KEB Hana Indonesia |
7. | Bank Mandiri Taspen |
8. | Bank Maspion Indonesia |
9. | Bank Mestika Dharma |
10. | Bank Multi Arta Sentosa |
11. | Bank Nationalnobu |
12. | Bank Pan Indonesia |
13. | Bank Pembangunan Daerah Bali |
14. | Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten |
15. | Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah |
16. | Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah UUS |
17. | Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur |
18. | Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur UUS |
19. | Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur |
20. | Bank Pembangunan Daerah Papua |
21. | Bank Sahabat Sampoerna |
22. | Bank Sinarmas UUS |
23. | Kustodian Sentral Efek Indonesia |
Batch 3 (Mei dan Juni 2022)
1. | Bank Artha Graha Internasional |
2. | Bank Bumi Artha |
3. | Bank DKI |
4. | Bank DKI UUS |
5. | Bank Jago |
6. | Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Syariah |
7. | Bank Pembangunan Riau Kepri |
8. | Bank Raya Indonesia |
Batch 4 (Agustus 2022)
1. | Bank BTPN |
2. | Bank Capital Indonesia |
3. | Bank CTBC |
4. | Bank ICBC Indonesia |
5. | Bank Index Selindo |
6. | Bank Jago UUS |
7. | Bank Jasa Jakarta |
8. | Bank Mayapada |
9. | Bank Mayora |
10. | Bank Muamalat |
11. | Bank Nagari UUS |
12. | Bank Neo Commerce |
13. | Bank Pembangunan Daerah DIY |
14. | Bank Pembangunan Daerah DIY UUS |
15. | Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat |
16. | Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat UUS |
17. | Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan |
18. | Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan UUS |
19. | Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat |
20. | Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan Bangka Belitung |
21. | Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan Bangka Belitung UUS |
22. | Bank Seabank |
23. | Maybank Indonesia |
24. | Maybank Indonesia UUS |
25. | MNC Bank |
Perbedaan BI Fast dengan Real Time Online
Meskipun BI Fast dan Real Time Online itu sama-sama fitur yang dikembangkan oleh pihak Bank Indonesia dalam rangka mendukung pengembangan Ekonomi Keuangan Digital (EKD) di Indonesia ini, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Tidak hanya pada besaran biaya admin saja, tetapi juga layanan secara keseluruhannya.
BI Fast | Real Time Online |
Biaya transaksi alias biaya admin lebih murah, yakni Rp2.500 saja per satu kali transfer. | Biaya transaksi alias biaya admin lebih mahal, yakni Rp6.500 per satu kali transfer. |
Limit transfer lebih besar, yakni hingga Rp250 juta per transaksinya. | Limit transfer lebih kecil, yakni hanya Rp25 juta saja per transaksi. |
Memungkinkan nasabah melakukan transaksi tanpa menggunakan nomor rekening. Alternatif lain tentu saja menggunakan nomor HP atau alamat email. | Belum memungkinkan nasabah melakukan transaksi tanpa menggunakan nomor rekening. |
Memiliki beberapa fitur canggih, seperti Fraud Detection dan Anti Money Laundering (AML), Countering Financing of Terrorism (CFT), dan lainnya. | Fitur yang dimiliki belum secanggih BI Fast. |
Kelebihan dan Kekurangan BI Fast Dalam Transaksi Bank
Meskipun memiliki kecanggihan teknologi dalam pengembangan fiturnya, tetapi bukan berarti BI Fast ini tidak memiliki kekurangan ya…
Kelebihan BI Fast | Kekurangan BI Fast |
Biaya transaksi alias biaya admin lebih murah, yakni Rp2.500 saja per satu kali transfer. | Limit dalam sekali transfer maksimal Rp250 juta saja. Bagi sebagian orang yang diharuskan transfer dalam jumlah lebih dari itu, pasti akan merasa kesulitan, sehingga harus mengambil alternatif kliring. |
Limit transfer lebih besar, yakni hingga Rp250 juta per transaksinya. | Tidak benar-benar melayani 24/7 sepenuhnya. Di beberapa bank, pada waktu-waktu tertentu seperti waktu beribadah, pasti transaksi yang menggunakan fitur ini akan mengalami kegagalan. |
Memungkinkan nasabah melakukan transaksi tanpa menggunakan nomor rekening. Alternatif lain tentu saja menggunakan nomor HP atau alamat email. | Belum semua bank yang ada di Indonesia menggunakan fitur ini. |
Memiliki beberapa fitur canggih, seperti Fraud Detection dan Anti Money Laundering (AML), Countering Financing of Terrorism (CFT), dan lainnya. | Sering mengalami maintenance alias perbaikan, sehingga tak jarang nasabah akan gagal ketika bertransfer. |
Setidaknya sudah ada 77 bank di Indonesia yang menggunakan fitur ini. | Hanya fokus pada transfer via debit dan kredit saja. Belum dikembangkan untuk Virtual Account (VA) dan dompet digital lainnya. |
Pertanyaan-Pertanyaan Seputar BI Fast

https://indonesiabaik.id/
Meskipun keberadaan fitur layanan yang diluncurkan oleh pihak Bank Indonesia sejak Desember 2021 ini sudah dimiliki oleh 77 bank di Indonesia, tetapi masih banyak orang yang belum mengerti tentang cara kerjanya. Dalam penggunaannya, nasabah bank yang dapat mempraktikkan fitur ini adalah individu maupun pelaku industri. Nah, berikut ini beberapa pertanyaan seputar BI Fast beserta jawabannya yang diberitakan melalui bi.go.id.
1. Siapa Saja Yang Dapat Memiliki Layanan BI Fast?
Pada dasarnya, kepesertaan BI Fast ini sangat terbuka bagi seluruh bank maupun Lembaga Selain Bank (LSB) di Indonesia, sepanjang dapat memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Memenuhi syarat dalam aspek kelembagaan, kinerja keuangan, dan kapabilitas Sistem Informasi.
- Harus memenuhi kriteria 3C yakni contribution (kontribusi terhadap tumbuhnya EKD), capability (kapabilitas akan kemampuan permodalan dan likuiditas), dan collaboration (berkolaborasi penuh dalam mendukung kebijakan BI ke depannya).
- Memenuhi kriteria champion in readiness yang mencakup aspek people, process, dan technology.
2. Apakah Seluruh Bank Harus Memiliki Fitur BI Fast Alias Bersifat Mandatory?
Sebenarnya, pihak Bank Indonesia justru mendorong seluruh bank maupun Lembaga Selain Bank (LSB) untuk memiliki fitur layanan layanan ini supaya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terutama dalam hal transaksi digital yang lebih efisien. Untuk itu, pihak Bank Indonesia pun meminta setiap bank maupun Lembaga Selain Bank (LSB) untuk mengajukan permohonan sebagai peserta BI-FAST sesuai timeline masing-masing.
3. Berapa Biaya Admin Pada Layanan Fitur BI Fast?
Pihak Bank Indonesia selaku pencetus fitur layanan ini telah menetapkan adanya 2 skema harga biaya admin, yakni dari Bank Indonesia ke Bank yang bersangkutan dan dari Bank yang bersangkutan ke nasabah.
Pada biaya admin dari Bank Indonesia ke Bank yang bersangkutan adalah Rp19.00 per transaksi. Sementara pada biaya admin dari Bank yang bersangkutan ke nasabah adalah maksimal Rp2.500,00 per transaksi.
4. Apa yang Membedakan Antara BI Fast dengan SKNBI dan BI RTGS?
Perbedaan antara fitur layanan BI Fast dengan SKNBI dan BI RTGS dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni besaran nominal transaksi, waktu layanan, kanal pembayaran, hingga instrumen pembayarannya.
- Nominal Transaksi
Pada fitur layanan BI Fast akan melayani transfer minimal nominal Rp250 juta per transaksinya, sedangkan pada SKNBI akan melayani hingga nominal Rp1 miliar per transaksi. Sementara itu, fitur BI RTGS hanya sampai nominal Rp100 juta saja.
- Waktu Layanan
Pada fitur BI Fast memiliki waktu layanan 24/7 alias sepanjang waktu, sedangkan SKNBI dan BI RTGS lebih singkat jam operasionalnya yakni pukul 06.30 hingga 16.30 WIB.
- Kanal Pembayaran
Fitur BI Fast yang dikembangkan untuk menjawab dunia digital seperti sekarang ini, tentu saja dapat dilakukan melalui mobile/internet, terutama m-banking pada masing-masing bank. Bahkan untuk waktu kedepannya, akan dikembangkan lagi supaya dapat digunakan melalui kanal QR, ATM, dan EDC.
Sementara SKNBI dan BI RTGS hanya dapat diakses melalui counter bank dan kanal mobil/internet saja.
- Instrumen Pembayaran
Pada SKNBI hanya dapat melayani transaksi transfer via kredit dan debit. Lalu, fitur BI RTGS hanya melayani transaksi via kredit saja. Sementara itu, fitur BI Fast lebih canggih karena memenuhi instrumen pembayaran berupa kredit, debit, hingga uang elektronik.
Sumber:
Buku Pedoman BI Fast Versi 1.1. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia.
Baca Juga!
- Sejarah, Tugas, Wewenang, dan Peranan Bank Sentral
- Fungsi dan Jenis-Jenis Bank yang Perlu Diketahui
- Pembahasan dan Contoh Rekonsiliasi Bank
- Tugas dan Sejarah Badan Penyehatan Perbankan Nasional
- Sejarah Singkat Bank Sentral dan Fungsinya
- Pengertian Akad Kredit dan Prosesnya
- Konsep, Fungsi, dan Perbedaan Antara Nota Debit dengan Kredit
- Apa Itu Instrumen Kredit?