Bahasa Indonesia

20 Contoh Kalimat Kompleks: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya

Written by Laila

Hai, Grameds! Apakah kamu pernah merasa kesulitan saat ingin menjelaskan sesuatu yang kompleks dalam tulisanmu? Nah, kalimat kompleks bisa menjadi solusi untuk masalah ini!

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas segala hal tentang kalimat kompleks: mulai dari definisinya, bagaimana cara membuatnya, hingga kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi. Kamu juga akan belajar tentang jenis-jenis kalimat kompleks dan bagaimana penggunaannya dapat memperjelas dan memperkaya tulisanmu.

Jadi, jangan khawatir kalau kamu merasa belum familiar dengan kalimat kompleks. Kita akan membahasnya dengan cara yang santai dan mudah dipahami. Yuk, simak terus dan temukan cara membuat tulisanmu lebih menarik dan berisi dengan kalimat kompleks!

 

Pengertian Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri dari klausa utama dan klausa subordinatif yang saling berkaitan. Klausa subordinatif ini berfungsi untuk memberikan informasi tambahan atau memperjelas klausa utama, sehingga kalimat menjadi lebih kaya dan mendetail.

Klausa utama pada kalimat kompleks dapat berdiri sendiri menjadi kalimat lepas. Sedangkan klausa subordinatif bergantung pada klausa utama dan tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang lengkap.

Misalnya, dalam kalimat “Aku belajar karena aku ingin sukses,” “Aku belajar” adalah klausa utama, dan “karena aku ingin sukses” adalah klausa subordinatif yang menjelaskan alasan di balik tindakan belajar.

Jika kedua klausa tersebut dipisahkan, klausa utama tetap dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap dengan informasi yang jelas. Sebaliknya, klausa subordinatif tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap karena informasi yang terkandung di dalamnya akan menjadi tidak jelas.

Klausa utama dalam kalimat kompleks bisa ditempatkan di awal atau di akhir kalimat. Begitupun dengan klausa subordinatif. Kalimat kompleks terdiri dari dua jenis klausa, yaitu klausa utama dan klausa subordinatif, sehingga hubungan antar klausanya tidak setara atau tidak sejajar.

Kalimat kompleks juga dikenal sebagai kalimat majemuk bertingkat, sering digunakan untuk menjelaskan dua peristiwa yang terjadi bersamaan pada waktu yang sama. Kedua peristiwa ini dihubungkan dengan konjungsi subordinatif yang melekat pada klausa subordinat.

Kalimat sederhana hanya terdiri dari satu klausa utama yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap. Contohnya, “Aku makan siang.” Sebaliknya, kalimat kompleks terdiri dari setidaknya satu klausa utama dan satu klausa subordinatif yang memberikan informasi tambahan. Contohnya, “Aku makan siang ketika hujan mulai turun.” Kalimat kompleks memberikan lebih banyak informasi dan menunjukkan hubungan antara dua peristiwa atau ide.

 

Praktik Penyuntingan Kalimat

Sampai saat ini, telah terbit beberapa buku penunjang untuk mendukung materi-materi dalam mata kuliah penyuntingan. Penyuntingan sendiri berarti merupakan proses membaca, mencermati, memperbaiki naskah yang telah dikirim seorang penulis naskah sehingga naskah tersebut siap untuk dimuat atau diterbitkan oleh sebuah penerbitan. Tiap-tiap buku yang membahas mengenai penyuntingan menunjukan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun buku ini tampil beda dan khusus digunakan sebagai buku praktik untuk mata kuliah penyuntingan kalimat. Dengan mengingat target akhir pembelajaran penyuntingan kalimat bahasa Indonesia di perguruan tinggi, buku ini diterbitkan dan diharapkan dapat membantu para mahasiswa dalam menguasai mata kuliah penyuntingan.

Buku yang berjudul Praktik Penyuntingan Kalimat ini dikemas khusus sebagai buku praktik penyuntingan kalimat, di dalamnya berisi penjelasan lengkap dan rinci mengenai materi-materi yang membahas penyuntingan kalimat, sehingga dapat membekali mahasiswa sebagai calon editor bahasa. Tidak hanya mahasiswa yang memerlukan buku ini, tetapi juga penulis dan pemerhati bahasa yang berkomitmen terhadap penyuntingan kalimat. Namun tidak menutup kemungkinan buku ini juga dapat dibaca dan dipelajari oleh masyarakat secara umum yang tertarik untuk memahami dan mendalami tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, juga mengenai bagaimana penyuntingan dilakukan.

 

Ciri-ciri Kalimat Kompleks

(Sumber foto: www.pexels.com)

Berdasarkan penjelasan di atas, kalimat kompleks memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Terdiri dari klausa ttama dan klausa subordinatif. Kalimat kompleks selalu memiliki setidaknya satu klausa utama dan satu klausa subordinatif.
  • Memiliki dua buah subjek atau predikat, baik secara implisit maupun eksplisit.
  • Menggunakan konjungsi atau kata penghubung. Kalimat kompleks sering menggunakan kata penghubung seperti “karena”, “sehingga”, “ketika”, “jika”, dan “meskipun” untuk menghubungkan klausa-klausa tersebut.
  • Kalimat kompleks mengandung dua peristiwa atau lebih.
  • Kedua struktur pada kalimat kompleks dipisahkan dengan tanda koma (,) atau konjungsi subordinatif.

 

Struktur Kalimat Kompleks

Setelah memahami ciri-ciri kalimat kompleks, serta perbedaan antara klausa utama dan klausa subordinatif, mari kita telaah lebih dalam tentang struktur kalimat kompleks!

Kalimat kompleks terdiri dari satu klausa utama dan satu klausa subordinatif. Klausa utama minimal memiliki subjek dan predikat (S-P).

Sementara klausa subordinatif minimal terdiri dari konjungsi subordinatif, subjek, dan predikat (Konj-S-P). Namun, dalam kalimat kompleks, klausa subordinatif hanya berfungsi sebagai satu fungsi kalimat, seperti keterangan, objek, atau subjek.

Selain berfungsi sebagai keterangan, klausa subordinatif juga dapat berfungsi sebagai objek atau subjek.

Jenis Kalimat Kompleks

Berdasarkan hubungan antar klausanya, kalimat kompleks dapat dibagi menjadi dua jenis utama:

1. Kalimat Kompleks Parataktik

Kalimat kompleks parataktik adalah jenis kalimat kompleks di mana klausa utama dan klausa subordinatif disusun secara sejajar atau seimbang. Artinya, kedua klausa tersebut memiliki kedudukan yang setara dan tidak saling bergantung secara hierarkis.

Hubungan antar klausanya dapat dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, melainkan, bahkan, sedangkan, sehingga, maka, sebab itu, oleh karena itu, dan sebagainya.

Contoh Penggunaan:

“Dia belajar keras, maka dia berhasil meraih prestasi gemilang.”

Klausa utama: “Dia berhasil meraih prestasi gemilang.”

Klausa subordinatif: “Dia belajar keras.”

 

2. Kalimat Kompleks Hipotaktik

Kalimat kompleks hipotaktik adalah kalimat kompleks yang terdiri dari dua atau lebih klausa yang memiliki hubungan tidak setara atau tidak sejajar. Klausa-klausa dalam kalimat kompleks hipotaktik saling tergantung satu sama lain.

Hubungan antar klausanya dapat dihubungkan dengan konjungsi subordinatif, seperti karena, sebab, sehingga, jika, kalau, meskipun, seandainya, seolah-olah, biarpun, walaupun, kapan, di mana, bagaimana, sejak, sebelum, setelah, dan sebagainya.

Contoh Penggunaan:

“Jika kamu ingin berhasil, kamu harus berusaha dengan keras.”

Klausa utama: “kamu harus berusaha dengan keras”

Klausa subordinatif: “Jika kamu ingin berhasil”

Fungsi Kalimat Kompleks

Berikut adalah fungsi kalimat kompleks dalam bertutur kata sehari-hari:

  • Membuat Hubungan Logis Antar Klausa

Kalimat kompleks membantu membentuk hubungan yang logis antara klausa utama dan klausa subordinatif, memungkinkan penyampaian ide yang terkait atau berurutan dengan lebih jelas.

 

  • Memperjelas dan Merinci Informasi

Dengan struktur yang kompleks, kalimat ini dapat memperjelas dan memperinci informasi dengan menambahkan klausa subordinatif yang memberikan detail atau penjelasan tambahan terhadap klausa utama.

 

  • Menyampaikan Ide yang Kompleks dengan Lebih Jelas

Kalimat kompleks memfasilitasi penyampaian ide yang kompleks dengan lebih jelas. Klausa subordinatif dapat digunakan untuk memecah atau menguraikan ide kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dipahami.

 

Tata Kalimat Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Tata dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kaidah, aturan, dan susunan. Cara menyusun, sistem (biasanya digunakan dalam kata majemuk). Sedangkan kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, di sela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.

Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru untuk menyatakan kalimat perintah. Buku ini merupakan hasil penelitian tentang kajian sintaksis karangan siswa kelas VI SD di Provinsi Bali. Buku ini berisikan contoh-contoh kalimat yang sebagian besar diambil dari kalimat (sudah dimodifikasi) yang digunakan siswa dalam mengarang (menulis).

Buku ini dibagi ke dalam delapan bab dan tiap bab disertai dengan rangkuman dan soal-soal. Buku yang mengulas tata kalimat bahasa indonesia SD ini tentu sangat bermanfaat bagi siswa sekolah dasar, khususnya kelas tinggi. Contoh-contoh kalimat dalam buku ini akan membantu para siswa dalam memahami pembelajaran. Disamping itu, guru pengajar siswa SD juga sangat terbantu ketika menemukan kesulitan atau masalah-masalah kalimat dalam proses belajar dan mengajar.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Kalimat Kompleks

Dalam penggunaan kalimat kompleks juga terdapat kesalahan umum yang sering terjadi, yaitu sebagai berikut:

1. Penggunaan Konjungsi yang Tidak Tepat

Kesalahan dalam pemilihan konjungsi subordinatif dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam hubungan antara klausa utama dan klausa subordinatif.

 

2. Klausa Subordinat yang Tidak Mendukung Klausa Utama

Klausa subordinatif harus mendukung klausa utama dan tidak boleh bertentangan dengan informasi yang disampaikan dalam kalimat.

 

3. Kesalahan Tanda Baca dalam Kalimat Kompleks

Kesalahan dalam penggunaan tanda baca, seperti koma atau titik, dapat mengubah makna kalimat kompleks secara drastis. Pastikan penggunaan tanda baca sesuai dengan struktur kalimat.

Manfaat Memahami Kalimat Kompleks

(Sumber foto: www.pexels.com)

Memahami kalimat kompleks sangat penting dalam bahasa Indonesia karena memungkinkan kita untuk menyampaikan ide atau informasi dengan lebih jelas dan terstruktur. Berikut merupakan manfaat memahami kalimat kompleks:

1. Meningkatkan Kemampuan Menulis dan Berbicara

Memahami kalimat kompleks membantu meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara dengan lebih efektif dan terstruktur.

 

2. Memperjelas Komunikasi dalam Berbagai Konteks

Kemampuan menggunakan kalimat kompleks membantu memperjelas komunikasi dalam berbagai konteks, baik itu akademik, profesional, atau sosial.

 

3. Meningkatkan Pemahaman Teks yang Kompleks

Dengan memahami struktur dan fungsi kalimat kompleks, kita dapat meningkatkan pemahaman terhadap teks-teks yang kompleks dan mendalam.

20 Contoh Kalimat Kompleks

Berikut adalah 20 contoh kalimat kompleks yang bisa dijadikan referensi untuk mempelajari kaliamt kompleks lebih dalam:

  1. Ketika hujan turun dengan deras, dia memilih untuk tetap di dalam rumah.
  2. Saya akan mengunjungi museum seni jika waktu saya cukup luang.
  3. Setelah makan malam, kami akan pergi ke bioskop untuk menonton film.
  4. Ketika saya bangun pagi tadi, saya merasa sangat segar dan bugar.
  5. Meskipun cuaca sedang panas, mereka tetap bermain di taman.
  6. Dia tidak bisa mengikuti kelas karena sakit parah.
  7. Karena hari Minggu, kami berencana untuk pergi piknik bersama keluarga.
  8. Saya ingin membeli sebuah mobil baru meskipun saya masih harus menabung untuk itu.
  9. Jika kamu membaca buku setiap hari, pengetahuanmu akan bertambah secara signifikan.
  10. Ketika mereka tiba di bandara, pesawat sudah siap untuk berangkat.
  11. Meskipun berjalan kaki, kami berhasil sampai di tempat tujuan tepat waktu.
  12. Setelah belajar dengan giat, dia berhasil meraih nilai tertinggi dalam ujian.
  13. Jika kamu tidak bisa datang ke pesta, tolong beri tahu saya sebelumnya.
  14. Ketika mereka sedang bermain sepak bola, langit tiba-tiba gelap dan hujan turun dengan deras.
  15. Saya akan memberikan hadiah istimewa untuknya karena dia telah berhasil lulus ujian dengan nilai sempurna.
  16. Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, saya akan membantu ibu memasak di dapur.
  17. Jika kamu mau, kita bisa pergi ke taman hiburan akhir pekan ini.
  18. Ketika saya melihat matahari terbit di pagi hari, saya merasa energik dan penuh semangat.
  19. Meskipun banyak rintangan di depannya, dia tetap gigih mengejar impian.
  20. Setelah makan siang, kami berkumpul di ruang keluarga untuk berdiskusi tentang rencana liburan musim panas.

 

Kesimpulan

Nah, Grameds, sekarang setelah membahas tentang kalimat kompleks, kita bisa menyimpulkan bahwa penguasaan tentang struktur ini dapat membantu kita dalam berbagai hal, dari menulis karangan hingga berbicara di depan umum. Dengan memahami bagaimana menyusun kalimat yang kompleks, kita dapat menyampaikan ide dengan lebih jelas, menyampaikan informasi dengan lebih terperinci, dan membuat hubungan logis antara gagasan-gagasan yang kita sampaikan. Jadi, jangan ragu untuk berlatih lebih sering membuat kalimat kompleks. Grameds, kamu juga bisa mempelajari lebih dalam terkait kalimat kompleks dan jenis kalimat lainnya melalui kumpulan Buku Bahasa Indonesia yang tersedia di Gramedia.com.

 

Sintaksis Bahasa Indonesia: Pelesapan Subjek

Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa gejala ketidakhadiran subjek dalam klausa atau kalimat bahasa Indonesia merupakan penyimpangan kaidah atau kesalahan berbahasa. Apakah memang demikian? Atau, sebetulnya gejala itu teratur dan bersistem. Buku ini membahas keteraturan pelesapan subjek dan merumuskan kaidah-kaidahnya; kapan pelesapan dapat dilakukan, harus dilakukan, dan tidak dilakukan, baik dalam hubungan antarklausa dalam kalimat maupun dalam hubungan antarkalimat dalam paragraf.

Berkenaan dengan itu buku ini, mengungkap tipe-tipe klausa ataupun kalimat tempat pelesapan subjek terjadi, merumuskan kaidah-kaidah pelesapan subjek, baik pelesapan subjek yang bersifat anaforis maupun pelesapan subjek yang bersifat kataforis, serta mengungkap kendala-kendalanya, mengungkap konstituen pengendali pelesapan subjek, merumuskan dasar pemilihan strategi pelesapan subjek, pemakaian pronomina, dan penyebutan ulang FN dalam upaya perwujudan kohesi. Kata atau frasa yang berulang dalam sebuah kalimat terkadang dapat mengakibatkan kemubaziran.

Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk menghindari repetisi satuan lingual dalam kalimat adalah dengan memanfaatkan pelesapan. Pelesapan digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu delesi dan elipsis. Delesi merupakan pelesapan satuan lingual yang maknanya dapat dipahami secara kontekstual dan situasional. Contoh delesi yang paling mudah adalah Kiri, Bang! Konstruksi tersebut merupakan pelesapan dari Menepi ke kiri, Bang! atau Berhenti di kiri, Bang! Pelesapan ini lebih sering dikaji dalam bidang pragmatika. Sementara itu, menurut Kridalaksana, elipsis adalah peniadaan kata atau satu lain yang wujud asalnya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa.

About the author

Laila