Grameds, mungkin kamu pernah mengalami fase di mana kamu mendapat promosi kenaikan pangkat? Atau mungkin ada keluargamu yang dulunya seorang pengusaha sukses kemudian bangkrut dan kini menjadi seorang karyawan?
Itu adalah salah satu bentuk dari mobilitas intragenerasi yang sifatnya naik dan turun. Kondisi tersebut mudah sekali ditemukan di sekitar kita, karena nyaris semua orang pernah mengalaminya. Bak roda yang selalu berputar, kadang kondisi finansial membuat individu mengalami perubahan nasib secara signifikan. Lalu, apa saja contoh dari mobilitas intragenerasi? Mari kita simak penjelasan berikut.
Daftar Isi
Contoh Mobilitas Intragenerasi
Berikut adalah macam-macam contoh mobilitas intragenerasi, baik yang sifatnya naik dan turun:
A. Mobilitas Sosial Naik
Berikut adalah contoh mobilitas secara naik:
1. Karyawan Menjadi Manajer
Seorang karyawan yang awalnya bekerja di posisi staf administrasi dapat memperoleh promosi menjadi manajer setelah menunjukkan kinerja yang luar biasa, kemampuan kepemimpinan yang baik, dan dedikasi yang tinggi.
Proses ini biasanya melibatkan pengakuan dari atasan atau perusahaan terhadap kemampuan individu tersebut, baik melalui evaluasi kinerja, pelatihan, atau pengalaman yang cukup. Perubahan status ini tidak hanya meningkatkan tanggung jawab pekerjaan tetapi juga memengaruhi penghasilan, status sosial di masyarakat, dan peluang karier yang lebih besar di masa depan.
2. Petani Menjadi Pemilik Ladang Besar
Seorang petani memanfaatkan teknologi modern seperti irigasi otomatis atau menggunakan benih unggul sehingga hasil panennya meningkat pesat. Dengan keuntungan yang diperoleh, petani ini kemudian membeli atau menyewa lahan tambahan untuk memperluas usahanya. Dalam jangka waktu tertentu, ia bisa memiliki banyak ladang besar dan menjadi pengusaha tani yang lebih mandiri dan sukses.
3. Penulis Menjadi Kepala Editor
Seorang penulis memulai kariernya dengan menghasilkan artikel, cerita, atau buku, lalu melalui kerja keras, kreativitas, dan kontribusinya, ia kemudian mendapat pengakuan dan kepercayaan untuk menduduki posisi kepala editor.
Seorang kepala editor kepala memiliki tanggung jawab yang lebih besar, seperti memimpin tim penulis, menyunting karya dengan standar tinggi, menentukan tema atau arah editorial, dan mengelola publikasi secara keseluruhan.
4. Mahasiswa Menjadi Pengusaha Sukses
Seorang mahasiswa jurusan teknik informatika memulai bisnis startup teknologi dengan ide inovatif yang dikembangkan saat mengerjakan proyek sampingan. Dengan ketekunan dan kerja keras, ia berhasil memiliki koneksi yang luas, hingga berhasil memeroleh dukungan teknologi yang mutakhir. Akhirnya usahanya berkembang dan memberikan keuntungan besar. Kariernya sebagai pengusaha dimulai hingga ia lulus kuliah dan berhasil mengembangkan startup digital.
5. Sopir Menjadi Pemilik Armada Transportasi
Seorang sopir yang awalnya hanya mengemudikan satu kendaraan, kemudian ia bekerja keras dan menabung sekian lama. Dikarenakan kemampuannya mengelola penghasilannya dengan baik, ia mampu membeli kendaraan lain untuk disewakan atau dioperasikan oleh sopir lain.
Melalui usaha tersebut, ia tidak hanya berubah dari pekerja menjadi pemilik aset, tetapi juga naik menjadi seorang pengusaha transportasi. Mobilitas ini mencerminkan bahwa dengan dedikasi dan manajemen keuangan yang baik, seseorang dapat memperbaiki kondisi hidupnya secara signifikan.
6. Koki Menjadi Pemilik Restoran
Seorang koki yang awalnya bekerja di dapur restoran, memulai kariernya dari posisi entry level. Ia bisa berkembang berkat keterampilan memasak yang terus diasah dan pengalaman yang diperoleh selama bertahun-tahun. Dengan modal yang terkumpul dari hasil kerja kerasnya, serta keterampilan dalam berbisnis dan manajerial, ia kemudian memutuskan untuk membuka restoran sendiri.
Perubahan ini menunjukkan mobilitas sosial naik, karena koki tersebut mengubah status sosialnya dari seorang karyawan menjadi pemilik usaha. Keberhasilan ini bukan hanya soal keterampilan memasak, tetapi juga mencakup kemampuannya dalam mengelola bisnis, pemasaran, dan membangun jaringan pelanggan.
7. Guru Menjadi Kepala Sekolah
Perpindahan posisi ini umumnya terjadi karena prestasi kerja yang baik, pengalaman mengajar yang tinggi, serta kemampuan dalam mengelola dan memimpin sebuah sekolah. Seorang guru yang memiliki kompetensi lebih dalam bidang pendidikan, keterampilan manajerial, serta kepemimpinan yang baik, akhirnya ia berhasil diangkat menjadi kepala sekolah.
Perubahan status ini mencerminkan peningkatan posisi sosial dan tanggung jawab yang lebih besar dalam dunia pendidikan. Sebagai kepala sekolah, guru tidak hanya bertanggung jawab atas kegiatan belajar mengajar, tetapi juga atas manajemen sekolah secara keseluruhan, termasuk pengelolaan sumber daya manusia, anggaran, serta pengembangan kurikulum.
8. Pekerja Pabrik Menjadi Pemilik Usaha
Seorang individu yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik, berhasil mengubah nasibnya dengan membuka dan mengelola usahanya sendiri.
Proses ini melewati serangkaian usaha keras, keterampilan yang didapat selama bekerja di pabrik, dan terkadang dukungan finansial, baik itu melalui tabungan pribadi, pinjaman, atau bantuan investor.
Dengan pengetahuan industri yang ia peroleh selama bekerja, pekerja ini dapat menciptakan produk yang lebih baik atau memiliki strategi pemasaran yang lebih inovatif. Keberhasilan yang diraih membawanya untuk menjadi pemilik usaha dan memperluas bisnis dengan membuka cabang atau mempekerjakan karyawan.
9. Atlet Menjadi Pelatih Nasional
Seorang atlet nasional yang berhasil memenangkan sejumlah pertandingan, biasanya akan beralih peran menjadi pelatih untuk tim yang pernah diwakilinya. Bekal sebagai atlet dengan jam terbang tinggi, ia bisa melatih juniornya hingga membawa tim meraih prestasi yang membanggakan,
Dengan menjadi pelatih, mereka tetap terlibat di dunia olahraga tetapi menjalani tugas yang berbeda, yaitu membimbing atlet muda atau memimpin tim nasional. Misalnya, mantan pemain sepak bola yang melatih tim nasional atau mantan pelari yang melatih atlet muda di tingkat nasional.
10. Pedagang Kecil Menjadi Distributor Besar
Misal ada seorang pedagang kecil yang awalnya hanya menjual barang di pasar lalu ia berusaha keras untuk meningkatkan skala bisnisnya. Melalui strategi yang tepat, seperti memperluas jaringan pemasok, memahami kebutuhan pasar, dan memanfaatkan teknologi untuk pemasaran, ia berhasil memperbesar usaha hingga mampu memasok barang ke pedagang lain sebagai distributor.
B. Mobilitas Sosial Turun
Berikut adalah contoh mobilitas secara turun:
1. Pemilik Toko Bangkrut Menjadi Karyawan
Misal ada seorang pemilik toko yang cukup besar, kemudian karena krisis yang menimbulkan lemahnya daya beli masyarakat, ia mengalami kebangkrutan. Agar ia bisa menafkahi keluarga, ia mulai mencari lowongan pekerjaan, lalu akhirnya diterima sebagai karyawan di suatu perusahaan.
2. Karyawan Kehilangan Pekerjaan
Seorang karyawan yang dipecat akibat efisiensi perusahaan dan akhirnya ia menjadi pengangguran.
3. Petani Kehilangan Lahan
Seorang petani menjual lahannya karena terlilit utang, hingga akhirnya bekerja sebagai buruh tani demi bisa menghidupi keluarga.
4. Pemimpin Perusahaan Menjadi Staf Biasa
Seorang CEO mengalami konflik internal di perusahaan, kemudian ia terdepak sehingga kehilangan jabatannya. Akhirnya ia keluar dan bekerja bekerja kembali di posisi yang tidak sama sebelumnya.
5. Penyanyi Terkenal Yang Turun Pamor Menjadi Penyanyi Lokal
Seorang penyanyi terkenal yang lambat laun kehilangan popularitasnya karena bersaing dengan penyanyi muda yang lebih berbakat. Selain tidak menelurkan karya terbaru, ia pun tidak menerima pekerjaan di acara TV, sehingga harus menerima tampil di acara kecil.
6. Dokter Menjadi Tenaga Kesehatan Biasa
Dokter yang yang bermasalah dengan hukum bisa dicabut izin praktiknya dan memulai dengan tenaga kesehatan biasa.
7. Pengusaha Properti Menjadi Penyewa Rumah
Seorang pengusaha yang awalnya memiliki banyak aset mengalami kerugian yang cukup besar, hingga harus kehilangan seluruh asetnya untuk membayar kerugian. Kini ia harus mengontrak karena tidak memiliki tempat tinggal bersama keluarganya.
8. Pelaku Bisnis Startup Gagal Menjadi Pekerja Lepas
Pendiri startup yang gagal mempertahankan bisnisnya sehingga harus merumahkan sejumlah karyawan. Kemudian ia menjadi freelancer sambil menggarap ide untuk memulai bisnisnya.
9. Atlet Kehilangan Karier Akibat Cedera
Atlet profesional yang mengalami cedera berat terancam tidak bisa melanjutkan kariernya. Oleh karena itu, ia banting setir menjadi penjual makanan agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
10. Politisi Kehilangan Jabatan Menjadi Warga Biasa
Anggota dewan yang kalah pemilu harus menghadapi kenyataan dan kembali ke kehidupan biasa tanpa jabatan.
Pengertian Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah perubahan status sosial yang terjadi dalam kehidupan seorang individu di satu generasi, atau selama masa hidupnya. Contohnya adalah seseorang yang awalnya bekerja sebagai pegawai administrasi di sebuah perusahaan kemudian, melalui pendidikan tambahan dan kerja keras, kemudian ia naik pangkat menjadi manajer.
Sebaliknya, mobilitas intragenerasi juga bisa bersifat menurun, seperti seorang pengusaha yang awalnya memiliki bisnis sukses tetapi mengalami kebangkrutan dan harus bekerja sebagai karyawan biasa. Mobilitas ini menggambarkan perjalanan sosial seseorang dalam skala waktu individu, dipengaruhi oleh pendidikan, usaha pribadi, atau faktor ekonomi dan lingkungan.
Dampak Positif Mobilitas Intragenerasi
Berikut adalah beberapa dampak positif mobilitas intragenerasi yang dialami seseorang:
1. Peningkatan Kesejahteraan Individu
Mobilitas ke status sosial yang lebih tinggi, seperti mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan lebih baik atau pendidikan yang lebih tinggi, akan membantu individu meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini mencakup akses kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar yang lebih baik.
2. Motivasi untuk Berkembang
Kesempatan untuk meraih status sosial yang lebih baik akan mendorong individu berusaha lebih keras melalui pendidikan, pelatihan, atau usaha bisnis. Cara ini menciptakan budaya kerja keras dan inovasi dalam masyarakat.
3. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Kesuksesan dalam mengubah posisi sosial dapat memberikan rasa pencapaian dan meningkatkan kepercayaan diri individu, yang pada gilirannya memotivasi mereka untuk terus maju.
4. Pengurangan Kemiskinan
Ketika individu naik ke status sosial yang lebih tinggi, mereka dapat keluar dari lingkaran kemiskinan. Hal ini juga bisa memberikan dampak berantai pada keluarga dan komunitas di sekitarnya.
5. Diversifikasi Sosial
Mobilitas intragenerasi memungkinkan lebih banyak orang dari berbagai latar belakang untuk mengakses posisi sosial dan ekonomi yang lebih baik, menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan beragam.
6. Kontribusi pada Perekonomian
Individu yang mengalami mobilitas ke posisi yang lebih produktif sering kali berkontribusi lebih banyak pada perekonomian, baik melalui inovasi, pajak, maupun penciptaan lapangan kerja.
7. Pengurangan Ketimpangan Sosial
Jika mobilitas intragenerasi terjadi secara merata, ini membantu menciptakan peluang yang setara, sehingga mengurangi ketimpangan sosial di masyarakat.
Dampak Negatif Intragenerasi
Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat muncul dari mobilitas intragenerasi:
1. Stres dan Tekanan Psikologis
Perubahan status sosial yang terjadi dengan cepat, dapat menyebabkan stres karena tuntutan yang lebih tinggi untuk mempertahankan status baru. Misalnya, seseorang yang naik ke posisi manajerial mungkin merasa terbebani dengan tanggung jawab baru yang lebih besar.
2. Kesulitan Beradaptasi
Individu yang mengalami mobilitas ke status sosial yang jauh lebih tinggi atau rendah mungkin menghadapi kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini dapat menimbulkan rasa canggung atau bahkan keterasingan.
3. Kerenggangan Hubungan Sosial
Perubahan status sosial dapat memengaruhi hubungan dengan keluarga, teman, atau komunitas asal. Seseorang yang naik status mungkin dianggap “berubah” atau mengalami kecemburuan sosial, sementara mereka yang turun status bisa menghadapi stigma.
4. Ketidakstabilan Sosial
Mobilitas intragenerasi yang tidak merata atau terlalu cepat dapat menciptakan ketidakpuasan di kalangan masyarakat yang merasa tertinggal. Hal ini berpotensi memicu ketegangan sosial atau konflik antar kelompok.
5. Meningkatnya Ketimpangan
Dalam beberapa kasus, mobilitas intragenerasi dapat memperbesar jurang antara kelompok sosial tertentu. Mereka yang memiliki akses ke pendidikan atau peluang yang lebih baik cenderung terus naik, sementara yang lain tetap stagnan.
6. Perasaan Tidak Aman
Individu yang berhasil naik ke status sosial lebih tinggi sering kali merasa khawatir kehilangan posisi tersebut, terutama jika perubahan itu tidak disertai stabilitas ekonomi atau dukungan sosial yang memadai.
7. Ketidakseimbangan Identitas
Orang yang mengalami mobilitas besar dalam hidupnya kadang merasa terjebak antara dua identitas, yakni identitas asal dan identitas barunya. Hal ini bisa memicu konflik internal atau rasa kehilangan jati diri.
Upaya Mengatasi Dampak Negatif Mobilitas Intragenerasi
Untuk mengatasi dampak negatif mobilitas intragenerasi, diperlukan upaya yang mencakup berbagai aspek. Pertama, pemerintah, swasta dan organisasi bisa memberikan dukungan seperti pemberian modal, pelatihan, dan kesempatan kerja bagi individu yang mengalami mobilitas intragenerasi menurun. Misal, memberikan sokongan dana bagi para karyawan yang di-PHK agar bisa memulai bisnis, memberikan pelatihan agar mereka bisa mengembakan usaha melalui mentor berpengalaman. Selain itu, pemberian dukungan psikologis juga sangat penting untuk bisa menekan tingkat depresi dan membangun motivasi agar bisa menata hidup ke arah yang lebih baik.
Memperkuat hubungan sosial juga tak kalah penting, misalnya dengan menjaga komunikasi dengan keluarga dan komunitas asal untuk mencegah keterasingan. Pemerintah dan organisasi sosial dapat berperan dengan menciptakan program inklusi sosial dan peluang kerja yang merata, sehingga mengurangi ketimpangan dan ketegangan sosial. Terakhir, mendorong kesadaran bahwa mobilitas sosial adalah bagian dari dinamika kehidupan dapat membantu individu menghadapi perubahan dengan lebih percaya diri dan tenang.
Kesimpulan
Mobilitas intragenerasi adalah perubahan status sosial yang dialami individu sepanjang hidupnya, baik ke arah yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Contohnya adalah seseorang yang berasal dari keluarga sederhana, tetapi melalui pendidikan dan kerja keras berhasil menjadi pengusaha sukses.
Dampak positif dari mobilitas intragenerasi mencakup peningkatan kesejahteraan, motivasi untuk berkembang, dan pengurangan kemiskinan. Namun, berbanding terbalik dengan mobilitas intragenerasi naik, mobilitas yang sifatnya menurun justru berdampak negatif seperti stres, kesulitan beradaptasi, dan kerenggangan hubungan sosial.
Untuk mengurangi dampak negatif ini, individu dapat memanfaatkan dukungan psikologis, mengambil pelatihan, menjaga hubungan sosial dan memperluas wawasan agar bisa kembali bertumbuh. Pemerintah, organisasi dan segenap masyarakat dapat berperan dalam menyediakan program inklusi untuk memberikan peluang yang lebih baik agar bisa memberikan kesejahteraan yang adil dan merata.
Pendekatan ini membantu individu menghadapi perubahan dengan lebih baik dan memaksimalkan manfaat dari mobilitas sosial yang terjadi. Grameds juga bisa memperkaya pengetahuan mengenai mobilitas yang ada di masyarakat melalui buku sosiologi yang ada di Gramedia.com.
- 10 Contoh Peraturan Tidak Tertulis
- Contoh Aktivitas Manusia sebagai Makhluk Sosial
- Contoh Globalisasi di Bidang Budaya
- Contoh Mobilitas Intragenerasi
- Globalisasi: Dampak Positif di Bidang Politik
- Konsep Hak Asasi
- Mobilitas Sosial
- Norma Sosial
- Tanggung Jawab di Rumah yang Harus Dilakukan oleh Anggota Keluarga