Hubungan Internasional

Ibukota Negara Asean dan Sejarahnya

Written by Alisa Q

Ibukota Negara ASEAN – Kita tidak bisa hidup sendiri di dunia yang luas ini. Nah rupanya, kalimat itu bukan hanya berlaku bagi manusia, tetapi juga sebuah negara. Tidak peduli sekaya atau sudah semaju apa sebuah negara, mereka tetap membutuhkan negara lain untuk bisa bertahan.

Itulah kenapa, negara-negara di dunia menjalin hubungan diplomatik satu sama lain. Tujuan utamanya adalah untuk saling membantu satu sama lain, entah itu dibidang ekonomi, politik, atau keamanan. Selain itu, memiliki hubungan diplomatik juga sangatlah menguntungkan bagi sebuah negara.

Biasanya, semakin besar untung yang didapat oleh kedua negara, semakin erat juga hubungan diplomatik keduanya. Selain itu, hubungan diplomatik juga seringkali terjadi karena kesamaan pandangan, sejarah masa lalu, atau kedekatan geografis antara kedua negara.

Indonesia misalnya, sebagai negara yang menyukai kedamaian,negara kita menjalin banyak sekali hubungan diplomatik dengan negara lain, terutama dengan negara-negara tetangga. Di kawasan Asia Tenggara sendiri, Indonesia termasuk dalam daftar negara yang besar, kuat, dan disegani. Bukan hanya saat ini, bahkan sejak negara ini baru berusia beberapa tahun, Indonesia sudah menjalin hubungan erat dan melakukan banyak hal untuk membuat kawasan Asia Tenggara ini maju bersama, dan ASEAN adalah salah satunya.

ASEAN pasti bukan organisasi asing lagi buat kamu. Sejak duduk di sekolah dasar, kita mempelajari sejarah dan beberapa informasi mengenai organisasi satu ini. Sayang, seiring berjalannya waktu, kita melupakannya. Padahal, ASEAN merupakan salah satu organisasi penting, lho! Berikut sejarah, tujuan, dan prinsip yang dianut oleh ASEAN!

Buku ASEAN di Persimpangan Sejarah merupakan sebuah buku pendidikan sejarah yang menceritakan ASEAN di persimpangan sejarah, di dalamnya meliputi politik global, demokrasi, dan integrasi ekonomi. Dari buku ini, kamu bisa melihat perkembangan ASEAN dari isu-isu yang pernah ditangani oleh organisasi ini. Untuk mendapatkan bukunya, bisa membuka tautan berikut ini ya!

Ibukota Negara ASEAN

Membahas soal ASEAN, rasanya tidak akan lengkap kalau kita tidak membahas negara-negara yang menjadi anggotanya. Ketika didirikan pertama kali, ASEAN hanya terdiri dari lima anggota yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Namun kini, ASEAN memiliki sebelas anggota, dengan Timor Leste sebagai anggota termuda.

Kita tentu tidak akan membahas seluruh informasi mengenai negara-negara anggota, melainkan ibukota negara ASEAN. Berikut daftarnya!

 

  • Jakarta, Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara penggagas berdirinya ASEAN. Hari ini, Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terkuat. Bukan hanya terkuat di Asia Tenggara, tetapi juga dunia.

Hal ini dibuktikan dengan bergabungnya Indonesia dalam organisasi G20 yang merupakan organisasi khusus untuk negara-negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Bukan hanya itu, pada tahun 2030 mendatang, Indonesia bahkan diprediksi menjadi salah satu negara dengan ekonomi paling besar dan kuat di dunia.

Saat ini, ibukota Indonesia adalah Jakarta. Berada di Pulau Jawa, Jakarta merupakan kota terpadat dan termaju di Indonesia. Meski begitu, di masa depan, ibukota Indonesia mungkin akan berubah seiring dengan rencana pemerintah Indonesia untuk membangun ibukota baru bernama Nusantara.

 

  • Bangkok, Thailand

Bangkok merupakan kota bersejarah bagi berdirinya ASEAN. Bagaimana tidak, di kota inilah para menteri luar negeri dari negara pendiri berkumpul dan menandatangani Deklarasi Bangkok pada tahun 1967. Hari ini, Bangkok menjadi kota terbesar di Thailand.

Sama seperti Jakarta, Bangkok merupakan kota paling maju dengan pertumbuhan gedung pencakar langit tercepat. Menariknya, meski menjadi yang paling maju, kamu masih bisa menemukan banyak situs bersejarah dan kebudayaan di kota ini.

 

  • Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam

Brunei Darussalam atau dikenal dengan nama Kerajaan Brunei, merupakan salah satu negara paling maju di kawasan Asia Tenggara. Berbatasan dengan Malaysia dan Kalimantan, negara satu ini memiliki Bandar Seri Begawan sebagai ibukotanya. Meski wilayah negara ini tidak terlalu besar, dan penduduk negara ini sedikit, namun Brunei memiliki sumber daya alam berupa minyak bumi yang berlimpah.

 

  • Kuala Lumpur, Malaysia

Berada di Pulau Kalimantan, Malaysia merupakan salah satu tetangga terdekat dengan Indonesia. Bukan hanya Kalimantan, bahkan salah satu wilayah Malaysia lainnya juga terletak tidak jauh dari Pulau Sumatera.

Malaysia merupakan negara federal dengan luas wilayah 330.803 km². Negara ini beribukota di Kuala Lumpur. Jika Jakarta memiliki Monumen Nasional, maka Menara Kembar Petronas menjadi ikon Kuala Lumpur sekaligus Malaysia.

 

  • Hanoi, Vietnam

Vietnam menjadi anggota ASEAN selanjutnya yang akan kita bahas. Vietnam termasuk salah satu negara terakhir yang bergabung dengan ASEAN. Negara ini bergabung pada tahun 1995.

Hanoi merupakan ibukota Vietnam. Kota ini memiliki luas 3.344 km² dan menjadi rumah bagi lebih dari 3,5 juta jiwa. Awalnya, kota ini merupakan ibukota dari Vietnam Utara, dan tetap menjadi ibukota ketika Vietnam Utara dan Selatan bersatu menjadi sebuah negara.

 

  • Phnom Penh, Kamboja

Berada di antara Vietnam dan Laos, membuat Kamboja memiliki budaya yang beragam. Negara ini memiliki luas 181.035 km², dan populasi lebih dari 16 juta jiwa. Baru-baru ini, Kamboja menjadi tuan rumah bagi ajang Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN yang ke 41. Di KTT ini jugalah, Timor Leste resmi diangkat sebagai anggota ASEAN.

Phnom Penh merupakan ibukota dari Kamboja, sekaligus menjadi kota terbesar di negara ini. Sama seperti Bangkok, meski merupakan kota metropolitan, kamu bisa menemukan banyak kuil di setiap sudut kota Phnom Penh.

 

  • Singapura

Awalnya, Singapura merupakan bagian dari Malaysia. Namun karena satu dan lain hal, wilayah ini memutuskan untuk memisahkan diri dan menjadi negara merdeka. Berbeda dengan Malaysia, Brunei, dan Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah orang Melayu, mayoritas penduduk Singapura adalah orang China, Melayu, dan beberapa ras lainnya.

Singapura beribukota di Singapura. Luas wilayah ini tidak jauh berbeda dengan Jakarta, meski begitu, negara ini termasuk negara paling maju di kawasan Asia Tenggara.

 

  • Manila, Filipina

Dari Singapura, kita beralih ke Manila. Manila merupakan ibukota dari Filipina. Saat ini, ibukota Manila dihuni oleh sekitar 100 juta jiwa dan merupakan kota metropolitan di Filipina. Menariknya, menjadi ibukota negara tidak lantas membuat Manila menjadi kota terpadat di negara tersebut.

Alih-alih jadi kota terpadat, gelar ini justru jatuh ke Kota Quezon yang juga menjadi bekas ibukota negara di masa lalu.

 

  • Vientiane, Laos

Berbeda dengan kebanyakan negara ASEAN lain yang berbatasan dengan lautan, Laos merupakan negara yang terkepung wilayah daratan dan membuatnya berbatasan dengan banyak negara seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, Tiongkok, dan Myanmar.

Vientiane merupakan ibukota Laos yang berada di tepi Sungai Mekong. Kota ini memiliki populasi penduduk lebih dari 900 ribu jiwa, dan merupakan kota terpadat di Laos.

 

  • Naypyidaw, Myanmar

Awalnya, ibukota Myanmar adalah Yangon. Namun ibukota kemudian dipindahkan ke Naypyidaw pada 7 November 2005 lalu, tepatnya saat Junta Myanmar berkuasa. Berbeda dengan kebanyakan ibukota negara yang padat penduduk, Naypyidaw merupakan kota yang sepi. Penduduk kota ini hanya 900 ribu jiwa, dan mayoritas dari mereka adalah pegawai negeri sipil dan juga anggota militer Myanmar.

 

  • Dili, Timor Leste

Resmi menjadi anggota ASEAN pada 11 November 2022 lalu, Timor Leste merupakan negara yang terletak di utara Benua Australia dan sebelah timur Pulau Timor, Indonesia. Di masa lalu, Timor Leste merupakan bagian dari Indonesia sebelum akhirnya memisahkan diri pada tahun 2002 lalu. Setelah menjadi negara sendiri, Timor Leste memilih Dili sebagai ibukota negaranya.

ASEAN masih menjadi salah satu tujuan banyak turis untuk berlibur. Banyak destinasi menarik dan unik di ASEAN. Seringkali para pelancong yang hendak berlibur keliling ASEAN mendapat banyak pertanyaan. Kenapa memilih liburan keliling ASEAN? Apa daya tariknya? Kamu yang memiliki pertanyaan ini, kamu bisa menemukan jawabannya di buku ASEAN Journey. Dapatkan bukunya dengan membuka tautan berikut ini, ya!

Sejarah Berdirinya ASEAN

pixabay.com/nguyenthuantien

Membahas soal ASEAN, kita harus kembali ke tahun 60-an. Di masa itu, sebagian besar di Asia Tenggara baru merdeka selama beberapa tahun. Bukan hanya itu, hubungan antara negara di Asia Tenggara juga belum seakrab seperti sekarang.

Beberapa negara mengalami konflik dengan negara tetangganya, ada juga negara yang mengalami masalah internal. Misalnya masalah militer yang terjadi di Myanmar dan Laos, atau hubungan bilateral yang memanas antara Indonesia dan Malaysia. Seolah belum cukup, Perang Dingin yang berkecamuk antara Amerika Serikat dan Uni Soviet juga mau tidak mau membuat “suhu” di kawasan Asia Tenggara jadi panas, dan itu jelas akan berdampak pada keamanan dan ekonomi di negara-negara Asia Tenggara.

Untuk menurunkan tensi sekaligus memberikan rasa aman bagi semua, beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina berinisiatif mendirikan sebuah organisasi khusus untuk menangani masalah ekonomi dan geopolitik yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.

Negara-negara ini kemudian mengirimkan menteri luar negerinya ke Bangkok, untuk melakukan pembicaraan yang diakhiri dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967. Deklarasi ini juga menjadi tonggak berdirinya Association of Southeast Asian Nations atau yang kini lebih dikenal dengan nama ASEAN.

Selain untuk menurunkan tensi di wilayah Asia Tenggara, ASEAN juga bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya di kawasan tersebut melalui upaya bersama dalam semangat kesetaraan dan kemitraan dalam rangka memperkuat landasan bagi masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai. Mengingat kondisi negara-negara Asia Tenggara saat itu, kerjasama antar negara tetangga sangatlah dibutuhkan.

Awalnya, ASEAN hanya memiliki lima negara sebagai anggota resminya. Seiring berjalannya waktu, beberapa negara di kawasan Asia Tenggara memutuskan bergabung dengan organisasi ini. Mulai dari Brunei Darussalam yang bergabung pada 8 Januari 1984, disusul oleh Vietnam yang bergabung pada 28 Juli 1995, lalu Laos dan Myanmar yang bergabung dua tahun kemudian, dan Kamboja yang resmi menjadikan bagian dari ASEAN pada 30 April 1999.

Terakhir, ada Timor Leste yang resmi bergabung sebagai anggota kesebelas ASEAN pada 11 November 2022, di Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN ke 40 yang dilaksanakan di Phnom Penh, Kamboja. Bergabungnya negara-negara Asia Tenggara ini membuat ASEAN jadi semakin tangguh dan disegani

Latar Belakang Berdirinya ASEAN

commons.m.wikimedia.org/RizkyJogja

ASEAN merupakan organisasi penting bagi negara-negara di Asia Tenggara. Di masa lalu, berdirinya ASEAN dilatarbelakangi oleh konflik yang terjadi di beberapa negara. Hari ini, ASEAN berfungsi sebagai wadah untuk kerjasama antar negara anggotanya, baik itu secara ekonomi maupun keamanan.

Selain itu, ASEAN juga berperan sebagai penyelesai konflik yang terjadi di negara anggotanya. Misalnya perang saudara yang terjadi di Myanmar sejak beberapa tahun belakangan. Selain ekonomi dan keamanan, ada beberapa faktor lain yang melatarbelakangi berdirinya ASEAN, diantaranya adalah:

 

  • Persamaan letak geografis

Asia Tenggara merupakan wilayah terbesar di Benua Asia. Di masa lalu, wilayah ini diisi oleh beberapa negara besar. Namun seiring waktu, kini ada lebih banyak negara yang masuk dalam wilayah Asia Tenggara.

Berada di wilayah yang sama membuat negara-negara di Asia Tenggara mau tidak mau merasa lebih dekat dan percaya satu sama lain. Kedekatan ini tentu saja sangatlah penting dalam membangun kerjasama dalam banyak bidang.

 

  • Persamaan nasib

Selain letak geografis yang berdekatan satu sama lain, mayoritas negara Asia Tenggara memiliki masa lalu yang sama yakni sama-sama pernah mengalami pahitnya masa penjajahan. Bedanya adalah, negara-negara ini ditindas oleh penjajah yang berbeda.

Ketika Indonesia berjuang melepaskan diri dari penjajahan Belanda dan Jepang, di waktu yang sama, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Myanmar juga berjuang melawan Inggris. Hal yang sama juga dilakukan oleh Kamboja, Vietnam, dan Laos yang bertarung melawan penjajahan yang dilakukan oleh Perancis selama bertahun-tahun.

Meski pahit, sejarah yang sama ini pada akhirnya membuat hubungan negara-negara di Asia Tenggara jadi saling terhubung satu sama lain. Ditambah dengan keinginan kuat untuk berdiri sendiri dan menjadi negara yang maju, membuat hubungan negara-negara anggota ASEAN jadi lebih erat.

 

  • Kebudayaan yang mirip satu sama lain

Meski sekarang terpisah menjadi beberapa negara, pada dasarnya orang Asia Tenggara berasal dari nenek moyang yang sama, gak i bangsa Austronesia yang berasal dari Taiwan. Di masa lalu, bangsa ini bermigrasi dari tempat asal mereka di Taiwan ke berbagai wilayah di Asia Tenggara.

Nah karena nenek moyang yang sama, tidak heran jika wajah orang Asia Tenggara mirip satu sama lain. Bukan hanya soal penampilan fisik, budaya dan seni yang dimiliki setiap negara di Asia Tenggara mirip satu sama lain. Disatu sisi, memiliki kesamaan memang bagus. Namun disisi lain, kadang persamaan budaya ini juga dapat memancing huru-hara antar negara.

Persoalan mengenai kebaya misalnya. Bermula dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam yang mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya. Hal ini tentu saja mengundang reaksi buruk dari netizen Indonesia, yang menganggap kebaya adalah budaya milik Indonesia.

 

  • Persamaan ekonomi

Bukan hanya budaya, geografis, dan sejarah masa lalu, ekonomi di Asia Tenggara juga menjadi salah satu faktor utama mengapa negara-negara ini setuju untuk bersekutu dan membangun organisasi ASEAN.

Seperti yang kita ketahui, mayoritas negara di Asia Tenggara adalah negara berkembang. Ekonomi di negara-negara ini jelas belum sekuat negara maju di kawasan lainnya. Demi mencapai pertumbuhan ekonomi, negara-negara Asia Tenggara ini harus bekerja sama satu sama lain, dan organisasi ASEAN jadi sarana yang tepat untuk melakukannya.

Hubungan antarnegara selalu dihantui oleh ketidakpastian. Disebut ketidakpastian karena tak ada dasar kokoh yang mengatur relasi antarnegara. Di sisi lain, tak ada bangunan yang lebih tinggi dari negara yang bisa mengatur negara. Buat Grameds yang ingin belajar tentang hubungan internasional dan ASEAN, kamu bisa membaca buku Indonesia, ASEAN, & Ketidakpastian Hubungan Internasional dengan membuka link dibawah ini!

Tujuan Didirikannya ASEAN

Berdirinya ASEAN bukan hanya semata-mata untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai dan aman untuk semua orang. Lebih dari itu, ASEAN juga memiliki beberapa tujuan lain, diantaranya:

  1. Seperti yang kita ketahui, mayoritas negara di Asia Tenggara adalah negara berkembang. Meski Indonesia dan Malaysia memiliki ekonomi yang kuat, namun tetap saja kita harus bekerja sama dengan pihak lain. Adanya ASEAN diharapkan dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia Tenggara.
  2. Berada di kawasan yang sama kadang bisa menimbulkan banyak kesalahpahaman yang berujung pada konflik. ASEAN diharapkan dapat membantu menjaga agar stabilitas dan keamanan di Asia Tenggara bisa tetap terjaga.
  3. Meningkatkan kerja sama antar negara Asia Tenggara dalam berbagai bidang, serta saling membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kepentingan semua anggota, baik itu di bidang ekonomi, sosial, hingga keamanan.
  4. Melakukan kerja sama yang lebih efektif dalam segala bidang ekonomi untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat di negara anggota ASEAN.
  5. Meningkatkan kualitas pendidikan antara negara anggota ASEAN.
  6. Mempererat hubungan antara negara anggota dan menjaga hubungan baik dengan organisasi internasional lain yang memiliki visi dan misi yang sama.

Itu dia beberapa informasi seputar ASEAN, mulai dari sejarah, latar belakang, hingga ibukota negara ASEAN. Meski hanya terdiri dari sebelas anggota, organisasi ini memiliki peran yang sangat penting dalam stabilitas keamanan dan perekonomian di Asia Tenggara.

Untuk Grameds yang sedang mencari buku yang berkaitan dengan ASEAN, bisa mengunjungi gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan produk terbaik dan terbaru untuk Grameds, supaya kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Siti Marliah

Sumber:

  • https://katadata.co.id/amp/agung/lifestyle/63fd8966e212b/mengenal-asean-dan-ibukota-negara-asean
  • https://www.orami.co.id/magazine/sejarah-berdirinya-asean

Baca juga:

About the author

Alisa Q

Mengetahui wawasan tentang hubungan internasional sangatlah baik, karena kita jadi tahu hal-hal dari suatu negara. Selain itu, saya juga senang menulis, sehingga memadukan tema hubungan internasional dan menulis akan menghasilkan informasi yang bermanfaat.