Bahasa Indonesia

Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung: Pengertian, Ciri, Contoh, dan Perbedaannya

Written by Siti Badriyah

Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung – Ketika hendak menulis sebuah cerpen atau kerangka karya prosa lainnya, apakah Grameds pernah memperhatikan jenis kalimat apa yang sekiranya cocok untuk digunakan? Yap, proses menulis itu tidak hanya semata-mata menuangkan gagasan dan bentuk bahasa tulis saja ya, tetapi juga harus mempertimbangkan kalimat apa yang sesuai. Dalam sekian ragamnya kalimat, terdapat kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Apakah Grameds masih mengingat materi Bahasa Indonesia tersebut?

Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung ini memiliki bentuk yang berbeda. Bahkan beberapa orang sering membedakannya dari adanya keberadaan tanda petik yang mengisi dua jenis kalimat tersebut. Lalu sebenarnya, apa sih kalimat langsung dan kalimat tidak langsung itu? Apa saja ciri-ciri yang membedakan antara keduanya? Bagaimana pula dengan jenis kalimat selain kalimat langsung dan kalimat tidak langsung ini? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

https://www.pexels.com/

Kalimat Langsung

Pengertian Kalimat Langsung

Pada dasarnya, kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh seorang pembicara. Menurut Kosasih (2017), menyatakan bahwa kalimat langsung merupakan kalimat yang secara cermat menirukan sesuatu yang telah diujarkan oleh seseorang. Biasanya pada bagian kutipan akan berupa kalimat tanya, kalimat berita, maupun kalimat perintah. Lalu, Asul Wiyanto (2019) juga turut berpendapat mengenai definisi dari kalimat langsung yakni kalimat yang memberitahukan bagaimana ucapan yang telah dikatakan oleh orang ketiga seperti apa adanya. Apabila perkataan tersebut ditulis, maka ucapan aslinya akan diapit oleh tanda petik dua.

Pada kalimat langsung yang berupa kalimat berita, nantinya akan memuat peristiwa atau kejadian dari sumbernya secara langsung. Ketika dituliskan, nantinya akan menirukan, mengutip, atau mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut, yang tentu saja akan diapit oleh tanda petik dua.

Ciri-Ciri Kalimat Langsung

Dalam sebuah kalimat langsung ini memiliki ciri-ciri berupa:

  • Pada kalimat langsung, biasanya kalimat akan ditandai dengan adanya tanda petik dua (“….”).
  • Huruf pertama pada kalimat yang dipetik akan menggunakan huruf kapital.
  • Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisah menggunakan tanda baca koma (,)
  • Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, harus menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
  • Pada bagian kutipan, umum terdapat adanya kalimat tanya, kalimat berita, maupun kalimat perintah.

Struktur Kalimat Langsung

Struktur pada penulisan sebuah kalimat langsung biasanya sangat sederhana, yakni berupa:

  1. “[pernyataan yang diucapkan oleh subjek]” (,) [kata kerja diawali dengan huruf kecil] [subjek]. 

Contoh: “Kemarin Arkie mengerjakan tugas kelompok matematika”, kata Felix.

  1. [Subjek] [kata kerja] (,) “[pernyataan yang diucapkan oleh subjek dengan diawali huruf kapital] [tanda baca]”

Contoh: Felix berkata, “Kemarin Arkie mengerjakan tugas kelompok matematika.”

Namun, terdapat beberapa sumber yang menyatakan bahwa struktur dari penulisan sebuah kalimat langsung berupa:

  1. pengiring/kutipan

Contoh: Meta menyuruh, “Bukakan jendela itu supaya tidak panas!”

  1. kutipan/pengiring

Contoh: “Ayo berangkat sekarang saja!” teriak Claire marah kepada teman-temannya di lapangan sekolah.

  1. kutipan/pengiring/kutipan

Contoh: “Pak, Anda diminta datang” kata Lukas, “ke ruangan praktikum Biologi nanti pukul 11 siang.”

Contoh Kalimat Langsung

  • “Aku akan menonton konser hari ini”, kata Sabda.
  • “Jangan bergerak!” gertak polisi kepada pencuri itu.
  • Luna mengatakan, “Farel akan membersihkan jendela rumah besok lusa.”
  • “Siapa yang belum membawa penugasan kelompok hari ini?”, tanya Bu Guru sebelum memulai pelajaran matematika.
  • “Ida, kamu dipanggil Bu Heni”, kata Clara, “disuruh menemui Beliau di kantor guru.”

Kalimat Tidak Langsung

Pengertian Kalimat Tidak Langsung

Pada dasarnya, kalimat tidak langsung ini tidak akan menggunakan tanda petik. Menurut Kosasih (2017), kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan sesuatu atas ujaran seseorang. Bagian kutipan nantinya akan berbentuk kalimat berita. Kemudian menurut Abdul Chaer (2018), kalimat tidak langsung merupakan ubahan dari kalimat langsung, yakni yang tidak langsung diucapkan oleh seorang pembicara. Definisi dari kalimat tidak langsung ini juga diutarakan oleh Asul Wiyanto (2019), bahwa kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menyampaikan isi atau maksud atas perkataan orang ketiga. Jadi, dalam kalimat tidak langsung ini, tidak menirukan secara langsung seperti apa adanya.

Ciri-Ciri Kalimat Tidak Langsung

Dalam sebuah kalimat tidak langsung, terdapat ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tidak menggunakan tanda petik dua (“….”)
  • Intonasi seolah mendatar dan menurun pada akhir kalimatnya.
  • Pelaku yang menyatakan ujaran dapat mengalami perubahan bergantung pada konteks kalimatnya, yakni: kata ganti orang pertama menjadi orang ketiga. Kata ganti orang kedua menjadi orang pertama.
  • Memiliki kata tugas berupa: agar, sebab, bahwa, untuk, tentang, supaya, dan lainnya.
  • Pada bagian kutipan biasanya berbentuk kalimat berita.

Struktur Kalimat Tidak Langsung

Sama halnya dengan kalimat langsung, pada kalimat tidak langsung ini juga memiliki strukturnya tersendiri, yakni berupa:

[subjek] [predikat] kata sambung] [kata yang diucapkan oleh subjek]

Contoh: Kynan mengatakan bahwa kemarin Fara telah pergi ke sekolah

Contoh Kalimat Tidak Langsung

  • Neo menyuruhku untuk membukakan gerbang nanti jika ada tukang paket datang.
  • Bu Dewi mengatakan bahwa laki-laki yang tadi lewat adalah suami barunya.
  • Ibu meminta Karina untuk segera membelikannya garam di warung sebelah.
  • Bapak mengatakan bahwa listrik harus sudah dipadamkan sebelum pukul 10 malam.
  • Bu Dokter menyuruh Lisa untuk tidak makan makanan pedas seperti seblak lagi.

Perbedaan Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung

Sebenarnya, antara kalimat langsung dan kalimat tidak langsung ini memiliki perbedaan yang paling mencolok yakni ada tidaknya tanda petik dua (“…”). Pada kalimat langsung adalah berupa kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain, dengan langsung menirukan, mengutip, atau mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut. Sementara itu, kalimat tidak langsung adalah ragam kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain tetapi susunannya telah diubah oleh penutur, yakni dengan tidak menirukan atau mengucapkannya lagi secara langsung.

Nah, berikut ini beberapa perbedaan antara kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.

No. Kalimat Langsung Kalimat Tidak Langsung
1. Kata yang dikutip atau diucapkan, akan diawali dan diakhiri menggunakan tanda petik dua (“….”) Tidak menggunakan tanda petik dua (“…”)
2. Intonasi pada bagian kutipan memiliki nada yang lebih tinggi dibandingkan bagian pengiringnya. Intonasi membacanya datar, tidak jauh berbeda antara bagian kalimat pengiringnya dengan isi kalimat yang dikutip.
3. Huruf pertama yang digunakan setelah tanda petik dua (“….”) adalah berupa huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca yang sesuai dengan jenis kalimatnya. Terdapat perubahan kata ganti orang.
4. Tanda petik dua (“…”) penutup akan ditulis setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat. Semuanya berbentuk kalimat berita.
5. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, harus menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung. Biasanya akan terdapat kata “bahwa”, “sebab”, “untuk”, “supaya”, “tentang”, dan kata tertentu lain yang berada setelah kalimat pengiring.

Mengenal Jenis Kalimat Lainnya

Sebelum membahas mengenai jenis-jenis kalimat lainnya, ada baiknya jika Grameds memahami mengenai apa itu kalimat. Pada dasarnya, kalimat adalah salah satu unsur bahasa yang berupa rentetan kata. Dalam kalimat biasanya akan menunjukkan isi pemikiran dari penulisnya secara lengkap. Pola dasar kalimat adalah Subjek + Predikat + Objek + Keterangan atau Pelengkap. Predikat pada sebuah kalimat juga tidak harus berupa kata kerja atau verba, tetapi juga kata benda (nomina) dan kata sifat (adjektiva).

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tertulis yang mengungkapkan pikiran penulis secara utuh dan diakhiri oleh intonasi final alias tanda baca titik (.). Kalimat juga sebagai susunan dasar dari sebuah wacana. Artinya, sebuah wacana hanya akan terbentuk apabila terdapat dua kalimat, atau lebih yang letaknya berurutan dan berdasarkan pada kaidah kewacanaan.

Jenis-jenis kalimat yang biasa digunakan dalam sebuah teks dapat ditinjau berdasarkan beberapa hal tertentu, yakni mulai dari:

  • Jenis predikatnya
  • Letak predikatnya
  • Kelengkapan unsurnya
  • Perluasan unsurnya
  • Jumlah polanya
  • Aspek bicaranya
  • Pelakunya

Jenis Kalimat Menurut Jenis Predikatnya

  1. Kalimat Verba

Yakni suatu kalimat yang predikatnya terbentuk dari adanya kata kerja atau verba. Contoh: Rafa mengendarai sepeda barunya tadi pagi.

  1. Kalimat Nomina

Yakni suatu kalimat yang predikatnya terbentuk dari kata benda atau frase benda (nomina). Contoh: Kynan seorang perempuan.

Jenis Kalimat Menurut Letak Predikatnya

  1. Kalimat Normal

Yakni sebuah kalimat yang subjeknya mendahului predikat. Biasanya, pola kalimat dalam jenis kalimat ini adalah pola dasar yakni berupa SPOK. Contoh: Yudha mencatat pertanyaan guru.

  1. Kalimat Inversi

Yakni sebuah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Contoh: Dibuangnya sampah itu oleh Bapak.

Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya

  1. Kalimat Minor

Yakni sebuah kaimat yang terdiri dari satu unsur pusat saja. Maksudnya, hanya terdapat satu kata saja tetapi sudah mampu menunjukkan maksud kalimatnya. Contoh: “Tutup!”, “Tolong!”, “Cepat!”.

  1. Kalimat Elips

Yakni sebuah kalimat yang salah satu unsur pusatnya dihilangkan karena pembaca pasti sudah memahaminya meskipun unsur tersebut tidak ada. Contoh: Dia akan pergi ke Jakarta, tetapi saya pergi ke Bandung. – Dia akan pergi ke Jakarta, tetapi saya ke Bandung.

Dalam kalimat kedua, kata “pergi” pada anak kalimat dapat dihilangkan dan maknanya akan tetap sama.

  1. Kalimat Mayor

Yakni sebuah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat yang mana terdiri dari subjek dan predikat (S-P) atau bahkan dapat lebih dari itu, misalnya diberikan keterangan (S-P-O-K). Contoh: Alam (S) akan pergi (P) besok pagi (K)

Jenis Kalimat Berdasarkan Perluasan Unsurnya

  1. Kalimat Inti

Sebenarnya, kalimat inti ini adalah kalimat mayor yang mana hanya terdiri dari dua inti saja untuk menjadi unsur pusatnya, yakni inti unsur subjek dan unsur predikat. Ciri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut:

  • Terdiri dari dua kata.
  • Berintonasi normal.
  • Memiliki susunan yang biasa.

Contoh:

Anak yang terlahir kembar itu, meninggal dunia setelah dirawat selama enam belas hari di inkubator.

Kalimat inti: anak itu meninggal dunia.

  1. Kalimat Transformasional

Yakni sebuah kalimat inti yang telah mendapatkan perluasan. Contoh:

Kalimat inti: Dia pergi

Kalimat transformasional:

  • Dia akan pergi
  • Dia akan pergi dengan saya
  • Dia akan pergi dengan saya besok pagi

Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Polanya

  1. Kalimat Tunggal

Yakni sebuah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa saja. Pola kalimat pada jenis ini dibentuk oleh adanya subjek dan predikat. Namun, ada pula pola yang lebih lengkap, yakni subjek, predikat, objek, pelengkap atau keterangan. Contoh: Raka pulang dari sekolah.

  1. Kalimat Majemuk

Yakni sebuah kalimat yang terdiri atas adanya dua pola kalimat atau dua klausa yang bahkan lebih. Kalimat majemuk ini biasanya dapat dibentuk dari adanya paduan atas beberapa buah kalimat tunggal. Dalam kalimat jenis ini, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yakni:

  • Kalimat majemuk setara, yang kalimatnya dihubungkan dengan konjungsi setara.
  • Kalimat majemuk bertingkat, yang kalimatnya dihubungkan dengan konjungsi tidak setara.
  • Kalimat majemuk campuran, yang kalimatnya dihubungkan dengan konjungsi setara dan tidak setara dengan klausanya berjumlah tiga atau lebih.

Jenis Kalimat Berdasarkan Pelakunya

1. Kalimat Aktif

Yakni sebuah kalimat yang predikatnya melakukan suatu pekerjaan. Ciri utama dari kalimat ini adalah predikatnya berupa kata kerja berawalan me(N) dan ber-. Contoh: Fikri sedang membaca.

2. Kalimat Pasif

Yakni sebuah kalimat yang subjeknya dikenai oleh pekerjaan. Biasanya, predikat pada jenis kalimat ini akan berawalan di- atau ter-. Contoh: Bola itu ditendang oleh Arkie.

3. Kalimat Langsung dan Tak Langsung

a) Kalimat Langsung

Yakni kalimat yang berupa kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain, dengan langsung menirukan, mengutip, atau mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut. Contoh: Adi berkata, “Segera kumpulkan buku gambar hari ini!”

b) Kalimat Tidak Langsung

Yakni ragam kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain tetapi susunannya telah diubah oleh penutur, yakni dengan tidak menirukan atau mengucapkannya lagi secara langsung. Contoh: Pak Agus berkata bahwa kita semua diminta untuk segera menuju ke aula sekolah sekarang.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu kalimat langsung dan kalimat tidak langsung beserta jenis-jenis kalimat yang biasa digunakan oleh para penulis dalam rangka menuangkan gagasan mereka. Apakah Grameds sering menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung ini ketika menuliskan sebuah karya tulis?

Baca Juga!

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah