Bahasa Indonesia

Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat: Pengertian, Struktur, dan Contohnya

Written by Laila

Hai, Grameds! Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering menggunakan berbagai jenis kalimat untuk berkomunikasi. Nah, salah satu bentuk kalimat yang penting untuk dipahami adalah kalimat majemuk, yang terdiri dari kalimat majemuk setara dan bertingkat. Keduanya memiliki perbedaan struktur dan fungsi yang menarik untuk dipelajari. Artikel ini akan membantu Grameds memahami lebih dalam mengenai apa itu kalimat majemuk setara dan bertingkat, serta bagaimana cara menggunakannya dengan benar dalam berbagai konteks. Yuk, kita pelajari bersama!

Pengertian Kalimat Majemuk

Dalam berkomunikasi, penggunaan kalimat yang tepat dan efektif sangat penting agar pesan yang ingin disampaikan bisa dipahami dengan baik. Salah satu aspek penting dalam tata bahasa adalah pemahaman tentang kalimat majemuk.

Secara umum, kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa, di mana klausa-klausa tersebut saling berkaitan untuk menyampaikan makna yang lebih kompleks. Klausa-klausa ini bisa berdiri sendiri atau bergantung satu sama lain, tergantung pada jenis kalimat majemuknya.

Kalimat majemuk sangat penting dalam komunikasi karena membantu menyampaikan ide-ide yang lebih lengkap dan rinci. Dengan menggunakan kalimat majemuk, kita bisa menggabungkan beberapa informasi dalam satu kalimat, sehingga pesan yang disampaikan  menjadi lebih efisien dan tidak terpecah-pecah.

Ada dua jenis utama kalimat majemuk, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Keduanya memiliki perbedaan dari segi struktur dan fungsi.

 

Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa yang memiliki kedudukan yang setara atau sejajar. Klausa-klausa dalam kalimat majemuk setara ini tidak saling bergantung, artinya masing-masing klausa bisa berdiri sendiri sebagai kalimat utuh. Klausa-klausa ini biasanya dihubungkan oleh kata penghubung (konjungsi) seperti dan, atau, tetapi, lalu, melainkan, dan sebagainya.

1. Struktur Kalimat Majemuk Setara

Struktur kalimat majemuk setara yaitu, terdiri dari beberapa klausa yang memiliki makna atau informasi yang setara dan tidak saling bergantung. Setiap klausa dalam kalimat majemuk setara umumnya memiliki unsur subjek dan predikat, meskipun tidak selalu memiliki objek atau keterangan. Konjungsi yang digunakan berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa ini.

Struktur umumnya adalah sebagai berikut:

  • Klausa 1 + Konjungsi + Klausa 2

Contoh:

Andi belajar di perpustakaan, dan Bani bermain di lapangan.

“Andi belajar di perpustakaan” (klausa 1) + “dan” (konjungsi) + “Bani bermain di lapangan” (klausa 2).

Kedua klausa tersebut dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang terpisah, tetapi disatukan oleh konjungsi “dan” untuk menyampaikan hubungan antara kedua kegiatan.

2. Fungsi Kalimat Majemuk Setara

Beberapa fungsi utama kalimat majemuk setara adalah:

  • Menyampaikan dua atau lebih informasi yang setara

Kalimat majemuk setara memungkinkan kita untuk menyampaikan lebih dari satu informasi dalam satu kalimat tanpa memisahkan kalimat tersebut. Hal ini membuat penyampaian lebih efisien.

  • Menunjukkan hubungan antar peristiwa

Dengan menggunakan kata hubung, kita bisa memperlihatkan hubungan antara dua kejadian atau tindakan, misalnya hubungan sebab-akibat atau pilihan.

  • Meningkatkan variasi dalam tulisan atau percakapan

Penggunaan kalimat majemuk setara dapat membuat tulisan atau pembicaraan lebih dinamis dan menarik.

3. Contoh Kalimat Majemuk Setara

a. Saya membaca buku, dan adik saya menonton televisi.

Klausa 1: Saya membaca buku.

Klausa 2: Adik saya menonton televisi.

b. Mereka ingin pergi ke pantai, tetapi cuaca sedang hujan.

Klausa 1: Mereka ingin pergi ke pantai.

Klausa 2: Cuaca sedang hujan.

c. Kita bisa makan di restoran ini, atau kita bisa memesan makanan untuk dibawa pulang.

Klausa 1: Kita bisa makan di restoran ini.

Klausa 2: Kita bisa memesan makanan untuk dibawa pulang.

 

Panduan Lengkap Pintar EYD

 

Kalimat Majemuk Bertingkat

Sumber foto: pexels.com

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa, di mana klausa-klausa tersebut memiliki hubungan tidak setara atau tidak sejajar. Salah satu klausa berfungsi sebagai klausa utama (induk kalimat), sementara klausa lainnya berfungsi sebagai klausa penghubung (anak kalimat) yang bergantung pada klausa utama. Kalimat majemuk bertingkat biasanya dihubungkan oleh konjungsi seperti karena, jika, sehingga, walaupun, dan meskipun.

1. Struktur Kalimat Majemuk Bertingkat

Struktur kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara karena ada satu klausa yang tidak bisa berdiri sendiri dan bergantung pada klausa lainnya. Klausa penghubung ini berfungsi melengkapi atau memperjelas makna dari klausa utama.

Struktur umumnya adalah sebagai berikut:

a. Klausa Utama + Konjungsi + Klausa Penghubung

Atau bisa juga sebaliknya:

b. Klausa Penghubung + Konjungsi + Klausa Utama

Contoh:

Saya tetap berangkat ke kantor meskipun hujan deras.

“Saya tetap berangkat ke kantor” (klausa utama) + “meskipun” (konjungsi) + “hujan deras” (klausa penghubung).

Pada contoh di atas, klausa “hujan deras” tidak bisa berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap tanpa klausa utamanya.

2. Fungsi Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat memiliki peran penting dalam menyampaikan hubungan yang kompleks antara dua ide atau peristiwa, terutama dalam tulisan yang memerlukan penjelasan mendalam. Berikut adalah beberapa fungsi kalimat majemuk bertingkat:

  • Menjelaskan sebab dan akibat

Kalimat majemuk bertingkat sangat sering digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara dua peristiwa. Contohnya, “Saya tidak datang ke pesta karena sedang sakit.”

  • Menunjukkan syarat atau kondisi

Penggunaan konjungsi seperti jika atau apabila sering dipakai untuk menunjukkan suatu kondisi. Contohnya, “Jika kamu rajin belajar, kamu akan mendapatkan hasil yang baik.”

  • Memberikan penjelasan lebih lanjut

Anak kalimat biasanya memberikan penjelasan atau detail tambahan yang memperjelas klausa utama. Contohnya, “Dia berhasil dalam kariernya karena selalu bekerja keras.”

3. Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat

Berikut adalah contoh kalimat majemuk bertingkat:

a. Dia belajar dengan giat karena ingin lulus ujian dengan nilai baik.

Klausa Utama: Dia belajar dengan giat.

Klausa Penghubung: Karena ingin lulus ujian dengan nilai baik.

b. Jika cuaca cerah, kami akan pergi ke pantai.

Klausa Penghubung: Jika cuaca cerah.

Klausa Utama: Kami akan pergi ke pantai.

c. Meskipun lelah, dia tetap melanjutkan pekerjaannya.

Klausa Penghubung: Meskipun lelah.

Klausa Utama: Dia tetap melanjutkan pekerjaannya.

d. Anak-anak bermain di luar setelah mereka menyelesaikan PR-nya.

Klausa Utama: Anak-anak bermain di luar.

Klausa Penghubung: Setelah mereka menyelesaikan PR-nya.

 

Buku Interaktif Bahasa Indonesia SD/MI Kelas 4 Kurikulum Merdeka

 

Perbedaan Antara Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat

Kalimat majemuk setara dan bertingkat memiliki perbedaan dari berbagai segi. Berikut adalah penjelasannya:

1. Perbedaan dari Segi Struktur

Kalimat majemuk setara dan bertingkat memiliki perbedaan mendasar dalam hal struktur.

a. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat ini terdiri dari dua atau lebih klausa yang setara atau sejajar. Setiap klausa dalam kalimat majemuk setara bisa berdiri sendiri sebagai kalimat utuh, karena masing-masing klausa memiliki subjek dan predikat yang lengkap. Klausa-klausa tersebut dihubungkan oleh konjungsi setara seperti dan, atau, tetapi, dan sebagainya.

Contoh:

“Dia pergi ke pasar, dan adiknya belajar di rumah.”

Klausa 1: Dia pergi ke pasar (bisa berdiri sendiri).

Klausa 2: Adiknya belajar di rumah (bisa berdiri sendiri).

b. Kalimat Majemuk Bertingkat

Dalam kalimat ini, terdapat klausa utama dan klausa penghubung (anak kalimat). Klausa penghubung ini tidak bisa berdiri sendiri, karena maknanya bergantung pada klausa utama. Klausa penghubung biasanya menggunakan konjungsi bertingkat seperti karena, jika, meskipun, dan sehingga.

Contoh:

“Dia tetap pergi ke kantor meskipun hujan deras.”

Klausa Utama: Dia tetap pergi ke kantor (bisa berdiri sendiri).

Klausa Penghubung: Meskipun hujan deras (tidak bisa berdiri sendiri tanpa klausa utama).

2. Perbedaan dari Segi Fungsi

Dari segi fungsi, kalimat majemuk setara dan bertingkat digunakan dalam konteks yang berbeda.

a. Kalimat Majemuk Setara

Berfungsi untuk menyampaikan dua informasi atau ide yang setara, biasanya peristiwa yang terjadi secara bersamaan, berurutan, atau saling berlawanan. Kalimat ini membantu menyampaikan lebih dari satu ide secara sederhana tanpa menimbulkan ketergantungan makna di antara klausa-klausa.

Contoh:

“Saya sudah menyelesaikan pekerjaan ini, tetapi saya belum mengirimkannya.”

Kalimat ini menggabungkan dua peristiwa (pekerjaan selesai dan belum dikirim) yang memiliki hubungan berlawanan.

b. Kalimat Majemuk Bertingkat

Berfungsi untuk menyampaikan hubungan yang lebih kompleks, seperti sebab-akibat, syarat, atau perlawanan. Kalimat ini memperlihatkan adanya ketergantungan antara klausa utama dan klausa penghubung, di mana klausa penghubung melengkapi makna klausa utama.

Contoh:

“Saya tidak bisa datang ke acara itu karena sedang sakit.”

Klausa penghubung “karena sedang sakit” menjelaskan penyebab dari klausa utama “Saya tidak bisa datang ke acara itu.”

3. Contoh Perbandingan Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat dalam Konteks yang Sama

Untuk memahami lebih jelas perbedaan antara kalimat majemuk setara dan bertingkat, berikut adalah perbandingan dalam konteks yang sama.

a. Kalimat Majemuk Setara

“Dia membaca buku, dan adiknya bermain di taman.”

Dua peristiwa yang setara, masing-masing bisa berdiri sendiri.

b. Kalimat Majemuk Bertingkat

“Dia membaca buku karena adiknya sedang bermain di taman.”

Hubungan sebab-akibat, di mana klausa penghubung “karena adiknya sedang bermain di taman” menjelaskan alasan klausa utama.

4. Kapan Menggunakan Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat?

Pemilihan kapan menggunakan kalimat majemuk setara atau bertingkat bergantung pada informasi yang ingin disampaikan dan hubungan antar klausa.

a. Gunakan kalimat majemuk setara jika:

Kamu ingin menyampaikan dua informasi atau ide yang tidak bergantung satu sama lain.

Contohnya, ketika menyebutkan dua aktivitas yang terjadi bersamaan: “Saya memasak, dan suami saya mencuci piring.”

b. Gunakan kalimat majemuk bertingkat jika:

Kamu ingin menyampaikan hubungan yang lebih kompleks seperti sebab-akibat, syarat, atau penjelasan tambahan.

contoh: “Jika cuaca cerah, kita akan pergi ke pantai.”

Di sini, klausa penghubung “Jika cuaca cerah” menunjukkan syarat yang memengaruhi klausa utama.

 

Tips untuk Menghindari Kesalahan Umum dalam Penulisan Kalimat Majemuk

Sumber foto: pexels.com

Berikut adalah tips menghindari kesalahan umum dalam penulisan kalimat majemuk:

1. Jangan Keliru dalam Memilih Konjungsi

Pastikan menggunakan konjungsi setara seperti dan, tetapi, atau atau untuk kalimat majemuk setara, dan konjungsi bertingkat seperti karena, jika, atau sehingga untuk kalimat majemuk bertingkat.

2. Perhatikan Keterkaitan Antar Klausa

Dalam kalimat majemuk bertingkat, pastikan klausa penghubung memberikan informasi yang bergantung pada klausa utama, bukan informasi yang berdiri sendiri.

3. Hindari Penggunaan Konjungsi Ganda yang Membingungkan

Misalnya, jangan gunakan konjungsi bertingkat pada kalimat majemuk setara, seperti: “Saya makan siang dan meskipun hujan deras.”

Ini salah karena “meskipun hujan deras” adalah konjungsi bertingkat yang tidak sesuai di kalimat majemuk setara.

Dengan memahami perbedaan struktur, fungsi, dan konteks dalam penggunaan kalimat majemuk setara dan bertingkat, kita bisa menulis dengan lebih efektif dan menghindari kesalahan dalam menyusun kalimat.

Buku Siswa Bahasa Indonesia : Kawan Seiring untuk SD/MI Kelas 3

 

Kesimpulan

Pemahaman yang mendalam mengenai kalimat majemuk setara dan bertingkat sangat penting untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Dengan menggunakan kalimat majemuk yang tepat, kita bisa menyampaikan ide dan informasi secara lebih jelas dan terstruktur. Ingatlah untuk memilih jenis kalimat yang sesuai dengan hubungan antar informasi yang ingin disampaikan. Dengan begitu, pesan yang ingin kita sampaikan akan lebih mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Nah, Grameds, semoga penjelasan ini bermanfaat untuk memperkaya pemahaman bahasa Indonesia dan membantu dalam menulis kalimat dengan lebih efektif. Kamu juga bisa mempelajari lebih banyak jenis kalimat melalui kumpulan buku Bahasa Indonesia yang tersedia di Gramedia.com.

About the author

Laila