Bahasa Indonesia

Kata Penghubung Argumentatif: Pengertian, Fungsi, dan Contoh

Written by Adila V M

Halo Grameds, kamu pernah nggak sih ingin menyampaikan pendapat dengan cara yang meyakinkan, tetapi terhambat oleh kata-kata? Atau, kamu merasa argumenmu kurang tersusun rapi dan mudah dipahami? Nah, di sinilah fungsi dari kata penghubung argumentatif! Kata-kata ini bagaikan jembatan yang menghubungkan ide-idemu, membangun argumen yang kokoh dan logis. Penasaran bagaimana cara menggunakannya? Yuk, kita menjelajahi pengertian, fungsi, dan contoh penggunaan kata penghubung argumentatif dalam kalimat.

Pengertian Kata Penghubung Argumentatif

Grameds, sebelum kita menyelami lebih dalam, tahukah kamu asal-usul kata penghubung argumentatif ini?

Kata penghubung argumentatif, atau konjungsi argumentatif, berasal dari bahasa Latin “conjunctio” yang berarti “menggabungkan” dan “argumentum” yang berarti “alasan”. Kata-kata ini memang memiliki peran penting dalam menghubungkan gagasan dan menunjukkan hubungan logis antar kalimat dalam sebuah argumen. Dengan demikian, kata penghubung argumentatif dapat membantu membangun struktur argumen yang koheren, memperjelas hubungan sebab-akibat, dan mengarahkan pembaca menuju kesimpulan yang meyakinkan.

Mengapa Kata Penghubung Argumentatif Begitu Penting?

Nah Grameds, coba kamu bayangkan argumen tanpa kata penghubung? Hal ini bagaikan tumpukan batu bata yang berserakan. Tanpa perekat yang kuat, argumen tersebut akan rapuh dan mudah runtuh. Kata penghubung argumentatif bagaikan semen yang mengikat batu bata tersebut, membangun struktur argumen yang kokoh dan koheren. Dengan kata penghubung argumentatif, kamu dapat:

1. Menjelaskan hubungan antar gagasan

Membantu pembaca memahami alur pemikiranmu dan bagaimana satu ide terhubung dengan ide lainnya.

2. Memperkuat argumen

Menunjukkan hubungan sebab-akibat antar kalimat, memberikan bukti yang mendasarinya, dan memandu pembaca menuju kesimpulan yang logis.

3. Meningkatkan kejelasan

Memudahkan pembaca memahami maksud argumenmu dan menghindari kesalahpahaman.

4. Menyusun kalimat yang lebih efektif

Membuat argumenmu lebih mengalir, ringkas, dan mudah dipahami.

Nah Grameds, kata penghubung argumentatif sangat penting karena dapat membantu kita dalam berbagai hal, poin besarnya sudah dibahas, namun untuk mengetahui lebih dalam, Gramin akan bahas lebih dalam pada pembahasan fungsi kata penghubung argumentatif. Yuk, kita lanjut ke pembahasan!

Fungsi Penting Kata Penghubung Argumentatif

Grameds, kata penghubung argumentatif bukan sekadar pemanis kalimat, tetapi memiliki fungsi penting dalam membangun argumen yang efektif. Berikut beberapa fungsinya:

1. Menjelaskan Hubungan Antar Gagasan:

Membantu pembaca memahami alur pemikiran penulis dengan menunjukkan bagaimana satu ide terhubung dengan ide lainnya, serta membangun argumen yang koheren dan mudah dipahami.

Contoh:

  • “Meskipun harga bahan bakar naik, namun pemerintah tetap memberikan subsidi untuk meringankan beban masyarakat.” (Menunjukkan kontras)
  • “Pencemaran udara di kota ini semakin parah akibatnya banyak warga yang mengalami penyakit pernapasan.” (Menunjukkan hubungan sebab-akibat)

2. Memperkuat Argumen

Menunjukkan hubungan sebab-akibat antar kalimat, memberikan bukti yang mendasarinya, dan memandu pembaca menuju kesimpulan yang logis, serta memperkuat validitas dan kredibilitas argumen.

Contoh:

  • “Udara di pedesaan lebih segar karena jauh dari polusi kendaraan bermotor.”(Memberikan bukti hubungan sebab-akibat)
  • “Kita perlu menjaga kelestarian lingkungan agar generasi mendatang dapat menikmati keindahan alam.” (Menunjukkan tujuan)

3. Meningkatkan Kejelasan

Membantu pembaca memahami maksud argumen penulis dan menghindari kesalahpahaman, serta mempermudah pembaca untuk mengikuti alur pemikiran penulis.

Contoh:

  • “Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah sampah.”(Menunjukkan tujuan)
  • “Meskipun dia tidak pandai matematika, tetapi dia selalu berusaha keras untuk belajar.” (Menunjukkan kontras)

4. Menyusun Kalimat yang Lebih Efektif

Membuat argumen lebih mengalir, ringkas, dan mudah dipahami, serta meningkatkan kualitas dan estetika tulisan.

Contoh:

  • “Polusi udara, selain membahayakan kesehatan, juga dapat merusak lingkungan.” (Menyusun kalimat yang lebih ringkas)
  • “Kita harus menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit dan agar kota ini terlihat indah.” (Menggunakan kata penghubung yang sama untuk memperkuat tujuan)

Kata penghubung argumentatif merupakan alat penting dalam membangun argumen yang kuat dan persuasif. Dengan memahami fungsinya dengan baik, kamu dapat menyusun argumen yang efektif, mudah dipahami, dan meyakinkan.

Contoh Ragam Kata Penghubung Argumentatif dan Pengunaannya 

Grameds, kata penghubung argumentatif, bagaikan pelangi yang mewarnai kalimatmu, hadir dalam berbagai corak dan makna. Masing-masing memiliki fungsi unik untuk membangun argumen yang kuat dan meyakinkan. Berikut beberapa contoh kata penghubung argumentatif yang biasa digunakan, beserta pengunaannya:

1. Menunjukkan Hubungan Sebab-Akibat

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat.

  • Sebab

Menjelaskan alasan di balik suatu peristiwa atau kejadian. Contoh: Banjir yang melanda desa tersebut sebab hujan deras yang turun tanpa henti selama dua hari.

  • Karena

Memperjelas hubungan sebab-akibat yang kuat. Contoh: Ani tidak bisa mengikuti ujian karena sakit.

  • Akibatnya

Menunjukkan hasil atau konsekuensi dari suatu peristiwa. Contoh: Pencemaran udara yang semakin parah akibatnya banyak warga yang mengalami penyakit pernapasan.

  • Oleh sebab itu

Mengarahkan pembaca menuju kesimpulan yang logis berdasarkan sebab-akibat. Contoh: Kita harus menjaga kebersihan lingkungan oleh sebab itu agar terhindar dari penyakit.

2. Menunjukkan Hubungan Penambahan

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan Hubungan Penambahan.

  • Dan

Menggabungkan dua ide atau lebih yang saling berkaitan. Contoh: Dia cerdas dan rajin belajar.

  • Serta

Menggabungkan dua ide atau lebih dengan penekanan pada kesamaan. Contoh: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan serta menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pemuda.

  • Lagipula

Menambahkan ide baru yang memperkuat argumen sebelumnya. Contoh: Dia tidak hanya pandai menari, lagipula dia juga pandai bernyanyi.

  • Selanjutnya

Memperkenalkan ide berikutnya dalam urutan logis. Contoh: Setelah menyelesaikan studi S1, selanjutnya dia ingin melanjutkan studi S2.

3. Menunjukkan Hubungan Kontras

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan kontras.

  • Tetapi

Menunjukkan pertentangan atau perbedaan antara dua ide. Contoh: Dia ingin sekali pergi berlibur, tetapi dia tidak punya uang.

  • Namun

Menunjukkan pertentangan dengan penekanan pada kesamaan. Contoh: Film ini penuh dengan adegan kekerasan, namun ceritanya sangat menarik.

  • Walaupun

Mengakui adanya suatu hal yang bertentangan, namun tidak menghalangi ide utama. Contoh: Dia walaupun cacat fisik, dia tidak pernah menyerah untuk meraih mimpinya.

  • Meskipun

Sama seperti “walaupun”, namun dengan penekanan pada kekuatan ide utama. Contoh: Meskipun dia sudah berusaha keras, dia tetap tidak berhasil mendapatkan beasiswa.

4. Menunjukkan Hubungan Persyaratan

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan persyaratan.

  • Jika

Menyatakan suatu syarat yang harus dipenuhi. Contoh: Jika kamu ingin sukses, kamu harus bekerja keras.

  • Kecuali

Menyatakan pengecualian terhadap suatu syarat. Contoh: Semua siswa wajib mengikuti ujian, kecuali yang sedang sakit.

  • Syaratnya

Menjelaskan syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai suatu tujuan. Contoh: Syaratnya agar kamu bisa mengikuti pelatihan ini adalah kamu harus memiliki kemampuan dasar dalam bidang komputer.

5. Menunjukkan Hubungan Tujuan

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan tujuan.

  • Agar

Menyatakan tujuan yang ingin dicapai. Contoh: Kita harus belajar dengan giat agar mendapatkan nilai yang bagus.

  • Supaya

Sama seperti “agar”, namun dengan penekanan pada usaha yang dilakukan. Contoh: Dia rajin menabung supaya dia bisa membeli sepeda baru.

  • Demi

Menyatakan tujuan yang mulia atau ideal. Contoh: Para pahlawan rela berkorban jiwa raga demi kemerdekaan bangsa.

6. Menunjukkan Hubungan Kesamaan

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan kesamaan.

  • Seperti

Menunjukkan persamaan antara dua hal. Contoh: Wajahnya seperti malaikat.

  • Mirip dengan

Menunjukkan persamaan dengan penekanan pada kemiripan. Contoh: Gejala penyakit ini mirip dengan gejala flu biasa.

  • Seumpama

Menunjukkan persamaan dengan cara imajinatif. Contoh: Seumpama hidup ini adalah sebuah drama, maka kita adalah para pemainnya.

7. Menunjukkan Hubungan Penjelasan

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan penjelasan.

  • Yaitu

Menjelaskan lebih lanjut tentang suatu hal. Contoh: Demokrasi yaitu sistem pemerintahan yang di mana rakyat memiliki kedaulatan.

  • Artinya

Memberikan makna atau interpretasi terhadap suatu hal. Contoh: Kejujuran artinya mengatakan yang sebenarnya.

  • Dengan kata lain

Mengungkapkan suatu hal dengan cara yang berbeda. Contoh: Dia sangat pemalu, dengan kata lain dia tidak berani berbicara di depan umum.

8. Menunjukkan Hubungan Penegasan

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan penegasan.

  • Memang: Menekankan kebenaran suatu pernyataan. Contoh: Memang benar bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik.
  • Benar sekali: Menyatakan persetujuan yang kuat terhadap suatu pernyataan. Contoh: Benar sekali, kita harus menjaga kelestarian alam.
  • Tentu saja: Menyatakan keyakinan terhadap suatu pernyataan. Contoh: Tentu saja dia senang mendapatkan hadiah itu.

9. Menunjukkan Hubungan Pembatasan

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan pembatasan.

  • Hanya

Membatasi cakupan suatu pernyataan. Contoh: Hanya dia yang tahu jawabannya.

  • Kecuali

Menyatakan pengecualian terhadap suatu pernyataan. Contoh: Semua orang diwajibkan untuk datang, kecuali yang sedang sakit.

  • Sejauh

Membatasi suatu pernyataan berdasarkan kondisi tertentu. Contoh: Sejauh ini, dia belum menunjukkan tanda-tanda penyesalan.

10. Menunjukkan Hubungan Penutup

Berikut beberapa contoh “kata” penghubung argumentatif untuk menunjukkan hubungan penutup.

  • Oleh karena itu

Mengarahkan pembaca menuju kesimpulan berdasarkan argumen yang telah dipaparkan. Contoh: Oleh karena itu, kita harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini.

  • Kesimpulannya

Menyatakan kesimpulan akhir dari argumen. Contoh: Kesimpulannya, argumen yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa pencemaran udara merupakan masalah serius yang harus segera diatasi.

  • Jadi

Menyatakan hasil akhir dari argumen. Contoh: Jadi, kita harus menjaga kesehatan dengan berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan yang bergizi.

Gimana Grameds? Kata penghubung argumentatif sangat helpful, lho! Penggunaan kata penghubung argumentatif yang tepat akan membantu membangun argumen yang koheren, logis, dan mudah dipahami. Variasikan juga penggunaan kata penghubung argumentatif untuk memperkaya gaya bahasa dan meningkatkan kualitas argumenmu.

Kesimpulan

Kata penghubung argumentatif merupakan alat penting dalam membangun argumen yang kuat dan persuasif. Dengan memahami pengertian, fungsi, dan contoh penggunaannya, kita dapat menyusun argumen yang lebih logis, jelas, dan meyakinkan, baik dalam percakapan maupun tulisan.

Ingatlah Grameds, kata penghubung argumentatif hanyalah salah satu elemen dalam membangun argumen yang efektif. Kombinasikan penggunaannya dengan penyajian data yang akurat, analisis yang mendalam, dan gaya bahasa yang menarik untuk menghasilkan argumen yang tak terbantahkan. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya!

Penulis: Hafizh

 

Rekomendasi Buku Terkait

Buku Puebi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Buku Puebi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Buku Puebi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ini merupakan sebuah buku kamus bahasa Indonesia. Buku ini juga menjelaskan ejaan bahasa Indonesia secara detail dan lengkap. Tidak hanya itu, buku ini juga berisi pantun dan peribahasa guna memperbanyak pengetahuan bahasa. Buku ini juga menjelaskan pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan dengan tepat. Slogan ‘Ayo Menggunakan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar’ sering kita temui, tetapi faktanya banyak dari kita baik pelajar, mahasiswa, atau masyarakat umum yang tidak tahu cara menggunakannya. Seringkali kita kebingungan jika menggunakan huruf kapital, menulis tanda baca, atau menulis unsur-unsur serapan dari bahasa asing, sehingga timbul kekacauan dalam pemakaian bahasa. Buku Puebi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ini hadir sebagai pedoman untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Buku ini merupakan sebuah buku penting yang dapat dijadikan referensi untuk menguasai keberlangsungan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena disusun secara tuntas dan dilengkapi dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia.

EYD Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

EYD Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987 diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Buku ini berisi tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia terbaru berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015.

Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

PUEBI adalah pedoman yang digunakan untuk bisa mengeja kata-kata dalam bahasa Indonesia dengan benar. PUEBI merupakan penyempurnaan dari ejaan yang disempurnakan (EYD). Buku ini merupakan referensi dasar dan sangat direkomendasikan bagi pembaca yang tertarik mempelajari Bahasa Indonesia atau yang pekerjaannya terkait dengan penggunaan PUEBI. Kaidah bahasa Indonesia yang berlaku saat ini adalah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), bukan EYD (Ejaan yang Disempurnakan).Perubahan tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Sayangnya, tidak semua orang mengetahui perubahan EYD menjadi PUEBI. Karena alasan itulah, buku ini hadir di hadapan para pembaca. Kehadiran buku ini sebagai suatu upaya untuk memperkenalkan PUEBI kepada masyarakat luas, seperti pelajar, mahasiswa, guru, dosen, penulis, peneliti, pegawai pemerintah maupun swasta, dan umum. Buku PUEBI ini mengupas banyak hal, di antaranya ialah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, penulisan unsur serapan, pedoman umum pembentukan istilah, pedoman pemenggalan kata, imbuhan bahasa Indonesia, bentuk terikat bahasa asing, jenis-jenis paragraf, sinonim, antonim, akronim, dan lain-lain. Selain itu, buku PUEBI ini juga menyajikan ragam majas dan peribahasa yang akan menambah wawasan pengetahuan Anda.

About the author

Adila V M