Kemampuan Kognitif – Setiap individu diberkahi kemampuan untuk berpikir dan mempelajari sesuatu yang baru. Hal tersebut juga yang membuat seorang individu yang awalnya tidak tahu menjadi lebih ahli dan berilmu. Kemampuan untuk berpikir setiap individu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan kognitifnya masing-masing.
Bagi setiap orang tua yang memiliki anak, kemampuan kognitif tentunya menjadi hal yang penting. Karena tumbuh kembang anak akan dipengaruhi oleh kemampuan kognitifnya tersebut.
Tidak jarang para orang tua ikut belajar bagaimana cara yang tepat untuk mengembangkan kemampuan kognitif pada anak-anaknya. Namun, tidak sedikit juga orang tua yang kurang memperhatikan hal tersebut. Berikut pembahasan mengenai kemampuan kognitif untuk berpikir.
Daftar Isi
Pengertian Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan sebuah proses pada manusia yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf sehingga seseorang dapat berpikir. Kemampuan kognitif pada setiap manusia juga sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya.
Segala aktivitas setiap individu misalnya, belajar, mengembangkan sebuah ide, mempertimbangkan suatu peristiwa, hingga memecahkan masalah erat kaitannya dengan kemampuan kognitif. Dapat dikatakan, kemampuan kognitif juga berpengaruh besar terhadap tingkat kecerdasan seseorang.
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dan melibatkan kognisi atau kegiatan memperoleh pengetahuan.
Adapun pengertian kemampuan kognitif menurut para ahli adalah sebagai berikut:
- Menurut Williams dan Susanto, kognitif merupakan cara individu bertingkah laku, bertindak, dan cepat lambatnya individu saat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
- Menurut Neisser, kognitif merupakan perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.
- Menurut Gagne, kognitif merupakan proses internal yang terjadi di dalam pusat susunan saraf ketika manusia berpikir.
- Menurut Piaget, kognitif merupakan bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya.
- Menurut Drever, kognitif merupakan istilah umum yang melingkupi metode pemahaman, yakni persepsi, penilaian, penalaran, imajinasi, dan penangkapan makna.
- Menurut Ahmad Susanto, kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
- Menurut Husdarta dan Nurlan, perkembangan kognitif adalah suatu proses terus-menerus, namun hasilnya tidak merupakan sambungan (kelanjutan) dari hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya.
Jenis Kemampuan Kognitif
Secara garis besar, kemampuan kognitif dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Penjelasan mengenai jenis kemampuan kognitif tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kebiasaan Kognitif
Pada kebiasaan kognitif, keterampilan seorang individu biasanya berhubungan dengan elaborasi pengetahuan serta informasi yang dikumpulkan oleh indra. Beberapa keterampilan yang termasuk ke dalam kebiasaan kognitif di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Perhatian
Perhatian merupakan jenis kemampuan kognitif untuk mempertahankan konsentrasi pada objek, tindakan, atau pemikiran tertentu di lingkungan.
b. Pemahaman
Pemahaman merupakan kemampuan yang memungkinkan kita untuk menerjemahkan suara atau lisan ke dalam kata-kata atau secara tulisan. Ini memungkinkan manusia untuk dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya
c. Elaborasi
Elaborasi merupakan bentuk kemampuan dari pemikiran kita sendiri dalam menanggapi sesuatu yang kita rasakan, yaitu dalam bentuk tanggapan.
d. Pemulihan
Pemulihan merupakan kemampuan dalam menghafalkan sesuatu yang telah dijalani dan menjadi dasar. Hingga pada tahap selanjutnya kita dapat memulihkan apa yang telah kita pelajari tanpa perlu stimulus yang bersangkutan.
2. Keterampilan Metakognitif
Keterampilan metakognitif berhubungan tentang sistem pemrosesan informasi pada diri seseorang itu sendiri sehingga memungkinkan kemampuan untuk berpikir dan berbicara. Keterampilan ini memungkinkan seseorang memiliki control, penjelasan, transmisi pengetahuan yang hidup, dan perumusan bahasa yang hendak digunakan beserta gagasan kompleks lainnya.
Contoh Keterampilan Kognitif
Keterampilan kognitif pada setiap orang dapat dinilai dan dikenali dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa contoh keterampilan kognitif tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan Linguistik
Keterampilan linguistik ini memungkinkan seseorang untuk menerjemahkan suara dalam bentuk lisan ke dalam bentuk kata-kata atau tulisan. Kemampuan ini termasuk ke dalam sintaksis, leksikon, pragmatik, dan lain-lain.
2. Kapasitas Perhatian
Keterampilan ini memungkinkan seseorang memiliki kemampuan dalam membuat persepsi melebihi dari apa yang orang lain rasakan bahkan dapat jauh lebih sadar akan hal-hal kecil yang terjadi di lingkungan. Keterampilan ini termasuk konsentrasi, perhatian, kecepatan respons, dan lain-lain.
3. Kapasitas untuk Abstraksi
Keterampilan berikut memungkinkan seseorang untuk membangun dan menafsirkan sistem tanda yang kompleks kemudian menerjemahkannya ke bentuk konkret. Keterampilan ini termasuk orientasi spasial, imajinasi, penalaran aritmatika, dan lain-lain.
4. Kapasitas Deduktif
Keterampilan berikut memungkinkan seseorang untuk menyimpulkan dan menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa yang terdiri dari beberapa bagian informasi. Seseorang akan menyelesaikannya secara imajinatif menggunakan imajinasi atau sesuai apa yang dirasakannya atau dengan intuisi. Keterampilan ini termasuk penalaran logis, kategorisasi, persamaan dan perbedaan, penalaran intuitif, dan lain-lain.
Fase Perkembangan Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif pada seseorang juga memiliki tahapan. Tahapan-tahapan atau fase tersebut mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Berikut adalah fase perkembangan kemampuan kognitif pada manusia.
1. Masa Bayi
Saat lahir ke dunia, bayi akan mulai belajar menggunakan indra mereka untuk melihat dunia di sekitar. Kemampuan bayi yang baru lahir juga terbatas, biasanya bayi baru dapat fokus mengikuti objek yang bergerak, merasakan perbedaan nada dan volume suara, serta mulai mengantisipasi peristiwa, misalnya mengisap saat melihat puting. Setelah tumbuh, sekitar pada usia tiga bulan, bayi mulai dapat meniru ekspresi orang lain di depannya, seperti ikut tersenyum.
Pada usia enam bulan, bayi mulai dapat memahami lingkungan di sekitarnya. Mereka sudah mulai dapat meniru suara yang mereka dengar, mengenali kedua orang tuanya, serta memiliki rasa takut pada orang-orang asing sehingga mereka bisa menangis karena hal tersebut. Mereka juga sudah dapat merespons sesuatu yang terjadi, misalnya pada barang yang jatuh, mereka dapat mengambilnya kembali.
Di saat bayi berumur Sembilan bulan, mereka sudah dapat meniru gerakan dan tindakan yang dilakukan orang sekitarnya. Mereka mulai memahami kata-kata sederhana yang sering digunakan orang sekitarnya seperti “tidak,” dan memahami maksud dari perkataan tersebut.
Saat usianya 12 bulan, bayi sudah dapat mengikuti objek yang bergerak, mengucapkan dua hingga empat kata, termasuk memanggil kedua orang tuanya seperti “mama” dan “papa”. Selain itu, bayi juga sudah dapat meniru suara binatang, serta sudah dapat merasa cemas ketika berpisah dengan kedua orang tua mereka atau orang-orang terdekat mereka selama ini.
Memasuki usia 18 bulan, bayi sudah dapat memahami cukup banyak kata, yakni sekitar 10-50 kata, mengidentifikasi bagian-bagian tubuh, dan memahami kepemilikan benda-benda dengan menyebut kata “saya” terhadap beberapa benda tersebut.
2. Balita
Balita merupakan bayi di bawah lima tahun, antara 18 bulan hingga 3 tahun, balita telah mencapai tahap ‘sensorimotor’ yakni fungsi sensorik dan motorik. Seorang balita sudah mulai bisa berusaha melakukan berbagai hal dengan mandiri, mereka juga mulai dapat membedakan perilaku yang pantas dan tidak pantas dengan bantuan pemahaman konsep kata-kata seperti “tolong” dan “terima kasih” yang sebelumnya diajarkan orang tua.
3. Preschool
Anak-anak preschool yang berusia tiga tahun hingga enam tahun, berada pada tahap ‘praoperasional’ atau hal-hal sebelum beroperasi. Untuk belajar dan menghafal, mereka perlu terkondisikan sebelumnya. Anak-anak preschool biasanya sudah memiliki dan mengembangkan keterampilan sosial mereka saat sedang bermain dengan teman-teman seusianya. Perkembangan kognitif lainnya pada anak-anak preschool adalah memiliki peningkatan dalam hal perhatian, membaca, belajar, dan hal-hal yang sedikit lebih kompleks lainnya.
4. Usia sekolah
Anak-anak yang sudah berusia sekolah yakni enam hingga 12 tahun sudah mulai menggunakan tindakan logis dalam berpikir dan memecahkan masalah. Anak-anak ini juga sudah mulai dapat belajar melalui kesalahannya dan mampu menjelaskan terkait sebab akibat beberapa hal terjadi.
Pada remaja usia 12 hingga 18 tahun, tingkat kemandirian mereka sudah meningkat. Mereka sudah dapat memikirkan jalan keluar berdasarkan masalah dan situasi yang terjadi. Para remaja juga sudah mampu menekuni beberapa keterampilan khusus yang diperlukan untuk keperluan suatu pekerjaan.
Aspek Utama Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif seseorang merupakan perwujudan dari kemampuan-kemampuan dasar atau primer yang menurut Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan berbahasa
Kemampuan kognitif dalam aspek berbahasa meliputi beberapa aspek seperti membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Keempatnya juga sangat berhubungan karena tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya.
b. Kemampuan mengingat
Kemampuan kognitif dalam aspek mengingat terjadi saat seseorang mengingat informasi. Hal tersebut meliputi berbagai hal yang telah dipelajari seorang individu pada waktu yang lalu.
c. Kemampuan nalar
Kemampuan kognitif dalam aspek nalar merupakan kemampuan penting yang berhubungan dengan logika. Dengan logika, seseorang dapat membedakan sesuatu yang benar dan salah.
d. Kemampuan tilikan ruang
Kemampuan kognitif dalam aspek kemampuan tilikan ruang (spatial relation) merupakan kemampuan seseorang dalam membayangkan objek yang dikonstruksi melalui gambar dalam suatu pola.
e. Kemampuan bilangan
Kemampuan kognitif dalam aspek bilangan meliputi kemampuan seseorang dalam memahami bentuk, urutan, dan bilangan dalam menyelesaikan masalah.
f. Kemampuan menggunakan kata-kata
Kemampuan kognitif dalam aspek menggunakan kata-kata meliputi kemampuan seseorang dalam merangkai kata-kata agar menjadi rapi dan dapat dimengerti lawan bicara.
g. Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat
Kemampuan kognitif dalam aspek mengamati dengan cepat dan cermat merupakan kemampuan seseorang dalam memahami suatu persoalan dengan cara mengobservasi atau mengamati terlebih dahulu hingga dapat memutuskan persoalan secara cermat.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Perkembangan kemampuan kognitif pada setiap individu berbeda-beda. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada seorang anak. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah.
a. Faktor hereditas/keturunan
Faktor hereditas atau keturunan akan menentukan perkembangan seorang anak dalam segi intelektual. Dapat dikatakan bahwa faktor keturunan merupakan hal terdekat yang akan berhubungan dengan tumbuh kembang seorang anak. Artinya, kemungkinan besar seorang anak akan berpikiran orang tuanya.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat menjadi sesuatu yang sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seorang anak. Terdapat dua faktor lingkungan yang sangat berpengaruh kepada perkembangan kognitif anak, yakni lingkungan keluarga dan sekolah.
c. Faktor kematangan
Faktor kematangan juga berarti fisik maupun psikis, hal tersebut juga berarti bahwa faktor kematangan dipengaruhi oleh usia seseorang. Faktor kematangan pada seseorang dikatakan telah menyanggupi ketika mampu menjalankan fungsinya masing-masing.
d. Faktor pembentukan
Faktor pembentukan dalam keterampilan kognitif meliputi segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Faktor pembentukan terbagi menjadi dua, yakni pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
e. Faktor minat dan bakat
Faktor minat dan bakat pada perkembangan kognitif seseorang meliputi bakat seseorang yang berpengaruh pada kecerdasannya. Seseorang yang memiliki minat dan bakat terhadap sesuatu akan lebih mudah pula dalam mempelajarinya.
f. Faktor kebebasan
Faktor kebebasan pada perkembangan kognitif meliputi keleluasaan dalam berpikir, ini berarti setiap orang memiliki kebebasan dalam memilih cara atau metode yang hendak digunakan dalam menyelesaikan permasalahan.
Cara Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif pada seseorang dapat ditingkatkan dengan berbagai cara. Beberapa cara tersebut adalah sebagai berikut.
1. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat berpengaruh besar dalam perkembangan kemampuan kognitif pada seseorang. Aktivitas fisik ini juga dapat meliputi beberapa permainan yang mengasah keterampilan motorik. Jika anak memiliki keterampilan motorik yang baik, tidak jarang seorang anak juga memiliki kemampuan akademik seperti membaca dan berhitung yang lebih baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa berbagai aktivitas fisik yang melibatkan kinerja motorik memiliki dampak yang baik dalam peningkatan kemampuan kognitif anak.
2. Mempelajari Hal Baru
Mempelajari hal baru dapat membuat anak memiliki hubungan sosial yang baik serta tetap terasah karena terus memperkaya keterampilan. Berbagai aktivitas yang bersifat tidak terlalu mengikat ini akan berdampak baik bagi pikiran dan otak manusia. Seiring bertambahnya usia, otak manusia juga perlu tetap diasah agar memori tidak cepat memudar.
3. Keingintahuan dan Kreativitas
Memiliki keingintahuan yang tinggi serta daya kreativitas akan membentuk anak untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan inovasi-inovasi yang baru. Salah satu bentuk kreativitas yang dapat diperkenalkan kepada anak di antaranya adalah bermain alat musik. Dengan bermain musik, anak akan lebih mudah menafsirkan dan mengintegrasikan berbagai informasi sensorik. Beberapa kegiatan kreatif juga terbukti mampu merangsang otak manusia untuk dapat menjaga daya ingat.
4. Koneksi Sosial
Menciptakan koneksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan kognitif seseorang, pasalnya perasaan kesepian justru dapat memicu penurunan psikologis dan kognitif.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa perasaan terisolasi dan tidak memiliki koneksi sosial justru dapat memicu gangguan tidur, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan hormone stress, serta meningkatkan depresi. Maka dari itu, membuat koneksi sosial dengan lingkungan sekitar menjadi penting bagi pertumbuhan kognitif.
5. Meditasi
Meditasi atau pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu merupakan aktivitas yang memainkan peran penting dalam pengurangan stress serta memperlambat perkembangan gangguan kognitif terkait usia. Seiring bertambahnya usia, ada korelasi tinggi antara stress dan penyakit Alzheimer, maka dari itu melakukan meditasi dapat meningkatkan pertumbuhan kognitif.
6. Game Melatih Otak
Beberapa game atau permainan yang melatih otak juga dapat mengasah kemampuan kognitif seseorang. Beberapa permainan yang melibatkan pembelajaran dan memori serta teka-teki pemecahan masalah dapat berkontribusi dalam mencegah atau menunda timbulnya penyakit Alzheimer pada beberapa orang. Game yang melatih otak juga dapat meningkatkan penalaran dan kecepatan pemrosesan berpikir.
7. Tidur yang Cukup
Tidak hanya bekerja, otak juga butuh istirahat yang cukup. Ketika tidur, otak akan menguasai tugas baru. Hal itu merupakan aktivitas intensif bagi otak untuk mengkonsolidasikan pembelajaran sehingga otak dapat mengambil manfaat dari tidur karena banyaknya energi yang tersedia.
Tidur bukan hanya aktivitas membuang-buang waktu, namun juga bermanfaat karena tingkat reorganisasi yang dilakukan otak selama tidur. Kualitas tidur yang buruk justru berkaitan dengan proses penting dalam kinerja manusia.
Penerapan di Dalam Tempat Kerja
Ada beberapa cara khusus untuk menggunakan kemampuan kognitif di tempat kerja, yaitu:
1. Mengidentifikasi Pola
Kamu dapat menggabungkan kemampuan logika dan penalaran dengan kemampuan memori untuk mengenali pola. Tren ini mungkin muncul dalam data, atau mungkin hasil berulang yang kamu kenali di tempat kerja. Menyadari bahwa penjualan meningkat setelah inisiatif pemasaran tertentu. Dengan menyadari penyebab penjualan meningkat, maka kamu bisa menggunakan pola yang sama.
2. Analisis Sumber Daya
Setelah mengidentifikasikan pola, langkah selanjutnya untuk menonjolkan kemampuan kognitif dalam dunia kerja adalah analisis sumber daya. Dalam hal ini, yang dimaksud analisis sumber daya adalah kita harus mengenali kemampuan yang dimiliki, sehingga bisa melakukan dan menyelesaikan pekerjaan dengan optimal dan tepat waktu. Apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan optimal dan tepat waktu, maka pimpinan akan merasa senang dan kemungkinan besar akan mudah untuk naik jabatan.
Selain itu, kamu juga harus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar selalu menemukan solusi dari suatu permasalahan dengan cepat. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan, seperti melakukan analisis terhadap berbagai macam hal, membuat pertanyaan-pertanyaan kritis, dan sebagainya.
3. Fokuskan Pada Suatu yang Dikerjakan
Gunakan kemampuan kognitif yang membantu diri untuk fokus, sehingga memungkinkan kamu menangani tugas secara lebih produktif. Dengan berfokus secara efektif pada proyek tertentu, maka kamu dapat menyelesaikannya lebih cepat dan lebih akurat, sehingga memungkinkan dirimu untuk beralih ke tugas lain. Selain itu, tetap fokus juga dapat membantu kamu untuk mendapatkan lebih banyak rapat, secara aktif mendengarkan rekan kerja, dan bekerja dengan tujuan dan pencapaian.
Cara Menonjolkan Kemampuan Kognitif Saat Mencari Pekerjaan
Selain menggunakan kemampuan kognitif di tempat kerja, kamu juga dapat menggunakan kemampuan kognitif selama mencari kerja, sehingga dapat membantu kamu menjadi kandidat yang lebih menarik. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menampilkan kemampuan kognitif kamu saat mencari posisi baru:
1. Kemampuan Kognitif untuk CV
CV yang ditulis dengan baik dan terstruktur dengan baik dapat menjadi representasi dari kemampuan kognitif yang kuat. Struktur dan jarak yang bersih menggambarkan kemampuan pemrosesan visual kamu. Misalnya saat kamu menargetkan ringkasan dan pernyataan objektif ke detail dalam posting pekerjaan, kamu bisa menampilkan logika dan kemampuan penalaran yang menunjukkan bagaimana kamu dapat berkontribusi pada misi perusahaan. Selain itu, kamu juga dapat memasukkan kekuatan kognitif seperti pemecahan masalah dan mendengarkan secara aktif di bagian kemampuan yang kamu miliki.
Contoh: “Profesional pendidik dengan pengalaman mengajar dan mendidik murid Sekolah Dasar (SD) selama tiga tahun. Menganalisis perilaku para peserta didik dan memberikan materi pembelajaran berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan peserta didik.”
2. Kemampuan Kognitif untuk Surat Lamaran
Surat lamaran mengharuskan kamu secara profesional menangani calon atasan, secara kreatif menampilkan dirimu sebagai kandidat yang tepat untuk pekerjaan itu dan menggambarkan bagaimana kamu dapat menguntungkan perusahaan. Saat kamu memenuhi persyaratan ini melalui surat lamaran yang telah ditulis, maka kamu telah menunjukkan kemampuan untuk memecahkan masalah secara kreatif, yang pada gilirannya menunjukkan kemampuan logika dan penalaran yang kamu kuasai.
Contoh: “Saya selalu menghargai di setiap sesi perencanaan yang dilakukan bersama tim yang saya bentuk, karena dalam sesi tersebut, saya bisa berbagi ide-ide inovatif dengan orang lain serta saya bisa berkolaborasi untuk menciptakan suatu desain produk terbaik. Setiap pembuatan desain produk, saya pasti menganalisa data dari desain-desain yang sebelumnya sudah diuji demi memperlihatkan adanya nilai yang potensial dalam, visual tertentu, sehingga para pelanggan bisa tertarik terhadap desain produk yang kami buat.”
3. Kemampuan Kognitif untuk Wawancara Kerja
Wawancara memungkinkan kamu menghadirkan banyak peluang untuk menampilkan kemampuan kognitif. Saat menjawab pertanyaan, kamu dapat menampilkan kemampuan ingatan yang dimiliki dengan merujuk penelitian ke perusahaan atau deskripsi pekerjaan asli. Kamu dapat menunjukkan kemampuan perhatianmu dengan secara aktif mendengarkan dan menanggapi pewawancara. Kamu juga dapat mendemonstrasikan kemampuan logika dan penalaran dengan memecahkan masalah hipotesis yang mungkin disajikan oleh pewawancara.
Contoh: “Saya memahami bahwa perusahaan menyelenggarakan konferensi pemasaran setiap tahun untuk mengumpulkan para profesional dari berbagai bidang industri. Konferensi ini akan memberi saya wawasan berharga tentang apa yang dilakukan perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka serta solusi kreatif yang mereka temukan untuk meningkatkan loyalitas merek”.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa keterampilan kognitif pada setiap orang berbeda-beda. Kemampuan kognitif juga terbagi menjadi beberapa jenis keterampilan. Dengan mempelajari kemampuan kognitif, kita jadi mengerti bahwa kebutuhan dan pendekatan setiap orang untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya masing-masing juga berbeda.
Namun, meskipun setiap orang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda, tentunya kita selaku orang tua dapat mengambil langkah lebih dekat untuk menunjang perkembangan kemampuan kognitif anak.
Nah, seperti itulah penjelasan lengkap mengenai kemampuan kognitif dalam berpikir beserta jenis, fase perkembangan, aspek utama, hingga cara meningkatkan kemampuan kognitif pada anak yang diharapkan dapat membantu Grameds mendapatkan informasi yang lebih mendalam.
Jika Grameds memiliki ketertarikan untuk mempelajari kemampuan kognitif pada anak, kamu dapat mempelajarinya dengan membaca referensi yang ada di internet maupun buku-buku tersedia yang bisa kamu dapatkan di website resmi www.gramedia.com dengan pilihan yang beragam.
BACA JUGA: