Bahasa Indonesia

Kerangka Konseptual: Pengertian, Tujuan , dan Cara Membuat

Kerangka Konseptual
Written by Siti Badriyah

Kerangka konseptual – Dalam melakukan penelitian atau penulisan karya ilmiah, salah satu hal yang harus dilakukan, adalah menyusun dan membuat kerangka konseptual. Hal ini bertujuan agar kegiatan penelitian atau penulisan ilmiah dapat berjalan dengan lancar  dan mudah.

Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu hubungan atau keterkaitan antara konsep satu dengan konsep yang lainya dari suatu masalah yang akan diteliti. Kerangka konseptual berguna untuk menjelaskan secara lengkap dan detail tentang suatu topik yang akan menjadi pembahasan.

Kerangka konseptual berasal dari konsep ilmu atau teori, yang digunakan untuk landasan penelitian ilmiah, yang berawal dari tinjauan pustaka. Jadi, kerangka konseptual adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang dapat menghubungkan dengan garis yang sesuai dengan variabel yang diteliti.

Nah, supaya grameds nggak semakin bingung lagi tentang kerangka konseptual, maka bisa simak pembahasannya lewat artikel kerangka konseptual ini.

Artikel ini akan memberikan penjelasan semua yang perlu diketahui terkait dengan kerangka konseptual. Dimana akan dijelaskan mulai dari pengertian, tujuan, cara membuatnya hingga contoh dari kerangka konseptual. Selamat membaca!

Pengertian Kerangka Konseptual 

Berikut di bawah ini adalah berbagai pengertian dari menurut para ahli, yang kemudian dapat  ditarik benang merah dari semua definisi yang dijelaskan, agar mendapatkan definisi yang mudah dimengerti, paling sederhana serta komprehensif.

Singarimbun, 1990 berpendapat bahwa konsep yang merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang mirip.

Singarimbun menjelaskan bahwa konsep terdiri dari dua jenis, yaitu konsep konkrit dan konsep abstrak. Konsep konkrit adalah hal-hal yang dapat terlihat oleh mata dan dapat diukur menggunakan alat ukur fisik, seperti konsep berat, panjang, dan lain-lain. Sedangkan konsep abstrak seperti motivasi, sikap, persepsi, manajemen dan yang lainnya.

Miles & Huberman, 1994 berpendapat bahwa kerangka konseptual merupakan suatu kerangka yang bisa berbentuk naratif atau grafis yang memiliki tujuan untuk menunjukkan variabel kunci atau menggambarkan suatu konstruksi dari  asumsi hubungan yang ada di antara mereka untuk dipelajari dan diteliti.

Camp, 2001 berpendapat bahwa kerangka konseptual merupakan sebuah struktur yang menurut peneliti dapat memberikan gambaran atau penjelasan tentang perkembangan alami dari suatu fenomena yang akan dipelajari atau diteliti.

Sugiyono, 2017 berpendapat bahwa kerangka konseptual secara teoritis akan menghubungkan berbagai variabel penelitian, yaitu variabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen yang akan diukur serta diamati melalui proses penelitian.

Nursalam, 2017 berpendapat  bahwa kerangka konsep penelitian merupakan hasil abstraksi dari suatu realitas yang dapat dikomunikasikan serta membentuk teori untuk menjelaskan hubungan antara variabel yang diteliti.

Kusumayati, 2009, berpendapat bahwa kerangka konsep merupakan hubungan antara konsep-konsep yang telah dibangun berdasarkan dari hasil-hasil studi empiris yang terdahulu sebagai pedoman untuk melakukan penelitian.

Notoatmodjo, 2010 berpendapat bahwa kerangka konseptual merupakan ringkasan yang terbentuk berdasarkan generalisasi dari hal-hal yang khusus.

Jadi, konsep yang hanya dapat diukur atau diamati melalui variabel. Dalam bukunya yang lain yang terbit pada 2014, Notoatmodjo memberikan definisi yang lebih sederhana mengenai kerangka konseptual, yaitu suatu uraian mengenai keterkaitan atau hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian.  

Imenda, 2014, berpendapat bahwa kerangka kerja konseptual merupakan sebuah sintesis dari variabel dan komponen yang memiliki keterkaitan yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada di dunia nyata. Penjelasan tersebut merupakan sebuah pengamatan terakhir untuk mendapatkan resolusi deduktif dari masalah yang sedang diteliti.

Dalam berbagai literatur lain, pembahasan mengenai kerangka konseptual merupakan pembahasan yang berkaitan erat dengan proses penelitian.

Menyusun kerangka konseptual merupakan salah satu bagian awal dalam melakukan proses penelitian yang hendak dilakukan. Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas,  dapat mengumpulkan dan merangkai definisi komprehensif dari kerangka konseptual.

Jadi, jika disederhanakan, maka kerangka konseptual merupakan sebuah visualisasi atau gambaran atau juga berupa representasi  yang tertulis dari hubungan antara variabel yang diteliti dalam penelitian.

Jadi, Kerangka konseptual merupakan susunan dari suatu konstruksi logika yang sedang berpikir untuk menjelaskan suatu variabel penelitian yang akan diteliti. Pada umumnya, dalam sebuah penelitian, kerangka konseptual dikembangkan berdasarkan kajian teori yang sesuai dengan topik penelitian.

Tujuan Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual

pixabay.com/LTDatEHU

Kerangka konseptual dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan berbagai makna dari kata-kata yang terdapat dalam kajian teori yang dapat menimbulkan pengertian-pengertian lain.

Oleh karena itu, kerangka konseptual dalam suatu penelitian haruslah terlihat jelas. Sebab apabila konsep dalam suatu penelitian tidak jelas akan menyebabkan persepsi yang berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Konsep penelitian merupakan suatu kesatuan penelitian mengenai suatu hal yang perlu dirumuskan. Dalam merumuskannya, perlu menjelaskan sesuai dengan apa yang dimaksud peneliti dalam menggunakannya.

Selain itu, dalam hal penggunaan konsep tentunya perlu konsistensi,  jika dalam satu bagian dikatakan A, maka di bagian lainnya dalam seluruh penelitian yang dilakukan, konsep tersebut tetap harus dikatakan A.

Dalam penelitian yang sederhana, biasanya tidak memerlukan  kerangka konseptual. Sebagai gantinya menggunakan definisi operasional atau penjelasan istilah, untuk menerangkan variabel-variabel penelitian yang akan diteliti.

Konsep sebenarnya memiliki fungsi untuk menyederhanakan  pengertian, ide-ide, maupun gejala atau fenomena sosial yang digunakan agar orang lain yang membacanya dapat segera mengerti apa maksud yang sesuai dengan yang dipahami oleh peneliti dalam menggunakan konsep tersebut.

Dengan pernyataan konsep yang jelas akan mempermudah komunikasi antara peneliti dengan pembaca yang ingin mengetahui isi dari penelitiannya.

Cara Membuat Kerangka Konseptual 

Terdapat  sembilan langkah yang dapat dipraktekkan apabila ingin membuat kerangka konseptual.  Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuatnya yaitu:

1. Menentukan Tema dan Topik Penelitian 

Sebelum melakukan penelitian, tentunya peneliti harus menentukan tema dan topik penelitian terlebih dahulu untuk nanti menjadi bahan pembahasan atau penelitian. Seorang peneliti dapat menentukan berdasarkan spesialisasi atau minat yang sesuai dengan bidang atau keilmuan yang dimilikinya.

Ada banyak sekali cabang tema dan topik yang dapat dipilih. Apabila merasakan bingung ketika memilihnya, peneliti dapat menggunakan tema dan topik yang paling dikuasainya, dan menjadi daya tarik untuk menelitinya lebih lanjut.

2. Menyusun Kajian Pustaka 

Langkah selanjutnya adalah dengan menyusun kajian pustaka yang memiliki peran sebagai  landasan penelitian. Peneliti dapat melakukan langkah yaitu dengan membandingkan kajian penelitian sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan.

Tentunya, hal ini harus dilakukan secara cermat agar dapat menentukan teori yang akan digunakan dalam menyusun hipotesis serta menguji data penelitian.

Selain itu, peneliti harus memastikan teori yang digunakan, apakah sesuai dengan fenomena atau gejala yang hendak diteliti. Sebab, ini memiliki peran yang penting dalam menyusun kerangka konseptual secara utuh.

Oleh karena itu,  perlu dilakukan kajian pustaka dengan menggunakan sumber ilmiah yang terpercaya, seperti jurnal ilmiah, tesis, disertasi, artikel ilmiah, serta berbagai sumber lisan yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Memastikan Kebaruan atau Novelty 

Ketika dalam penelitian dalam tahap melakukan kajian pustaka, peneliti dapat mencari tahu apakah ada novelty dari penelitian yang akan peneliti dilakukan.

Apabila penelitian tersebut telah dilakukan oleh orang lain, maka penelitian akan menjadi tidak memiliki manfaat. Kecuali, ada hal yang baru untuk ditambahkan, atau memberikan bantahan terhadap topik penelitian yang sebelumnya.

4. Memetakan Konsep atau Variabel 

Seorang peneliti tentunya harus mengetahui konsep atau variabel yang akan diteliti. Hal ini bertujuan untuk dapat menyusun logika berpikir yang digunakan untuk menjelaskan suatu masalah yang sedang diteliti. Tentunya, konsep atau variabel tersebut harus berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan sebelumnya.

5. Mengembangkan Pernyataan Hubungan 

Langkah selanjutnya yaitu mengembangkan pernyataan hubungan antara berbagai konsep yang dipengaruhi atau mempengaruhi. Hal ini agar memudahkan peneliti dalam menyusun kerangka konseptual penelitian.

6. Memeriksa Rumusan Masalah atau Hipotesis  

Ketika peneliti akan melakukan penelitian kualitatif maupun kuantitatif, tentunya perlu memeriksa terlebih dahulu apakah rumusan atau hipotesis yang digunakan sudah sesuai dengan alur logika berpikir. Peneliti harus memeriksa apakah kedua hal tersebut sesuai dengan tinjauan pustaka yang telah dilakukan sebelumnya.

7. Mengembangkan Konsep dalam Bentuk yang Sederhana 

Peneliti dapat membuat kerangka konseptual dengan berbagai bentuk seperti dalam bentuk bagan, peta konsep diagram alir, atau mind map.

Dari berbagai bentuk tersebut, peneliti memilih bentuk yang membuat lebih mudah untuk memahami kerangka konseptual penelitian. Peneliti dapat menambahkan alur penelitian dan menampilkan variabel atau konsep yang terhubung satu sama lain.

Tunjukkan juga hubungan-hubungan yang mempengaruhi berbagai komponen penelitian. apabila peneliti merasakan kesulitan bagaimana cara menyusunnya, dapat  memanfaatkan berbagai website yang menyediakan fitur untuk membuat kerangka konseptual dengan berbagai template yang tersedia

8. Menambahkan Narasi 

Langkah selanjutnya yaitu melengkapi kerangka konseptual yang sudah dibuat dengan narasi untuk menjelaskan maksud dari setiap bagan atau alur. Tujuannya adalah untuk memudahkan peneliti menemukan data atau fakta baru yang dapat mempengaruhi variabel, konsep, atau komponen dalam penelitian.

9. Memperbaiki Kerangka yang Telah Dibuat 

Peneliti mungkin akan  menemukan data baru yang berbeda dari teori atau asumsi yang telah disusun sebelumnya.

Hal ini tentunya akan berpengaruh kepada hipotesis karena data penelitian yang baru bisa jadi membuktikan jika hipotesis penelitian yang telah disusun keliru. Apabila itu terjadi, peneliti perlu memperbaiki kerangka konseptual yang telah disusun dari awal, agar menyesuaikan dengan data yang ada.

Contoh Kerangka Konseptual 

Berikut adalah beberapa contoh kerangka konseptual penelitian sebagai gambaran yaitu:

1. Contoh Kerangka Konseptual Penelitian Kualitatif

Judul: “Faktor Iklim Kerja, Disiplin Kerja serta Etos Kerja Yang Dapat Mempengaruhi Produktivitas Kerja Bagian Teller di Bank ABC cabang Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat”

Kerangka Konseptual

tambahpinter.com

Dari contoh bagan kerangka konseptual di atas, terdapat faktor iklim kerja, disiplin kerja serta etos kerja yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap produktivitas kerja di Bank.

Iklim kerja yang harmonis dan kondusif akan memberikan dampak positif kepada disiplin dan etos kerja para teller. Dengan adanya iklim kerja yang baik, para teller akan menjadi lebih kreatif dan inovatif, sehingga mendorong mereka untuk dapat bekerja secara optimal dan maksimal.

Begitu pula dengan dimensi psikologis yang mempengaruhi bagaimana para teller bekerja. Para teller yang merasa senang dan bahagia dengan yang mereka kerjakan akan memberikan dampak positif terhadap kinerjanya, sebab hal itu akan menjadi motivasi tersendiri untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka.

Selanjutnya, dengan etos kerja yang baik akan mendorong para pekerja untuk melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan etika yang telah dijunjung agar tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud sesuai dengan harapan perusahaan.

Dengan memiliki etos kerja yang baik , akan tercipta iklim atau suasana kerja yang kondusif untuk meningkatkan produktivitas pekerja. Begitu pun dengan disiplin yang baik akan mendorong tercapainya target penyelesaian pekerjaan, yang kemudian memiliki pengaruh kepada produktivitas kerja dalam perusahaan.

2. Contoh Kerangka Konseptual Kuantitatif

Judul: “Dampak Kebiasaan Sering Merokok Terhadap Pemulihan Pasca Operasi ”

Kerangka Konseptual

Dari bagan kerangka konseptual yang menggunakan metode penelitian kuantitatif, dapat dilihat hubungan-hubungan antara variabel penelitian yang sangat jelas. Dalam bagan dapat terlihat variabel mana yang akan diteliti dan mana yang hanya menjadi faktor atau penyebab timbulnya satu variabel.

Bagian yang akan diteliti akan ditandai dengan kotak yang terbentuk dari garis bersambung yang utuh, sedangkan bagian yang menjadi komponen penjelas di dalam penelitian ditandai dengan kotak bergaris putus-putus.

Bagan di atas ingin menjelaskan bahwa kebiasaan merokok akan memberikan pengaruh kepada kesehatan dan akan mempengaruhi pemulihan pasca operasi fraktur.

Faktor yang menyebabkannya adalah karena  terdapat beberapa kandungan rokok yang dominan, seperti nikotin, tar, dan karbonmonoksida yang diduga akan mempengaruhi seberapa cepat pemulihan kesadaran seseorang pasca operasi.

Namun, faktor tersebut tidak menjadi fokus utama dalam penelitian. Terdapat  metode untuk mengukur kesadaran yang diteliti menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale) yang terdiri dari 3 komponen pemeriksaan yaitu kemampuan untuk membuka mata, kemampuan motorik, dan kemampuan verbal.

Metode penelitian merupakan langkah yang harus dilakukan dan dimiliki oleh para peneliti yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya.

Penjelasan secara lengkap untuk membantu dalam menyusun skripsi, tesis dan disertasi bisa Grameds baca pada buku “Penuntun Praktis Metode Penelitian Dan Penulisan Karya Ilmiah”. Buku tersebut bisa Grameds dapatkan dengan cara mengakses link yang ada di bawah ini.

Kerangka Konseptual

button rahmad jpg

Terkadang para mahasiswa dan mahasiswi kesulitan dalam membuat karya ilmiah, ada beberapa faktor dan salah satunya dikarenakan kurang pemahaman terhadap karya ilmiah dan cara penulisannya.

Penjelasan secara lengkap untuk membantu untuk memahami apa itu karya ilmiah dan bagaimana cara penulisan karya ilmiah yang benar bisa Grameds baca pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Buku tersebut bisa Grameds dapatkan dengan cara mengakses link yang ada di bawah ini.

button rahmad jpg

Dalam penulisan karya ilmiah terkadang ada kejanggalan dalam teknik penulisannya, ini dapat terlihat dengan banyaknya praktek plagiat yang semakin marak dan terungkap. Penjelasan secara lengkap untuk mengenal dan mempelajari etika dalam penulisan karya ilmiah bisa Grameds baca pada buku “Etika Penulisan Karya Ilmiah”. Buku tersebut bisa Grameds dapatkan dengan cara mengakses link yang ada di bawah ini.

button rahmad jpg

Demikian artikel  yang menjelaskan terkait kerangka konseptual. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Grameds bisa membaca buku-buku secara lengkap mengenai kerangka konseptual dengan mengakses gramedia.com untuk mendapatkannya. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan informasi #LebihDenganMembaca.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Mochamad Harris

Rujukan:

  • https://katadata.co.id/agung/lifestyle/639f7f257acbd/memahami-pengertian-dan-cara-membuat-kerangka-konseptual
  • https://tambahpinter.com/kerangka-konseptual/
  • https://lintar.net/kerangka-konseptual/

Baca juga:

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah