Menelisik Keteladanan Manusia Pertama di Muka Bumi Yaitu Nabi Adam AS – Jika berbicara mengenai sosok nabi Adam AS pasti yang terlintas pertama di kepala kita adalah sosok manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Nabi Adam dikisahkan pertama kali tidak langsung tinggal di dunia tepatnya di bumi namun nabi Adam AS pertama kali diciptakan dan tinggal di surga namun karena ia melanggar perintah Allah SWT untuk tidak memakan buah khuldi yang terlarang dan ketika ia memakannya karena hasutan iblis saat itu juga nabi Adam diusir dari surga dan dilempar ke bumi untuk mempertanggungkan kesalahannya serta untuk memohon ampunan Allah SWT. Nabi Adam sebagai sosok manusia pertama di muka bumi juga menjadi cikal bakal populasi manusia modern hingga saat ini karena bersama pasangannya Siti Hawa ia memiliki keturunan dan itu menjadikan manusia terus beregenerasi hingga saat ini.
Walau bagaimanapun kesalahan yang dilakukan nabi Adam AS adalah suatu dosa besar karena melanggar perintah Tuhan namun beliau segera tersadar dan memohon ampunan-Nya serta berjanji tidak akan pernah mengulanginya. Kisah mengenai pelanggaran nabi Adam dan pertobatannya pun menjadikan pelajaran berharga bagi umat manusia karena bagaimanapun sebagai seorang manusia kita tidak akan pernah luput akan kesalahan dan dosa-dosa yang sengaja maupun tidak sengaja dilakukan.Kisah Nabi Adam mengandung banyak pelajaran berharga. Terutama tentang nilai ketaatan yang maha kuasa. Dimulai dengan kisah nabi Adam dan Hawa di surga. Sampai kisah mereka di bumi bersama anak-anak. Nilai ketaatan hamba kepada Sang Pencipta terjalin dalam kisahnya.
Untuk itu sangat penting bagi kita menelisik keteladanan dari kisah nabi Adam AS itu sendiri sebagai pelajaran bagi kita.
Selanjutnya pembahasan mengenai keteladanan nabi Adam AS tersebut telah kami sajikan di bawah ini!
Daftar Isi
Riwayat Nabi Adam AS
Kisah Adam dalam awal mula penciptaannya dimulai dengan Tuhan menciptakan alam semesta, termasuk hewan dan tumbuhan. Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya dalam enam hari. Pada hari ketujuh, Tuhan menghentikan dan menguduskan hari itu.
Dalam Al Qur’an, kisah penciptaan Adam dimulai dengan percakapan antara Allah dan para malaikat. Allah berfirman bahwa Dia ingin menciptakan orang-orang yang akan bertindak sebagai khalifah (pemimpin, penguasa, pengambil keputusan) di bumi, dan para malaikat menjawab: “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang akan merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?”
Baik sumber-sumber alkitab dan Al-Qur’an menyatakan bahwa Adam dibentuk dari tanah liat. Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah untuk memerintah atas ternak dan makhluk laut dan udara. Alkitab mengatakan bahwa Adam diciptakan pada hari keenam. Setelah itu, Tuhan menciptakan taman di Eden dan menempatkan Adam di sana untuk merawatnya.
Dikatakan dalam hadits bahwa Adam diciptakan dari tanah yang diambil dari berbagai penjuru bumi, oleh karena itu keturunannya memiliki warna kulit yang berbeda. Ketika ruh bertiup ke bumi yang menjadi tubuh Adam, ruh mulai masuk ke kepala dan Adam bersin pada saat itu. Ketika ruh masuk melalui matanya, Adam langsung melihat buah itu. Ketika roh masuk ke tenggorokannya, dia merindukan buah-buahan ini. Roh itu belum mencapai kakinya ketika Adam berlari untuk mendapatkan buah. Hadits lain menjelaskan bahwa Adam diciptakan pada hari Jumat.
Adam diajarkan nama. Alkitab menjelaskan bahwa Adam diajarkan untuk menamai hewan ternak, hewan liar dan burung.
Al-Qur’an mengatakan bahwa Adam diajari nama-nama mereka semua. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa intinya adalah bahwa Adam diajari nama-nama yang dikenal luas oleh manusia, seperti binatang, bumi, lembah, lautan, gunung, unta, himara dll. Mujahid mengatakan yang dia maksud adalah nama-nama reptil, burung, dan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan Sa’id bin Jubair, Qatadah dan lainnya. Ar-Rabi” mengatakan bahwa yang dia maksud adalah nama-nama para malaikat, sedangkan “Abdurrahman bin Zaid melaporkan nama-nama keturunannya. Ibnu Katsir menyatakan bahwa yang dimaksud adalah nama-nama binatang dan tingkah lakunya, baik yang kecil maupun yang besar.
Ilustrasi yang menunjukkan malaikat membungkuk di depan Adam. Setan dan bangsa jin seperti yang terlihat oleh tidak sujud. Adam menerima perintah serupa dan dapat menyebutkan nama. Bagian dari malaikat yang tidak bisa mengucapkan nama-nama ini tidak ditemukan dalam Alkitab.
Setelah itu, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud di hadapan Adam. Setelah itu para malaikat sujud, tetapi iblis menolak, karena dia merasa bahwa penciptaan api lebih baik daripada manusia yang diciptakan dari tanah. Iblis kemudian menawar waktu, tidak bisa mati, dan tidak akan dihukum sampai Hari Kebangkitan. Beberapa pendapat mengklaim bahwa doa setan diterima sebagai hadiah atas perbuatan baik dan ketaatan yang dia lakukan sebelum penciptaan Adam, yang memungkinkan dia untuk tinggal di surga. Ada yang berpendapat bahwa iblis yang dulunya bernama Azazil, dulunya adalah pemimpin para malaikat, jadi dia tinggal di surga. Pendapat lain mengatakan bahwa iblis adalah jin yang menyebabkan kejahatan di bumi, sehingga para malaikat menahannya. Alkitab tidak berbicara tentang perintah untuk sujud kepada Adam atau pengusiran setan.
Adapun surga tempat Adam tinggal, beberapa ulama mengatakan bahwa itu adalah surga, sementara yang lain mengatakan bahwa itu adalah taman dunia. Rincian Alkitab menunjukkan bahwa tanah Eden, tempat Adam tinggal, ada di bumi.
Menelisik Kisah Teladan Nabi Adam AS
Semua umat Islam sudah mengetahui kisah Adam dan Hawa. Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui hikmah dari semua cerita tersebut.
Kisah sebelumnya tentang dia dan istrinya yang hidup rukun di surga. Bahkan, keduanya sangat bahagia dan beruntung. Namun Allah SWT menyuruh mereka untuk menikmati semua yang ada di surga.
Namun, satu hal yang dilarang, yaitu mendekati dan menyentuh, bahkan memakan, buah terlarang dari pohon khuldi. Akan lebih banyak lagi kisah kisahnya, terutama keteladanan Nabi Adam As. Berikut adalah beberapa contoh termasuk:
-
Mengakui Dosa dan Bertaubat akan Kesalahannya
Hal yang patut ditiru dari keteladanan Nabi Adam adalah untuk mengakui dosa dan segera bertaubat akan kesalahan yang dilakukan. Ketika Nabi Adam melakukan kesalahan, dia tidak mau menyalahkan pihak lain. Namun, dia menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan. Benar-benar bertobat dan merasa bersalah. Meskipun Nabi Adam melakukan kesalahan, dia tidak menyerah mencari belas kasihan Tuhan. Dia segera bertobat dan meminta pengampunan-Nya. Baik Nabi Adam AS maupun Siti Hawa sangat paham bahwa apa yang mereka lakukan itu salah. Karena bagaimanapun mereka mendurhakai perintah Allah SWT.
Oleh karena itu, bukannya memprotes bahwa mereka diturunkan dari surga ke tempat yang sulit seperti Bumi. Keduanya bahkan memohon ampun dan bertaubat dengan tulus kepada Allah SWT.
Allah SWT mendengar dan menerima taubat Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Setelah itu, dosa-dosa mereka diampuni. Maka hidup mereka akan selalu lebih baik dari bertemu kembali dan hidup bahagia di bumi.
Ayat 37 dari Surah Al-Baqarah mengatakan bahwa “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, kemudian Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah menerima taubat lagi Maha Penyayang”.
Beberapa contoh lain yang dapat diambil dari kisah Nabi Adam adalah bahwa manusia harus selalu memperhatikan perintah dan larangan yang datang dari Allah SWT. Jika ada perintah, harus diikuti dengan penuh ketaatan. Namun, jika ada larangan juga harus segera dihindari. Selain itu, pelajaran lain dapat dipetik tentang perlunya manusia waspada terhadap godaan iblis. Dari turunnya Nabi Adam ke bumi hingga Siti Hawa, itu terjadi karena rayuan setan, sehingga ia dan istrinya diusir dari surga. Contoh lain adalah ketika orang menghadapi kesalahan, mereka harus kembali dan mengakui kesalahan. Bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT.
-
Menahan Hawa Nafsu dan Godaan
Kisah Nabi Adam AS yang diutus ke bumi bersama Siti Hawa karena melanggar larangan memakan buah khuldi mungkin sudah diketahui banyak orang.
Nabi Adam AS memutuskan untuk tidak mematuhi perintah Allah. Godaan setan begitu pula dengan Siti Hawa yang terpengaruh bujukan setan untuk membujuk Nabi Adam AS agar memakan buah khuldi.
Karakter nabi Adam juga bisa dijadikan pelajaran. Pria memiliki tiga godaan, yaitu kekayaan, tahta dan wanita. Nah, Nabi Adam, seperti orang biasa lainnya, dia menyerah pada godaan wanita. Tentu bukan wanita lain, melainkan istrinya sendiri, Siti Hawa.
Dia bahkan melanggar larangan Allah memakan buah khuldi hanya karena dia tidak ingin melihat istrinya marah. Jelas tindakan yang salah untuk mengambil langkah tidak merugikan orang lain, tetapi kita sebenarnya berdosa terhadap Allah SWT.
Siti Hawa adalah wanita yang setia dan sabar. Dia mengikuti Nabi Adam karena Allah SWT menciptakan dia untuk bersamanya selamanya. Namun, kesetiaan dan kesabaran Siti Hawa terguncang ketika Setan menggodanya untuk memakan buah khuldi. Sampai-sampai Siti Hawa marah kepada Nabi Adam karena tidak mau mencoba buah khuldi tersebut.
Hal ini tampaknya membuat semua wanita di dunia mematuhi suaminya. Jika pria Anda mengatakan tidak, jangan berdebat dengannya karena sesuatu yang buruk akan terjadi. Dan terbukti bahwa Siti Hawa menggunakan rayuan setan untuk menentang Nabi Adam dan Allah SWT, sehingga dia diutus ke bumi secara terpisah dengan Adam.
Kisah mengenai Siti Hawa sebagai istri adam ini memberikan kita sebagai manusia pelajaran khususnya para perempuan bahwa sebagai seorang istri yang baik tidak hanya harus setia menemani suaminya dalam keadaan senang dan susah namun juga harus menuruti suaminya jika itu memang adalah hal yang baik agar terhindar dari murka Allah SWT.
Memahami arti dari kesabaran adalah satu dari sekian banyak teladan yang dapat kita contoh dari kisah nabi Adam AS. Meski dihukum oleh Allah, Nabi Adam sangat sabar menjalani kehidupan barunya di bumi dengan segala kesulitannya. Dia juga dengan sabar menunggu saat dia akan bertemu Hawa lagi. Ia sangat setia dan sabar dalam ujian yang diberikan oleh Allah SWT tersebut.
Teladan Nabi Adam AS selanjutnya adalah sikapnya yang setia dan sabar dalam menghadapi cobaan. Konsekuensi dari tindakan Nabi Adam AS dan Siti Hawa dikirim ke bumi secara terpisah dan mereka membutuhkan waktu kurang lebih selama 40 tahun sebelum akhirnya mereka bertemu lagi dan memulai sebuah keluarga.
Ini menunjukkan kesetiaan dan kesabaran Nabi Adam AS dan Siti Hawa dalam menghadapi cobaan. Mereka sabar dan berusaha menemukan satu sama lain sampai akhirnya mereka bertemu.
-
Tidak Mengeluh atas Cobaan yang Diterima
Tidak mengeluh dengan cobaan yang ada adalah salah satu teladan lain yang bisa kita ambil dari kisah nabi Adam AS. Ketika taubatnya diterima, Allah SWT mengangkat derajat nabi Adam AS. Allah SWT memberikan nabi Adam (AS) kehidupan yang baik dan posisi yang tinggi meskipun ia membuat kesalahan di masa lalu.
Ini menunjukkan bahwa sebagai pribadi lebih baik tidak mengeluh tentang cobaan sebelumnya. Dan lanjutkan hidupmu dengan hati yang terbuka. Semua orang menaruh iman Anda kepada Allah SWT dan terus berusaha pada saat yang sama. Karena selalu ada tempat yang lebih tinggi dan lebih baik.
Bagi orang yang mampu dan berhasil melewati ujian yang diberikan oleh Allah SWT. Dan pelajaran berharga yang dapat dipetik tentang teladan Nabi Adam As, yaitu taubatnya.diterima Allah SWT dan meninggikan dia (nabi Adam AS) karena mengakui kesalahannya, sebuah balasan yang setimpal adalah menerima pertobatannya.
Setelah menyadari kesalahannya kepada Allah SWT, ia terus bertaubat. Sejak saat itu ia tidak lagi memiliki perasaan untuk mengeluh, bahkan mengeluhkan apapun.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa teladan Nabi Adam sangat penting tanpa meremehkan banyak hal.
-
Sungguh-Sungguh dalam Bertaubat
Kemarahan Tuhan setelah melihat Nabi Adam dan Hawa melakukan sesuatu yang dilarang, sehingga Tuhan menghukum mereka berdua secara terpisah karena datang ke bumi.
Dan inilah taubatan nasuha dimulai. Nabi Adam bertobat kepada Allah agar diampuni segala dosanya dan ingin bersatu dengan Hawa. Hawa melakukan hal yang sama. Ada juga doa yang dipanjatkan Nabi Adam saat bertaubat untuk memohon ampunan Allah:
“Rabbanaa dhalamnaa anfunsanaa wainlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakunannaa minal khaasirin.”
Artinya: “Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, sungguh kami termasuk orang-orang yang merugi.”
Allah SWT mengangkat derajatnya melalui taubat dan tanggung jawab. Kalian bisa mendapatkan pelajarannya dengan mudah dari sini.
Itu semua tergantung pada ajaran dan nasihat yang ada. Jadi dari keadaan yang berbeda ini Anda dapat merasakan pentingnya menjaga iman. Jangan biarkan kesalahanmu terus berlanjut tanpa penyesalan. Masih banyak hal dalam kisah jatuhnya Nabi Adam As ini tidak bisa dipungkiri. Jadi jika Anda salah, segera bertobat. Juga berusaha untuk tidak mencari kesalahan orang lain. Ini adalah contoh Nabi Adam As.
Kesimpulan
Sekian pembahasan singkat mengenai keteladanan dari kisah nabi Adam AS. Tidak sekedar membahas riwayat dari nabi Adam AS saja, tetapi juga membahas mengenai teladan apa saja yang bisa kita ambil dari kisah dan sifat seorang Nabi Adam AS.. Membaca serta meneladani kisah dan sifat Nabi Isa AS. memberikan pelajaran bagi kita untuk selalu berbuat baik dan bersabar akan setiap ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
Demikian ulasan mengenai keteladanan dari kisah nabi Adam AS. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang kisah keteladanan nabi Adam AS. dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan agama lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu.
- Ayat Al-Qur'an Tentang Surga Dan Neraka
- Aqidah
- Biografi Sunan Kalijaga
- Doa Membayar dan Menerima Zakat Fitrah
- Dakwah
- Nasab
- Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia dan Fotonya
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Penjelasan Rukun Iman dan Rukun Islam Lengkap
- Tokoh Ilmuwan Islam (Muslim)
- Rukun Jual Beli Dalam Islam dan Syaratnya
- Rekomendasi Cerita Anak Islami Untuk Menjadi Teladan Yang Baik
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
- Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera
- Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
- Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
- Kerajaan Islam di Indonesia
- Sejarah Kerajaan Mataram Islam
- Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
- Iqlab
- Sistem Ekonomi Islam
- Kisah Nabi Adam
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal
- Iman Kepada Malaikat Allah
- Kisah 25 Nabi dan Rasul
- Musyarakah
- Nafsu
- Doa Kelahiran Anak
- Rukun haji, Pengertian Haji, dan Hukum Haji
- Doa Akhir Tahun Islam
- Doa Zakat Fitrah
- Doa Setelah Adzan
- marah Dalam Islam
- Sifat Mustahil Bagi Allah
- Sholat Jamak
- Sholat Isya
- Sholat Hajat
- Musyrik
- Niat Puasa Qadha Ramadhan
- Hukum Syara
- Hikmah Sholat
- Kumpulan Doa Sehari-Hari
- Manhaj
- Perbedaan Haji dan Umroh
- Peristiwa Turunnya Al-Qur'an
- Penyakit Ain
- Pengertian Isra Mi'raj
- Tugas Malaikat
- Hadist Tentang Menuntut Ilmu
- Sifat Jaiz Rasul
- Syirkah Inan
- Strategi Dakwah Wali Songo
- Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
- Strategi Dakwah Sunan Ampel
- Fungsi Hadist
- Hadits Kebersihan
- Tarekat
- Zina
Penulis: Pandu Akram
Artikel terkait: