Biologi IPA

Klasifikasi Fungi: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Ciri-Cirinya!

Written by Adila V M

Fungi atau jamur merupakan kelompok organisme yang sering kali ada di sekitar kita, meskipun sering kali tidak kita perhatikan. Meskipun bukan bagian dari tumbuhan, hewan, atau bakteri, fungi memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satu peran utama fungi adalah sebagai dekomposer, yang mengurai bahan organik dan mendukung kelancaran siklus nutrisi di alam.

Namun, tahukah kamu bahwa fungi terdiri dari berbagai jenis yang masing-masing memiliki ciri-ciri khas? Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam mengenai klasifikasi fungi, mulai dari pengertiannya, berbagai jenisnya, hingga ciri-ciri yang membedakan setiap jenis fungi. Ayo, simak penjelasan selengkapnya!

Pengertian Fungi dan Peranannya dalam Ekosistem

Fungi, atau yang lebih dikenal dengan nama jamur, adalah organisme eukariotik yang tidak dapat melakukan fotosintesis seperti tumbuhan. Mereka termasuk dalam kerajaan Fungi yang berbeda dari kerajaan tumbuhan, hewan, atau bakteri. Fungi memiliki struktur tubuh yang disebut hifa, yang biasanya membentuk jaringan yang lebih besar yang disebut miselium. Proses perkembangbiakan fungi terjadi melalui spora, yang dapat menyebar dan tumbuh menjadi individu baru dalam kondisi yang sesuai.

sumber: pexels/Ashish Raj

Peran fungi dalam ekosistem sangat vital, meskipun mereka sering kali tidak terlihat mencolok. Fungi berfungsi sebagai dekomposer, yang berarti mereka mengurai bahan organik mati seperti daun, kayu, dan tubuh organisme lain untuk mengembalikan unsur hara ke dalam tanah. Proses dekomposisi ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi di alam. Tanpa fungi, bahan organik yang mati tidak akan terurai dengan cepat, yang dapat mengganggu siklus karbon dan nitrogen di ekosistem.

Selain sebagai dekomposer, fungi juga memiliki hubungan simbiotik dengan organisme lain. Misalnya, jamur mikoriza membentuk hubungan simbiosis dengan akar tumbuhan, membantu tumbuhan menyerap air dan nutrisi dari tanah, sementara tumbuhan menyediakan karbohidrat bagi jamur. Fungi juga penting dalam proses fermentasi yang digunakan dalam pembuatan roti, minuman beralkohol, dan produk-produk lainnya.

Dengan semua peranannya ini, fungi sangat berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem, mengurangi akumulasi bahan organik, serta mendukung keberlanjutan hidup berbagai organisme lain di alam.

Ciri-Ciri Fungi

Fungi, atau jamur, adalah organisme eukariotik yang memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari organisme lain, seperti tumbuhan, hewan, dan bakteri. Ciri-ciri fungi ini berkaitan dengan struktur tubuhnya, cara hidupnya, dan cara reproduksinya. Berikut adalah ciri-ciri utama yang dimiliki fungi:

Struktur Tubuh yang Tidak Berklorofil

Fungi tidak memiliki klorofil, pigmen hijau yang digunakan oleh tanaman untuk fotosintesis. Oleh karena itu, jamur tidak dapat membuat makanan sendiri dari cahaya matahari seperti tumbuhan. Fungi hidup dengan cara menyerap nutrisi dari sumber lain, baik itu bahan organik yang mati (saprofit), atau dari organisme hidup (parasit). Struktur tubuh fungi dapat berupa hifa, yang merupakan benang-benang halus yang menyebar di dalam substrat, atau tubuh buah yang kita kenal sebagai jamur.

Hifa yang Tersusun dari Sel-Sel Bersekat atau Tidak Bersekat

Hifa adalah struktur utama pada tubuh fungi yang berfungsi untuk menyerap nutrisi. Hifa ini dapat dibedakan menjadi dua jenis: yang bersekat (septat) dan yang tidak bersekat (senositik). Hifa bersekat memiliki pembatas yang memisahkan setiap sel, sedangkan hifa senositik memiliki banyak inti dalam satu sel tanpa pembatas antar sel. Ciri ini memengaruhi cara pertumbuhan dan reproduksi fungi.

Reproduksi Seksual dan Aseksual

Fungi dapat berkembang biak dengan cara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan spora seksual yang dihasilkan oleh struktur khusus seperti askus atau basidium, sementara reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan spora aseksual yang disebut konidia, sporangium, atau lainnya, tergantung pada jenisnya. Spora-spora ini akan tersebar dan tumbuh menjadi individu baru ketika kondisi lingkungan mendukung.

Peran Sebagai Saprofit, Parasit, atau Simbiotik

Sebagian besar fungi bersifat saprofit, yaitu mereka hidup dengan mengurai bahan organik yang sudah mati. Namun, ada juga fungi yang parasit, yaitu menginfeksi organisme hidup untuk mendapatkan nutrisi. Selain itu, beberapa fungi hidup secara simbiotik dengan tanaman melalui hubungan mikoriza, yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.

Dinding Sel yang Terbuat dari Kitin

Fungi memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin, bukan selulosa seperti pada tumbuhan. Kitin adalah polimer yang memberikan kekuatan dan stabilitas pada struktur sel jamur, serta membantu fungi bertahan dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

Tidak Memiliki Organ Peredaran dan Pencernaan

Fungi tidak memiliki sistem peredaran darah atau sistem pencernaan seperti pada hewan. Sebagai gantinya, mereka mengandalkan proses eksternal untuk mendapatkan makanan. Fungi mengeluarkan enzim ke lingkungan sekitar untuk mencerna bahan organik, lalu menyerap nutrisi yang dihasilkan.

Kehadiran Spora

Spora adalah ciri khas fungi yang digunakan untuk reproduksi dan penyebaran. Spora memiliki daya tahan yang luar biasa terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti kekeringan atau suhu tinggi. Ketika kondisi lingkungan menjadi lebih baik, spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur baru.

Fungi memiliki ciri-ciri yang unik dan berbeda dari organisme lainnya, yang memungkinkan mereka untuk hidup dalam berbagai kondisi lingkungan. Dengan memahami ciri-ciri fungi, kita bisa lebih menghargai peran penting mereka dalam ekosistem, baik sebagai pengurai bahan organik, sebagai sumber pangan, atau sebagai bahan dalam pengobatan.

Why? Plants - Tumbuhan (Edisi Baru)

Ada berapa jenis tumbuhan yang kalian tahu? Mulai dari bunga-bunga indah yang berwarna-warni hingga pepohonan lebat yang menyegarkan mata kita, ada sangat banyak jenis tumbuhan di dunia ini. Tumbuhan tidak hanya menjadi bahan makanan yang kita santap, tapi juga menyediakan oksigen untuk kita bernapas. Karena itu, tumbuhan harus dilestarikan karena mereka berperan penting untuk kelangsungan hidup Bumi. Yuk, masuk ke dalam dunia tumbuhan bersama Omji dan Komji dan cari tahu serba-serbi tumbuhan yang wajib kalian ketahui!

Klasifikasi Fungi Berdasarkan Ciri-Cirinya

Kingdom Fungi, atau jamur, memiliki beragam jenis dengan ciri-ciri yang berbeda, terutama dalam hal struktur tubuh dan cara berkembang biaknya. Berdasarkan spora seksual yang dihasilkan, fungi diklasifikasikan menjadi empat filum utama, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Masing-masing filum ini memiliki ciri-ciri unik yang membedakannya satu sama lain.

Zygomycota

Zygomycota adalah kelompok fungi yang memiliki spora dengan dinding yang tebal. Salah satu ciri khas dari fungi ini adalah hifanya yang tidak bersekat, sehingga memiliki banyak inti sel yang disebut senositik. Fungi ini dapat berkembang biak melalui reproduksi seksual dengan membentuk zigospora, serta secara aseksual dengan membentuk sporangiospora. Zygomycota juga membentuk rhizoid, yaitu struktur seperti akar untuk menempel pada substratnya. Contoh fungi dari filum ini adalah Rhizopus stolonifer (yang sering ditemukan pada roti) dan Rhizopus oryzae (jamur yang digunakan dalam pembuatan tempe).

Ascomycota

Ascomycota adalah kelompok fungi yang hifanya bersekat, artinya setiap sel pada hifa memiliki satu inti. Ciri khas lainnya dari kelompok ini adalah adanya askus, yaitu alat pembentuk spora seksual yang disebut askospora. Ascomycota dapat berkembang biak secara seksual dengan membentuk askospora, serta secara aseksual dengan membentuk konidia. Beberapa contoh dari kelompok ini adalah Saccharomyces cerevisiae (ragi yang digunakan dalam pembuatan roti dan alkohol) dan Sarcoscypha sp. (jamur yang tumbuh di batang pohon yang membusuk).

Basidiomycota

Basidiomycota adalah filum fungi yang memiliki hifa bersekat, dengan satu inti di setiap sel hifa. Fungi ini biasanya berkembang biak secara seksual dengan membentuk basidiospora yang terletak di permukaan basidium. Walaupun demikian, mereka juga dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk konidia, oidia, atau klamidospora. Basidiomycota dikenal karena tubuh buahnya yang besar dan terlihat jelas, seperti jamur merang (Volvariella volvacea). Jenis-jenis jamur lainnya yang termasuk dalam filum ini antara lain jamur kuping (Auricularia spp.).

Deuteromycota

Deuteromycota, yang juga dikenal dengan nama Fungi Imperfecti, adalah kelompok jamur yang belum diketahui atau tidak memiliki cara reproduksi seksual yang jelas. Oleh karena itu, kelompok ini biasanya berkembang biak hanya melalui reproduksi aseksual dengan membentuk konidia. Deuteromycota umumnya hidup sebagai saprofit (mengurai bahan organik mati) atau sebagai parasit pada organisme lain. Sebagai contoh, Hyphomycetes adalah salah satu jenis Deuteromycota yang banyak ditemukan.

Setiap filum fungi ini memiliki peran dan habitat yang berbeda, namun semuanya sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Klasifikasi fungi ini membantu para ilmuwan untuk mempelajari lebih dalam tentang keberagaman dan peran penting jamur dalam berbagai aspek kehidupan.

Anatomi Tumbuhan

Sebagai Ilmu dasar, anatomi tumbuhan sangat penting. Untuk memahami struktur dan anatomi tumbuhan, buku ini membahas bagian tubuh tumbuhan, struktur sel dan fungsi setiap organel sel, dan berbagai jaringan penyusun tumbuhan. Buku “Anatomi Tumbuhan” karya Sri Mulyani membahas bagian tumbuh-tumbuhan, struktur sel dan fungsi setiap organel sel, dan berbagai jaringan penyusun tumbuhan. Secara terperinci buku ini juga membahas organ-organ penyusun tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, dan bunga, serta pertumbuhan primer dan sekunder maupun pertumbuhan yang menyimpang. Disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti serta contoh-contoh yang lengkap, buku ini sangat cocok sebagai pegangan bagi para mahasiswa Fakultas Pendidikan Biologi, Pertanian, Kehutanan, dan Farmasi. Buku ini akan memudahkan mahasiswa untuk mengenal struktur anatomi tumbuhan berpembuluh (mempunyai berkas pengangkut) karena dilengkapi dengan banyak gambar yang diacu dari buku yang baku. Prof. Dr. Sri Mulyani E.S., M.Pd. lahir di Klaten, Jawa Tengah, 13 Mei 1949. Gelar Sarjana Muda Ilmu Hayat diperoleh pada tahun 1971 dan gelar Sarjana Pendidikan Biologi diperoleh tahun 1976 dari IKIP Semarang. Menjadi staf pengajar di IKIP Semarang sejak tahun 1975 hingga sekarang setelah IKIP Semarang menjadi Universitas Negeri Semarang. Beliau mengajarkan mata kuliah Anatomi Tumbuhan, selain Pengetahuan Lingkungan dan Pencemaran. Selain mengajar, Sri Mulyani juga bertugas sebagai pengelola Laboratorium Struktur Pengembangan Tumbuhan di Jurusan Biologi FMIPA UNES.

Kesimpulan

Fungi atau jamur memegang peran yang sangat vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem, baik sebagai pengurai bahan organik, simbiosis dengan tanaman, maupun sebagai sumber pangan dan obat-obatan. Dengan memahami lebih dalam tentang pengertian, jenis-jenis, serta ciri-ciri fungi, kita bisa semakin menghargai kontribusi penting mereka dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun sering kali dianggap sebelah mata, fungi memiliki banyak manfaat yang tidak hanya mendukung kelangsungan ekosistem alam, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia.

Pengetahuan ini diharapkan bisa membuka wawasan baru mengenai dunia fungi yang penuh dengan keajaiban dan potensi yang tak terduga. Jangan lupa, kamu bisa menemukan berbagai buku menarik dan koleksi best seller lainnya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menghadirkan informasi dan produk terbaik untukmu! Ayo, bersama-sama kita #TumbuhBersama dengan Gramedia.

Penulis: Yasmin

Pengantar Fisiologi Tumbuhan

Mengutip laman The Physiological Society, pengertian fisiologi adalah cabang ilmu biologi yang bertujuan untuk memahami mekanisme makhluk hidup. Fungsi fisiologi adalah untuk membahas dasar fungsi sel pada tingkat ionik dan molekuler makhluk hidup, hingga perilaku seluruh tubuh dan pengaruh lingkungannya. Bahasan fisiologi mencakup topik organ, anatomi, sel, senyawa biologis, dan bagaimana mereka semua berinteraksi untuk menciptakan kehidupan. Pembahasan tentang sistem dan fungsi seluruh tubuh dalam fisiologi akan dibedakan berdasarka

sumber: pexels/Ashish Raj

n objeknya. Sedangkan Fisiologi tumbuhan adalah cabang botani yang mempelajari bekerjanya sistem kehidupan di dalam tubuh tumbuhan dan tanggapan terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya sehingga tumbuhan tersebut dapat hidup. Seperti juga fisiologi hewan, fisiologi menggabungkan aspek fisika, kimiawi, dan biologi. Fisiologi tumbuhan sangat penting untuk dipelajari khususnya di bidang pertanian. Keterbatasan lahan dan tingginya kebutuhan akan produk pertanian mendorong perlunya perhatian masyarakat dalam meningkatkan budidaya pertanian yang berdaya saing dan meningkatkan kualitas tanaman. Buku berjudul Pengantar Fisiologi Tumbuhan karya Dr. Ir. Istirochah Pujiwati, M.P ini hadir, mencoba memberikan kontribusi pengetahuan tentang Fisiologi Tumbuhan. Pembahasan dalam buku ini meliputi; ruang lingkup ilmu fisiologi, proses-proses metabolisme dasar yang terjadi pada tumbuhan (fotosintesis, respirasi, transpirasi, absorpsi, dan translokasi air dan mineral dalam tanah), serta tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Buku ini cocok bagi siapapun yang berminat di bidang ilmu pertanian.

About the author

Adila V M