Kohesi dan koherensi adalah dua konsep penting dalam penulisan yang membantu membuat sebuah teks mudah dipahami. Kohesi mengacu pada keterkaitan antar kalimat atau bagian dalam teks, yang memanfaatkan berbagai elemen seperti kata penghubung atau repetisi untuk menjaga hubungan antar kalimat tetap jelas. Sementara itu, koherensi lebih berkaitan dengan keteraturan dan kelogisan ide dalam sebuah teks, yang membuat tulisan tersebut mengalir dengan baik dari satu bagian ke bagian lainnya.
Meskipun keduanya saling terkait, kohesi lebih fokus pada aspek teknis penyusunan kalimat, sementara koherensi berhubungan dengan alur pemikiran yang konsisten dan mudah diikuti oleh pembaca. Dengan memperhatikan kedua hal ini, tulisan akan terasa lebih terstruktur dan efektif dalam menyampaikan pesan. Jadi, penting untuk selalu memerhatikan kohesi dan koherensi dalam setiap tulisan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas dan mudah dimengerti.
Daftar Isi
Pengertian Kohesi dan Koherensi
Dalam dunia kepenulisan, kohesi dan koherensi adalah dua aspek penting yang menentukan kualitas sebuah teks. Meski sering digunakan bersamaan, keduanya memiliki makna yang berbeda.
Kohesi adalah keterpaduan bentuk dalam sebuah teks, yang dicapai melalui penggunaan unsur kebahasaan seperti konjungsi, kata ganti, repetisi, atau kata rujukan. Dengan adanya kohesi, hubungan antar kalimat dalam suatu paragraf menjadi lebih jelas dan terhubung secara struktural. Misalnya, dalam teks yang baik, penggunaan kata hubung seperti karena, sehingga, atau namun membantu mengaitkan ide satu dengan yang lain.
Sementara itu, koherensi adalah keterpaduan makna dalam teks. Sebuah teks dikatakan memiliki koherensi jika gagasan-gagasan di dalamnya tersusun dengan logis, sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Koherensi tidak hanya bergantung pada kata-kata penghubung, tetapi juga pada alur pemikiran yang runtut dan logis. Dengan kata lain, meskipun sebuah teks memiliki kohesi yang baik, jika penyampaian idenya tidak terstruktur dengan jelas, maka tetap akan sulit dipahami.
Jadi, kohesi lebih berfokus pada aspek kebahasaan, sedangkan koherensi lebih menekankan pada keterpaduan isi atau makna dalam teks. Keduanya harus berjalan beriringan agar sebuah teks bisa tersusun dengan baik dan nyaman dibaca.
Perbedaan Kohesi dan Koherensi dalam Teks
Meskipun kohesi dan koherensi sering disebut bersamaan dalam pembahasan mengenai kualitas teks, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara kohesi dan koherensi dalam teks.
- Aspek yang Ditekankan
Kohesi berkaitan dengan keterpaduan bentuk atau struktur dalam teks. Kohesi tercapai melalui penggunaan kata-kata penghubung, kata ganti, repetisi, dan unsur kebahasaan lainnya yang membantu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Sementara itu, koherensi lebih menitikberatkan pada keterpaduan makna. Sebuah teks dikatakan memiliki koherensi jika gagasan-gagasannya tersusun secara logis dan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. - Fokus Keterkaitan dalam Teks
Kohesi berfokus pada hubungan antarbagian dalam teks secara eksplisit. Artinya, kohesi dapat diamati melalui penggunaan kata-kata atau frasa yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain. Sebaliknya, koherensi lebih bersifat implisit karena berkaitan dengan cara berpikir dan penalaran dalam menyusun teks. Jika suatu teks memiliki koherensi yang baik, pembaca bisa mengikuti alur pemikiran penulis dengan mudah, meskipun tidak semua hubungan dijelaskan secara eksplisit. - Dampak terhadap Pemahaman Pembaca
Kohesi yang baik membantu teks terlihat lebih rapi dan terstruktur, tetapi tidak selalu menjamin bahwa teks tersebut mudah dipahami. Sebaliknya, koherensi sangat berpengaruh terhadap pemahaman pembaca karena menentukan apakah ide-ide dalam teks tersampaikan dengan jelas. Sebuah teks yang kohesif tetapi tidak koheren bisa terasa kaku atau bahkan membingungkan karena meskipun kalimatnya saling terhubung, isinya tidak runtut. - Contoh Penerapan dalam Teks
Kohesi biasanya dapat ditemukan dalam teks melalui penggunaan kata penghubung seperti karena, sehingga, namun, dan selain itu. Misalnya, dalam sebuah esai, penggunaan konjungsi dapat membantu mengaitkan argumen-argumen yang disajikan. Di sisi lain, koherensi dapat dilihat dari cara penulis menyusun ide-idenya secara bertahap dan logis. Jika dalam sebuah teks argumen disajikan secara acak atau melompat-lompat, maka teks tersebut akan kehilangan koherensinya, meskipun secara kohesi masih terlihat terhubung.
Contoh Kohesi dalam Paragraf
Kohesi membuat paragraf terasa lebih terstruktur dan mudah dipahami karena kalimat-kalimatnya saling terhubung secara jelas. Berikut adalah contoh paragraf yang memiliki kohesi yang baik:
Contoh 1: Penggunaan Konjungsi
“Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Oleh karena itu, transportasi laut dan udara menjadi sangat penting untuk menghubungkan wilayah-wilayah di seluruh negeri. Selain itu, keberagaman budaya di setiap daerah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.”
Pada paragraf di atas, kata oleh karena itu digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat antara fakta bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dan pentingnya transportasi laut serta udara. Sementara itu, selain itu digunakan untuk menambahkan informasi tentang keberagaman budaya sebagai faktor penting lainnya. Kedua konjungsi ini menjaga alur berpikir dalam paragraf tetap jelas dan menghubungkan ide-ide dengan baik.
Contoh 2: Penggunaan Kata Ganti
“Rina adalah siswa yang rajin dan tekun dalam belajar. Ia selalu mengerjakan tugas tepat waktu dan tidak pernah melewatkan pelajaran. Sikapnya itu membuatnya menjadi salah satu siswa terbaik di kelasnya.”
Dalam paragraf ini, kata Ia digunakan sebagai kata ganti dari Rina, sehingga menghindari pengulangan yang berlebihan. Selain itu, kata Sikapnya itu juga merujuk pada perilaku rajin dan tekun yang disebutkan sebelumnya, sehingga memperkuat keterpaduan paragraf.
Contoh 3: Penggunaan Repetisi
“Hutan hujan tropis memiliki peran penting bagi kehidupan. Hutan ini menyediakan oksigen, menyerap karbon dioksida, dan menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Jika hutan ini terus ditebang secara tidak terkendali, maka keseimbangan ekosistem akan terganggu.”
Pada paragraf ini, kata hutan diulang beberapa kali dalam bentuk yang sedikit berbeda (hutan hujan tropis dan hutan ini). Pengulangan ini tidak hanya memperkuat kohesi paragraf tetapi juga memastikan pembaca tetap memahami topik yang sedang dibahas.
Dari beberapa contoh di atas, dapat dilihat bahwa kohesi dalam paragraf dapat dibangun dengan berbagai cara, seperti konjungsi, kata ganti, dan repetisi. Dengan kohesi yang baik, paragraf menjadi lebih mudah dipahami dan alur pemikiran dalam teks menjadi lebih jelas.
Contoh Koherensi dalam Paragraf
Paragraf yang koheren memiliki hubungan sebab-akibat, perbandingan, atau penjelasan yang terstruktur, tanpa adanya lompatan gagasan yang membingungkan. Berikut adalah beberapa contoh paragraf yang menunjukkan koherensi dengan baik:
Contoh 1: Hubungan Sebab-Akibat
“Pemanasan global semakin parah akibat peningkatan emisi gas rumah kaca. Gas-gas seperti karbon dioksida dan metana menahan panas di atmosfer, sehingga suhu bumi terus meningkat. Akibatnya, es di kutub mencair lebih cepat, permukaan air laut naik, dan cuaca ekstrem menjadi lebih sering terjadi.”
Dalam paragraf ini, hubungan sebab-akibat terjalin dengan jelas. Kalimat pertama menyatakan penyebab (peningkatan emisi gas rumah kaca), sedangkan kalimat kedua menjelaskan mekanisme yang terjadi. Kalimat terakhir memperlihatkan akibat yang muncul dari proses tersebut. Dengan urutan yang logis, paragraf ini menjadi mudah dipahami.
Contoh 2: Hubungan Perbandingan
“Teknologi komunikasi terus berkembang pesat. Dahulu, orang hanya bisa berkomunikasi melalui surat yang membutuhkan waktu lama untuk sampai ke tujuan. Sekarang, dengan adanya internet dan ponsel pintar, komunikasi dapat dilakukan dalam hitungan detik. Kemajuan ini membuat manusia semakin terhubung tanpa terhalang oleh jarak.”
Paragraf ini menunjukkan koherensi melalui perbandingan antara masa lalu dan masa kini. Kalimat-kalimatnya saling berhubungan dengan menggunakan kata penghubung seperti dahulu dan sekarang, sehingga transisi antara ide-ide tetap lancar dan mudah dipahami.
Contoh 3: Hubungan Penjelasan
“Membaca memiliki banyak manfaat bagi perkembangan intelektual seseorang. Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh berbagai informasi dan wawasan baru. Selain itu, membaca juga melatih kemampuan berpikir kritis karena pembaca harus memahami dan menganalisis isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu, kebiasaan membaca perlu ditanamkan sejak dini agar individu memiliki pola pikir yang lebih luas dan mendalam.”
Pada paragraf ini, setiap kalimat saling mendukung dan menjelaskan ide utama, yaitu manfaat membaca. Kalimat kedua dan ketiga memberikan contoh konkret dari manfaat membaca, sementara kalimat terakhir memperkuat gagasan utama dengan menekankan pentingnya kebiasaan membaca sejak dini.
Dari contoh-contoh di atas, terlihat bahwa koherensi dalam paragraf membuat tulisan lebih runtut dan mudah dipahami. Dengan menggunakan hubungan sebab-akibat, perbandingan, atau penjelasan yang logis, suatu paragraf akan memiliki keterkaitan makna yang kuat dan alur yang mengalir dengan baik.
Cara Meningkatkan Kohesi dan Koherensi dalam Menulis
Menulis yang baik tidak hanya bergantung pada pemilihan kata yang tepat, tetapi juga pada keterpaduan ide dalam teks. Kohesi dan koherensi adalah dua aspek penting yang harus diperhatikan agar tulisan terasa mengalir dan mudah dipahami. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kohesi dan koherensi dalam menulis:
- Gunakan Kata Penghubung yang Tepat
Kata penghubung atau konjungsi sangat penting untuk menjaga kohesi dalam sebuah teks. Kata-kata seperti selain itu, kemudian, sebaliknya, oleh karena itu, dan dengan demikian membantu menghubungkan kalimat agar tidak terasa terputus-putus. Misalnya:
“Pemanasan global semakin parah akibat aktivitas manusia. Selain itu, deforestasi juga mempercepat kenaikan suhu bumi.”
Dengan adanya kata selain itu, hubungan antara kedua kalimat menjadi lebih jelas, sehingga pembaca dapat memahami kaitan antara pemanasan global dan deforestasi.
- Gunakan Referensi yang Konsisten
Referensi dalam teks harus jelas dan tidak membingungkan pembaca. Penggunaan kata ganti seperti ini, tersebut, mereka, atau sinonim yang tepat akan membantu mempertahankan kohesi. Contohnya:
“Membaca buku memiliki banyak manfaat. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan wawasan, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis.”
Kata aktivitas ini merujuk pada membaca buku, sehingga hubungan antara kedua kalimat tetap terjaga.
- Susun Ide Secara Logis dan Terstruktur
Koherensi dalam teks dapat ditingkatkan dengan menyusun ide secara runtut dan logis. Sebuah paragraf harus memiliki alur yang jelas, misalnya dari pernyataan umum ke detail atau dari sebab ke akibat. Sebagai contoh:
“Teknologi telah mengubah cara manusia berkomunikasi. Dahulu, komunikasi jarak jauh hanya dapat dilakukan melalui surat yang membutuhkan waktu lama. Namun, saat ini, dengan kemajuan internet dan ponsel pintar, seseorang dapat berkomunikasi dengan mudah dalam hitungan detik.”
Pada paragraf ini, urutan ide tersusun secara logis, mulai dari perubahan teknologi hingga dampaknya terhadap komunikasi.
- Hindari Lompatan Ide yang Mendadak
Lompatan ide yang tiba-tiba dapat membuat pembaca kebingungan. Pastikan setiap kalimat memiliki keterkaitan dengan kalimat sebelumnya. Jika perlu, tambahkan kalimat transisi agar perubahan topik terasa lebih alami. Misalnya:
“Menulis membutuhkan kreativitas dan latihan yang konsisten. Selain itu, membaca juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan menulis karena dapat memperkaya kosakata dan gaya bahasa.”
Kalimat transisi selain itu membantu memperkenalkan ide baru tanpa terasa mendadak.
- Gunakan Paragraf yang Efektif
Satu paragraf idealnya membahas satu ide utama yang didukung dengan kalimat-kalimat penjelas. Jika dalam satu paragraf terdapat lebih dari satu gagasan utama, sebaiknya pecah menjadi beberapa paragraf agar lebih mudah dipahami.
Dengan menerapkan cara-cara di atas, kohesi dan koherensi dalam tulisan akan semakin kuat. Tulisan yang kohesif dan koheren tidak hanya enak dibaca, tetapi juga mampu menyampaikan pesan dengan lebih efektif kepada pembaca.
Kesimpulan
Sebagai penutup, sangat penting untuk kamu menyadari bahwa kohesi dan koherensi merupakan dua elemen krusial yang saling mendukung dalam menciptakan tulisan yang jelas dan mudah dipahami. Kohesi, yang berfokus pada keterkaitan antar bagian dalam teks, dan koherensi, yang memastikan ide-ide dalam tulisan tersusun dengan logis dan teratur, adalah kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang efektif. Dengan memperhatikan keduanya, kamu tidak hanya akan mampu menyusun teks yang lebih terstruktur, tetapi juga bisa menyampaikan pesan secara lebih efektif dan mudah dipahami pembaca.
Oleh karena itu, mulai sekarang, cobalah lebih teliti dalam merencanakan dan menyusun kalimat serta paragraf. Perhatikan bagaimana setiap ide berhubungan satu sama lain dan bagaimana hubungan antar ide tersebut dapat membuat tulisanmu lebih mengalir dengan alami. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah mengikuti alur pikiranmu dan pesan yang ingin kamu sampaikan akan lebih mudah dipahami.
Semoga penjelasan yang ada dalam artikel ini bisa membantu kamu untuk meningkatkan kemampuan menulis. Selamat mencoba dan jangan lupa untuk terus berlatih! Selain itu, jangan ragu untuk menjelajahi berbagai buku bermanfaat, termasuk koleksi best seller, yang bisa kamu temukan di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untukmu! Mari kita terus berkembang dan #TumbuhBersama dengan Gramedia.
Penulis: Yasmin
Rekomendasi Buku Terkait
Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas 11 Kurikulum 2013
Perkembangan pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang cepat dan dinamis sekali. Hasil yang terlihat dari perubahan dan perkembangan pendidikan di Indonesia bisa dilihat dari bentuk kurikulum yang kerap kali berubah-ubah. Terdapat satu kurikulum yang saat masih banyak diterapkan di banyak sekolah. Kurikulum 2013 Revisi merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang pernah berlaku di Indonesia. Kurikulum 2013 Revisi merupakan perbaikan dari Kurikulum 2013 untuk menjawab dengan perkembangan zaman yang menuntut perubahan. Terdapat 10 perubahan yang menjadi poin dalam Kurikulum 2013 Revisi, termasuk di dalamnya perubahan pelaksanaan Penilaian
Buku SMK/MAK Kelas 12 Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Revisi disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 Revisi. Buku ini dapat dijadikan oleh para siswa SMK dan MAK kelas 12 atau pengajar sebagai referensi dalam aktivitas pembelajaran. Buku Bahasa Indonesia ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK/MAK kelas XI untuk mempelajari dan memperdalam materi Bahasa Indonesia. Buku ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013 dan mengacu kepada Keputusan Direktur|jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 330 iD.D5/KEP/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3).
Selain itu, buku ini ditulis secara umum dalam rangka untuk ikut serta mencerdaskan bangsa Indonesia menjelang era globalisasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap bab dalam buku ini, dilengkapi dengan Kompetensi Dasar, Kata Kunci, Peta Konsep, Tugas, Latihan, Rangkuman, Refleksi Diri, dan Uji Kompetensi. Uji Kompetensi diberikan beberapa jenis, setelah akhir bab dan setiap akhir semester. Pembahasan materi disajikan dengan bahasa yang lugas dan mudah kalian pahami, dari pembahasan secara umum ke pembahasan secara khusus.
Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas 12 Kurikulum 13 Revisi
Buku Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas 12 Kurikulum 13 Revisi ini disusun untuk digunakan oleh siswa SMA dan MA kelas 12. Materi di dalam buku ini telah disesuaikan dengan Standar Isi dan Standar Kompetensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Buku ini disusun dengan mengacu pada kurikulum 2013 dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA.
Buku ini dirancang dengan berbasis teks dan pengalaman agar belajar bahasa Indonesia semakin meningkatkan kemampuan berbahasa dan bersastra melalui berbagai teks. Model penyajian buku menggunakan teks untuk tujuan-tujuan sosial dan fungsi komunikasi. Aktivitas yang harus ditempuh berupa mengenal dan memahami teks, kemudian diakhiri dengan menyusun, membuat, atau memproduksi tes sesuai yang telah dipelajari.
Adapun materi yang akan dipelajari oleh siswa SMA kelas 12 meliputi surat lamaran, novel, artikel jurnal, dan editorial. Terdapat soal ujian yang tertera pada setiap akhir bab guna mengukur dan mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman peserta didik.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas XII Kurikulum 2013 Revisi
Buku Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas XII dirancang dengan berbasis teks dan pengalaman agar belajar bahasa Indonesia semakin meningkatkan kemampuan berbahasa dan bersastra melalui berbagai teks. Model penyajian buku menggunakan teks untuk tujuan-tujuan sosial dan fungsi komunikasi.
Buku Bahasa Indonesia ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK/MAK kelas XII untuk mempelajari dan memperdalam materi Bahasa Indonesia. Buku ini disusun berdasarkan kurikulum 2013 dan mengacu kepada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 330iD.D5/KEP/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3).
Selain itu, buku ini ditulis secara umum dalam rangka untuk ikut serta mencerdaskan bangsa Indonesia menjelang era globalisasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap bab dalam buku ini, dilengkapi dengan Kompetensi Dasar, Kata Kunci, Peta Konsep, Tugas, Latihan, Rangkuman, Refleksi Diri, dan Uji Kompetensi. Uji Kompetensi diberikan beberapa jenis, setelah akhir bab dan setiap akhir semester. Pembahasan materi disajikan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, dari pembahasan secara umum ke pembahasan secara khusus.