Lagu Daerah Adat Sunda – Halo sobat Grameds, jika kita membicarakan provinsi Jawa Barat, tentunya ingatan kita tidak akan lepas dari ungkapan “Bandung”, “Sunda” atau “Peuyeum”. Semua keistimewaan Tanah Sunda menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menemukan kekayaan seni di Pulau Jawa bagian Barat.
Sunda adalah sebutan untuk suku yang tinggal di wilayah Tatar Pasundan, yaitu Jawa Barat dan Banten. Dari sekian banyak kesenian tersebut, disini kita akan membahas tentang musik tradisional atau lagu daerah yang menjadi ciri khas dari budaya Sunda. Sebelum ke lagu daerah adat sunda, mari kita bahas terlebih dahulu pengertian lagu daerah, fungsi, dan ciri-cirinya. Mari simak.
Daftar Isi
Pengertian Lagu Daerah
Apa itu lagu daerah? Tentu Anda semua tahu apa itu lagu daerah, namun secara spesifik pengertian lagu daerah adalah lagu yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer karena dinyanyikan baik oleh penduduk setempat maupun masyarakat yang tinggal di sana.
Lagu daerah sendiri sangat sederhana dengan menggunakan bahasa daerah atau bahasa lokal yang diturunkan secara turun-temurun. Tema-tema yang dimunculkan dalam lagu-lagu daerah seringkali menjadi topik sehari-hari, dapat dipahami dan diterima dalam kehidupan banyak orang. Lagu daerah sendiri penciptanya seringkali tidak dikenal atau anonim.
Lagu-lagu tradisional sering ditransmisikan secara lisan dan dikembangkan sesuai dengan kondisi alam dan sosial daerah, sehingga setiap daerah berbeda-beda. Lagu daerah dibangun di atas ritme, syair dan instrumen serta memiliki ciri puisi yang menceritakan tentang budaya lokal, tata kehidupan sehari-hari, dan adat istiadat suatu daerah.
Fungsi Lagu Daerah
Sebelum mengetahui contoh-contoh lagu daerah dari adat Sunda, kita harus mengetahui fungsi lagu daerah terlebih dahulu, apa saja fungsi-fungsinya. Sebagai sebuah produk budaya, lagu daerah umumnya memiliki beberapa fungsi.
Iringan Upacara Adat
Upacara adat dan musik tradisional selalu berkaitan. Di Indonesia, hal ini terlihat pada banyak budaya lokal di Indonesia. Ritual tradisional menggunakan iringan musik untuk menyampaikan rasa harmoni dan simpati dengan alam. Biasanya hal ini dilakukan untuk merayakan ritual atau festival tertentu.
Pengiring
Selain upacara adat, musik tradisional juga digunakan sebagai pengiring pertunjukan. Setiap daerah pasti memiliki tarian tradisional dan keterkaitan yang jelas dengan musik. Yang paling menarik adalah setiap kata dalam musik tradisional memiliki arti tersendiri. Filosofi dari setiap lirik juga sering dimasukkan ke dalam pertunjukan tertentu, seperti tarian.
Media Bermain Musik
Selain kegiatan yang sakral, produk budaya berupa lagu daerah juga dapat digunakan sebagai sarana bermain musik. Contoh yang sangat populer adalah lagu Rasa Sayang-Sayange dari Indonesia bagian timur yaitu Maluku. Lagu tersebut sering dijadikan sebagai background untuk diputar saat memainkan musik.
Alat Komunikasi
Dahulu lagu daerah sering digunakan sebagai alat komunikasi. Liriknya mengandung makna tertentu yang diwariskan kepada generasi berikutnya. Mengenai makna lagu daerah, tidak heran jika banyak ahli juga percaya bahwa produk budaya ini digunakan sebagai pembawa pesan.
Media Berita
Tujuan media adalah untuk menyampaikan pesan tertentu, baik itu pesan dalam konteks agama maupun kemanusiaan. Contohnya adalah Lir-Ilir yang digunakan sebagai sarana dakwah.
Ciri-Ciri Lagu Daerah
Seperti yang tadi saya sebutkan diatas, salah satu ciri lagu daerah adalah menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Lagu daerah harus ada penyesuaian asal usul dan perkembangan lagu itu sendiri. Namun tidak hanya itu, ternyata masih ada beberapa ciri-ciri lagu daerah, antara lain:
1. Bahasa yang digunakan
Yang paling jelas, kebanyakan lagu daerah harus menggunakan bahasa daerah, yang menjadi ciri khas suatu daerah. Misalnya lagu Ayam Den Lapeh dari Sumatera Barat, liriknya dalam bahasa Minangkabau atau lagu Yamko Rambe Yamko dari Papua, liriknya menggunakan bahasa Papua.
Inilah alasan utama mengapa hanya lagu-lagu daerah tertentu yang akan lebih populer, sementara yang lain akan tetap berada di wilayah asalnya, meskipun akan terus dilestarikan.
2. Warisan Turun Temurun
Lagu-lagu lokal sering tercipta sejak dahulu kala dan melayani berbagai tujuan, termasuk upacara tradisional, merayakan keberhasilan, panen besar, dan banyak lagi. Intinya, itu hanya akan disampaikan pada saat tertentu.
Namun meski begitu, keberadaannya terus diturunkan dari generasi ke generasi hingga sekarang. Ia dirancang untuk menjaga dan berusaha mempertahankan eksistensinya.
Padahal, dengan perkembangan zaman, dari segi musik dan teknologi, banyak lagu daerah lama yang diaransemen menjadi lebih modern, namun tidak menghilangkan unsur dan makna aslinya.
3. Pencipta yang Tidak Jelas
Ternyata, karena sebuah lagu sudah sangat tua, penciptanya seringkali tidak diketahui. Inilah sebabnya mengapa banyak lirik lagu lokal ditulis sebagai “NN” atau anonim/tidak dikenal tidak semua, tapi sebagian. Setelah lagu dikoreografikan dan ditaburi bumbu modern, penulis baru akan muncul di bio lagu. Nah, begitulah dengan ciri khas lagu daerah.
4. Alat Musik yang Digunakan
Kalau hari ini kita bisa menyaksikan betapa banyaknya jenis alat musik yang ada, seperti alat musik modern dan lain-lain, namun tidak untuk pengaplikasian lagu-lagu tradisional. Meskipun alat musik berkembang pesat, mereka masih menggunakan alat musik yang sederhana dan bersahaja saat memainkan lagu daerah.
Misalnya lagu Sabilulungan dari sunda dinyanyikan dengan iringan musik angklung. Namun jika kembali ke sudut pandang “Modernisasi”, instrumen akan otomatis berubah seiring lagu yang diaransemen sesuai perkembangan zaman.
5. Syair dan Melodi yang Sederhana
Pada umumnya lagu daerah selalu menggunakan rima dan melodi yang sederhana, bahkan ada lagu yang hanya terdiri dari 2, 4, atau 6 bait yang kemudian diulang berkali-kali.
Namun, ada juga orang yang pengulangannya menggunakan kalimat yang berbeda. Kesederhanaan lirik dan melodi yang disajikan memfasilitasi penghafalan, kesenangan dan diingat secara spontan.
6. Aliran Musik
Adapun genre musik yang digunakan seringkali disesuaikan dengan suku dan daerahnya masing-masing. Misalnya, lagu Zapin dari provinsi Riau berlatar belakang Melayu, begitu pula lagu Jawa Timur yang menggunakan bahasa Jawa dengan dialek Suroyo.
7. Media Promosi dan Penggambaran Tema Lainnya
Ada banyak lagu tradisional dengan tema promosi dalam liriknya, seperti menggambarkan keindahan pulau, air terjun, pantai yang indah, pegunungan tinggi, pemandangan alam, dll.
Selain itu, topik yang dibahas juga beragam. Seperti kisah kepahlawanan, kisah tokoh tertentu, asal usul suatu benda, dan lain-lain.
Lagu Daerah Adat Sunda
Berdasarkan dari pengertian, fungsi, dan ciri-ciri lagu daerah, inilah, beberapa judul lagu adat Sunda yang berhasil kita kumpulkan beserta dengan lirik dan maknanya.
1. Lagu Sunda “Sabilulungan”
Dalam bahasa Indonesia, Sabilulungan berarti “Kesatuan”. Sesuai dengan judulnya, lagu tersebut bercerita tentang solidaritas, gotong royong, dan ajakan kepada siapa saja untuk tetap bersatu.
Lagu Sabilulungan sendiri ditulis oleh seniman Sunda Koko Koswara, atau lebih dikenal dengan Mang Koko. Melalui lirik lagu tersebut menyiratkan bahwa persatuan dan kesatuan yang telah menjadi lambang negara Indonesia adalah sesuatu yang harus dilindungi dan dilestarikan.
Lirik lagu daerah “Sabilulungan”
Sabilulungan…dasar gotong royong
Sabilulungan…sifat silih rojong
Sabilulungan…genteng ulah potong
Sabilulungan..persatuan tembong
Tohaga rohaka
Teguh rengkuh perbawa sabilulungan
Satia…sajiwa
Segut singkil ngabasmi pasalingsingan
Sabilulungan… hirup sauyunan
Sabilulungan…silih pikaheman
Sabilulungan..nulung tinulungan
Sabilulungan..kukuh persatuan
Santosa samapta
Teuneung ludeung ngajaring kawibawaan
Saihwan sapaham
Nagri nanjung berekah sabilulungan
Sabilulungan…dasar gotong royong
Sabilulungan…sifat silih rojong
Sabilulungan…genteng ulah potong
Sabilulungan..persatuan tembong
2. Lagu Sunda “Tanah Sunda”
Tanah Sunda adalah lagu daerah Jawa Barat yang diciptakan oleh Mang Koko (Koko Koswara), juga berkembang di Kabupaten Majalengka. Inti dari lagu tersebut adalah tentang kekayaan tanah sunda, dan nasehat kepada masyarakat untuk selalu menjaganya dengan baik.
Lagu ini seolah memiliki banyak fungsi sekaligus, terbagi menjadi: fungsi pribadi, fungsi hiburan, dan fungsi pendidikan. Sebagai individu, Mang Koko Koswara ingin menyampaikan isi hatinya kepada masyarakat melalui lagu ini untuk selalu menjaga warisan Sunda ini.
Sebagai media hiburan, Tanah Sunda juga sering ditayangkan di banyak stasiun Sunda seperti Duta FM, Angkasa FM, Raka FM saat itu. Selain itu, lagu ini juga digunakan sebagai lagu selamat datang, agar para tamu dapat mengagumi kekayaan dan seni Sunda.
Terakhir, lagu ini berfungsi sebagai media pendidikan, lagu Tanah Sunda juga mengandung pesan moral kewajiban dan cinta tanah air Padjadjaran.
Lirik lagu daerah “Tanah Sunda”
Tanah sunda wibawa
Gemah ripah tur endah
Nu ngumbara, suka betah
Orang sunda sawawa
Sing toweksa perceka
Nyangga darma, anu nyata
Seweh pajajaran
Mungga tong kasmaran
Sing tuladen, jeung rumasa
Miara pakaya, memang sawajibna
Geten titen, rumawat tanah pusaka
3. Lagu Sunda “Panon Hideung”
Panon Hideung adalah lagu daerah yang diciptakan oleh komposer negeri Betawi, Ismail Marzuki pada tahun 1936-1937. Oleh Marzuki, lagu tersebut diadaptasi dari lagu Ochi Chernye di Rusia dan menjadi tonggak kemunculan musik pop Sunda awal, meski lagu tersebut dipinjam dari lagu-lagu asing.
Panon Hideung sendiri menceritakan sosok Nona Eulis, ayah Parahiyangan berdarah Sunda-Arab, yang membuat Ismail Marzuki jatuh cinta. Dia menggambarkan sosok Miss Eulis dengan mata hitam yang indah, hidung runcing dan kulit putih.
Lirik lagu daerah “Panon Hideung”
Panon hideung pipi koneng
Irung mancung Putri Bandung
Putri saha di mana bumina
Abbi reseup kaanjeunna
Siang wengi kaimpi-impi
Hate abdi sara redih
Teuemut dahar
Teuemut nginum
Emut kanu geulis
Panon Hideung
Terjemahan:
Mata hitam pipi kuning
Hidung mancung putri Bandung
Anak siapa di mana rumahnya
Aku suka padanya
Siang malam terimpi-impi
Hatiku merasa sedih
Lupa makan
Lupa minum
Ingat pada si cantik
Mata hitam
4. Lagu Sunda “Mojang Priangan”
Dalam bahasa Indonesia, Mojang Priangan berarti “Gadis Priangan” atau “Gadis Bandung”. Pencipta lagu ini ada dua pencipta, iya Iyar Wiarsih dan Nano Suratno, dua orang ini yang menciptakan lagu ini.
Sesuai dengan judulnya, “Mojang Priangan” menceritakan tentang kecantikan para gadis di kota Bandung. Dari cara berjalan, pakaian, tubuh langsing, senyum manis, semua gadis bandung merupakan idola semua pria.
Angkat ngagandeuang
Bangun taya karingrang
Nganggo sinjang dilamban
Mojang priangan …
Umat-imut lucu
Sura-seuri nyari
Larak-lirik keupat
Mojang Priangan …
Diraksukan kabaya
Nambihan cahayana
Dangdosan sederhana
Mojang priangan
Mojang anu donto
Matak sono nu nempo
Mun tepung sono ka
Mojang Priangan
…
Gareulis maranis
Disinjang lalenjang
Estu sono mun leumpang
Mojang Priangan …
Digigirna ge lenggik
Dihareupna ge sieup
Ditukangna lenjang
Mojang Priangan
Diraksukan kabaya
Nambihan cahayana
Dangdosan sederhana
Mojang priangan
Mojang anu donto
Matak sono nu nempo
Mun tepung sono ka
Mojang Priangan
5. Lagu Sunda “Tokecang”
Tokécang adalah salah satu lagu daerah Jawa Barat yang juga populer di kalangan masyarakat Sunda bahkan terkenal di luar masyarakat Sunda. Lagu tersebut juga dikoreografikan dengan musik pop beberapa kali agar lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.
Tokecang juga merupakan salah satu lagu daerah paling terkenal di Indonesia, bahkan pernah digunakan sebagai soundtrack sinetron anak-anak di TV. Banyak orang menyukai lagu ini, dari anak-anak hingga orang dewasa, karena liriknya yang ceria, cepat, dan jenaka.
Dalam tradisinya, tokecang termasuk dalam genre lagu lakon, biasanya dinyanyikan oleh anak-anak secara berpasangan, berhadap-hadapan dan bergandengan tangan. Saat lagu dinyanyikan, pasangan itu berbalik dan memutar tangan mereka sehingga mereka saling membelakangi.
Biasanya permainan ini dilakukan sambil menunggu sesuatu, baik berupa benda maupun orang. Tujuannya untuk mengurangi kebosanan saat menunggu terlalu lama, sehingga mengisi waktu luang.
Lirik lagu daerah “Tokecang”
Tokecang tokecang bala gendir tosblong
Angeun kacang sapependil kosong
Aya listrik di masigit meuni caang katingalna
Aya istri jangkung alit karangan dina pipina
Tokecang tokecang bala gendir tosblong
Angeun kacang angeun kacang sapependil kosong
6. Lagu Sunda Sumedang Tandang
Makna lagu Sumedang Tandang adalah menceritakan keadaan dan keindahan yang dimiliki di daerah Sumedang, Jawa Barat.
Lirik lagu daerah “Sumedang Tandang”
Dangiang Sumedang tandang ngahudag galura juang Insun medal jati diri walagri pangeusi nagri Natar gelar nutur galur luluhur ti dayeuh luhur Tampomas cadas pangeran jadi tangtung kateguhan Sumedang tandang, tartib aman nyambuang dangian Sumedang tandang, torta gawe udagan nanjung gumilang Sumedang, Sumedang, Sumedang tandang
Dangiang Sumedang tandang ngahudag galura juang Insun medal di…ri… walagri pangeusi nagri Natar gelar nutur galur luluhur dayeuh luhur Luluhur dayeuh luhur Ja…lan.. tangtung ka teguhan, kateguhan tangtungan Sumedang tandang tartib aman nyambuang dangiang Sing nyambuang dangiang Sumedang tandang, la..na..ma..jang.. Mangka lana mangka manjang mangka nanjung Mangkalangan, narawangan keur Sumedang tandang
Tandang juang,galura juang Insun diri walagri pangeusi nagri Natar gelar nutur galur luluhur dayeuh luhur Luluhur dayeuh luhur ja..lan.. tangtung kateguhan,kateguhan tangtungan Sumedang tandang, a..man dangiangan sing nyambuang dangiang Sumedang tandang,la..na..man..jang.. Mangka lana mangka manjang mangka nanjung Mangkalangan, narawangan keur Sumedang tandang
7. Lagu Sunda “Pim Pom Pilem”
Pim Pom Pilem adalah lagu permainan Sunda yang sering dinyanyikan oleh anak-anak untuk memilih sesuatu. Dalam permainan, salah satu anak akan ditugaskan untuk menjadi semacam pemimpin. Pemimpin kelompok yang ditugaskan kemudian menjabat tangan kirinya dan meletakkannya di tengah kelompok.
Anak-anak lain kemudian menirukan pemimpin itu dengan menjabat tangan kanannya dan meletakkannya di tengah kelompok. Kemudian, pemimpin mengepalkan tangannya kembali sambil menyanyikan lagu Pim Pom Pilem bersama-sama.
Lirik lagu daerah “Pim Pom Pilem”
Pim-pom pilem jabésé
Sédan beureum ti Jogja
Batu ngampur dikempis
Pisang cau karonéng
Néngtét bujal di gunung
Nungtun sapi keur depa
Parahuna tiguling
8. Lagu Sunda “Bajing Luncat”
Bajing Luncat adalah salah satu lagu daerah Jawa Barat yang diciptakan oleh komposer Sunda terkenal, yang bernama Kosaman Djaja. Dalam bahasa Indonesia, Bajing Luncat dapat diartikan sebagai “Tupai Melompat”.
Lagu ini tentang seorang pria yang kecewa karena wanita yang dicintainya tidak menepati janjinya, tetapi ia malah meninggalkannya bersama pria lain. Ia menyesal kenapa ia tidak melamar pacarnya tadi. Ia juga kecewa karena pacarnya tidak mau menunggunya, tapi malah pacarnya lebih memilih bersama pria lain.
Lirik lagu daerah “Bajing Luncat”
Bajing luncat, bajing luncat
Ka astana aduh
Abdi lepat narosan
Teu ti anggalna
Bajing luncat, bajing luncat
Ka astana ieuh
Abdi lepat narosan
Teu ti anggalna
Ku teu sangka salira bet
luas pisan
Teu hawatos
Ka nu kesel ngantos ngantos
Api api teu emut kana pasini
Pasini pakait ati
duh pakait ati …
Lagu-lagu tradisional menjadi saksi perkembangan peradaban Indonesia sejak dahulu kala. Oleh karena itu, warisan budaya dan seni nenek moyang kita harus selalu dijaga dan dilestarikan setiap saat.
Oleh karena itu, pembahasan ini mencakup pengertian lagu daerah, fungsi, ciri-ciri khas lagu daera, dan Lirik dan makna lagu daerah khas Sunda. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan Anda. Terima kasih.
Penulis: Ziaggi Fadhil Zahran
Sumber: dari berbagai sumber
Baca juga artikel terkait:
14 Lagu Daerah Sumatera Utara Terpopuler dan Lirik Lengkapnya
12 Lagu Daerah Jambi Terpopuler Lengkap dengan Lirik dan Maknanya
Mengenal Lagu Daerah Papua Beserta Wilayah dan Makanan Khasnya
Lirik Lagu-Lagu Daerah di Indonesia yang Pendek dan Mudah Dihafal