Mad Farqi – Umat muslim pasti paham jika kitab suci Al-Quran itu tidak boleh dibaca secara sembarangan. Semua huruf dalam ayat Al-Quran sejatinya telah diatur dalam Ilmu Tajwid, yakni ilmu yang mengajarkan akan keterampilan membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf dalam kitab suci Al-Quran secara baik dan benar. Ketika mempelajari Ilmu Tajwid ini tidak lantas langsung pandai begitu saja, tetapi memerlukan proses dan niat hati yang tulus.
Ilmu Tajwid ini telah mengatur beberapa hukum bacaan dalam Al-Quran. Mulai dari hukum mim mati, bacaan idzhar, hingga bacaan mad. Semua itu tentu saja harus dipahami sebaik-baiknya oleh umat muslim sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pada hukum bacaan mad, ciri khas yang menyertainya adalah panjangnya bunyi huruf hijaiyah, terutama yang berharakat hathah bertemu dengan alif mati. Dalam hukum bacaan mad tersebut, juga membagi beberapa bacaan mad, salah satunya adalah mad farqi. Lantas, apa sih bacaan mad farqi itu? Bagaimana cara membaca ayat Al-Quran yang mengandung bacaan mad farqi? Bagaimana pula penjelasan tentang hukum bacaan mad dalam kitab suci Al-Quran? Nah, supaya Grameds memahami akan hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!
Daftar Isi
Apa Itu Bacaan Mad Farqi?
Menurut bahasa, kata “Mad” itu berarti ‘memanjangkan’, lebih tepatnya adalah ‘memanjangkan suara ketika tengah mengucapkan huruf-huruf mad’. Sementara itu, kata “farqi” memiliki arti ‘pembeda’. Nama lain dari mad farqi adalah mad istifham alias mad pertanyaan, sebab dalam bacaannya akan terdapat huruf hamzah (ء) yang mana berarti “apakah” sebagai ungkapan pertanyaan. Keberadaan mad farqi ini termasuk dalam cabang turunan Mad Far’i yang memiliki 14 cabang.
Maksudnya, bacaan mad farqi ini akan digunakan untuk membedakan antara mana kalimat tanya dan mana yang bukan kalimat tanya. Bacaan yang dibaca panjang (mad) ini adalah kalimat tanya, sementara yang dibaca pendek (bukan mad) itulah yang bukan kalimat tanya. Sedikit trivia saja nih, bacaan mad farqi ini terjadi karena memisahkan antara hukum Mad Badal dengan hukum Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi.
Nah, berhubung bacaan mad farqi itu telah diatur sedemikian rupa, maka dalam membacanya pun tidak boleh sembarang, terutama dalam panjangnya. Untuk hukum bacaan mad farqi ini, diwajibkan untuk melafalkannya sepanjang enam harakat atau tiga alif. Artinya, dengan memanjangkan hamzah istifham sebanyak enam harakat, kemudian di-idghamkan dengan huruf berikutnya.
Bagaimana Cara Membaca Mad Farqi dan Contohnya?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk membaca bacaan mad farqi itu cukup sepanjang enam harakat (ketukan) atau tiga alif.
Untuk contoh bacaan mad farqi yang termuat dalam kitab suci Al-Quran, sebenarnya hanya ada 3 surat saja yakni Surat Al-An’am ayat 143-144, Surah Yunus ayat 59, dan Surah An-Naml ayat 59.
Surah Al-An’am ayat 143
(Tsamāniyata azwāj, minaḍ-ḍa`niṡnaini wa minal-ma’ziṡnaīn, qul āż-żakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat ‘alaihi ar-ḥāmul-unṡayaīn, nabbi`ụnī bi’ilmin ing kuntum ṣādiqīn.)
Artinya:
“…Ada delapan hewan ternak yang berpasangan (empat pasang); sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “ Apakah yang diharamkan Allah dua yang jantan atau dua yang betina atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar.”
Surah Al-An’am Ayat 144
(a minal-ibiliṡnaini wa minal-baqariṡnaīn, qul āż-żakaraini ḥarrama amil-unṡayaini ammasytamalat ‘alaihi ar-ḥāmul-unṡayaīn, am kuntum syuhadā`a iż waṣṣākumullāhu bihāżā, fa man aẓlamu mim maniftarā ‘alallāhi każibal liyuḍillan-nāsa bigairi ‘ilm, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn.)
Artinya:
“…Dan dari unta sepasang dan dari sapi sepasang. Katakanlah, “ Apakah yang diharamkan dua yang jantan atau dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
Surah Yunus Ayat 59
(Qul a ra`aitum mā anzalallāhu lakum mir rizqin fa ja’altum min-hu ḥarāmaw wa halālā, qul āllāhu ażina lakum am ‘alallāhi taftarụn.)
Artinya:
“…Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal.” Katakanlah, “ Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (ten-tang ini) ataukah kamu mengada-ada atas nama Allah?”
Surah Al-Naml Ayat 59
(Qulil-ḥamdu lillāhi wa salāmun ‘alā ‘ibādihillażīnaṣṭafā, āllāhu khairun ammā yusyrikụn.)
Artinya:
“…Katakanlah (Muhammad), “ Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)?”
Mengenal Hukum Bacaan Mad
Pada dasarnya, bacaan Mad adalah salah satu hukum bacaan Al-Quran yang telah diatur dalam Ilmu Tajwid. Bacaan Mad ini terjadi dengan memanjangkan huruf hijaiyah karena adanya pertemuan antara huruf hijaiyah yang telah berharakat fathah ( ﹷ ) dengan alif mati; huruf hijaiyah berharakat dhammah ( ُ- ) dengan wau mati; dan hijaiyah berharakat kasrah ( ِ- ) yang bertemu dengan ya’ mati.
Menurut bahasa, kata “mad” ini berarti ‘tambahan’ atau ‘panjang’. Sementara itu, menurut istilah, para ulama tajwid dan ahli qiraat telah sepakat bahwa hukum bacaan Mad ini akan terjadi dengan memanjangkan suara pada huruf-huruf hijaiyah dalam Al-Quran, tetapi dengan aturan-aturan yang berlaku. Maka dari itu, huruf mad itu 3 macam yakni:
- Alif ( ا ), sebelum huruf Alif berbaris fathah
- Wau (ﻭ), sebelum wau berbaris dhammah
- Ya (ﻱ ), sebelum huruf Ya berbaris kasrah
Secara garis besar, bacaan mad ini dibagi menjadi 2 yakni Mad Thabi’i (mad asli) dan Mad Far’i (cabang atau turunan).
Pembagian Bacaan Mad
1. Mad Thabi’i (Mad Asli)
Yakni bacaan mad yang dapat berdiri sendiri karena huruf mad itu sendiri. Bacaan dari Mad Thabi’i ini terjadi ketika huruf hijaiyah dipanjangkan secara biasa dengan satu alif atau dua harakat. Tidak semua huruf hijaiyah itu dapat dibaca secara Mad Thabi’i ya, harus terdapat hal-hal berikut:
- Jika terdapat huruf Alif ( ا ) berada di sesudah harakat fathah ( ﹷ ). Contoh: نا, ما, سا, وا, ح
- Jika terdapat huruf Wau (ﻭ) berada di sesudah harakat dhammah ( ُ- ). Contoh: سو, مو, نو, وو, حو
- Jika terdapat huruf Ya (ﻱ ) berada di sesudah harakat kasrah ( ِ- ). Contoh: مي, سي
2. Mad Far’i (Cabang atau Turunan)
Keberadaan Mad Far’i ini merupakan cabang atau turunan dari Mad Thabi’i dan memiliki 14 cabang. Mad Farqi juga termasuk dalam cabang Mad Far’i ini ya… Nah, berikut adalah penjelasannya.
a) Mad Wajib Muttashil
Yakni bacaan mad yang terjadi apabila Mad Thabi’i bertemu dengan huruf hamzah (ء) dalam satu kata atau satu kalimat. Cara membacanya pun hanya dengan memanjangkannya hingga 4 atau 5 harakat. Contoh bacaan Mad Wajib Muttashil:
b) Mad Jaiz Munfasil
Yakni bacaan mad yang terjadi apabila Mad Thabi’i bertemu dengan huruf hamzah (ء) dalam dua kata. Cara membacanya adalah dengan memanjangkannya hingga 4 atau 5 harakat. Contoh bacaan Mad Jaiz Munfasil:
c) Mad Layyin
Yakni bacaan mad yang terjadi di huruf hijaiyah berharakat atas (fathah dan dhommah) bertemu dengan huruf ya (ﻱ ) dan wau (ﻭ) bertanda sukun. Sementara itu, di depannya lagi terdapat satu huruf yang dimatikan karena waqaf alias berhenti. Singkatnya, bacaan Layyin ini terjadi ketika terdapat bacaan miring (lin) bertemu dengan satu huruf yang dimatikan karena waqaf (berhenti).
Memangnya apa sih bacaan miring alias lin itu? Nah, yang termasuk dalam bacaan miring (lin) adalah bacaan yang memiliki bunyi seperti “Ai” (fathah bertemu dengan huruf ya) dan “Au” (fathah bertemu dengan huruf wau).
Bacaan Mad Layyin ini dapat dibaca dengan memanjangkannya sekitar 2, 4, hingga 6 harakat. Namun, harus konsisten ya dalam membacanya hingga akhir bacaan. Contoh bacaannya:
d) Mad Badal
Yakni terjadi jika huruf hamzah (ء) bertemu dengan huruf-huruf mad. Biasanya, akan terdapat 2 buah huruf hamzah (ء). Pada huruf hamzah (ء) yang pertama akan berharakat, sementara huruf hamzah (ء) yang kedua akan disukun mati, sehingga huruf hamzah (ء) yang kedua itu akan diganti dengan:
- Huruf Alif ( ا ), jika hamzah yang pertama memiliki harakat fathah.
- Huruf Wau (ﻭ), jika hamzah yang pertama memiliki harakat kasrah.
- Huruf Ya (ﻱ ), jika hamzah yang pertama memiliki harakat dhommah.
Jika sudah bertemu, maka harus dibaca panjang sebanyak 2 harakat saja. Contoh bacaan Mad Badal:
e) Mad Tamkin
Yakni terjadi jika terdapat 2 huruf Ya (ﻱ ), baik yang bertasydid maupun berkasrah bertemu dengan sukun. Bacaannya harus panjang sebanyak 1 alif atau 2 harakat dengan penempatan bacaannya pada tasydid dan Mad Thabi’i-nya. Contoh bacaan Mad Tamkin:
f) Mad Iwad
Yakni terjadi jika terdapat huruf hijaiyah dengan harakat fathah tanwin, kemudian dibaca waqaf (berhenti) pada akhir kalimatnya. Bacaannya harus panjang sebanyak 1 alif atau 2 harakat. Contoh bacaan Mad Iwad:
g) Mad Arid Lissukun
Yakni terjadi jika terdapat huruf mad bertemu dengan sukun yang disebabkan karena adanya waqaf (berhenti) terutama pada akhir ayatnya. Jika tidak di-waqafkan, maka akan menjadi Mad Thabi’i. Panjang bacaannya adalah sekitar 2, 4, hingga 6 harakat. Hukum bacaan Mad Arid Lissukun ini ada tiga jenis, yakni:
- Tul (panjang), sekitar 3 alif atau 6 harakat.
- Tawassuth (sedang), sekitar 2 alif atau 4 harakat.
- Qasar (pendek), sekitar 1 alif atau 2 harakat.
h) Mad Farqi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mad farqi adalah bacaan yang terjadi karena adanya pertemuan antara Mad Badal dengan huruf yang memiliki tasydid. Cara membacanya pun harus panjang sekitar 6 harakat.
i) Mad Silah Qasirah
Yakni terjadi jika ha dhamir (kata ganti) berada di antara dua huruf yang berharakat tetapi bukan huruf mati. Cara membacanya pun harus panjang sekitar 2 harakat. Contoh bacaan Mad Silah Qasirah:
j) Mad Silah Tawilah
Yakni terjadi jika ha dhamir (kata ganti) bertemu dengan huruf hamzah (ء) yang berbaris dan huruf sebelum ha dhamir juga berbaris. Cara membacanya pun harus panjang sekitar 4 hingga 5 harakat. Contoh bacaan Mad Silah Tawilah:
k) Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi
Yakni terjadi jika mad asli atau Mad Thabi’i bertemu dengan huruf yang memiliki tasydid dalam satu kata. Bacaan ini harus dibaca panjang sekitar 6 harakat. Contoh bacaan Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi:
l) Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi
Yakni terjadi jika huruf mad bertemu dengan huruf yang berbaris sukun dalam satu kata. Contoh bacaan ini yang terdapat dalam Al-Quran yang ada 2 saja, yakni pada Surah Yunus ayat 51 dan 91.
m) Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Yakni merupakan bacaan mad yang terdapat pada huruf-huruf tertentu saja. Huruf-huruf tertentu tersebut biasanya berada pada permulaan surah dengan ditandai oleh (~). Bacaan ini harus dibaca panjang sebanyak 3 hingga 6 harakat. Huruf-huruf tertentu biasanya berupa: ن, ق, ص, ع, ل, ي, ك, م.
n) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Merupakan bacaan panjang pada permulaan surah. Berbeda dengan sebelumnya, pada bacaan Mad satu ini memiliki tanda fathah berdiri sehingga harus dibaca ringan sepanjang 1 alif atau 2 harakat saja. Huruf-huruf yang termasuk pada Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah:
Nah, itulah ulasan mengenai apa itu hukum bacaan mad farqi beserta cara membaca dan contoh bacaannya yang terkandung dalam kitab suci Al-Quran. Apakah Grameds sudah membaca bacaan Mad secara benar?
- Ayat Al-Qur'an Tentang Surga Dan Neraka
- Aqidah
- Biografi Sunan Kalijaga
- Doa Membayar dan Menerima Zakat Fitrah
- Dakwah
- Nasab
- Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia dan Fotonya
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Penjelasan Rukun Iman dan Rukun Islam Lengkap
- Tokoh Ilmuwan Islam (Muslim)
- Rukun Jual Beli Dalam Islam dan Syaratnya
- Rekomendasi Cerita Anak Islami Untuk Menjadi Teladan Yang Baik
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
- Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera
- Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
- Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
- Kerajaan Islam di Indonesia
- Sejarah Kerajaan Mataram Islam
- Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
- Iqlab
- Sistem Ekonomi Islam
- Kisah Nabi Adam
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal
- Iman Kepada Malaikat Allah
- Kisah 25 Nabi dan Rasul
- Musyarakah
- Nafsu
- Doa Kelahiran Anak
- Rukun haji, Pengertian Haji, dan Hukum Haji
- Doa Akhir Tahun Islam
- Doa Zakat Fitrah
- Doa Setelah Adzan
- marah Dalam Islam
- Sifat Mustahil Bagi Allah
- Sholat Jamak
- Sholat Isya
- Sholat Hajat
- Musyrik
- Niat Puasa Qadha Ramadhan
- Hukum Syara
- Hikmah Sholat
- Kumpulan Doa Sehari-Hari
- Manhaj
- Perbedaan Haji dan Umroh
- Peristiwa Turunnya Al-Qur'an
- Penyakit Ain
- Pengertian Isra Mi'raj
- Tugas Malaikat
- Hadist Tentang Menuntut Ilmu
- Sifat Jaiz Rasul
- Syirkah Inan
- Strategi Dakwah Wali Songo
- Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
- Strategi Dakwah Sunan Ampel
- Fungsi Hadist
- Hadits Kebersihan
- Tarekat
- Zina
Baca Juga!
- Memahami Hukum Bacaan Alif Lam Syamsiyah
- 12 Keutamaan Bacaan Ayat Kursi Bagi Kehidupan Manusia
- Terjemahan Surah Al-Maidah Ayat 2 Beserta Tafsirnya
- Pengertian, Cara Baca, dan Contoh Hukum Bacaan Izhar Syafawi
- Pengertian, Macam, dan Contoh Bacaan Ikhfa
- Doa dan Niat Berbuka Puasa
- Pengertian, Huruf, dan Cara Melafalkan Bacaan Izhar Halqi
- Macam-Macam Hukum Tajwid dan Contohnya
- Apa Itu Kitab Safinatun Najah?