Bahasa Indonesia

Majas Eufemisme: Pengertian, Contoh, dan Fungsi dalam Bahasa!

Written by Adila V M

Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu dengan lebih halus dan sopan, terutama saat membahas topik sensitif atau kurang enak didengar. Dalam percakapan sehari-hari, kita sering menggunakannya tanpa sadar untuk menjaga perasaan orang lain dan menciptakan komunikasi yang lebih nyaman.

Penggunaan eufemisme berperan penting dalam interaksi sosial, karena kata-kata yang lebih lembut dapat menghindari kesan kasar tanpa mengurangi makna. Misalnya, mengganti istilah yang tajam dengan kata yang lebih halus membuat pesan tetap tersampaikan dengan baik. Di artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang pengertian, contoh, dan fungsi eufemisme dalam kehidupan sehari-hari. Jika penasaran bagaimana majas ini bisa membuat percakapan lebih sopan dan menyenangkan, yuk lanjut baca!

Pengertian Majas Eufemisme

Majas eufemisme merupakan salah satu bentuk gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata atau ungkapan yang dianggap kasar, tidak menyenangkan, atau terlalu lugas dengan pilihan kata yang lebih halus dan sopan. Penggunaan eufemisme bertujuan untuk meredam kesan negatif dari suatu pernyataan, sehingga pesan yang disampaikan terdengar lebih lembut dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Gaya bahasa ini sering kali diterapkan dalam berbagai konteks sosial, terutama saat membahas hal-hal yang bersifat sensitif, seperti kematian, penyakit, atau isu-isu tabu lainnya.

Salah satu contoh eufemisme yang umum digunakan adalah penggantian kata “mati” dengan istilah seperti “berpulang,” “meninggal dunia,” atau “tutup usia.” Pemilihan kata-kata yang lebih halus ini bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang telah tiada serta kepada keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, dalam percakapan sehari-hari, eufemisme juga kerap digunakan untuk menjaga kesopanan dan menciptakan suasana yang lebih nyaman. Misalnya, dalam dunia kerja, seseorang yang diberhentikan dari pekerjaannya sering disebut sebagai “dirumahkan” atau “diberikan kesempatan baru,” alih-alih “dipecat,” agar terdengar lebih positif dan tidak menyakitkan.

Penerapan eufemisme dalam komunikasi sangat penting, terutama dalam situasi yang membutuhkan kepekaan sosial. Dengan memilih kata-kata yang lebih halus, kita dapat menyampaikan pesan dengan lebih efektif tanpa menimbulkan ketidaknyamanan bagi pendengar. Oleh karena itu, memahami dan menggunakan eufemisme dengan tepat dapat membantu meningkatkan kualitas komunikasi serta menjaga hubungan sosial yang harmonis.

EYD; Ejaan Bahasa Indonesia ang Disempurnakan + PUPI Pedoman Pembentukan Istilah

Contoh Penggunaan Majas Eufemisme dalam Kalimat

Majas eufemisme sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika berbicara tentang hal-hal yang sensitif atau bisa menyinggung perasaan. Berikut beberapa contoh penggunaan majas eufemisme dalam kalimat untuk memberikan gambaran yang lebih jelas:

1. “Mereka sedang menjalani masa perawatan di rumah sakit.”

Kalimat ini menggantikan kata “sakit parah” atau “terbaring sakit” dengan ungkapan yang lebih halus, seperti “sedang menjalani masa perawatan,” yang membuatnya terdengar lebih positif.

2. “Salah satu pegawai kami telah mengundurkan diri.”

Menggunakan “mengundurkan diri” sebagai eufimisme untuk kata “dipecat” atau “keluar” memberikan kesan yang lebih sopan dan profesional.

3. “Dia mengalami kesulitan keuangan dan sedang mencari solusi.”

Alih-alih mengatakan seseorang “bangkrut,” ungkapan ini menggunakan kata “kesulitan keuangan,” yang terdengar lebih empatik dan tidak menghina.

4. “Kita harus lebih bijak dalam mengelola sumber daya yang terbatas.”

Dalam kalimat ini, “terbatas” digunakan untuk menggantikan kata “kekurangan,” memberikan nuansa yang lebih positif dan konstruktif.

5. “Kita harus lebih bijak dalam mengelola sumber daya yang terbatas.”

Dalam kalimat ini, “terbatas” digunakan untuk menggantikan kata “kekurangan,” memberikan nuansa yang lebih positif dan konstruktif.

6. “Dia sedang berada dalam masa transisi karier.”

Alih-alih mengatakan “dipecat,” eufimisme ini memberi kesan lebih halus dan positif.

7. “Kondisinya saat ini memerlukan perhatian lebih.”

Kata “memerlukan perhatian lebih” menggantikan istilah yang lebih keras seperti “sakit parah.”

8. “Banyak pihak yang belum memenuhi ekspektasi.”

Menggunakan “belum memenuhi ekspektasi” menggantikan “gagal,” yang terdengar lebih diplomatis.

9. “Kami sangat menghargai dedikasinya meskipun hasilnya belum maksimal.”

Ungkapan ini menggantikan “kerjanya buruk” dengan cara yang lebih menghargai usaha seseorang.

1o. “Dia sedang menjalani pemulihan setelah operasi.”

Menggunakan “pemulihan” sebagai eufimisme untuk “sakit parah” atau “berjuang melawan penyakit.”

11.”Proyek ini mengalami beberapa tantangan.”

Alih-alih menyebut “gagal,” eufimisme ini memberikan kesan yang lebih netral dan memungkinkan perbaikan.

12. “Kami sedang dalam tahap evaluasi.”

Mengganti kata “terlambat” dengan “evaluasi” memberi kesan bahwa prosesnya sedang dalam pengembangan.

13. “Sistemnya masih dalam proses perbaikan.”

Kata “perbaikan” digunakan untuk menggantikan kata “rusak,” dengan maksud memberi harapan akan solusi.

14. “Dia memiliki cara berpikir yang berbeda.”

Menggunakan “berbeda” menggantikan kata “aneh” atau “tidak normal,” memberikan kesan lebih positif dan terbuka.

15. “Dia telah berpulang ke rahmatullah.”

Alih-alih menggunakan kata “mati,” kalimat ini memilih “berpulang” untuk mengungkapkan kematian seseorang dengan cara yang lebih lembut dan penuh penghormatan.

Dengan menggunakan eufemisme, kita bisa berbicara tentang topik-topik yang mungkin menyinggung tanpa membuat orang merasa tidak nyaman. Maka dari itu, majas ini sangat berguna dalam berbagai konteks, baik itu dalam percakapan sehari-hari maupun dalam komunikasi formal.

Buku Pintar Majas Pantun Dan Puisi Terbaru & Terlengkap

Baru-baru ini, bahasa tercinta kita, Bahasa Indonesia, menjadi salah satu Bahasa utama di tingkat ASEAN. Sebagai bangsa Indonesia, tentu saja kita merasa bangga dan senang Bahasa kita sudah `berekspansi’ di berbagai negara. Belum lagi Bahasa Indonesia cukup mudah dipelajari dan sederhana sehingga memudahkan siapa saja yang ingin mempelajarinya. Terlepas dari itu, khazanah sastra Indonesia juga tak kalah pentingnya. Bahasa Indonesia melalui karya-karya sastranya terus mengalami perkembangan zaman. Lebih dari itu, ragam dan kategorisasi karya sastra juga banyak jumlahnya. Sebagai bangsa cinta tanah air, kita perlu melestarikan kekayaan literasi dan terampil berbahasa Indonesia agar budaya terus terjaga. Buku Pintar Majas Pantun Dan Puisi Terbaru & Terlengkap ini hadir untuk membantu para pembaca mengenali beragam macam jenis majas, pantun, serta puisi lama dan juga baru yang tersaji secara ringkas sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. Buku ini sangat cocok untuk pegangan bagi para siswa, mahasiswa maupun masyarakat umum. Buku ini bisa menambah wawasan tentang kesusastraan Indonesia.

Fungsi Majas Eufemisme dalam Komunikasi

Majas eufemisme memiliki beberapa fungsi penting dalam komunikasi, terutama ketika kita berbicara tentang topik-topik yang sensitif atau bisa menyinggung perasaan orang lain. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari penggunaan eufimisme dalam percakapan atau komunikasi sehari-hari:

Mengurangi Dampak Negatif

Salah satu fungsi utama eufemisme adalah untuk mengurangi dampak negatif dari kata-kata yang digunakan. Ketika berbicara tentang hal-hal yang berpotensi menyinggung atau membuat seseorang merasa tidak nyaman, penggunaan eufemisme dapat membuat pesan yang disampaikan terdengar lebih lembut dan lebih diterima. Misalnya, daripada menggunakan kata “mati,” kita bisa menggunakan “berpulang” untuk menyampaikan kabar duka dengan cara yang lebih menghormati.

Menjaga Perasaan Orang Lain

Dalam komunikasi interpersonal, sangat penting untuk menjaga perasaan orang lain. Eufemisme memungkinkan kita untuk berbicara tentang topik yang sensitif, seperti penyakit, kematian, atau kegagalan, tanpa membuat orang merasa terlalu terbebani atau tersinggung. Dengan kata-kata yang lebih halus, kita dapat menyampaikan pesan dengan cara yang lebih empatik dan penuh pertimbangan.

Membuat Komunikasi Lebih Sopan

Penggunaan eufemisme membantu kita berbicara dengan lebih sopan, terutama dalam konteks formal atau dalam percakapan dengan orang yang lebih tua atau lebih dihormati. Misalnya, mengganti kata “dipecat” dengan “mengundurkan diri” atau “terlantar” dengan “memerlukan perawatan lebih” bisa membuat komunikasi terasa lebih halus dan menghormati lawan bicara.

Meminimalkan Konfrontasi atau Ketegangan

Dalam situasi yang memerlukan penyampaian kritik atau kabar buruk, eufimisme berfungsi untuk meminimalkan ketegangan atau konfrontasi. Misalnya, dalam lingkungan kerja, jika seseorang tidak memenuhi target, daripada mengatakan “Anda gagal,” kita bisa menggunakan ungkapan seperti “Hasil yang didapat belum memenuhi harapan.” Ini memberikan ruang bagi diskusi yang lebih konstruktif dan tidak menyakiti perasaan orang tersebut.

Menambah Nuansa Positif

Eufimisme juga berfungsi untuk memberikan nuansa positif dalam situasi yang bisa jadi cukup berat. Misalnya, dalam menggambarkan seseorang yang mengalami kesulitan finansial, daripada mengatakan “miskin,” kita bisa mengatakan “sedang mengalami kesulitan ekonomi,” yang terdengar lebih penuh harapan dan memberi ruang untuk solusi.

Meningkatkan Keterbacaan dalam Berita dan Media

Dalam dunia media dan berita, eufemisme sering digunakan untuk menyampaikan informasi yang sensitif dengan cara yang lebih elegan. Misalnya, alih-alih menggunakan kata-kata yang sangat tajam atau kasar dalam menggambarkan suatu peristiwa, wartawan cenderung memilih ungkapan yang lebih halus agar tidak menyinggung berbagai pihak. Ini juga membantu menjaga kredibilitas dan objektivitas dalam pelaporan.

Kumpulan Peribahasa, Majas, Dan Ungkapan Bahasa Indonesia

Buku ini memuat kumpulan peribahasa, majas, dan ungkapan dalam bahasa Indonesia yang dapat dijadikan sebagai panduan praktis bagi kalangan pelajar dan umum. Materi dalam buku ini terdiri dari 3 bagian:

1. Peribahasa Berisi lebih dari 1000 peribahasa beserta maknanya. Peribahasa disusun secara alfabetis untuk mempermudah dalam pencarian dan pemahaman pembaca.

2. Majas Berisi lebih dari 50 jenis majas beserta contoh-contohnya. Majas dalam buku ini diklasifikasikan menjadi majas penegasan, perbandingan, pertentangan, sindiran, dan perulangan. Hal tersebut akan mempermudah pencarian dan pemahaman tentang majas berdasarkan jenis-jenisnya secara spesifik.

3. Ungkapan Berisi lebih dari 250 daftar ungkapan/ idiom dalam bahasa Indonesia beserta artinya. Daftar ungkapan disusun secara runtut dari A sampai Z yang disajikan dalam sebuah tabel. Diharapkan bab-bab di atas dapat memberikan inspirasi dan mempermudah para pelajar maupun praktisi bahasa dalam memahami khasanah budaya, bahasa, dan kesusastraan Indonesia.

Buku ini dapat pula digunakan sebagai referensi para guru bahasa Indonesia untuk mencari arti peribahasa, majas, dan ungkapan bahasa Indonesia.

Kesimpulan

Dengan memahami pengertian, contoh, dan fungsi majas eufemisme, kamu bisa lebih bijak dalam memilih kata saat berkomunikasi, terutama saat membahas topik yang sensitif. Penggunaan eufemisme tidak hanya membantu menjaga perasaan lawan bicara, tetapi juga membuat percakapan terasa lebih sopan dan nyaman tanpa mengurangi makna yang ingin disampaikan.

Komunikasi yang baik bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga bagaimana cara kita menyampaikannya. Dengan menggunakan eufemisme secara tepat, interaksi sehari-hari bisa menjadi lebih efektif, penuh empati, dan membangun hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain. Jadi, yuk mulai menerapkan majas ini dalam percakapan agar komunikasi semakin lancar dan berkesan!

Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Jangan lupa, temukan berbagai buku menarik serta koleksi best seller lainnya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menghadirkan yang terbaik untukmu. Yuk, #TumbuhBersama dengan Gramedia!

Penulis: Yasmin

About the author

Adila V M