Melankolis Adalah – Pada dasarnya, semua manusia di muka bumi ini memiliki kepribadian yang berbeda antara satu sama lain, sekalipun itu anak kembar siam. Mengingat setiap manusia itu adalah individu yang berbeda, maka wajar saja jika kita semua memiliki kepribadian masing-masing. Biasanya, kepribadian ini dipengaruhi oleh faktor genetik hingga lingkungan di sekitar. Perlu diketahui juga bahwa kepribadian setiap manusia itu turut andil dalam upaya menerima pembelajaran di sekolah.
Dari beberapa tipe kepribadian yang didasarkan pada temperamennya, salah satu kepribadian melankolis menjadi yang sering disorot oleh publik. Hal tersebut karena mereka cenderung menuntut kesempurnaan dan keteraturan, baik dari dalam diri sendiri maupun orang lain. Tak jarang, melankolis sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sering sedih, padahal kesedihan itu dapat dialami oleh semua orang kok.
Lantas, apa sih melankolis itu? Apa saja ciri dan kepribadian melankolis yang sering kita temui baik dari dalam diri atau bahkan orang lain? Yuk, segera simak ulasannya berikut ini!
Daftar Isi
Apa Itu Melankolis?
Sebenarnya, teori tentang tipe-tipe kepribadian itu dipopulerkan pertama kali oleh Florence Littauer melalui bukunya yang berjudul Personality Plus. Dalam bukunya tersebut, Florence membagi kepribadian dari seluruh manusia di muka bumi ini menjadi 4 kepribadian yakni Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Plegmatis. FYI, setiap tubuh manusia itu memiliki cairan humor yang dapat berpengaruh pada penentuan tipe kepribadian dan psikologis. Humor disini bukan berarti hal-hal lucu atau banyolan ya, tetapi cairan tubuh yang mengalir di tubuh kita.
Nah, pada seseorang yang memiliki tipe kepribadian melankolis biasanya dominan dengan jenis cairan humor berupa cairan empedu hitam alias black bile. Meskipun semakin berkembangnya zaman, teori tersebut dianggap sebagai konsep kuno tetapi tetap dijadikan acuan untuk teori yang lebih baru.
Misalnya adalah Dr. Helen Fisher yang turut mengembangkan teori tentang pembagian kepribadian itu ada 4 yakni Penjelajah (explorer), Negosiator (negotiator), Pengarah (director), dan Pembangun (builder). Namun jika dilihat-lihat lagi, 4 teori yang dikemukakan Dr. Fisher itu hampir menyerupai 4 tipe kepribadian ciptaan Florence kok.
Pada dasarnya, melankolis adalah salah satu dari 4 tipe kepribadian yang menggambarkan kepribadian seseorang yang pemikir. Artinya, seorang melankolis cenderung serius terhadap tujuan, menyukai keteraturan, dan sangat menghargai adanya keindangan maupun kecerdasan.
Tipe seseorang yang melankolis ini biasanya serius, tertutup, hati-hati tetapi juga dapat berpikir cerdas, dan bahkan suka curiga, serta suka dengan hal-hal secara mendetail. Yap, seorang melankolis umumnya akan menyukai tradisi atau peraturan yang memang telah ada. Melihat hal tersebut, tipe kepribadian ini kurang cocok dengan seorang tipe kepribadian sanguin.
Berhubung seorang melankolis suka dengan hal-hal yang mendetail, aturan, dan akurat maka mereka dapat dipercaya untuk menjadi seorang manajer yang baik. Untuk itulah, seorang melankolis cocok bekerja di bidang manajemen, akuntansi, administrasi, hingga pekerjaan sosial sekalipun.
Jadi, dapat dikatakan bahwa seorang melankolis adalah orang yang perfeksionis dan serba teratur, sehingga sering dijuluki sebagai “Si Sempurna”.
Ciri dan Tipe Kepribadian Seorang Melankolis
Dilansir dari Analisis Aspek Psikologis Kepribadian Melankolis Dialog Tokoh Dalam Kumpulan Cerpen Cinta Laki-Laki Biasa Karya Asma Nadia dkk, mengemukakan bahwa seseorang yang melankolis memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan tipe kepribadian lainnya, menurut buku Personality Plus yakni:
1. Mendalam, Penuh Pikiran, dan Analitis
Biasanya, seseorang yang melankolis itu introvert. Sang pencipta teori 4 kepribadian ini yakni Florence Littauer pun juga berpendapat bahwa orang melankolis akan sempurna dilahirkan dengan sifat pesimistis dan juga mampu melihat masalah bahkan sebelum terjadi.
“Orang melankolis yang sempurna tidak menerima banyak hal menurut nilai nominalnya, tetapi juga menggali kebenaran isinya” – Littauer, 2011: 69.
Jadi, seseorang yang melankolis pasti akan memiliki kepribadian yang mendalam, tenang, selalu penuh pikiran.
2. Serius dan Tekun
Ciri orang melankolis yang kedua adalah selalu serius terutama dalam menetapkan tujuan jangka panjang. Saking seriusnya, orang melankolis tidak suka berbasa-basi selama 1 jam jika jawabannya adalah kata “tidak”.
3. Genius-Intelek
Pada ciri ketiga ini, Aristoteles pun juga pernah turut berpendapat bahwa “semua orang jenius punya watak melankolis”. Orang-orang yang berprofesi sebagai penulis, pelukis, dan musikus rata-rata berkepribadian melankolis yang serius dengan potensi mereka sehingga berhasil menghasil karya yang besar.
Ingat bahwa definisi jenius itu tidak melulu tentang mereka yang pandai dalam hal akademik saja ya…
4. Berbakat dan Kreatif
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, profesi penulis, pelukis, dan musikus itu rata-rata adalah seorang yang melankolis. Profesi mereka juga “menuntut” daya pikir kreatif yang mana kreatif itu tidak ada batasannya sama sekali.
5. Menyukai Hal-Hal Seperti Diagram, Daftar, dan Bagan
Ciri seorang melankolis selanjutnya adalah menyukai hal-hal seperti diagram, daftar, dan bagan dalam membuat catatan. Menurut mereka, penggunaan diagram, daftar, maupun bagan ini menjadikan catatan lebih teratur sehingga ketika dibaca kembali pun akan membuat pola pikir teratur pula.
6. Ahli Dalam Perincian
Secara tidak sadar, seseorang yang melankolis itu ahli dalam hal-hal perincian. Misalnya sedang berpikir untuk berbelanja di hari besok, mereka akan berpikir hal-hal rinci seperti “barang apa saja yang harus dibeli” hingga “toko cadangan yang harus dituju apabila barang tersebut tidak ada di tempat yang dituju”.
7. Tertib dan Terorganisasi
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, seorang melankolis suka dengan hal-hal tertib dan terorganisasi. Menurut mereka, hal-hal yang telah terorganisasi sebelumnya itu akan tampak sempurna untuk dilakukan. Yap, mereka cenderung mengikuti peraturan yang telah ada.
8. Teratur dan Rapi
Ciri seorang melankolis yang selanjutnya adalah mereka biasanya teratur dan rapi. Hal ini dapat dilihat dari cara berpakaian yang biasanya bagus dan terawat, sekalipun itu bukan pakaian mahal. Kerapian ini juga dapat dilihat dari cara menata rambut hingga berhijab sekalipun.
9. Perfeksionis
Seperti yang Grameds tahu bahwa sang melankolis adalah mereka yang perfeksionis alias selalu ingin hasil atau proses yang sempurna. Mereka tidak peduli seberapa cepat tugas tersebut selesai, tetapi seberapa baik dan sempurnanya tugas tersebut. Kualitas menjadi hal yang penting dibandingkan kuantitas.
10. Ekonomis
Orang yang melankolis tidak akan suka membuang-buang waktu. Apabila sedang tawar-menawar, mereka pun pasti akan menang.
11. Perhatian dan Memiliki Belas Kasihan
Meskipun seorang melankolis ini perfeksionis, tetapi bukan berarti mereka tidak memiliki belas kasihan kepada orang lain ya… Justru mereka sangat senang menaruh perhatian kepada orang lain dan turut berempati akan masalah orang lain. Yap, orang melankolis memang cocok menjadi penasihat yang baik untuk orang lain.
12. Suka Mencari Teman Hidup yang Ideal
Ciri terakhir dari seorang melankolis adalah mereka benar-benar perfeksionis sekalipun dalam masalah teman hidup. Untuk menjalin persahabatan, biasanya seorang melankolis pun akan hati-hati. Jadi, seorang melankolis biasanya akan senang dengan sedikit teman tetapi teman-temannya setia, dibandingkan dengan tipe kepribadian sanguinis yang suka kepopuleran. Ditambah lagi jika teman-temannya itu memiliki tujuan dan kesukaan yang sama dengannya.
Kekurangan dan Kelebihan Kepribadian Melankolis
Kelebihan
Seorang melankolis adalah mereka yang berorientasi pada kesempurnaan dan keteraturan sehingga begitu terobsesi pada hasil yang sempurna pula. Kebanyakan memang seorang melankolis adalah introvert, tetapi jika sudah berada di lingkungan yang cocok, mereka dapat menjadi seorang ekstrovert.
Dari segi sosialisasi, seorang melankolis cenderung berhati-hati dalam memilih teman dan bahkan menetapkan standar tinggi. Yap, seorang melankolis akan menghindari perhatian, mau mendengarkan keluhan dan turut memecahkan permasalahan orang lain.
Dari segi pekerjaan, seorang melankolis tentu saja akan gigih, cermat, sangat berorientasi pada jadwal, teratur, rapi, tertib, terorganisir, dan bahkan dapat berpikir kreatif untuk memecahkan masalah. Supaya lebih mudah, berikut ini rincian kelebihan dari orang melankolis:
- Analitis, mendalam, dan penuh pikiran.
- Serius dalam mencapai tujuan dan selalu berorientasi pada jadwal.
- Sensitif.
- Mau mengorbankan diri sendiri jika itu dapat mencapai kesempurnaan dan idealis.
- Memiliki standar tinggi.
- Perfeksionis.
- Senang hal-hal yang rinci, tekun, teratur, tertib.
- Hemat.
- Setelah melihat permasalahan akan langsung mencari solusinya secara kreatif.
- Jika sudah memulai suatu hal, harus menuntaskannya hingga selesai.
- Hati-hati dalam berteman.
- Selalu senang berada di belakang layar karena menghindari perhatian orang-orang.
- Senang mendengar keluhan dan seolah mengabdi pada orang lain.
- Gemar memperhatikan orang lain.
Kekurangan
Ingat bahwa manusia itu adalah makhluk yang tidak sempurna, begitu pula dengan seorang melankolis. Sayangnya, dengan sikap perfeksionis tersebut cenderung membuat seorang melankolis sering menyalahkan diri sendiri dan rendah diri apabila hasilnya tidak sesuai ekspektasi mereka.
Yap, seorang melankolis akan mudah dipengaruhi oleh perasaan dan sensitif, sehingga mereka akan terlihat murung jika hasil tidak sesuai ekspektasi. Ditambah lagi jika mereka diminta mengkompromikan standar “kesempurnaannya”, maka justru membuat seorang melankolis merasa tertekan. Jika sudah begitu, mereka akan terus mengingat permasalahan ini dan terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
- Cenderung melihat masalah hanya dari sisi negatif saja sehingga membuat energi negatif datang dan menyebabkan perasaan murung serta tertekan.
- Secara tidak langsung menjadi sosok yang pendendam.
- Mudah merasa bersalah dan rendah diri jika hasil tidak sesuai ekspektasi.
- Lebih menekankan proses dibandingkan hasil.
- Akan merasa tertekan pada situasi yang tidak sempurna alias selalu berubah-ubah.
- Sering melewatkan banyak waktu untuk menganalisis dan merencanakan saja.
- Sulit bersosialisasi karena cenderung pilih-pilih teman.
- Senang mengkritik, tetapi akan merasa sensitif dan tersinggung jika ada yang mengkritiknya.
- Sulit mengungkapkan perasaan.
- Memiliki rasa curiga yang amat besar, apalagi jika mendapatkan pujian dari orang lain.
- Selalu memerlukan validasi dari orang lain atas hal-hal yang dilakukannya.
Rekomendasi Buku Terkait
1. Behavioristik: Teori-teori Kepribadian
Behaviorisme atau yang juga dikenal dengan psikologi behavioral merupakan suatu teori belajar yang hanya memperhatikan tingkah laku yang dapat diamati. Teori ini bertumpu pada ide bahwa semua tingkah laku diperoleh melalui pembelajaran, dan pembelajaran terjadi melalui interaksi individu dengan lingkungan.
Dalam behaviorisme, tingkah laku dipelajari melalui pengkondisian klasik, pengkondisian operan, dan belajar sosial. Sejumlah teori behavioristik atau teori belajar yang berbeda muncul untuk menjelaskan proses dan alasan orang-orang bertingkah laku dalam cara tertentu. Teori-teori behavioristik tentang perkembangan tingkah laku terpusat pada pengaruh-pengaruh lingkungan terhadap proses belajar.
Buku ini membahas tentang beberapa pandangan kepribadian behavioristik beserta para pelopornya, yakni Analisis Behavioral dari B.F. Skinner, Teori Kognitif Sosial dari Albert Bandura, dan Teori Belajar Sosial Kognitif dari Julian B. Rotter dan Walter Mischel.
Selain pandangan dari keempat tokoh tersebut, dibahas pula beberapa pandangan behavioristik dari tokoh perintis behaviorisme lainnya, yakni Ivan Pavlov, Edward Thorndike, dan John Watson.
Kehadiran buku ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca tentang latar belakang teori behavioristik dan pandangan dari pelopornya menyangkut hal-hal yang bersifat subjektif— pengalaman pribadi dan istilah yang digunakan para pelopor teori dalam memperkaya teorinya.
2. Teori Psikologi Kepribadian
Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial yang berelasi dengan orang lain. Mengembangkan gaya hidup yang unik secara sadar, manusia adalah tuan, bukan korban dari nasib. Kajian-kajian tentang manusia terus dilakukan tanpa henti sesuai peningkatan dan perkembangan zaman, di mana manusia juga dituntut untuk menyesuaikan diri. Hal ini menyebabkan kepribadian manusia ikut berubah-ubah mengikuti arus zaman.
Buku Teori Psikologi Kepribadian ini menjelaskan secara mendalam bagaimana manusia dengan latar belakang kehidupannya yang berbeda-beda berusaha untuk memahami fitrahnya sebagai makhluk hidup. Buku terbitan Rafika ini akan membawa pembaca untuk menelusuri ciri khas pemikiran para psikolog dunia dalam memandang manusia sebagai pribadi yang unik, adaptif, dan kreatif.
3. Bipolar Seri Personality Disorder Dan Berbagai Hal Tentangnya
Pernah ketemu kan sama orang yang tadinya sedih, tiba-tiba mendadak jadi bahagia dan sebaliknya sedih lagi dalam waktu yang cepat. Bipolar adalah sejenis gangguan suasana hati yang kadang bisa sangat bahagia, tetapi terkadang juga bisa sangat jauh dari kebahagiaan.
Sayang, saat itu saya yang merasa masih awam akhirnya berusaha mencari tahu tentang bipolar. Saya berusaha menggali lebih banyak lagi tentang bipolar. Saya membaca banyak sekali buku psikologi dan berbagai buku seputar mindfulness untuk mencari tahu berbagai hal tentang bipolar.
Gangguan bipolar, menurut National Institute of Mental Health (NIMH), adalah gangguan otak yang ditandai dengan perubahan suasana hati, energi, dan tingkat aktivitas. Penderita bipolar mengalami perubahan suasana hati yang berubah-ubah dan cenderung meledak-ledak.
Hal ini tidak hanya terdapat pada perubahan hati yang biasa dirasakan oleh para perempuan ketika sedang mengalami menstruasi. Bipolar juga dikenal sebagai depresi manik, ini adalah gangguan mood atau suasana hati yang membawa suasana hati seseorang ke dua fase yaitu tinggi dan rendah terkadang seseorang bisa sangat bahagia. Namun ada kalanya orang tersebut bisa sangat sedih atau depresi. Buku ini menjabarkan gejala-gejala bipolar dan bagaimana mengusahakannya untuk dalam kontrol.
Apakah orang dengan gejala bipolar bisa sembuh? Apakah wajib seorang bipolar untuk mengunjungi psikolog/psikiater? Bagaimana kita sebagai orang biasa menghadapi mereka yang menunjukkan gejala bipolar? Apakah bipolar ini sangat mengganggu? Temukan jawabannya di dalam buku ini.
Sumber:
- Ferandy, Mohammad. (2015). Kupas Tuntas 4 Kepribadian: Sanguin, Koleris, Melankolis, Plegmatis.
- Nurdin, N. (2019). TURUNAN SIFAT-SIFAT KEPRIBADIAN SANGUINIS DAN MELANKOLIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA. Prosiding, 4(1).
- UBAIDILAH, I. (2015). PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIDANG STUDI AL-QUR’AN HADITS DI KELAS X MADRASAH ALIYAH (MA) SUNAN GUNUNG JATI KECAMATAN LOSARI KABUPATEN CIREBON (Doctoral dissertation, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).
- DELI ARWINDA, D. E. L. I. (2017). ANALISIS ASPEK PSIKOLOGI KEPRIBADIAN MELANKOLIS DIALOG TOKOH DALAM KUMPULAN CERPEN CINTA LAKI-LAKI BIASA KARYA ASMA NADIA DKK (Doctoral dissertation, Universitas Batanghari).
- Adnin, Bilqis Jannatu. (2020). Tipe Kepribadian Sanguinis, Melancholic, Choleric dan Phlegmatis. Universitas Persada Indonesia: Jakarta.
Penulis: Nanda Akbar Gumilang
- Beda Karakter dan Kepribadian
- Cara Menghilangkan Stres karena Masalah Keluarga
- Cabang Ilmu Psikologi
- Contoh Bullying
- Computational Thinking
- Confess
- Contoh Kebutuhan Individu
- Contoh Konflik Individu
- Contoh Sabotase
- Ekshibisionisme
- ENTP
- Iri Adalah
- Jati Diri
- Kapabilitas Diri
- Kekurangan Diri Sendiri
- Krisis Identitas
- Melankolis
- Motivasi
- Perilaku Adaptif
- Perilaku Kolaboratif
- Perilaku Akuntabel
- Psikologi
- Rasional
- Reward
- Silsilah Keluarga Besar
- SWOT Diri
- Watak