Agama

Mengenal Agama Samawi, Agama dari Tuhan

Written by Alisa Q

Mayoritas masyarakat dunia memeluk agama. Agama menjadi patokan bagi orang-orang yang memeluknya. Agama juga menjadi tempat untuk menggantungkan harapan setelah berusaha sekuat tenaga.

Secara umum, agama dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni agama samawi dan agama ardhi. Kedua agama tersebut dikelompokkan berdasarkan sumber datangnya ajaran tersebut. Dalam tulisan ini akan dibahas lebih dalam mengenai keduanya.

Mengenal Agama Samawi

Agama samawi atau agama langit adalah agama yang turun dari hadirat Tuhan. sederhananya, agama berasal dari wahyu Tuhan yang disampaikan kepada pada rasul-Nya untuk diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk petunjuk kehidupan.

Agama samawi terdiri dari agama Yahudi, Nasrani, dan Islam. Ketiga agama tersebut menyampaikan pokok ajaran agama yang sama kepada umatnya, yakni tentang keyakinan mengenai ke-Esaan Tuhan.

Agama samawi menjadi agama paling tua karena telah diturunkan sejak manusia pertama di bumi, yakni pada zaman Nabi Adam, asal muasal manusia, dan diteruskan kepada nabi-nabi setelahnya hingga nabi terakhir Nabi Muhammad SAW. Agama samawi dapat dikenali dari beberapa ciri yang dirangkum dari laman Kumparan.com berikut ini.

  • Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya.
  • Dapat dengan pasti ditentukan kelahirannya.
  • Tidak tumbuh dari masyarakat, tetapi diturunkan kepada masyarakat.
  • Memiliki kitab suci yang diwariskan Rasul Tuhan dengan isi yang sudah pasti.
  • Ajarannya serba tetap, meskipun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia.
  • Ajarannya universal, yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keagamaan.
  • Memiliki konsep Ketuhanan Yang Maha Esa.

Mengenal Agama Ardhi

Sementara itu, agama ardhi atau agama bumi merupakan agama yang berkembang berdasarkan budaya, daerah, serta pemikiran seseorang. Ajaran tersebut diterima oleh masyarakat dunia meskipun kitab sudinya tidak berdasarkan wahyu dari Tuhan.

Secara sederhana, agama ardhi merupakan agama hasil ciptaan manusia. Sebagai contoh agama ardhi adalah agama Hindu dan Budha. Agama Hindu merupakan hasil akulturasi budaya bangsa Aria dan Dravida. Sementara itu, agama Budha berasal dari pemikiran Sidharta Gautama.

Untuk lebih mengenali agama ardhi, Grameds dapat menyimak beberapa ciri-ciri agama ardhi yang dilansir dari laman Kumparan.com.

  • Agama Ardhi tidak disampaikan oleh Nabi dan Rasul Tuhan serta tidak dapat dipastikan kelahirannya.
  • Diciptakan oleh tokoh agama.
  • Berasal dari daerah dan kepercayaan masyarakat.
  • Tidak memiliki kitab suci yang diwariskan oleh Nabi atau Rasul Tuhan.
  • Jika ada kitab suci yang diwariskan, isi kitab itu mengalami perubahan seiring dengan perjalanan sejarah agama tersebut.
  • Ajarannya dapat berubah-ubah mengikuti perubahan pola pikir masyarakat yang menganutnya.
  • Konsep ketuhanannya panthaisme, dinamisme, dan animism.
  • Ajarannya tidak universal.

MERDEKA BELAJAR MERDEKA MENGAJAR Perspektif Guru Pendidikan Agama Kristen Indonesia

Contoh Agama Samawi dan Agama Ardhi di Indonesia

Masyarakat Indonesia mayoritas memeluk agama baik dari kelompok agama samawi ataupun agama ardhi. Berikut beberapa contoh agama samawi dan agama ardhi di Indonesia.

1. Agama Islam

Agama Islam menjadi agama yang paling banyak memiliki penganut. Agama Islam masuk ke Indonesia dapat dijelaskan dalam berbagai teori. Di antaraya teori Arab, teori Gujarat, teori Persia, teori Cina, dan teori Turki.

Berdasarkan teori Arab, Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang Aran pada tahun 674 masehi. Teori ini didukung oleh adanya nisan bertuliskan Ha-Mim yang artinya 670 masehi.

Selanjutnya, teori Gujarat yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh ulama dari Gujarat, India. Hal tersebut berdasarkan beberapa alsan di antaranya sebagai berikut.

  • Fakta mengenai peran bangsa Arab dalam menyebarkan Islam di Indonesia kurang.
  • Adanya inskripsi tentang Islam di Sumatera yang membuktikan hubungan antara Gujarat dengan Sumatera.
  • Terjalinnya hubungan dagang India—Indonesia.

Adapun, dalam teori Persia, Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Persia. Hal tersebut berdasarkan beberapa alasan. Pertama, adanya peringatan 10 Muharram atau hari Asyura seperti peringatan orang Syi’ah atas terbunuhnya Husein bin Ali.

Kedua, adanya kerja sama ajaran Syeh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Irain al-Hallaj. Ketiga, penggunaan bahasa Irann dalam pengajian Quran tinggal awal dengan cara mengeja huruf Arab.

Keempat, ditemukannya nisan makam Malikul Salek (1297) dan makam Malik Ibrahim (1419) di Gresik. Kelima, adanya mazhab Syafi’i yang banyak diikuti oleh umat Islam di Indonesia. maszhab ini menjadi mazhab utama di Malabar.

Sementara itu, dalam teori Cina disebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan abad 7-8 masehi. Penyebaran ini dibawa oleh pedagang dari Cina. Namun, sayangnya teori ini memiliki kelemahan, yakni tidak adanya bukti mengenai kehadiran masyarakat Cina di Indonesia meskipun banyak ditemukan keramik buatan Cina. Namun, keramik-keramik dari Cina tersebut diketahui dibawa oleh pihak perantara di luar masyarakat Cina.

Selanjutnya, teori Turki yang menyebutkan bahwa Islam datang ke Indonesia dibawa oleh orang dari Turki. Adapun, alasan yang mendasari teori ini di antaranyya banyak ulama Turki yang berdakwah di Indonesia, adanya tradisi berzanji di Indonesia, adanya kitab karangan ulama Kurdi yang menjadi rujukan, dan pengaruh ulama Ibrahim al-Kurani yang menjadi ulama Turki di Indonesia.

Agama Islam memiliki kitab suci yang bernama AL-Quran. Kitab ini diturunkan di Kota Mekkah dan Madinah dengan menggunakan bahasa Arab. Dalam Al-Quran terdapat 114 surat dan 30 jus. Sama halnya dengan kitab suci lainnya, Al-Quran menjadi pedoman hidup yang memiliki petunjuk, larangan, dan perintah untuk umat Islam.

Adapun, tempat ibadah agama Islam adalah masjid. Fungsi masjid juga digunakan untuk tempay mengaji dan bermusyawarah keagamaan. Indonesia memiliki sederet masjid bersejarah di antaranya Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Masjid Raya Syekh Bruhanuddin, Masjid Raya Al-Mashun Medan, Masjid Raya Pekanbaru, Masjid Agung Banten, Masjid Jami Kudus, dan asjid Besar Kauman Yogyakarta.

2. Agama Protestan

Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia selanjutnya adalah Protestan. Agama Protestan tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Belanda. Pada awal masuknya VOC ke Indonesia, Protestan memperoleh perhatian lebih.

Sebelumnya, masyarakat Indonesia banyak menganut agama Kristen Katolik selama penjajahan Portugis. Namun, sejak Portugis digantikan oleh Belanda, sistem kepercayaan masyarakat pun ikut berubah. Masyarakat Indonesia banyak yang memelik agama Protestan atas keinginan sendiri. Namun, beberapa lainnya karena adanya pemaksaan dari VOC.

Agama protestan memiliki kitab suci bernama Al-Kitab. Kitab suci ini berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat Protestan. Umat Protestan meyakini terdaoar perjanjian lama. Adapun, ruang lingkup perjanjian lama, yakni kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.

Sementara itu, tempat ibadah umat Protestan adalah gereja. Ketika VOC berkuasa di Indonesia, gereja Protestan berkembang sangat pesat serta masuk dalam pengawasan dan tanggung jawab VOC.

Bagi pemerintah Belanda, gereja-gereja tersebut sangat istimewa. Bahkan jemaat-jemaat di Indonesia merupakan perwujudan jemaat gereja Belanda dengan asas ajaran Calvinis. Di Indonesia terdapat beberapa gereja Protestan yang bersejarah. Di antaranya Gereja Protestan di Maluku, Gereja Protestan di Sangir Talaud, Gereja Protestan di Ternate dan Tidrore, Gereja Protestan Injili di Minahasa, dan Gereja Protestan di Sulawesi Utara.

3. Agama Katolik

Pemeluk agama Katolik sebanyak 2,9%. Agama Katolik di Indonesia tidak lepas dari pengaruh bangsa Portugis yang ketika itu menjajah Indonesia. kedatangan bangsa Potrtugis tidak hanya menjalankan misi perdagangan, tetapi juga turut menyebarkan agama Katolik.

Adapun, daerah pertama yang memperoleh pengaruh Katolik adalah Maluku. Pada tahun 1546-1547, misionaris Portugis, Francis Xavier berhasil membaptis ribuan orang di sana serta membangun sekolah untuk penduduk daerah tersebut.

Kitab suci agama Katolik adah Al-Kitab. Adapun kanon Katolin berdasarkan pada kanon Yunani. Pada kanon tersebut terdapat kitab yang masuk dalam kategori apokrif dan pseudeopigrafis. Golongan kitab apokrif tersebut dapat ditemukan pada naskah Perjanjian Lama terjemahan Yunani. Namun, kitab tersebut tidak diakui pada gereja Protestan sebagai kanonik.

Tempat ibadah agama Katolik sama dengan Protestan, yakni di gereja. Salah satu gereja Katolik yang bersejarah adalah di Halmahera. Gereja tersebut telah ada sejak zaman Portugis dan menjadi tempat ibadah umat Katolik yang bersejarah. Pada masa Portugis, pelayanan di gereja dilakukan oleh Simon Vaz di Mamuya dan Fransiskus Xavarius.

Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

4. Agama Hindu

Selanjutnya, agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama Hindu. Agama ini masuk pada awal tahun masehi. Hal tersebut dapat diketahui dari bukti prasasti Pubakala di abad 4 masehi yang berupa tujuh Yupa peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

Yupa tersebut terdapat keterangan mengenai kehidupan beragama. Inti dari keterangan di Yupa tersebut adalah Raja Mulawarman melakukan yadnya di tempat suci untuk memuja Dewa Siwa. Tempat tersebut disebut sebagai Vaprakeswara. Bukti lainnya dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia di antaranya sebagai berikut.

  • Candi Badut di Malang.
  • Kompleks Candi Arjuna dan Candi Srikandi di Dieng, Wonosobo.
  • Prasasti Dinaya di Kota Malang.
  • Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar, Bali.
  • Prasasti Ciaruteun, Kepbonkopi, Jamu, Pasar Awi, Muara Cianten. Tugu, Lebak di Jawa Barat. prasasti tersebut menerapkan bahasa Sasnkerta dengan huruf Pallawa.

Adapun, kitab suci dari agama Hindu adalah Weda. Kitab Weda sendiri merupakan kitab suci yang diterima oleh para Maharesi. Kitab Weda memiliki beberapa nama lain di antaranya sebagai berikut.

  • Kitab Sruti artinya kitab yang diterima melalui pendengaran yang suci.
  • Kitab Mantra yang berarti di dalam kitab tersebut terdapat nyanyian pujian.
  • Kitab Rahasya disematkan karena ajaran Hindu merupakan usaha untuk mencapai tujuan hidup tertinggi, yakni moksa.

Tempat ibadah agama Hindu, yakni di Pura. Sementara itu, untuk pemuka agamanya disebut sebagai Wasi. Adapun, hari besar agama Hindu adalah Nyepi. Ketika sedang merayakan hari raya tersebut, umat Hindu harus berada di dalam rumah untuk merefleksikan hidup supaya dapat menjadi lebih baik dalam menjalani hidup.

5. Agama Budha

Agama Budha diakui oleh pemerintah Indonesia sebagai agama resmi. Agama Budha masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-5 masehi. Penyebaran agama Budha sendiri dilakukan dengan dua cara berikut ini.

  • Masyarakat berperan pasif maksudnya adalah masyarakat di Indonesia mempelajari agama Budha dari masyarakat India dan Cina yang datang ke tanah air.
  • Masyarakat berperan aktif maksudnya adalah terdapat beberapa masyarakat Indonesia yang datang langsung ke India dan Cina untuk mempelajari dan mendalami agama Budha. Lalu, kembali ke daerah asal untuk menyebarkan kepercayaan tersebut.

Tempat ibadah agama Budha disebut sebagai Vihara. Vihara sendiri merupakan kompleks yang terdiri dari dhammasala, uposathagara, kuthi, dan bhavana sabha. Tempat ini tidak hanya digunakan untuk beribadah, tetapi juga sebagai tempat tinggal Bhikku atau Bhikkuni.

Sementara itu, kitab suvi agama ini disebut sebagai Tripitaka yang mengajarkan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan, seperti damai, rukun, tidak bentrok, dan tidak berselisih. Dalam ajaran agama Budha terdapat emoat hal yang harus diperhatikan pengikutnya.

Pertama, mengenai Dana yang berarti kerelaan berbagi, beramal, dan memberikan rezeki yang kita miliki kepada orang lain. kedua, Pityavacca yang mengajarkan untuk berbicara sopan santun, tidak melakukan kesalakan, dan tidka kasar kepada orang lain.

Ketiga Athacchariya yang berarti melakukan perbuatan yang dapat berguna bagi orang lain dan senantiasa memberikan bantuan. Keempat mengenai Samananata yang ebrarti tidak boleh sombong kepada orang lain.

Agama Pertama di Indonesia

Ternyata masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk salah satu agama samawi, yakni agama Islam, dahulunya bukan seorang Muslim. Agama yang pertama dikenal oleh masyarakat Nusantara adalah agama Hindu. Cara penyebarannya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perdagangan. Penyebaran tersebut dolakukan oleh para pedagang India yang sedang berdagang sekaligus bermukim di Indonesia.

Untuk lebih mengetahui proses masuknya agama Hindu di Indonesia, Grameds dapat menyimak penjelasan berikut ini.

1. Teori Sudra

Dalam pandangan Von van Feber menyebutkan bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kelompok masyarakat sudra. Menurut teori ini, penyebaran agama Hindu dilakukan setelah kelompok masyarakat sudra bermigrasi ke wilayah Indonesia.

Van Feber mencetuskan teori ini dengan memberikan beberapa argumentasi berikut ini.

  • Golongan sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan lebih baik. Ketika di India mereka dijadikan sebagai budak sehingga mendorong untuk pergi ke daerah lain, termasuk Indonesia.
  • Golongan kasta sudra sering dianggap sebagai orang buangan. Oleh karena itu, mereka meninggalkan daerahnya dan pergi ke wilayah lain, bahkan keluar dari India. Sampai akhirnya mereka ke Indonesia untuk memperoleh kedudukan yang lebih baik dan lebih dihargai.

Dalam perkembangannya, teori sudra dianggap memiliki kelemahan. Teori ini menimbulkan adanya kontroversi. Hal ini disebabkan karena kaum sudra dianggap tidak layak menyebarkan agam Hindu karena dianggap tidak memiliki bekal pengetahuan agama yang cukup untuk menyebarkan agama Hindu.

2. Teori Waisya

N.J. Krom mencetuskan teori waisya sebagai salah satu teori masuknya agama Hindu. Ia mengungkapkan bahwa agama Hindu kemungkinan besar disebarkan oleh golongan waisya.

Argumen yang dibawanya di antaranya para pedagang India melakukan perdagangan ke berbagai daerah, termasuk Indonesia. Melalui interaksi proses dagang tersebut, agama Hindu disebarkan kepada masyarakat Nusantara.

Kedua, para pedagang dari India ini singgah di Indonesia, lalu mendirikan pemukiman. Mereka pun berinteraksi dengan penduduk sekitar dan menyebarkan agama Hindu kepada mereka.

Z1 Sd/Mi Kls.I Buku Siswa Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pe

3. Teori Ksatria

Berdasarkan teori ksatria, agama Hindu dibawa oleh golongan prajurit atau ksatria. Teori ini didukung oleh beberapa tokoh di antaranya J.L. Moens, F.D.K. Bosch, C.C. Berg, R.C. Majundar, dan Mookerji.

Adapun, dalam pandangan F. D. K. Bosch, terdapat tiga faktor penyebab golongan ksatria menyebarkan agama Hindu ke Indonesia, yakni sebagai berikut.

  • Raja, bangsawan, dan kesatria dari India yang kalah perang meninggalkan daerahnya menuju daerah lain, termasuk Indonesia. Mereka berusaha menaklukkan daerah baru di Indonesia dan membentuk pemerintahan baru. Dari penaklukkan tersebut, mereka menyebarkan ajaran agama Hindu kepada penduduk setempat.
  • Kekacauan politik di India menyebabkan para kesatria melarikan diri sampai di Indonesia kemudian membentuk dan mendirikan koloni, serta menyebarkan agama Hindu.
  • Raja dan para bangsawan India sengaja datang ke Indonesia untuk menyerang dan menaklukkan susku-suku di Indonesia. Setelah berhasil, mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu.

Teori ini masih memiliki celah di sana sini. Sehingga, masih terdapat beberapa titik kelemahan sama seperti teori waisya.

4. Teori Brahmana

Teori Brahmana dikemukakan oleh van Leur. Menurut pandangannya, agama Hindu masuk ke Indonesia melalui kaum Brahmana. Kaum Brahaman sendiri terdiri dari pendeta agama Hindu.

Pendeta Hindu sendiri adalah kelompok masyarakat yang mempelajari dan memahami isi dari kitab Weda. Para Brahmana tersebut diundang ke Indonesia untuk memimpin pelaksanaan upacara keagamaan.

5. Teori Arus Balik

Teori arus balik dicetuskan oleh F.D.K Bosch. Dalam pandangannya, masyarakat Indonesia memegang peranan tersendiri dalam proses masuknya agama Hindu di Indonesia. Masuknya agama Hindu tidak dapat dilepaskan dari peranan kaum terdidik yang belajar dari orang India di tempat belajar yang disebut dengan Sangga.

Kaum terdidik tersebut mempelajari bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan kebudayaan Hindu. Setelah mereka kembali ke Indonesia, mereka pun mengajarkan agama dan kebudayaan Hindu kepada masyarakat Indonesia.

 Penulis: Alisa Qottrun

About the author

Alisa Q

Mengetahui wawasan tentang hubungan internasional sangatlah baik, karena kita jadi tahu hal-hal dari suatu negara. Selain itu, saya juga senang menulis, sehingga memadukan tema hubungan internasional dan menulis akan menghasilkan informasi yang bermanfaat.

Gramedia Literasi