Sejarah

NATO: Sejarah Pendirian dan Daftar Negara-Negara Anggotanya

Written by Fandy

Apa itu NATO – North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Organisation du traité de l’Atlantique nord (OTAN) (bahasa Prancis) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara merupakan suatu sebuah organisasi aliansi militer berbagai negara yang terdiri atas dua negara yang berada di Amerika Utara, satu negara di Eurasia, dan 28 negara di Eropa, yang memiliki tujuan keamanan bersama.

Organisasi ini dibentuk tahun 1949, sebagai wujud dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditandatangani di Washington, DC tanggal 4 April 1949. NATO semula memiliki tujuan untuk mencegah kontrol ideologi komunis yang berasal dari Uni Soviet maupun aliansinya, yaitu Pakta Warsawa, pada era Perang Dingin. Moto dari NATO adalah “Animus in consulendo liber” yang memiliki pengertian “suatu pikiran tidak terkekang dalam pertimbangan”.

Sejarah Pendirian NATO

Logo North Atlantic Treaty Organization (NATO/Public domain).

 

Bendera North Atlantic Treaty Organization (NATO/Public domain).

Pada 4 Maret 1947, Traktat Dunkirk disetujui oleh Inggris dan Prancis sebagai Treaty of Alliance and Mutual Assistance dalam hal probabilitas serangan yang dilakukan oleh Uni Soviet dan Jerman setelah Perang Dunia II. Pada 1948, aliansi itu diperluas dengan menambahkan negara-negara di wilayah Benelux, dalam wujud Western Union, sering kali disebut dengan Organisasi Perjanjian Brussel (BTO), yang dibentuk menurut Perjanjian Brussel yang ditandatangani oleh Prancis, Inggris, dan negara anggota Benelux.

Pembicaraan terkait aliansi militer baru, yang juga bisa mencakup wilayah Amerika Utara, menghasilkan Perjanjian Atlantik Utara pada 4 April 1949 oleh negara-negara anggota Western Union yang ditambah dengan Amerika Serikat, Portugal, Kanada, Italia, Denmark, Norwegia, dan Islandia.

Pada 1952, jabatan Sekretaris Jenderal NATO diputuskan sebagai kepala organisasi sipil. Tahun itu juga dilaksanakan latihan maritim NATO besar yang pertama, yaitu Exercise Mainbrace dan aksesi Turki dan Yunani ke organisasi itu. Setelah diselenggarakan Konferensi London dan Paris, Jerman Barat lantas diizinkan untuk dipersenjatai lagi secara militer, saat bergabung ke dalam NATO pada Mei 1955, yang pada waktunya, merupakan faktor penting dalam pembentukan Pakta Warsawa yang dikontrol Uni Soviet, yang menunjukkan dua sisi yang berlawanan dalam Perang Dingin.

Masuknya Jerman Barat ke dalam NATO mengakibatkan didirikannya organisasi tandingan Pakta Warsawa selama Perang Dingin (Bundesarchiv, B 145 Bild-P098967/Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Germany license).

Pada 1982, Spanyol yang baru demokratis lantas bergabung dengan aliansi tersebut. Revolusi 1989 yang terjadi di Eropa mengakibatkan NATO meninjau ulang tujuan strategi, tugas, sifat, dan fokusnya di benua itu. Pada Oktober 1990, Jerman Timur menjadi komponen dari Republik Federal Jerman. Selanjutnya, aliansi itu menandatangani Traktat mengenai Angkatan Bersenjata Konvensional di Eropa (CFE) di Paris, Prancis dengan Uni Soviet pada November 1990.

Traktat itu mengintsruksikan tentang pengurangan militer khusus di semua benua, yang dilanjutkan setelah keruntuhan Pakta Warsawa pada Februari 1991 dan runtuhnya Uni Soviet pada Desember pada tahun yang sama, yang menyisihkan musuh utama NATO secara de facto.

Hal tersebut menunjukkan diawalinya penarikan personel maupun peralatan militer di seluruh Eropa. Perjanjian CFE memungkinkan adanya penandatanganan untuk menghapuskan 52.000 buah senjata konvensional dalam 16 tahun berikutnya, serta memungkinkan adanya penurunan pengeluaran militer oleh para anggota NATO sebesar 28% sejak tahun 1990 sampai dengan 2015.

Secara politis, organisasi ini mencari relasi yang lebih baik dengan negara-negara yang berada di Eropa Timur dan Eropa Tengah yang baru otonom, serta forum diplomatik untuk kerja sama regional antara NATO dan tetangganya didirikan selama periode pasca-Perang Dingin ini, termasuk Partnership for Peace (Kemitraan untuk Perdamaian) dan inisiatif Dialog Mediterania pada 1994, Dewan Kemitraan Euro-Atlantik pada 1997, dan Dewan Gabungan Permanen NATO-Rusia pada 1998.

Pada KTT Washington 1999, Polandia, Hongaria, dan Republik Ceko secara resmi bergabung ke dalam NATO. Organisasi itu lantas mengeluarkan ketentuan baru terkait keanggotaan dengan NATO, yaitu Rencana Aksi Keanggotaan Individual. Pedoman itu mengatur penambahan anggota-anggota aliansi baru, yaitu Bulgaria, Latvia, Estonia, Rumania, Lituania, Slowakia, dan Slovenia pada 2004; Kroasia dan Albania pada 2009; Montenegro pada 2017; Makedonia Utara pada 2020; dan Finlandia pada 2023.

National Geographic, sebelumnya disebut dengan National Geographic Magazine, adalah majalah resmi National Geographic Society. Majalah ini telah diterbitkan semenjak tahun 1888, sembilan bulan setelah pendirian National Geographic Society.

Buku ensiklopedia yang super lengkap. Berisi informasi lengkap, dibahas secara detail, mendalam dan foto foto yang lux mengenai ensiklopedia sejarah Perang Dunia ke-II. Bagus untuk melengkapi koleksi perpustakaan atau koleksi pribadi Anda. Buku ini bisa juga dibaca untuk segala jenis umur, baik anak anak maupun orang dewasa. Terlebih bagi anak yang sangat menyukai peristiwa sejarah, buku ini dapat melengkapi wawasan dan pengetahahuanya tentang sejarah Perang Dunia ke-II yang diterbitkan langsung oleh National Geographic.

Atlas Perang Dunia II memuat gabungan peta baru dan peta zaman perang untuk menampilkan Perang Dunia II secara komprehensif. Isinya terdiri atas:

  • Kartografi khas National Geographic: 100 peta baru yang menampilkan pergerakan pasukan dan taktik komandan dalam momen-momen penting pertempuran dan aksi militer.
  • Peta langka zaman perang: 114 peta peninggalan sejarah yang mengungkap rencana rahasia invasi, serangan, pelarian, juga mencatat jalannya pertempuran darat dan laut per jam dan per hari.

Keanggotaan NATO

Kapal-Kapal NATO Maritime Group sedang berlabuh di Turki (Specialist 2nd Class Amanda S. Kitchner/Public domain in the United States).

Anggota NATO saat ini terdiri atas 31 negara, 21 negara adalah anggota dari Uni Eropa, 6 negara adalah anggota Group of Seven (G7), dan 7 negara adalah anggota Group of Twenty (G20).

Sementara itu, Finlandia sebagai anggota terbaru bergabung pada 2023. Selanjutnya, Swedia yang semula netral akan bergabung dengan NATO pada 2022. Inilah yang membuat 28 dari 31 negara anggota NATO lantas meratifikasi syarat mengenai keanggotaan negara itu.

Islandia merupakan satu-satunya negara anggota NATO yang tidak mempunyai basis kekuatan militer. Islandia hanya mempunyai sistem penjagaan darat dan laut yang fungsinya sama halnya seperti militer, tetapi dalam skala yang kecil. Lembaga lainnya yang memiliki tugas dalam pertahanan Islandia adalah Unit Pasukan Khusus dan Komisi Keamanan Nasional.

Berikut daftar negara-negara anggota NATO.

Negara-Negara Pendiri NATO

  1. Amerika Serikat.
  2. Belanda.
  3. Belgia.
  4. Britania Raya.
  5. Denmark.
  6. Islandia.
  7. Italia.
  8. Kanada.
  9. Luksemburg.
  10. Norwegia.
  11. Portugal.
  12. Prancis.

Baca juga: daftar negara NATO

Negara-negara yang bergabung pada masa Perang Dingin

  1. Yunani (1952).
  2. Turki (1952).
  3. Jerman (1955, sebagai Jerman Barat).
  4. Spanyol (1982).

Negara-negara mantan anggota Blok Timur yang bergabung setelah Perang Dingin

  1. Jerman Timur (1990).
  2. Ceko (1999).
  3. Polandia (1999).
  4. Hongaria (1999).
  5. Bulgaria (2004).
  6. Estonia (2004).
  7. Latvia (2004).
  8. Lituania (2004).
  9. Rumania (2004).
  10. Slowakia (2004).
  11. Slovenia (2004).
  12. Albania (2009).
  13. Kroasia (2009).
  14. Montenegro (2017).
  15. Makedonia Utara (2020).
  16. Finlandia (2023).

Negara-negara yang akan bergabung

  • Swedia (2022).

Mitra Global NATO nonanggota

  1. Australia.
  2. Irak.
  3. Jepang.
  4. Kolombia.
  5. Korea Selatan.
  6. Mongolia.
  7. Bahrain.
  8. Filipina.
  9. Thailand.
  10. Tunisia.
  11. Taiwan.
  12. Kuwait.
  13. Brazil.
  14. Israel.
  15. Yordania.
  16. Pakistan.
  17. Argentina.
  18. Selandia Baru.

Itulah artikel terkait “Negara-Negara Anggota NATO” yang bisa kalian gunakan untuk referensi dan bahan bacaan. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Penulis: Fandy Aprianto Rohman

Rujukan

  • Johnston, Seth A. (2017). How NATO Adapts: Strategy and Organization in the Atlantic Alliance Since 1950. Baltimore, Maryland: John Hopkins University Press.
  • Medcalf, Jennifer (2012). NATO: A Beginner’s Guide. New York City: Simon and Schuster.
  • Olsen, John Andreas (2020). Future NATO: Adapting to New Realities. Milton Park, Abingdon-on-Thames: Taylor and Francis.
  • Verhelst, Anne; Trifunovska, Snežana (2022). North Atlantic Treaty Organization (NATO) (Third Edition). Groningen: Wolters Kluwer.

Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait

1. Sejarah Perpolitikan Dunia: Tiga Ribu Tahun Perang dan Damai

Buku ini menyajikan ketertarikan besar pada dampak politik dunia kepada kehidupan rakyat biasa. Selain dampak perubahan ekonomi, sering kali peranglah yang mengakibatkan dampak buruk paling besar. Jonathan Holslag mencoba melacak penyebab dan konsekuensi konflik, menginvestigasi kemenangan dan kekalahan dalam perang, menganalisis cara orang-orang melihat peperangan, dan juga mengikuti para diplomat dalam percobaan putus asanya untuk menghentikan perang.

Sekalipun tujuan buku ini adalah mencoba dan menyimpulkan tema kekal yang mendasar untuk perang dan damai, di atas segalanya karya Holslag ini harus tetap menjadi cerita tentang manusia, tentang harapan dan ketakutannya, kapasitasnya untuk melakukan kekerasan, dan penderitaannya. Itulah satu-satunya cara agar kita dapat mengerti pilihan-pilihan sulit yang mendefinisikan sifat alamiah dari kepemimpinan yang sesungguhnya.

Sebuah karya yang dipaparkan dengan pembahasan mendalam dan filosofis mengenai perpolitikan dunia dari awal milenium sebelum Masehi hingga abad ke-21. Kita tidak akan melihat sebuah lini masa yang tersegmentasi oleh periode dan waktu, melainkan sebuah evolusi pemikiran dan tindakan manusia dalam bidang politik yang memengaruhi semua keputusan-keputusan penting dalam sejarah, dan menentukan arah perkembangan umat manusia itu sendiri.

2. Sejarah Lengkap Perang Dunia 1 (1914–1918)

Perang Dunia I (PD I) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada 28 Juli 1914 sampai dengan 11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang Dunia II pada 1939, dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I setelah itu. Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri atas Britania Raya, Prancis, dan Rusia) dan Blok Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri atas Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia; tetapi saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang).

Perang Dunia I (PD I) adalah kontes gladiator terbesar sepanjang sejarah umat manusia yang melibatkan para hegemon Eropa dan koloninya. Vladimir Lenin, sang tokoh komunis Rusia yang dijuluki “virus” oleh para hegemon Eropa menyebut perang ini sebagai “perangnya bangsawan”, bukan ”perang rakyat”. Pemikirannya yang dilandasi sikap anti kaum ningrat dan prorakyat ini nantinya melahirkan gagasan berdirinya negara komunis di Rusia setelah berhasil menumbangkan dinasti penguasa kekaisaran Rusia, Dinasti Romanov melalui serangkaian revolusi, yaitu Revolusi Februari dan Revolusi Oktober 1917.

Selain itu, perang ini juga mengubah peta politik dunia: terdisintegrasinya negara Balkan yang tadinya berada di bawah kontrol Dinasti Habsburg dari Kekaisaran Austro-Hongaria, runtuhnya Kekaisaran Turki Utsmani sebagai pemangku kekhalifahan Islam terakhir, terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa (yang merupakan benih organisasi PBB), bangkrutnya Jerman yang harus menanggung semua dampak kerugian perang bagi negara-negara Blok Sekutu (yang memicu dendam rakyat Jerman hingga merencanakan PD II), pengambilalihan koloni Jerman di Afrika dan Tiongkok oleh aliansi Sekutu (Inggris, Perancis, dan Jepang), serta pemindahan besar-besaran (eksodus) warga etnis Yahudi Eropa menuju “tanah yang dijanjikan” (Palestina) yang merupakan implementasi dari “Deklarasi Balfour”.

Lalu apa peran Raja Edward VII dari Inggris dalam konflik PD I, siapa juga tokoh yang disebut-sebut dalam Deklarasi Balfour sebagai Lord Rothschild? Buku ini akan menjawab semua pertanyaanmu tentang Perang Dunia I!

3. Sejarah Lengkap Perang Dunia II 1939–1945

Berbicara tentang Perang Dunia II pasti tidak jauh dari pembahasan soal Hitler dan Jerman, aliansi Sekutu dan Poros, serta bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat ke dua kota besar di Jepang. Buku ini secara garis besar membicarakan sejarah umum yang terjadi selama Perang Dunia II di berbagai belahan dunia, khususnya yang dalam kurun waktu enam tahun selama berlangsungnya Perang Dunia II.

Tidak hanya itu, juga dipaparkan secara singkat dan jelas berbagai peristiwa besar yang terjadi, negara-negara yang terlibat, baik secara langsung maupun yang terkena dampaknya, di antaranya adalah bangsa Indonesia sendiri. Tentu saja, Hitler adalah salah satu tokoh dari sekian banyak tokoh-tokoh penting yang terlibat dan mempunyai peran yang besar dalam “mengatur dan menghentikan” Perang Dunia II. Itulah yang menyebabkan buku ini juga akan membahas secara singkat mengenai biografi orang-orang itu maupun peran dan sepak terjang mereka.

4. Ukraina: The Road to Armageddon (Paparan Lengkap Konflik yang Membuka Jalan ke Perang Dunia III)

Berdasarkan formula global Samuel P. Huntington tentang Clash of Civilisations, pembagian Timur-Barat membuat Ukraina menjadi sebuah negeri yang terbelah. Terjadi perpecahan peradaban di Ukraina yang melanda negeri itu selama berabad-abad karena terlalu sulit untuk diatasi. Pembagian ini menyimbolkan semua perbedaan yang ada, termasuk identitas politik, etnisitas, bahasa, ekonomi, daerah, dan geopolitik.

Ketika pembagian tersebut menyeret kepentingan negara-negara besar, Ukraina: The Road to Armageddon menjadi sebuah medan pertempuran yang mengancam perdamaian dunia. Ukraina: The Road to Armageddon ini memaparkan tentang konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina secara gamblang, mulai dari latar belakang kedua negara, perbedaan yang ada, penyebab Rusia mau menyerang, hingga dampak jangka pendek dan jangka panjang dari konflik dua negara tersebut, bahkan konflik ini berpotensi membuka jalan ke Perang Dunia III.

Sinopsis Buku

Ukraina sering kali dilukiskan sebagai sebuah negeri yang terbagi antara Timur dan Barat. Mengikuti formula global Samuel P. Huntington tentang Clash of Civilisations, pembagian Timur-Barat membuat Ukraina menjadi sebuah negeri yang terbelah: perpecahan peradaban, yang telah melanda negeri itu selama berabad-abad, terlalu sulit untuk diatasi.

Pembagian ini menyimbolkan semua perbedaan yang ada, termasuk identitas politik, etnisitas, bahasa, ekonomi, daerah, dan geopolitik. Ketika pembagian tersebut menyeret kepentingan negara-negara besar, Ukraina: The Road to Armageddon menjadi sebuah medan pertempuran yang mengancam perdamaian dunia.

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.