Pakaian adat Lampung – Lampung adalah salah satu provinsi yang ada di paling selatan pulau Sumatera dan letaknya dekat dengan pulau Jawa dan terpisahkan oleh Selat Sunda. Karena letak geografis dari Lampung yang berdekatan dengan Jawa, maka tidak heran apabila ada banyak etnis suku Jawa yang bertransmigrasi lalu menetap di Lampung. Provinsi Lampung memiliki dua kota utama di antaranya adalah Kota Metro dan Bandar Lampung. Selain kedua kota utama tersebut, Lampung juga memiliki 13 kabupaten lainnya.
Mayoritas penduduk Lampung berasal dari Jawa yaitu sekitar 62% dari populasinya. Sementara itu, suku Lampung asli jumlahnya sekitar 25% dan sisanya adalah penduduk pendatang dari Sunda, Bali, Minangkabau, Melayu dan daerah lainnya. Percampuran budaya dari penduduk asli dengan pendatang membuat budaya Lampung lebih berwarna. Meskipun begitu, tradisi warisan masih tetap dipertahankan.
Beberapa di antara budaya Lampung warisan nenek moyang adalah seni sastra, bahasa daerah dan tentu pakaian adat Lampung. Agar lebih jelas, simak penjelasan warisan nenek moyang berupa pakaian adat Lampung berikut ini.
Daftar Isi
Pakaian Adat Lampung Suku Pepadun dan Saibatin
Sumber: Lampung iNews
Masyarakat dari provinsi Lampung memiliki sebuah semboyan yang berbunyi, Sai Bumi Ruwa Jurai yang artinya adalah Satu Bumi dan Dua Jiwa. Semboyan dari masyarakat Lampung ini menggambarkan bahwa ada suku bangsa yang tinggal di daerah kawasan Lampung, kedua suku tersebut adalah suku Lampung Pepadun serta suku Lampung Saibatin atau suku Lampung Pesisir.
Meskipun kedua suku tersebut adalah masyarakat asli dari Lampung, tetapi kedua suku tersebut memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut tidak hanya dilihat dari bahasa atau tradisinya saja, tetapi juga dari pakaian adat Lampung yang digunakan dalam acara-acara khusus. Berikut penjelasannya lebih lanjut.
1. Pakaian Adat Lampung Suku Pepadun
Sumber: Goodminds.id
Suku Pepadun merupakan suku yang tinggal di daerah pedalaman atau sekitar daerah dataran tinggi Lampung. Pakaian adat Lampung dari suku Pepadun biasanya dikenakan sebagai busana pengantin dalam acara pernikahan yang sakral.
Pakaian adat Lampung dari suku Pepadun yang dikenakan oleh laki-laki berupa baju dengan lengan panjang dengan warna putih yang dipadukan dengan celana panjang warna putih yang serasi dengan atasannya.
Sementara itu, bagian luar dari pakaian adat Lampung dibalut dengan menggunakan sarung tumpal yaitu sejenis kain sarung khas dari Lampung yang ditenun dengan menggunakan benang emas. Sarung tumpal ini digunakan untuk menutup celana dari pinggang hingga mencapai bagian lutut.
Lalu pada bagian luar sarung, akan diikat sesapuran atau sehelai kain warna putih dengan tambahan rumbai tinggi. Bagian bahu kemudian dilingkari dengan selendang bujur sangkar atau berupa khikat akhir.
Sama dengan pakaian adat laki-laki, pakaian adat Lampung dari suku Pepadun perempuan memiliki ciri khas dengan warna putih serta emas dengan bentuk yang tampak seperti kebaya ramping dan membalut badan sang perempuan.
Pada bagian bawahnya, baju tersebut akan dililitkan kain tapis yang memiliki motif khusus. Kain tapis tersebut terbuang dari benang perak serta emas untuk menambahkan kesan mewah pada pakaian adat Lampung tersebut.
Ada pula beberapa keistimewaan dari pakaian adat Lampung dari suku Pepadun perempuan, yaitu ada pada aksesoris pelengkap yang digunakan oleh perempuan seperti mahkota atau siger, cincin, gelang, kalung serta hiasan di bagian pinggangnya.
2. Pakaian Adat Lampung Suku Saibatin
Sumber: Budayanesia
Apabila bentuk dari pakaian adat Lampung dari suku Pepadun terlihat bersahaja, maka pakaian adat Lampung dari suku Saibatin akan terlihat mewah dan megah, dikarenakan warna dari pakaian adat Lampung serba merah menyala.
Pakaian adat Lampung dari suku Saibatin biasanya dikenakan ketika acara pernikahan. Pengantin laki-laki akan mengenakan baju berupa jas yang dibuat dari bahan beludru dengan motif bunga tabur, salur ataupun pucuk rebung atau bambu muda.
Sebagai pelengkap, ada pula atribut yang harus digunakan oleh pengantin laki-laki seperti kopiah tungkus atau disebut dengan tukkus dan perhiasan berupa gelang hingga kalung berwarna emas.
Seperti pengantin laki-laki, pengantin perempuan akan mengenakan pakaian dengan motif sama agar tampak serasi yang terbuat dari kain beludru. Panjang busana perempuan berada tepat di bawah lutut dan dilengkapi pula dengan selempang jungsarat yaitu sebuah selempang sejenis kain songket yang dikenakan dari bahu kanan hingga pinggang kiri.
Agar tampilan dari pengantin perempuan lebih sempurna, pengantin wanita akan mengenai siger dengan jumlah tujuh dan memiliki bentuk seperti daun. Semua perhiasan yang dikenakan oleh pengantin laki-laki atau perempuan terbuat dari emas untuk menonjolkan kemewahan dari pakaian adat Lampung suku Saibatin tersebut.
3. Kain Tapis
Seperti halnya daerah yang lainnya, Lampung juga memiliki kain tentu dengan nilai tinggi serta sangat khas. Kain tersebut disebut dengan nama kain tapis. Menurut laman Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, kain tapis adalah kain sarung yang terbuat dari tenunan dari benang kapas dan diberi motif alam flora maupun fauna yang kemudian disulam menggunakan benang emas maupun perak dengan teknik sulam cucuk.
Menurut sejarahnya, kain tapis telah ada sejak abad kedua Sebelum Masehi. Maka artinya, budaya kain tapis telah ada sejak ratusan yang lalu dan masih lestari hingga ini.
Kain tapis merupakan unsur pelengkap dari pakaian adat Lampung. Kain tapis akan digunakan terutama oleh perempuan ketika sedang melakukan upacara adat berupa pernikahan hingga penobatan gelar.
Atribut Pakaian Adat Lampung
Pakaian adat dari daerah lain memiliki atribut pelengkap untuk membuat penampilan tampak lebih sempurna. Begitu pula dengan pakaian adat Lampung. Selain busana atau jubah ada beberapa atribut pelengkap dari pakaian adat Lampung, seperti siger, gharu dan lainnya. Agar lebih jelas, berikut penjelasan seputar atribut pakaian adat Lampung.
1. Siger
Sumber: RimbaKita.com
Atribut pertama adalah berupa mahkota dengan nama siger. Siger merupakan sebuah mahkota adat putri dari Lampung yang terbuat dari logam dengan warna kuning keemasan.
Siger memiliki bentuk gerigi lancip dan pada bagian atasnya memiliki lekuk-lekuk. Mahokat ini akan dikenakan di kepala perempuan sebagai tanda dari keagungan, kehormatan serta kebesaran adat.
Pada siger suku Pepadun ada sembilan lekukan yang menjadi lambang dari sembilan marga asal Lampung yang bersatu padu. Sedangkan pada siger suku Saibatin atau pesisir hanya ada tujuh lekukan. Ketujuh lekukan tersebut menjadi penanda bahwa ada tujuh adok atau gelar yang ada pada masyarakat suku Saibatin atau Pesisir.
2. Kopiah Emas
Kopiah emas merupakan atribut yang dikenakan oleh laki-laki sebagai hiasan kepala seperti siger. Kopiah emas terbuat dari bahan kuningan dengan tahta hiasan berupa bunga, penutup kepala satu ini memiliki bentuk yang sesuai dengan namanya yaitu kopiah bulat ke atas serta memiliki ujung ruji tajam pada bagian atasnya.
3. Ikat Pujuk atau Kikat Akinan
Ikat pujuk merupakan aksesoris berupa ikat kepala yang terbuat dari kain dan biasa digunakan oleh para laki-laki. Ujung dari ikat pujuk berbentuk lancip, sehingga ikat kepala ini disebut dengan pujuk atau pojok.
Pada umumnya, ikat pujuk dikenakan oleh laki-laki yang sudah berusia atau dituakan atau sepuh, sedangkan para laki-laki bujang menggunakan pandan atau peci yang diikat dengan menggunakan hiasan seperti duri dengan bentuk daun pandan.
4. Bellatung
Bellatung merupakan sebuah sanggul dengan bentuk malang. Di zaman dahulu, ada banyak wanita dengan rambut panjang dan apabila disisir akan dililitkan hingga menjadi seperti angka delapan atau disebut dengan memalang.
5. Gharu
Aksesoris selanjutnya adalah gharu yaitu berupa hiasan sanggul dengan bentuk siger kecil yang dibagian bawahnya memiliki sisir sebagai tusukan untuk sanggul rambut.
Di masa sekarang, bagian bawah gharu juga bisa tanpa sisir dan penggunaannya adalah dengan ditusukan seperti menggunakan tusuk konde. Aksesoris menjadi lambang dari kecantikan serta keanggunan seorang perempuan.
6. Kembang Melati atau Kembang Melur
Kembang melati merupakan hiasan sanggul yang dililitkan di atas sanggul perempuan. Kembang melati atau kembang melur ini memiliki maksud untuk menambahkan kecantikan maupun keindahan dari penggunanya.
7. Bebe
Bebe merupakan aksesoris selanjutnya yang ada pada pakaian adat Lampung dan dikenakan oleh perempuan. Bebe memiliki bentuk seperti daun bunga teratai dengan warna putih. Bebe dikenakan sebagai penutup dada serta bahu.
8. Gelang Bibit
Gelang bibit bisa dikenakan oleh laki-laki maupun perempuan. Gelang ini memiliki bentuk lingkaran yang tipis dan pipih dan terbuat dari logam dengan warna kuning keemasan. Gelang ini diberi nama bibit dikarenakan aksesoris satu ini berada paling awal dari pergelangan tangan.
9. Gelang Ruwi
Aksesoris selanjutnya masih berupa gelang yang dikenakan bersamaan dengan gelang bibit, kano serta gelang burung. Seperti halnya gelang bibit, gelang ruwi juga bisa dikenakan oleh laki-laki ataupun perempuan.
Gelang ruwi terbuat dari bahan logam dan memiliki bentuk gerigi seperti kulit buah durian dengan warna kuning keemasan. Gelang ruwi menjadi lambang dari keberanian untuk menjaga keamanan dan memiliki fungsi sebagai penangkis.
10. Gelang Kano
Gelang kano diciptakan karena adanya pengaruh dari agama Hindu. Gelang ini digunakan oleh laki-laki ataupun oleh perempuan. Gelang kano menjadi lambang dari kejayaan, kegagahan dan kekayaan.
Aksesoris gelang kano juga menjadi lambang dari harapan agar penggunanya dapat berusaha selalu berbuat dengan baik serta membatasi perbuatannya. Gelang ini memiliki bentuk menyerupai ban dengan bagian tengah yang sedikit menyudur dan digunakan di kedua lengan di bawah gelang burung.
11. Gelang Burung
Sumber: Indonesia Kaya
Gelang burung merupakan sebuah gelang yang dikenakan di lengan. Sesuai dengan namanya, gelang ini memiliki bentuk pipih serta ditempel hiasan berupa seekor burung garuda lengkap dengan sayap seolah sedang terbang dan terbuat dari bahan logam dan diberi warna kuning keemasan.
Aksesoris gelang burung bermakna sebagai kendaraan atau lambang dari dunia atas bagi seorang mempelai ketika mengarungi kehidupan yang cukup panjang. Gelang ini akan dikenakan di kedua bagian lengan kiri serta kanan bagian atas.
12. Pending
Ikat pinggang juga menjadi salah satu aksesoris dari pakaian adat dari Lampung. Ikat pinggan yang digunakan bernama pending dengan ukiran burung merak dan melambangkan kekuasaan, kewibawaan serta keagungan. Ikat pinggang satu ini dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan.
13. Bulu Serette
Bulu serette merupakan aksesoris serupa ikat pinggang yang hanya dikenakan oleh laki-laki saha dan memiliki fungsi sebagai pengikat demi keamanan, agar pakaian adat yang digunakan tetap rapi.
Ikat pinggang bulu serette ini terbuat dari kain beludru dengan hiasan bundaran dengan warna emas dan berjumlah 7 hingga 9 buah. Selain berfungsi sebagai pengaman, ikat pinggang bulu serette juga melambangkan status sosial dari orang yang menggunakannya.
14. Buah Jukun
Pakain adat Lampung juga dilengkapi dengan sebuah aksesoris asli dari Lampung yang berbentuk kalung rantai dengan bentuk bulat bergerigi dengan nama buah jukun.
Buah jukun terbuat dari bahan logam dan tentunya berwarna kuning keemasan untuk menyelaraskan aksesoris lainnya. Aksesoris yang satu ini diberi nama buah jukun dikarenakan memiliki bentuk seperti batang dari jukun yang berduri-duri.
Seperti halnya aksesoris lainnya, kalung buah jukun tidak hanya menjadi aksesoris biasa sebab memiliki pelambangan di baliknya. Kalung ini melambangkan agar penganting yang mengenakannya segera mendapatkan keturunan atau momongan.
15. Kalung Papan Jajar
Kalung satu ini memiliki nama lainnya yaitu kalung bulan temanggal yaitu sebuah kalung yang memiliki tiga susun dan terbuat dari logam dan berwarna keemasan. Kalung ini menjadi lambang dari pertahanan diri.
Ketiga susun dari kalung papan jajar memiliki ukuran yang berbeda-beda, sehingga akan terlihat berdimensi dan cantik ketika dikenakan. Bentuk dari kalung ini menyerupai lempengan siger kecil atau sebuah perahu.
Selain sebagai lambang dari pertahanan diri, kalung papan jajar juga menjadi perlambangan atau simbol kehidupan baru yang dialami oleh para pengantin dan kehidupan tersebut akan terus dilanjutkan secara turun temurun. Oleh karena itulah, kalung ini memiliki bertingkat atau bersusun.
16. Selapai
Sumber: Cindri Yanto
Selapai merupakan sejenis aksesoris berupa kain selendang yang dikenakan dengan cara diselempangkan dari bahu. Kain selapai terdiri dari kain selendang Jung Sarat, kain Cindai, kain putih atau merah, hitam dan kuning, kain Sebagi yang secara keseluruhan kain-kain tersebut disebut sebagai Selapai Pa.
Kain tersebut bukanlah sekedar kain saja, akan tetapi menjadi lambang dari status sosial seseorang.
17. Seraja Bulan
Aksesoris selanjutnya adalah seraja bulan yaitu sebuah mahkota dengan ukuran kecil dan memiliki 3 ruji. Penggunaan dari seraja bulan adalah dengan meletakkannya di atas siger.
Seraja bulan memiliki makna sebagai pengingat untuk masyarakat Lampung, terutama pengingat bagi generasi mudah bahwa dahulu, Lampung memiliki 5 kerajaan.
Kelima kerajaan tersebut ialah Kerajaan Ratu darah putih, Kerajaah Ratu di belalu, Kerajaan Ratu di punggung, Kerajaan Ratu di puncak dan terakhir Kerajaan Ratu di pemanggilan.
18. Subang
Untuk para wanita Lampung, biasanya akan mengenakan aksesoris berupa anting yang disebut dengan subang. Subang dipakai dengan cara digantungkan pada ujuang daun telinga seperti menggunakan anting-anting biasa.
Biasanya, subang memiliki bentuk yang menyerupai buah kenari serta terbuat dari emas atau logam yang diberi cat dengan warna kuning keemasan.
Itulah penjelasan terkait pakaian adat Lampung yang berasal dari dua suku asli yaitu suku Pepadun dan Saibatin atau Pesisir. Kedua suku tersebut memiliki budaya serta ciri khas pakaian adat yang berbeda dan harus tetap dilestarikan.
Bagi Grameds yang ingin mempelajari tentang budaya, bisa mencari informasinya lebih lanjut dengan membaca buku. Gramedia.com sebagai #SahabatTanpaBatas selalu menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original untuk Grameds!
Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.
Penulis: Khansa
Sumber:
- https://rimbakita.com/pakaian-adat-lampung/
- https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-lampung#pakaian-adat-lampung-dan-keunikannya
- Batik
- Pakaian Adat Bali
- Pakaian Adat Bengkulu
- Pakaian Adat Bangka Belitung
- Pakaian Adat Jawa Barat
- Pakaian Adat Papua
- Pakaian Adat Jawa Timur
- Pakaian Adat Sumatra Barat
- Pakaian Adat Aceh
- Pakaian Adat Jawa Tengah
- Pakaian Adat Sunda
- Pakaian Adat Sulawesi Utara
- Pakaian Adat Betawi
- Pakaian Adat Lampung
- Pakaian Adat NTT
- Pakaian Adat Sumatera Utara