Grameds, makhluk hidup memiliki kemampuan untuk merespons atau bereaksi terhadap perubahan atau stimulus yang terjadi di sekitarnya. Rangsangan ini bisa berupa berbagai hal, seperti cahaya, suara, suhu, atau sentuhan. Ketika makhluk hidup merasakan rangsangan tersebut, tubuhnya akan memberikan reaksi tertentu sebagai respons.
Misalnya, jika ada perubahan suhu yang sangat dingin atau panas, tubuh akan merespons dengan cara menggigil atau berkeringat. Pada hewan, kepekaan terhadap rangsang sangat penting untuk bertahan hidup, seperti dalam mencari makan, menghindari predator, atau beradaptasi dengan lingkungan. Kepekaan terhadap rangsang ini memungkinkan makhluk hidup untuk menjaga keseimbangan tubuh dan menanggapi perubahan dengan cara yang sesuai demi kelangsungan hidup mereka.
Lalu, seperti apa kepekaan terhadap rangsang pada makhluk hidup? Mari kita simak penjelasannya di bawah ini.
Daftar Isi
Contoh Peka Terhadap Rangsang
Kepekaan terhadap rangsang (iritabilitas) terjadi pada makhluk hidup di sekitar kita, berikut adalah contohnya:
1. Mimosa pudica (Putri Malu)
Putri malu malu memiliki iritabilitas sebagai mekanisme perlindungan. Ketika daunnya disentuh, digoyang, atau terkena perubahan suhu yang mendadak, daun-daunnya akan menguncup dan melipat dengan cepat. Respons ini merupakan bentuk tigmonasti, yaitu gerakan pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan sentuhan atau getaran.
Gerakan menguncup pada putri malu ini terjadi akibat perubahan tekanan turgor (tekanan air di dalam sel) di bagian pangkal daun yang disebut pulvinus. Saat ada rangsangan, sel-sel di pulvinus melepaskan air dengan cepat, menyebabkan sel-sel tersebut kehilangan kekakuannya, sehingga daun tampak menguncup.
Mekanisme ini memiliki tujuan perlindungan dari herbivora. Daun yang menutup membuat tumbuhan ini terlihat layu atau tidak menarik, sehingga mengurangi kemungkinan dimakan oleh hewan pemangsa. Selain itu, gerakan menguncup juga membantu menghindari kerusakan akibat hujan deras atau angin kencang.
2. Manusia Berkedip Saat Terkena Cahaya Terang
Manusia berkedip atau menyipitkan mata saat terkena cahaya terang sebagai bentuk respons otomatis untuk melindungi mata dari potensi bahaya.
Cahaya yang sangat terang, terutama sinar matahari atau lampu yang intens, bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan merusak jaringan sensitif di mata. Saat mata mendeteksi intensitas cahaya yang tinggi, saraf sensorik mengirimkan sinyal ke otak, yang kemudian memberi perintah untuk berkedip atau menyipitkan mata secara refleks.
Proses ini adalah bagian dari respons alami tubuh untuk menjaga kesehatan mata dan memastikan bahwa cahaya yang masuk tetap dalam intensitas yang aman. Dengan cara ini, mata manusia dapat menghindari ketegangan berlebihan pada retina dan mencegah risiko kerusakan jangka panjang akibat paparan cahaya yang terlalu intens.
3. Bunga Matahari
Bunga matahari memiliki kepekaan terhadap cahaya yang disebut heliotropisme. Karena kepekaannya terhadap sinar matahari, bunga matahari mengubah arah tumbuhnya untuk selalu mengikuti matahari dari timur ke barat sepanjang hari.
Pergerakan ini memungkinkan tanaman bunga matahari untuk mengoptimalkan fotosintesis, proses yang sangat penting bagi pertumbuhan dan energinya. Dengan cara ini, bunga matahari dapat menyerap cahaya dengan lebih efisien, meningkatkan kemampuan tumbuhnya, dan menghasilkan lebih banyak biji yang berguna untuk reproduksi.
4. Cacing Tanah
Cacing tanah menghindari cahaya dan menjaga kelembaban tubuhnya, yang dimana hal itu penting untuk kelangsungan hidupnya.
Cacing tanah bernapas melalui permukaan kulitnya, sehingga ia harus tetap berada di lingkungan lembab agar kulitnya tidak mengering dan tetap dapat menyerap oksigen dari udara atau tanah.
Ketika terkena cahaya, cacing tanah bereaksi dengan segera bergerak ke tempat yang lebih gelap atau menggali lebih dalam ke dalam tanah.
Cahaya adalah rangsangan yang dihindari oleh cacing tanah karena area terang cenderung lebih kering, yang dapat menyebabkan dehidrasi pada tubuhnya dan mengganggu proses pernapasan. Sensitivitas ini juga membantu cacing tanah menghindari predator yang lebih aktif di permukaan tanah pada siang hari.
5. Daun Kantong Semar
Daun kantong semar (Nepenthes) memiliki kepekaan terhadap rangsang yang berfungsi sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Tanaman ini hidup di lingkungan dengan tanah yang miskin unsur hara, terutama nitrogen. Untuk mengatasinya, kantong semar mengembangkan daun berbentuk kantong khusus yang berfungsi sebagai alat jebakan bagi serangga kecil dan hewan lainnya.
Kepekaan tanaman ini terhadap rangsang terlihat dalam beberapa cara, terutama dalam bentuk respons kimia dan taktil (sentuhan). Kantong semar mengeluarkan nektar manis di tepi kantongnya, yang berfungsi untuk menarik perhatian serangga.
Begitu serangga menyentuh tepi licin dari kantong tersebut, ia akan tergelincir ke dalam cairan pencernaan yang ada di dalam kantong. Cairan ini mengandung enzim pencerna yang berfungsi menguraikan tubuh serangga, sehingga tanaman dapat menyerap nitrogen dan zat gizi lainnya yang diperlukan.
Kepekaan ini merupakan adaptasi yang sangat penting bagi kantong semar karena membantu tanaman memperoleh nutrisi dari serangga untuk bertahan hidup di lingkungan yang tidak menyediakan nutrisi cukup dari tanah.
6. Kucing dan Anjing
Kucing dan anjing memiliki kepekaan tinggi terhadap rangsang karena insting bertahan hidup yang kuat dan adaptasi khusus dalam sistem indera mereka. Kepekaan ini memungkinkan mereka mendeteksi perubahan lingkungan secara cepat untuk menghindari bahaya, mencari makanan, atau berkomunikasi.
Misalnya, saat mendengar suara keras atau tiba-tiba, kucing dan anjing sering menunjukkan respons langsung dengan berlari atau bersembunyi. Hal ini karena pendengaran mereka lebih tajam daripada manusia, dengan anjing mampu mendengar suara pada frekuensi tinggi yang kita tidak dapat tangkap, dan kucing memiliki pendengaran yang sangat sensitif untuk mendeteksi gerakan mangsa kecil.
Selain itu, kedua hewan ini juga sangat peka terhadap rangsang penciuman. Anjing memiliki hingga 300 juta reseptor penciuman, jauh lebih banyak dibandingkan manusia, yang memungkinkan mereka mendeteksi bau dari jarak jauh dan mengidentifikasi jejak.
Kucing, meskipun memiliki lebih sedikit reseptor dibandingkan anjing, juga sangat peka terhadap bau untuk mencari makanan atau mendeteksi keberadaan kucing lain. Kepekaan mereka terhadap rangsang sentuhan, suara, dan bau sangat penting dalam perilaku sehari-hari mereka, baik untuk menjaga keselamatan maupun untuk kebutuhan sosial dan berburu.
7. Akar Tumbuhan
Akar tumbuhan peka terhadap rangsangan karena sifat alami yang disebut tropisme, yaitu kemampuan akar untuk tumbuh atau bergerak dalam respons terhadap rangsangan lingkungan seperti gravitasi, air, dan nutrisi. Hal ini berarti akar menunjukkan geotropisme positif, yang berarti akar tumbuh ke arah pusat gravitasi bumi.
Respons ini sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan karena akar harus tumbuh ke dalam tanah agar dapat menemukan air dan nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung seluruh bagian tanaman.
Selain gravitasi, akar juga peka terhadap hidrotropisme (pertumbuhan ke arah sumber air) dan kemotropisme (respons terhadap zat kimia tertentu di tanah), yang membantu akar tumbuh menuju sumber nutrisi atau air yang lebih tinggi. Hormon tumbuhan membantu mengatur pertumbuhan ini dengan cara memperlambat atau mempercepat pemanjangan sel akar sesuai arah rangsangan.
Kepekaan terhadap rangsang ini memungkinkan tumbuhan bertahan hidup dengan lebih baik, mengoptimalkan penyerapan air dan nutrisi, serta menjangkarkan tubuh tumbuhan lebih kuat ke dalam tanah.
8. Ular
Ular memiliki kepekaan tinggi terhadap rangsang sebagai bagian dari mekanisme bertahan hidup dan berburu. Kepekaan ini meliputi kemampuan mendeteksi getaran, suhu, bau, dan perubahan cahaya di sekitarnya.
Ular tidak memiliki telinga luar, tetapi mereka bisa merasakan getaran tanah melalui rahangnya, yang membantu mereka mendeteksi keberadaan makhluk hidup di sekitar mereka, termasuk potensi mangsa atau ancaman.
Selain itu, ular memiliki organ khusus yang disebut organ Jacobson (organ vomeronasal), yang digunakan untuk mencium lingkungan melalui lidah bercabang mereka.
Lidah ular mengumpulkan partikel bau dari udara, yang kemudian dikirim ke organ Jacobson untuk dianalisis. Hal ini memungkinkan ular untuk mengenali bau mangsa, mendeteksi feromon, atau mengidentifikasi lokasi dalam lingkungannya.
Pada beberapa spesies ular, seperti ular piton dan ular derik, mereka juga memiliki lubang sensor panas di sekitar wajah (pit organ) yang sangat peka terhadap suhu.
Sensor ini memungkinkan ular mendeteksi panas tubuh mangsa berdarah panas, bahkan dalam kondisi gelap. Kepekaan terhadap rangsang ini memberi ular kemampuan adaptif yang membantu mereka dalam berburu, bertahan dari pemangsa, dan menavigasi lingkungan mereka.
9. Bunga Mekar di Pagi Hari dan Menutup di Malam Hari
Bunga yang mekar di pagi hari dan menutup di malam hari menunjukkan kepekaan terhadap rangsang cahaya (fotoperiodisme) dan suhu.
Mekarnya bunga pada waktu pagi biasanya karena adanya cahaya matahari yang memicu hormon tumbuhan untuk membuka kelopak. Proses ini membantu bunga dalam penyerbukan karena lebih banyak serangga aktif di pagi hari yang siap membantu proses tersebut.
Sebaliknya, menutupnya bunga di malam hari melindungi bagian-bagian bunga yang sensitif, seperti serbuk sari, dari embun atau suhu rendah yang dapat merusaknya.
Pada beberapa spesies, bunga juga menutup untuk menghemat energi, mengurangi penguapan air, atau menghalangi polinator malam hari yang tidak sesuai.
Respons ini terjadi sebagai hasil adaptasi, yang memberi bunga peluang terbaik untuk bertahan hidup dan berkembang biak sesuai lingkungan dan waktu.
10. Ikan Air Tawar
Ikan air tawar memiliki kemampuan peka terhadap rangsangan, terutama terkait dengan perubahan lingkungan, karena mereka harus menjaga keseimbangan internal tubuhnya agar tetap berfungsi dengan baik. Salah satu respons penting yang ditunjukkan ikan air tawar adalah dalam hal osmoregulasi, yaitu kemampuan mereka untuk mengatur kadar air dan garam dalam tubuh.
Di dalam air tawar, kadar garam atau salinitas sangat rendah dibandingkan dengan tubuh ikan. Oleh karena itu, ikan air tawar harus berusaha untuk menghindari kehilangan garam yang vital melalui osmosis, yakni proses di mana air akan mengalir dari tempat dengan konsentrasi air yang lebih tinggi (lingkungan sekitar) ke tempat dengan konsentrasi air lebih rendah (tubuh ikan).
Untuk itu, ikan air tawar memiliki organ tubuh seperti ginjal yang sangat efisien dalam menyaring dan mempertahankan garam serta mengeluarkan kelebihan air yang masuk ke dalam tubuh mereka.
Ikan air tawar juga peka terhadap perubahan suhu, kualitas air, dan keberadaan predator atau mangsa. Mereka merespons rangsangan tersebut dengan cara bergerak menjauhi area yang buruk, seperti tempat dengan kualitas air rendah atau suhu yang tidak sesuai dengan kondisi hidup mereka.
Secara keseluruhan, kepekaan ikan air tawar terhadap rangsangan sangat penting agar mereka dapat bertahan hidup dalam kondisi air yang terus berubah, serta untuk menjaga keseimbangan osmotik yang esensial bagi kehidupan mereka.
Pengertian Peka Terhadap Rangsang
Peka terhadap rangsang (iritabilitas) adalah kemampuan makhluk hidup untuk merespons perubahan atau stimulus yang terjadi di sekitar mereka. Rangsang ini bisa berupa berbagai faktor seperti cahaya, suhu, suara, bau, atau sentuhan.
Ketika makhluk hidup merasakan rangsangan tersebut, tubuhnya akan memberi reaksi sesuai dengan stimulus yang diterimanya. Misalnya, jika ada perubahan suhu yang sangat dingin atau panas, tubuh akan merespons dengan cara menggigil atau berkeringat.
Pada hewan, kepekaan terhadap rangsang sangat penting untuk bertahan hidup, seperti dalam mencari makan, menghindari predator, atau beradaptasi dengan lingkungan. Kepekaan terhadap rangsang ini memungkinkan makhluk hidup untuk menjaga keseimbangan tubuh dan menanggapi perubahan dengan cara yang sesuai demi kelangsungan hidup mereka.
Manfaat Peka Terhadap Rangsang
Kepekaan terhadap rangsang memiliki beberapa manfaat penting bagi makhluk hidup, baik itu hewan maupun manusia. Berikut adalah beberapa manfaatnya:
1. Melindungi Diri dari Bahaya
Salah satu manfaat utama kepekaan terhadap rangsang adalah untuk melindungi diri dari bahaya. Misalnya, jika tubuh merasakan suhu yang terlalu panas atau dingin, maka akan timbul reaksi seperti berkeringat atau menggigil untuk menyesuaikan diri. Begitu pula dengan hewan yang peka terhadap suara atau bau, mereka dapat merespons cepat jika ada predator mendekat, misalnya dengan bersembunyi atau melarikan diri.
2. Mencari Makan dan Bertahan Hidup
Kepekaan terhadap rangsang memungkinkan makhluk hidup untuk mencari makanan. Hewan yang peka terhadap bau atau penglihatan akan lebih mudah menemukan makanan atau mencari pasangan. Misalnya, ular yang menggunakan indra penciumannya untuk mendeteksi mangsa.
3. Beradaptasi dengan Lingkungan
Dengan kepekaan terhadap rangsang, makhluk hidup dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Sebagai contoh, manusia yang merasa suhu udara mulai dingin akan mengenakan pakaian lebih tebal untuk menjaga suhu tubuh, atau hewan yang akan bergerak menuju tempat yang lebih teduh jika merasa terlalu panas.
4. Komunikasi Antar Individu
Kepekaan terhadap rangsang juga membantu dalam komunikasi antar individu dalam satu spesies. Banyak hewan yang menggunakan sinyal atau rangsang tertentu untuk berkomunikasi, seperti suara atau gerakan tubuh. Ini membantu mereka dalam mencari pasangan, memberi tanda bahaya, atau menunjukkan dominasi.
5. Mengatur Keseimbangan Tubuh
Kepekaan terhadap rangsang juga berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Misalnya, tubuh manusia merespons rangsang internal seperti rasa lapar atau haus. Reaksi tubuh tersebut mengarah pada tindakan yang membantu mempertahankan homeostasis, yaitu keadaan tubuh yang stabil.
Kesimpulan
Kepekaan terhadap rangsang merupakan salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk merespons perubahan lingkungan yang terjadi di sekitar mereka. Melalui rangsang dari luar, seperti cahaya, suhu, suara, dan sentuhan, serta rangsang dari dalam tubuh, makhluk hidup dapat beradaptasi dan bertindak untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka.
Manfaat kepekaan terhadap rangsang ini sangat besar, di antaranya untuk menjaga keselamatan, mencari makanan, berinteraksi dengan lingkungan, serta melindungi tubuh dari bahaya atau ancaman.
Dengan kepekaan ini, makhluk hidup dapat menjalani kehidupannya dengan lebih efektif, menghindari kerugian, dan beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah di sekitar mereka.
Grameds bisa mengetahui tentang fakta unik makhluk hidup di sekitar kita melalui buku IPA atau ensiklopedia yang ada di Gramedia.com. Selalu ada koleksi terbaru setiap harinya. Ayo dapatkan promo menariknya!
- 10 Burung Terbesar di Dunia
- 10 Tumbuhan yang Hampir Punah di Dunia
- Alpukat Siger
- Badai Matahari
- Bagaimana Cara Melestarikan Tumbuhan
- Bambu Petung
- Burung But-But
- Ciri-ciri Bioma
- Ciri-ciri Kuda
- Contoh Peka Terhadap Rangsang
- Contoh Perpindahan Panas secara Konduksi
- Mahkota Bunga
- Mengenal 6 Spesies Kelelawar yang Unik dan Menawan
- Mengenal Kehidupan Amfibi: Hewan Unik di Dua Alam
- Mengungkap 10 Ular Terbesar di Dunia: Raksasa dari Alam
- Perut Bumi
- Planet Dalam vs. Planet Luar
- Pohon Lontar
- Proses Korosi