Fisika

Pengertian dan Jenis Kode Warna Resistor

Written by Kamal N

Kode warna resistor – Dalam rangkaian elektronik tentunya akan ada berbagai macam jenis komponen di dalamnya. Dimana komponen dalam rangkaian elektronik tersebut selalu memiliki fungsinya masing-masing.

Salah satu komponen elektronik yang sampai saat ini masih terus ada adalah resistor. Resistor bisa dibilang sebagai salah satu komponen yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian elektronik. Pasalnya hampir semua jenis peralatan elektronik akan menggunakan komponen resistor.

Resistor masuk ke dalam golongan komponen pasif karena komponen jenis ini tidak memerlukan arus listrik dalam bekerja. Dimana resistor sendiri terbuat dari material atau bahan karbon dan keramik dengan bentuk tabung. Semakin besar kapasitas resistor, maka semakin besar juga diameter tabung yang diperlukannya.

Dalam resistor juga memiliki kode warna. Tentunya untuk bisa lebih memahaminya, kalian juga perlu tahu bagaimana cara membaca kode warna resistor tersebut.

Nah dalam artikel ini akan membahas semua hal yang ada kaitannya dengan resistor. Mulai dari pengertian hingga arti dari kode warna resistor itu sendiri. Oleh karena itu jika kalian memang sedang ingin mengkulik lebih dalam lagi mengenai resistor, maka penjelasan dalam artikel ini bisa membantu.

 

Pengertian Resistor

Sebelumnya telah dijelaskan apa itu resistor secara singkat. Pada poin ini juga akan dijelaskan mengenai pengertian resistor secara lebih luas kembali. Resistor merupakan suatu komponen elektronika pasif.

Dimana pada bagian dalam resistor akan memiliki nilai resistansi tertentu. Dimana keberadaan dari hambatan tersebut adalah untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika.

Resistor dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai hambatan atau tahanan. Selanjutnya resistor juga disimbolkan dengan huruf R. lalu untuk satuan hambatan dari resitor merupakan OHM yang disimbolkan dengan tanda Ω. Dimana nama ohm diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm. Ia juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.

 

Jenis-Jenis Resistor

pixabay.com/gosiak1980

Secara umum resistor dibagi menjadi beberapa jenis. Ada fixed resistor, variable resistor, therminstr dan LDR. Dimana semua jenis resistor tersebut memiliki fungsi dan pengertian yang berbeda-beda. Oleh karena itu untuk lebih memahaminya, kalian bisa membaca penjelasan jenis resistor yang ada di bawah ini.

Memahami kelistrikan tentunya penting sekali bagi setiap orang. Mulai dari karakteristik, sistem jaringan distribusi, perkiraan pertumbuhan beban seperti yang telah dijelaskan dalam buku Distribusi Daya Listrik, Teori Dan Praktik.

  • Fixed Resistor

Fixed resistor adalah salah satu jenis resistor yang memiliki nilai resistansi tetap. Dimana nilai resistansi atau hambatan resistor tersebut biasanya akan ditandai dengan kode warna atau kode angka. Dimana jenis resistor ini masih masih dibagi lagi menjadi beberapa tipe berdasarkan bahan pembuatannya.

Nah untuk lebih jelas mengenai jenis fixed resistor adalah sebagai berikut ini.

Resistor komposisi karbon atau carbon composition resistor

Resistor jenis ini secara umum akan dibuat dari komposisi karbon halus yang telah dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya yang berfungsi untuk bisa memperoleh nilai resistansi sesuai kebutuhan.

Semakin banyak bahan yang digunakan, maka akan semakin rendah nilai resistansi atau nilai hambatannya. Nilai resistansi kerap muncul di pasaran untuk resistor jenis carbon composistion resistor biasanya adalah sekitar 1 ohm hingga 200 mΩ dengan daya sebesar 1/10w hingga 2w.

Resistor film karbon atau carbon film resistor

Secara umum resistor jenis ini akan dibuat dari film tipis karbon yang sudah  diendapkan pada substrack isolator yang sebelumnya juga sudah dipotong dalam bentuk spiral. Dimana nilai resistansi dari resistor jenis ini akan bergantung terhadap proposisi karbon dan isolator.

Semakin banyak bahan karbon yang digunakan, maka akan semakin rendah nilai resistansinya. Lalu untuk kelebihan dari resistor film karbon adalah mampu menghasilkan resistor dengan nilai toleransi yang lebih rendah. Tak hanya itu salah pasalnya resistor jenis ini juga bisa memiliki kepekaan rendah terhadap suhu jika dibandingkan dengan resistor jenis lain seperti komposisi karbon.

Lalu untuk nilai re4sitasi carbon film resistor yang tersedia di pasaran biasanya akan berkisar antara 1Ω hingga 10mΩ dengan daya antara 1/6w hingga 5w. Karena kepekaan terhadap suhu, maka resistor jenis ini mampu bekerja pada suhu yang berkisaran antara -55 derajat celcius hingga 155 derajat celcius.

Resistor Film Logal Atau Metal Film Resistor

Terakhir ada jenis metal film resistor yang memiliki lapisan dari film lokal dengan bentuk tipis ke sbrtract keramik yang sudah dipotong dalam bentuk spiral. Nilai resistansi dari resitor jenis ini juga dipengaruhi oleh pajang, lebar serta ketebalan dari spiral logam yang digunakan. Secara keseluruhan, resistor jenis ini memang yang terbaik dibandingkan jenis resistor lainnya.

Nilai resistor yang berbentuk Axial akan diwakili oleh warna yang terdapat pada tubuh  resistor itu sendiri, biasanya akan berbentuk gelang. Secara umum akan memiliki 4 gelang pada tubuh resistor. Namun ada juga yang memiliki 5 gelang.

Gelang dengan warna emas dan perak biasanya akan terletak lebih jauh dari gelang dengan warna lainnya sebagai tanda jika gelang tersebut adalah bagian terakhir. Dimana gelang terakhir tersebut adalah nilai toleransi pada nilai resistor yang berkaitan.

Cara menghitung nilai resistor berdasarkan kode warna adalah sebagai berikut ini.

Perhitungan untuk resistor dengan empat gelang warna:

  1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1.
  2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke2.
  3. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ketiga atau pangkatkan angka tersebut dengan angka 10 atau 10n.
  4. Merupakan toleransi dari nilai resistor resistor

Sebagai contohnya:

Nilai gelang ke-1 dengan warna cokelat adalah 1.

Nilai gelang ke-2 dengan warna hitam adalah 0.

Nilai gelang ke-3 dengan warna hijau adalah 5 nol di belakang angka gelang k-2 atau kalikan 10^5.

Nilai gelang perak ke-4 adalah toleransi 10 persen.

Dari penjelasan tersebut, maka nilai resistor tersebut merupakan 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 mohm dengan toleransi sebesar 10 persen.

Perhitungan untuk resistor dengan 5 gelang warna:

  1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1.
  2. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
  3. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
  4. Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
  5. Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut

Sebagai contohnya:

Galeng pertama berwarna coklat memiliki angka 1.

Gelang kedua berwarna hitam memiliki angka 0.

Gelang ketiga dengan warna hijau memiliki angka 5.

Gelang keempat dengan warna hijau memiliki angka 5 nol dibelakang angka gelang ke-2 atau bisa dikalikan seperti 10^5.

Gelang kelima memiliki warna perak dengan toleransi 10 persen.

Dari penjelasan tersebut, maka nilai resistor adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 m ohm dengan toleransi sebesar 10 persen.

Listrik yang dialirkan dari gardu utama membutuhkan sistem transmisi listrik. Secara umum pembangkit listrik dengan substation akan terpisah cukup jauh. Seperti yang dijelaskan dalam buku Transmisi Daya Listrik jarak tersebut berkisar sekitar 3000 km.

  • Variable Resistor

Selanjutnya ada variable resistor yang merupakan salah satu jenis resistor dengan nilai resistansi yang dapat berubah dan diatur sesuai dengan kebutuhan. Secara umum resistor dibagi menjadi beberapa jenis, mulai dari potensiometer, rheostat dan trimpot.

Potensiometer

Potensiometer adalah salah satu jenis variable resistor dengan nilai resistansi yang dapat berubah menggunakan cara pemutaran poros melalui sebuah tuas yang ada pada potensiometer. Nilai resistansi potensiometer adalah jenis tertulis di bagian badan potensiometer pada bentuk kode angka.

Potensiometer memiliki bagian penting yang ada di dalamnya. Mulai dari penyapu yang bisa disebut sebagai wiper, elemen resistif dan terminal. Jika dilihat dari bentuknya, potensiometer dibagi menjadi beberapa jenis, mulai dari potensiometer slider, rotary dan trimmer.

  1. Potensiometer slider adalah jenis potensiometer dengan nilai resistansi yang dapat diatur dengan cara menggeser komponen wiber ke arah kanan dan kiri atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya proses menggeser wiper akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan wiper.
  2. Potensiometer rotary adalah jenis potensiometer dengan nilai resistansi yang bisa diatur dengan cara memutar wiper sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya proses tersebut bisa menggunakan ibu jari. Karena hal tersebutlah, potensiometer rotary kerap disebut sebagai thumbwheel potensiometer.
  3. Potensiometer timer adalah jenis potensiometer yang berbentuk kecil dan biasanya harus menggunakan bantuan alat seperti obeng untuk memutarnya. Potensiometer jenis ini kerap dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan proses pengaturannya.

Sebuah potensiometer memiliki elemen resistif dengan bentuk jalur atau trek terminal yang terdapat pada bagian kedua ujungnya. Kebanyakan jenis terminal lainnya akan memiliki wiper pada bagian tengahnya. Wiper tersebut dimanfaatkan sebagai media untuk menentikan pergerakan pada jalur elemen resistif.

Dimana pergerakan wiper pada bagian jalur elemen resistif tersebutlah yang biasa digunakan untuk mengatur naik turun nilai resistansi sebuah potensiometer. Komponen elemen resitif yang ada di potensiometer akan terbuat dari campuran metal dengan keramit. Selain itu ada juga yang terbuat dari bahan lain seperti karbon.

Potensiomenter secara umum akan dibagi dua jenis yaitu potensiometer linear dengan logaritmik jika dilihat dari track elemen positif. Adanya kemampuan untuk mengubah resistensi atau hambatan, potensiometer kerap dimanfaatkan pada rangkaian elektronik yang memiliki fungsi seperti di bawah ini.

  1. Sebagai pengatur volume pada berbagai jenis alat audio atau video, misalnya amplifier, tame mobil dan DVD Player.
  2. Media untuk mengatur tegangan yang ada pada rangkaian power supply.
  3. Untuk membagi tegangan.
  4. Aplikasi witch TRIAC.
  5. Digunakan untuk joystick pada tranduser.
  6. Sebagai pengendali level sinyal.

Rheostat

Rheostat adalah salah satu jenis variabel resistor yang biasanya akan beroperasi pada tegangan dan arus yang tinggi. Secara umum rheostat terbuat dari lilitan kawat. Sedangkan untuk melakukan pengaturan nilai resistansi bisa menggunakan wiper penggerak yang terletak di bagian atas toroid.

Rheostat dibagi menjadi beberapa jenis, mulai dari rheostat rotary, slide dan trimmer. Dimana setiap jenis rheostat tersebut akan memiliki definisi dan kegunaan yang berbeda.

  1. Rheostat rotary merupakan jenis rheostat yang kerap digunakan untuk mengatur daya listrik. Sebagian besar rheostat jenis ini kerap digunakan pada konstruksi terbuka. Meski begitu ada beberapa yang digunakan pada konstruksi tertutup. Rheostat dipasang secara paralel untuk mengatur tingkat da daya listrik. Sedangkan  untuk nilai resistansinya akan diatur dengan cara memutar wiper searah jarum jam maupun sebaliknya.
  2. Rheostat slide atau biasa disebut sebagai rheostat linear kerap digunakan pada laboratorium penelitian dan edukasi. Dimana rheostat slide ini dibuat dari kawat dengan resisten yang digulung pada sebuah silinder yang diisolasi. Nantinya rheostat slide akan menggunakan slide sebagai media pengatur nilai resistansi.
  3. Selanjutnya ada rheostat trimmer yang memiliki bentuk kecil. Keberadaan dari rheostat trimer akan lebih mudah kita temukan pada rangkaian PCB dan untuk melakukan pengukuran nilai resistansi membutuhkan alat khusus seperti obeng.

Jika dilihat dari bentuk fisik serta cara kerja rheostat dan potensiometer mungkin tidak akan terlihat perbedaannya. Dimana potensiometer memiliki tiga kaki terminal yang biasanya digunakan sebagai media untuk mengatur tegangan dengan memanfaatkan tiga keseluruhan kaki terminalnya. Sedangkan untuk rheostat hanya menggunakan dua terminal untuk mengatur arus listrik. Secara umum rheostat banyak digunakan untuk mengatur arus listrik bertegangan tinggi.

Preset Resistor Atau Trimpot

Preset resistor juga kerap disebut sebagai trimpot atau trimmer potensiometer. Dimana preset resistor sendiri merupakan salah satu jenis variabel resistor yang memiliki fungsi sama dengan potensiometer namun dengan ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki tuas. Untuk bisa mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan suatu alat bantu. Misalnya seperti obeng kecil  yang berguna untuk memutar bagian porosnya.

  • Thermistor

Thermistor merupakan salah satu jenis resistor dengan nilai resistansi yang akan dipengaruhi oleh suhu. Thermistor sendiri adalah kepanjangan dari singkatan Thermal Resistor. Lalu untuk definisinya, thermistor merupakan tahanan yang ada hubungannya terhadap panas. Thermistor dibagi menjadi dua jenis yaitu thermistor jenis NTC dan PTC.

Dimana keduanya merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian yang berhubungan pada suhu. Perlu diketahui juga jika suhu operasional thermistor juga akan berbeda tergantung dar produsen thermistor itu sendiri.

Akan tetapi secara umum kisaran suhu operasional thermistor adalah di antara -90 derajat hingga 130 derajat celcius. Beberapa pengaplikasian thermistor NTC dan PTC yang ada di kehidupan sehari-hari adalah seperti pendeteksi kebakaran, sensor suhu di mesin mobil, sensor untuk memonitor suhu baterai pack ketika dilakukan proses pengecasan, sensor yang berfungsi pada proses pemantauan suhu incubator, sensor suhu yang terletak pada kulkas, sensor suhu yang terletak pada komputer dan lain sebagainya.

  • Light Dependent Resistor (LDR)

LDR atau light dependent resiter merupakan salah satu jenis resitor dengan nilai hambatan yang ada hubungannya terhadap intensitas cahaya. Itu artinya LDR akan memiliki perbedaan nilai hambatan tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya.

Dimana nilai hambatan LDR akan mengalami penurunan ketika cahaya terang dan nilai hambatannya akan mengalami kenaikan ketika berada di kondisi gelap. Lalu untuk alat ukur yang digunakan nilai hambatan yang ada pada LDR merupakan multimeter.

Agar bisa mendapatkan pengukuran LDR yang kuat, maka kita harus melakukan dua pengukuran yaitu pada kondisi gelap dan terang. Dengan proses tersebut kita bisa lebih mudah untuk mengetahui komponen LDR masih bisa berfungsi dengan baik atau tidak.

Alat pada kelistrikan terbilang cukup beragam. Setiap jenis alat kelistrikan akan memiliki fungsinya. Selain mengetahui fungsinya tentunya tahu akan cara memperbaiki alat tersebut seperti yang ada di dalam buku SMK/MAK Kelas 12 Perbaikan Peralatan Listrik, Program Keahlian merupakan suatu hal yang penting sekali.

 

Kode Warna Resistor

Secara umum kode digunakan sebagai media untuk memberikan informasi dalam bentuk lain. Dimana kode bisa divisualisasikan dalam bentuk simbol, sinyal, warna dan huruf dengan tujuan kerahasiaan.

Dengan cara yang sama, dalam resistor juga menggunakan gelang warna yang berbeda sebagai kode yang diperuntukkan sebagai media penentuan nilai resistansi pada resistor. Dimana kode warna pada resistor tersebut akan digunakan sebagai media menentukan toleransi resistor. Walaupun kita bisa mencari tahu nilai resistansi resistor dengan menggunakan multimeter.

Sistem kode warna elektronik pada awalnya dikembangkan pada tahun 1920-an oleh Radio Manufactures Association yang saat ini menjadi bagian dari Electronic Industries Alliance atau EIA. Dimana pengkodean warna hanya bisa dilakukan terhadap resistor tetap namun tidak bisa pada resistor variabel. Hal ini karena teknik pengkodean warna hanya menunjukkan nilai resistansi tetap.

Pada resistor variabel memiliki bentuk nilai resistansi yang bervariasi. Oleh karena itu tidak mungkin eknik pengkodean warna akan ditetapkan terhadap resistor variable. Pada teknik pengkodean warna, nilai resistor akan ditandai pada bagian badan resistor dengan menggunakan warna.

Perlu diketahui jika setiap jenis gelang warna akan dicat pada bagian badan resistor guna menunjukkan nilai resistansi serta toleransi. Semua jenis gelang warna akan dicat pada badan resistor untuk menunjukkan nilai resistansi dan toleransinya.

Adapun tabel kode warna resistor adalah sebagai berikut ini.

Kode warna Angka- 1 Angka- 2 Faktor Pengali Toleransi
Hitam 0 0 10°
Coklat 1 1 10¹ ± 1%
Merah 2 2 10² ± 2%
Oranye 3 3 10³
Kuning 4 4 10⁴
Hijau 5 5 105
Biru 6 6 106
Ungu 7 7 107
Abu-abu 8 8 108
Putih 9 9 109
Emas 0.1 ± 5%
Perak 0.01 ± 10%
Tak Berwarna ± 20%
Kode warna Angka- 1 Angka- 2 Faktor Pengali Toleransi

Nah itulah penjelasan akan kode warna resistor dan jenis-jenis resistor secara umum. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kalian, Grameds. Jika ingin mencari buku tentang listrik, maka bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Hendrik

Sumber: 

  • https://www.sdf-aviation.com/Resistor
  • https://www.sentrakalibrasiindustri.com/kode-warna-resistor-dan-cara-membaca-nilainya-berapa-ohm/#Jenis-Jenis_Resistor
  • https://thecityfoundry.com/resistor/cara-membaca-dan-menghitung-kode-warna/

 

About the author

Kamal N

Ada banyak pelajaran yang dipelajari ketika di sekolah, salah satunya adalah fisika. Ilmu fisika ini juga sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.