Kesehatan

Imunisasi: Pengertian, Tujuan dan Jenis-jenisnya

Written by Adinda Rizki

Imunisasi – Bagi para orang tua pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya imunisasi. Imuniasi ini penting untuk diberikan kepada si buah hati terutama bagi mereka yang belum genap berusia lima tahun. Imunisasi bisa dilakukan di klinik kesehatan, rumah sakit, hingga posyandu. Imunisasi yang diberikan melalui posyandu biasanya gratis atau tidak dipungut biaya, sehingga bagi para orang tua jangan melewatkan kesempatan ini agar si balita dapat tumbuh dengan sehat.

Dengan pemberian imunisasi, maka para orang tua sudah melindungi si buah hati dari berbagai macam penyakit, sehingga si buah hati sehat dan dapat tumbuh dengan maksimal. Pemberian imunisasi pada balita bukan tanpa alasan, balita memiliki kondisi imun tubuh yang belum kuat, sehingga agar terhindar dari berbagai macam penyakit diberikan imunisasi. Imunisasi itu sendiri ada yang sifatnya wajib dan ada yang sifatnya dianjurkan atau imunisasi tambahan.

Namun, tak sedikit juga yang beranggapan bahwa imunisasi ini tidak begitu penting. Anggapan-anggapan seperti ini sangat disayangkan karena bisa membuat kesehatan anak balita rentan terkena penyakit dan pertumbuhannya menjadi kurang maksimal. Oleh sebab itu, anggapan-anggapan itu harus dihilangkan dengan cara mensosialisasikan kepada pada orang tua.

Pengetahuan tentang pentingnya imunisasi ini perlu disebarluaskan kepada seluruh masyarakat, mulai dari remaja hingga orang tua. Bukan hanya pengetahuan saja, tetapi manfaat imunisasi juga perlu disebarluaskan. Hal ini harus dilakukan agar masyarakat beranggapan bahwa imunisasi adalah suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan.

Nah, artikel ini cocok untuk jadi bacaan kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang imunisasi. Jadi, tunggu apalagi segera baca artikel ini sampai habis, Grameds.

Pengertian Imunisasi

Seperti yang kita tahu bahwa di dalam tubuh manusia pasti memiliki imun untuk mencegah masuknya virus atau penyakit ke dalam tubuh. Setiap manusia memiliki kondisi imun yang berbeda-beda. Sistem imun tubuh ini dikenal dengan istilah imunitas yang artinya perlindungan agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Sistem imun inilah yang perlu dijaga oleh setiap manusia, jika sistem imun tubuh lemah, maka seseorang tersebut akan rentan terkena penyakit.

Sistem imun tubuh ini terdiri dari berbagai macam sel dan zat-zat yang dihasilkan di dalam tubuh berasal dari hasil kerja sama dengan kolektif dan terorganisir untuk melawan segala macam kuman yang masuk ke dalam tubuh.

Supaya imun tubuh cepat terbentuk, maka seseorang membutuhkan imunisasi. Hal seperti ini perlu dilakukan kepada para balita karena pada usia itu imun tubuh seorang belum terbentuk dengan sempurna. Oleh sebab itu, banyak orang yang mengatakan bahwa imunisasi dapat membantu tubuh untuk membentuk sebuah imun atau antibodi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) imunisasi adalah pengimunan atau pengebalan (terhadap penyakit). Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang, sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

Berdasarkan pengertian imunisasi dari KBBI dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa imunisasi adalah suatu cara pemberian kuman dengan tujuan untuk membuat imun tubuh menjadi kebal dan tidak mudah terkena penyakit terutama penyakit-penyakit yang menular.

Imunisasi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah suatu cara pemberian kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk membuat tubuh merespon, sehingga menciptakan sebuah antibodi sendiri. sementara itu, imunisasi pasif adalah suatu cara untuk mengebalkan imun tubuh dengan cara menyuntik sejumlah antibodi agar antibodi menjadi kuat.

Maka dari itu, imunisasi bisa dibilang ada yang bentuknya berupa serum atau disuntikkan pada bagian tubuh dan ada juga imunisasi yang bentuknya dimasukkan ke dalam mulut. Imunisasi yang berbentuk serum atau disuntikkan, seperti imunisasi campak, BCG, dan DPT. Sementara itu, imunisasi yang dimasukkan melalui mulut, seperti imunisasi polio.

Layanan imunisasi yang dikhususkan untuk balita biasanya bisa didapatkan di Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Bersalin, dan sebagainya. Bahkan, pemerintah sudah membuat sebuah anjuran pemberian imunisasi yang wajib diberikan saat si buah hati masih balita, seperti imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerrine), DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Polio, Campak, dan Hepatitis B.

beli sekarangTujuan Imunisasi

  1. Mencegah seseorang terhindar dari penyakit-penyakit yang menular dan membahayakan tubuh.
  2. Menambah kekebalan tubuh terutama bagi para balita yang imun tubuhnya belum terbentuk dengan baik.
  3. Membuat pertumbuhan seorang anak menjadi maksimal yang dapat membuat keluarga menjadi senang.
  4. Memberikan rasa aman kepada masyarakat terutama anak-anak dengan sistem imunitas tubuh yang baik.

Jenis Imunisasi 

Setelah mengetahui pengertian dari imunisasi, kini kita mengetahui tentang jenis-jenis imunisasi. Jenis-jenis imunisasi ini dibagi menjadi dua, yaitu imunisasi wajib dan imunisasi anjuran.

1. Imunisasi Wajib

Imunisasi wajib ini biasanya diberikan pada si buah hati yang masih bayi agar memiliki imun tubuh yang kuat.  Imunisasi yang wajib diberikan di antaranya:

a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerrine)

Penyakit tuberkolosis atau lebih dikenal TBC ini merupakan jenis penyakit yang cukup bahaya sehingga tubuh kita perlu diberikan kekebalan berupa pemberian imunisasi. Imunisasi BCG ini di dalam kandungannya terdapat sebuah bakteri atau kuman Bacillus Calmette Guerrin yang kemudian dilemahkan. Partikel kuman yang ada di dalam imunisasi ini sekitar 50.000 hingga 1.000.000 partikel per dosis.

Pemberian imunisasi jenis ini bertujuan untuk mencegah si buah hati terkena penyakit tuberkulosis, sehingga si buah hati bisa tumbuh dengan sehat. Sementara itu, pemberian imunisasi jenis ini, sebaiknya dilakukan sebelum anak berusia 2 bulan. Selain itu, jangan diberikan imunisasi ulangan atau imunisasi kedua dengan jenis yang sama, karena tingkat keberhasilan dari imunisasi ulangan masih diragukan. Suhu yang baik untuk menyimpan vaksin BCG ini sekitar 2 derajat celcius.

b. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT ini sering dikenal dengan imunisasi 3 in 1 karena vaksin yang diberikan bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Maka dari itu, vaksin ini terdiri dari kuman toksoid difteri dan toksoid tetanus yang kemudian kedua kuman itu dimurnikan dengan kuman botella pertusi (yang sudah dimatikan).

Vaksin jenis ini biasanya akan diberikan pada anak-anak yang usianya kurang dari 7 tahun. Selain itu, pemberian vaksin ini biasanya berbentuk suntikan atau serum yang disuntikkan pada bagian tubuh, seperti paha atau lengan. Imunisasi DPT yang baik dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu imunisasi DPT I pada usia 3 bulan, imunisasi DPT II pada usia 4 bulan, dan imunisasi DPT III pada usia 5 bulan. Selain itu, imunisasi DPT ulangan dilakukan satu tahun setelah DPT ketiga. Hal ini dilakukan agar imun tubuh seorang anak akan terbentuk dengan cepat,

beli sekarangc. Imunisasi Hepatitis B

Berdasarkan yang ada sekitar 33 persen ibu melahirkan mengidap HBsAg dengan perkiraan transmisi maternal 40 persen terutama ibu melahirkan di negara berkembang. HbsAg adalah sebuah antigen yang terdapat di dalam virus hepatitis B. Apabila ibu melahirkan ketika di tes HbsAg-nya dan dinyatakan positif, maka orang tersebut mengidap penyakit hepatitis B, bahkan bisa menular kepada orang lain. Oleh karenanya, imunisasi hepatitis B ini dilakukan secepat mungkin setelah bayi lahir.

Imunisasi hepatitis B dilakukan dengan tujuan agar seseorang terhindar dari penyakit hepatiti B terutama balita yang imun tubuhnya belum begitu kuat. Imunisasi hepatiti B, sebaiknya 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dosis kedua diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan. Dosis ketiga diberikan pada si bayi berusia 6-18 bulan. Alangkah baiknya, ketika si anak berusia 10-12 tahun, sebaiknya diberikan imunisasi ulangan.

Hal itu dilakukan jika sang ibu tidak terdeteksi menderita hepatitis B. Jika sang ibu mengidap hepatitis B, sebaiknya si bayi diberikan 0,5 ml HBIG sebelum bayi genap satu minggu.

d. Imunisasi Campak

Imunisasi campak memiliki kandungan berupa virus campak yang kemudian dilemahkan. Oleh sebab itu, vaksin ini perlu disimpan dalam suhu 2-8 derajat celcius dan jangan dibiarkan terkena sinar matahari secara langsung karena bisa mematikan virus campak. Apabila virus campak sudah mati sebelum disuntikkan, maka antibodi tubuh untuk mencegah penyakit campak tidak dapat dibentuk.

Pemberian imunisasi campak bertujuan untuk mencegah seseorang agar terhindar dari virus dan penyakit campak. Berdasarkan anjuran WHO atau lembaga kesehatan dunia, pemberian imunisasi campak, sebaiknya dilakukan pada bayi yang masih berusia 9 bulan terutama pada bayi-bayi di negara berkembang. Hal yang perlu diperhatikan ketika bayi sudah diimunisasi campak adalah demam tinggi yang terjadi setelah 8 sampai 10 hari pemberian vaksin dan bercak-bercak merah selama 1 sampai 2 hari.

e. Imunisasi Polio

Polio bisa dikatakan salah satu jenis penyakit yang bisa membuat penderitanya mengalami gangguan fisik, sehingga pertumbuhannya tidak akan maksimal. Imunisasi polio menjadi salah satu vaksin wajib yang diberikan oleh anak-anak.vaksin ini berisi virus polio yang dilemahkan, sehingga ketika dimasukkan ke dalam tubuh anak tidak berbahaya.

Imunisasi polio dilakukan sebanyak 4 kali agar antibodi tubuh untuk mencegah penyakit polio cepat terbentuk, sehingga seseorang dapat mengalami pertumbuhan dengan baik.Waktu yang disarankan untuk memberikan imunisasi polio adalah jarak antara dari imunisasi pertama, kedua, ketiga, dan keempat tidak boleh lebih dari 4 minggu. Vaksin yang diberikan sebanyak 4 kali ini bukan tanpa alasan, pada imunisasi kesatu dan kedua bertujuan untuk membentuk respon dari tubuh. Kemudian pada imunisasi ketiga dan keempat bertujuan untuk meningkatkan kekebalan antibodi hingga tingkat paling tinggi.

Setelah pemberian imunisasi polio yang keempat, sebaiknya dilakukan imunisasi ulangan. Imunisasi ulangan ini dilakukan ketika seseorang berusia sekitar 5-6 tahun (sekitar awal masuk SD) dan pada usia 12 tahun (telah lulus dari SD).

beli sekarang2. Imunisasai Tambahan

Imunisasi tambahan merupakan imunisasi yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan pun tidak masalah. Imunisasi tambahan ini biasanya diberikan kepada mereka yang rentang terkena penyakit dan memiliki risiko kematian yang cukup tinggi. Berikut ini imunisasi tambahan yang perlu kamu ketahui.

a. Imunisasi MMR

Imunisasi MMR merupakan imunisasi yang bertujuan untuk membuat suatu perlindungan agar seseorang tidak terkena campak, campak Jerman, dan gondongan. Hal yang perlu digarisbawahi dari vaksin ini adalah tidak berbahaya dan tidak menyebabkan autisme. Imunisasi MMR, sebaiknya diberikan sebanyak dua kali. Pada dosis kesatu, disuntikkan pada seorang anak berusia 12-15 bulan. Kemudian suntikan kedua diberikan kepada seorang anak pada usia 4-6 tahun atau pada 11-13 tahun.

Bagi anak-anak yang memiliki alergi terhadap telur, antibiotik neomisin, dan gelatin sangat tidak dianjurkan untuk mengikuti imunisasi ini. Selain itu, seorang anak yang pernah mengalami gangguan kekebalan tubuh yang disebabkan karena kanker, leukemia, limfoma, steroid, dan kemoterapi juga tidak dianjurkan untuk mengikuti imunisasi ini.

b. Imunisasi Varisella

Imunisasi varisella merupakan salah imunisasi yang bertujuan untuk mencegah seorang anak terkena penyakit cacar air. Bagi anak-anak yang belum pernah mengalami penyakit cacar air, sebaiknya jangan lupa untuk mengikuti imunisasi varisella. Dengan mengikuti imunisasi ini, kemungkinan terkena penyakit cacar air sangat tidak begitu besar.

Untuk pemberian vaksin varisella ini dapat dilakukan sebelum usia anak menginjak 13 tahun dan dosis yang diberikan satu kali saja. Namun, bagi mereka yang usianya sudah lebih dari 13 tahun dan belum pernah menerima imunisasi varisella dan belum terkena cacar air, sebaiknya diberikan dosis sebanyak dua kali. Pemberian dosis pertama dan kedua hanya berjarak 4-8 minggu saja.

c. Imunisasi HiB

Imunisasi tambahan berikutnya adalah imunisasi HiB yang bertujuan untuk mencegah terjadinya radang otak, paru. Imunisasi biasanya diberikan pada bayi yang masih berumur 2 bulan, 3 bulan, dan 5 bulan. Pada tiga periode tersebut, si bayi diberikan jumlah dosis vaksin yang berbeda dan sesuai dengan tahap suntikannya. Tidak hanya itu, penyuntikan vaksin ini dilakukan pada bagian otot paha.

Bagi sebagian orang tua memberikan vaksin ini dibarengi dengan pemberian imunisasi Difteri, Pertusisi, dan Tetanus (DPT) dan imunisasi hepatitis B. Bagi para orang tua yang telah memberikan imunisasi HiB kepada anaknya tidak perlu khawatir apabila si buah hati mengalami demam dan bengkak merah pada bagian tubuh yang disuntikkan, karena hal ini tidak berlangsung lama.

beli sekarangd. Imunisasi Influenza

Pemberian imunisasi Influenza ini bertujuan untuk membuat antibodi tubuh agar tidak mudah terserang penyakit influenza yang berat. Influenza ini merupakan salah satu penyakit yang berbahaya karena bisa membuat daya tahan tubuh menurun, bahkan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat mudah menyerang bagi mereka yang imun tubuhnya sudah cukup lemah.

Oleh karena itu, vaksin influenza ini sangat disarankan diberikan kepada orang dewasa yang usianya sudah di atas 65 tahun. Hal ini perlu dilakukan karena pada usia tersebut, daya tahan tubuh seseorang sudah mengalami penurunan.

e. Imunisasi Tifoid

Imunisasi tifoid adalah imunisasi yang bertujuan untuk mengurangi risiko seseorang terkena penyakit demam tifoid. Demam tifoid ini juga dikenal sebagai penyakit tifus atau paratifus. Di Indonesia sendiri, pemberian vaksin ini sudah dikategorikan ke dalam suatu program pengembangan imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah.

Imunisasi tifoid dapat dilakukan ketika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih. Ketika tubuh kita dimasuki vaksin ini, biasanya orang tersebut akan mengalami demam, sakit kepala, dan rasa nyeri pada bagian tubuh yang disuntikkan.

beli sekarangKesimpulan

Kekebalan tubuh si buah hati dapat kita jaga dengan imunisasi, sehingga para orang tua jangan lupa untuk memberikan imunisasi kepada balita sesuai jadwal. Dengan kekebalan tubuh yang semakin kuat, maka balita tidak akan mudah terserang penyakit. Bahkan imunisasi bisa menurunkan angka balita yang sakit dan angka kematian balita. Singkatnya, jangan tunda imunisasi!

Penulis: Restu Nasik Kamaluddin

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber: Dari berbagai macam sumber

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki