Pengertian Spora Adalah – Dalam pelajaran biologi, umumnya mempelajari mengenai ilmu yang berkaitan dengan keadaan dan sifat makhluk hidup baik itu manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Namun, sebelum itu apakah Grameds mengetahui apa itu spora?
Apabila Grameds belum mengetahui apa itu spora, apa saja jenisnya, bagaimana contoh bentuknya, yuk simak ulasan berikut ini!
Daftar Isi
Pengertian Spora
Menurut KBBI, spora adalah alat perbanyakan yang terdiri atas satu atau beberapa sel yang dihasilkan dengan berbagai cara pada tumbuhan rendah. Tumbuhan yang menggunakan spora sebagai alat perkembangbiakkannya adalah tumbuhan non vaskuler seperti alga, jamur, lumut, dan paku.
Spora merupakan bagian penting dari tumbuhan paku karena berfungsi sebagai alat perkembangbiakkan dalam proses regenerasi (proses penggantian sel yang telah rusak dengan pembentukan jaringan sel baru).
Spora itu dibentuk di dalam sebuah kotak spora yang disebut sebagai sporangium. Kumpulan spongarium tersebut akan membentuk adanya sorus yang terletak di bawah permukaan daun.
Spora dapat disebut sebagai tahap perkembangbiakkan generatif dari tumbuhan paku.
Bentuk Spora
Spora pada tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam, tetapi sebagian besar berbentuk elips atau bilateral, isobilateral, dan tetrahedral. Bentuk spora dalam tumbuhan memiliki ukuran yang berbeda dari spesies satu dengan spesies lain.
Spora yang tergolong ukuran kecil adalah berukuran <10 μm, sementara yang tergolong ukuran sedang adalah dengan ukuran 25—50 μm. Lalu, ada juga spora dengan ukuran 50-100 μm dapat tergolong sebagai ukuran besar. Spora ukuran ukuran 100—200 μm tergolong ke dalam kategori sangat besar, dan spora dengan ukuran > 200 μm tergolong kategori raksasa.
Jika kamu ingin mempelajari lebih lanjut mengenai bentuk spora, berikut rekomendasi buku berjudul Struktur & Fungsi Jaringan pada Tumbuhan karya Wahyu Lazuardi.
Deskripsi Buku
Did You Know Series: Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan merupakan
buku biologi praktis yang membahas seluk beluk tumbuhan secara mendalam, meliputi
struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan. Selain itu dibahas juga tentang sejarah pengklasifikasihan
dan ilmu taksonomi tumbuhan dari periode kuno hingga periode kontemporer.
Jenis Spora
Ragam spora dibagi berdasarkan fungsi dan cara pembentukannya.
Jenis spora berdasarkan fungsi
- Diaspora adalah jenis spora yang berfungsi sebagai alat persebaran tumbuhan berpembuluh non biji, misalnya lumut, fungi, dan lain-lain.
- Endospora adalah spora yang memiliki struktur dorman (berkenaan dengan terhambatnya perkembangan untuk sementara waktu meskipun dalam keadaan lingkungan dengan air dan cahaya yang baik), yang terbentuk di dalam sel.
- Eksospora adalah spora yang dihasilkan oleh adanya bakteri tertentu yang digunakan sebagai alat untuk mempertahankan diri dalam kondisi cuaca yang ekstrem.
- Klamidospora, yang berfungsi sebagai alat pertahanan hidup tetapi hanya bisa dihasilkan oleh fungsi.
- Zigospora, berfungsi sebagai alat persebaran haploid (individu dengan separuh jumlah genom sel normal) yang dihasilkan oleh fungi. Spora jenis ini memiliki dinding tebal sehingga mampu tubuh menjadi konidium.
Jenis Spora Berdasarkan Pembentukannya
- Meiospora, adalah spora yang menghasilkan meiosis. Jenis spora ini mampu menumbuhkan organisme haploid (tumbuhan lumut, paku air) yang menghasilkan spermatozoid dan sel telur. Contohnya adalah tanaman paku cairan, rane, lumut, dan lain-lain.
- Mitospora, adalah spora yang menghasilkan mitosis. Jenis spora ini tumbuh menjadi protalus yang setelah dewasa akan menjadi bentuk protalium. Contohnya adalah tanaman paku-pakuan dan fungi.
Struktur Spora
Komponen struktur dari spora ada beberapa, yaitu:
1. Lapisan luar (eksin)
Pada lapisan luar atau eksin ini dapat dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, dan susunan unsur ornamentasinya. Contohnya adalah pada tanaman spesies Asplenium robustum memiliki tipe ornamentasi eksin psilate, yaitu dimana seluruh permukaannya halus, rata, dan licin. Ada juga spesies lain yang mempunyai tipe ornamentasi eksin berupa pola seperti jala atau bahkan berbentuk duri.
Pada lapisan luar (eksin) ini terdapat daerah yang terbuka dan tipis, disebut apertura. Apertura merupakan zona germinasi yang dapat berfungsi sebagai organ pengatur mekanisme perubahan volume cairan sel.
Apertura menjadi bagian khusus dari sebuah sporoderm yang biasanya lebih tipis dari bagian sporoderm lain serta memiliki ornamentasi dan struktur yang berbeda. Berdasarkan bentuknya, apertura terbagi menjadi dua yaitu apertura tunggal dan apertura majemuk.
2. Lapisan dalam (intin)
Pada lapisan dalam spora, terdapat struktur utama yang dapat membuat spora aktif dalam proses perkembangbiakkan tanaman, baik itu tanaman paku, jamur, atau lainnya. Pada lapisan ini terdapat protein sehingga dapat menahan dari adanya bahan atau aksi kimia dan enzimatik terhadap spora itu sendiri.
3. Korteks
Fungsi dari struktur korteks ini adalah untuk melindungi tumbuhan dari dehidrasi dan suhu tinggi yang terjadi di lingkungannya.
4. Dinding
Dinding dalam spora menjadi pelindung inti pusat spora itu sendiri dari bahan-bahan kimia yang dapat merusak tumbuhan.
5. Korestasi pusat spora
Dalam korestasi pusat ini, terdapat beberapa komponen struktural berupa DNA, RNA (dalam jumlah kecil), 40% asam dipiclonic (DPA), dan lainnya.
Tumbuhan Penghasil Spora
Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku adalah tumbuhan tingkat rendah meskipun tubuhnya terdapat kormus dan sistem pembuluh, tetapi nyatanya tumbuhan tersebut belum menghasilkan biji. Alhasil, tumbuhan paku melakukan perkembangbiakkan dengan berupa spora.
Pada tumbuhan paku, terdapat dua bagian utama yaitu organ vegetatif dan organ generatif. Nah, keberadaan spora dan sporangium ini terletak di organ generatif.
Uniknya, tumbuhan paku ini mempunyai generasi gametofit dan sporofit yang saling independen. Sporofit dalam tumbuhan paku jenis polypodiaceae, misalnya, memiliki variasi pada karakter letak sorus, bentuk sorus, struktur indusium, struktur reseptakel, bentuk spora, permukaan rhizome, dan bentuk daunnya.
Tumbuhan paku sebagian besar dapat hidup di kawasan yang memiliki tingkat kelembapan tinggi, misalnya di hutan yang terletak di dataran tinggi. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan paku sangat membutuhkan keberadaan air guna mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Kelompok tumbuhan ini disebut dapat beradaptasi dengan baik dari paparan sinar matahari.
Tumbuhan paku biasa berhabitat di tanah, air, pohon, bahkan bebatuan sekalipun. Tumbuhan paku yang berhabitat di tanah contohnya adalah tumbuhan suplir (Adiantum Cuneatum).
Contoh tumbuhan suplir:
Lalu, ada juga tumbuhan paku yang berhabitat di bebatuan contohnya tumbuhan paku pedang (Nephrolepis). Grameds pasti tidak asing lagi dengan tumbuhan ini karena biasa kita temui di bebatuan tembok sekitar rumah.
Walaupun terkesan sebagai tumbuhan liar, tetapi tumbuhan paku ini memberikan cukup banyak manfaat dalam proses ekosistem hutan. Bahkan di Indonesia ini terdapat lokasi yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan paku di Hutan Raya R.Soerjo yang terletak di kompleks gunung Arjuno-Welirang-Anjasmoro.
Pada beberapa jenis spesies tumbuhan paku, seperti Asplenium, sering digunakan sebagai tanaman hias, bahan pupuk hijau, menjadi salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, bahkan menjadi salah satu tanaman penghasil oksigen, loh~
Tumbuhan Jamur
Tumbuhan jamur tentu sering kita temui di lingkungan sekitar. Selain bermanfaat sebagai bahan pangan, tumbuhan yang mengandalkan spora untuk perkembangbiakkannya ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Dengan banyaknya manfaat yang diperoleh dari tumbuhan ini, masyarakat banyak yang membudidayakannya dengan jumlah cukup banyak. Namun, untuk mengonsumsi tumbuhan jamur tidak serta-merta dilakukan secara sembarangan, karena terdapat beberapa jamur beracun.
Jamur tiram atau nama kerennya sih Pleurotus ostreatus ini memiliki spora berwarna putih, ungu muda, atau abu-abu keunguan. Biasanya ukuran spora yang terdapat pada jamur tiram ini kira-kira 7-9 x 3-4 mikron, dengan bentuk lonjong, licin, dan nonamiloid.
Ada juga jamur merang atau biasa disebut dengan Vovariella volvacea ini juga menjadi jamur yang kerap dikonsumsi masyarakat. Jejak sporanya berwarna merah jambu, dengan ukuran 7-9 x 5-6 mikron yang menjorong serta licin.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
- Tumbuhan Angiospermae
- Archaebacteria
- Alstonia Scholaris
- Biokimia dan Biomolekul
- Bioteknologi
- Bunga Begonia
- Bunga Padma Raksasa
- Bunga yang Hampir Punah di Indonesia
- Pengertian Biologi dan 19 Cabang Ilmu Biologi
- Filum Chordata
- Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui
- Cynobacteria
- Contoh Tumbuhan Endemik
- Daur Biogeokimia
- Daur Hidup Hewan
- Ekosistem
- Eubacteria
- Evolusi
- Jenis Kerang Laut
- Jenis Pohon Langka di Indonesia
- Tumbuhan Ganggang
- Materi Genetik
- Monopodial
- Hewan Invertebrata
- Ovovivipar
- Hewan Vertebrata
- hereditas
- jaringan Pada Tumbuhan
- Kantong Semar
- Keanekaragaman Hayati
- Kingdom Fungi
- Kingdom Monera
- Kingdom Plantae
- Kingdom Protista
- Klasifikasi Mahluk Hidup
- Latihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMA
- Materi Biologi SMA Kelas 10
- Materi Biologi SMA Kelas 11
- Materi Biologi SMA Kelas 12
- Pulai
- Pencemaran Lingkungan
- Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
- Perkembangbiakan Hewan: Generatif dan Vegetatif
- Perkembangbiakan Vegetatif
- Pinggiran dan Struktur Cytoplasm
- Plastida
- Protozoa
- Reproduksi Sel
- Rumpun Bambu
- Sel
- Sistem Gerak Pada Manusia
- Sistem Hormon
- Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup
- Tumbuhan Spermatophyta
- Stek Batang
- Teori Evolusi
- Tumbuhan Gymnospermae
- Tumbuhan Paku
- Tumbuhan Thallophyta
- Tumbuhan yang Berkembang Biak Secara Generatif
- Sistem Peredaran Darah Besar
- Urutan Takson Tumbuhan
- Vakuola
- Virus
- Bentuk Virus