Perbedaan Sedekah, Infaq, Wakaf, dan Zakat – Berbagi kepada sesama adalah hal yang sangat mulia. Saat kita berbagi dengan orang lain, kita bukan hanya sekedar memberikan sesuatu ke mereka. Meski kita hanya memberi sedikit, tanpa disadari, kita juga sudah membantu meringankan beban orang lain, membuatnya bahagia, plus membuat diri kita sendiri juga ikut bahagia.
Dalam ajaran agama Islam, berbagi dan membantu orang yang lebih membutuhkan adalah hal yang sangat dianjurkan. Bahkan Allah Subhanahu wa ta’ala juga menegaskan bahwa siapapun yang membagi sebagian hartanya akan mendapatkan ganjaran berupa pahala yang besar.
Allah SWT berfirman:
اٰمِنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَ نْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَـكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِ ۗ فَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَ نْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ
aaminuu billaahi wa rosuulihii wa angfiquu mimmaa ja’alakum mustakhlafiina fiih, fallaziina aamanuu mingkum wa angfaquu lahum ajrung kabiir
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al-Hadid 57: Ayat 7)
Tidak hanya itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihu wasallam juga mengatakan bahwa mereka yang membuat orang lain bahagia, akan berbahagia pada hari kiamat kelak.
“Barangsiapa yang menjumpai saudaranya yang Muslim dengan (memberi) sesuatu yang disukainya agar dia gembira, maka Allah akan membuatnya gembira pada hari kiamat.” (HR. Thabrani)
Ngomongin soal berbagi, kamu yang Muslim pasti sudah tidak asing dengan istilah sedekah, infaq, wakaf dan juga zakat. Meski tujuannya adalah berbagi, namun baik sedekah, infaq, wakaf dan juga zakat memiliki pengertian yang berbeda lho! Apa bedanya?
Daftar Isi
Pengertian Sedekah
Istilah sedekah sendiri berasal dari kata bahasa Arab yakni “Shidqo” yang berarti benar. Dalam ajaran agama Islam, sedekah adalah pemberian yang dilakukan oleh seorang muslim kepada saudara muslimnya. Tidak seperti zakat, sedekah ini bisa dilakukan kapan saja dan kamu bisa memberikan apa saja asalkan pemberian itu dilakukan dengan ikhlas dari hati dan bukannya untuk tujuan pamer.
Pemberiannya pun tidak harus selalu berbentuk uang. Selain uang, kamu juga bisa memberikan makanan, pakaian, atau barang apapun yang bermanfaat bagi penerimanya. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu ‘alaihu wasallam menyebutkan bahwa memberi senyum kepada orang lain juga merupakan sedekah.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Tabassumuka fii wajhi akhika laka shodaqotun
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah (bernilai) sedekah bagimu“ (HR. Tirmidzi)
Keutamaan bersedekah
Selain mendapatkan ganjaran berupa pahala, dan kebahagiaan di hari kiamat, tidak banyak orang yang tahu jika sedekah juga memiliki beberapa keutamaan lho!
1. Sedekah merupakan amalan yang tidak akan terputus pahalanya
Kita tahu bahwa bersedekah merupakan amalan yang akan mendapatkan pahala yang besar, saking besarnya, bahkan jika kita meninggal pun, pahala sedekah itu akan terus mengalir deras dan tidak akan terputus.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihu wasallam bersabda,
“Apabila anak cucu Adam wafat, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, anak yang sholeh yang mendoakan ibu bapaknya, dan ilmu yang bermanfaat.” (HR. Muslim)
Shodaqoh atau sedekah jariyah sendiri merupakan sedekah yang pahalanya terus mengalir bahkan meski orang yang bersedekah sudah tiada.
2. Sedekah sebagai penghapus dosa di masa lalu
Selain mendapatkan pahala yang besar, sedekah juga ampuh untuk menghapus dosa-dosa kita di masa lalu. Rasulullah shalallahu ‘alaihu wasallam bahkan mengibaratkan penghapusan dosa ini seperti api yang padam karena tetesan air.
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi)
3. Menambahkan rezeki
Ada yang mengatakan, uang lima puluh ribu terasa sedikit untuk dibelanjakan. Namun disisi lain, jumlah tersebut terlalu banyak jika disedekahkan. Banyak orang rela memberi barang dengan harga super mahal, namun pelit dalam bersedekah karena takut hartanya berkurang. Padahal, dengan bersedekah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala justru akan menggantinya dengan rezeki yang lebih banyak. Jadi mulai sekarang, tidak ada alasan lagi untuk tidak bersedekah karena takut akan kehabisan harta ya!
Pengertian Infaq
Infaq adalah membelanjakan atau mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki untuk kepentingan agama. Sama seperti sedekah, infaq ini juga tidak memberikan batasan jumlah atau menentukan waktunya.
Jenis-jenis Infaq
Berbeda dari sedekah, infaq ini terbagi menjadi empat jenis. Apa aja?
1. Infaq wajib
Sesuai dengan namanya, infaq ini hukumnya wajib dan jika tidak dikerjakan maka orang tersebut akan mendapatkan dosa. Salah satu contoh infaq wajib adalah mas kawin. Seperti yang kamu tahu, membayar mas kawin adalah syarat sah-nya sebuah perkawinan. Mas kawin dibayarkan oleh mempelai pria, dan jika dia tidak membayarnya maka pernikahannya dianggap tidak sah secara hukum agama.
2. Infaq sunnah
Jika infaq wajib harus dikerjakan, infaq sunnah tidak wajib dilaksanakan jika kita memang tidak memiliki rezeki lebih. Infaq sunnah terbagi menjadi dua jenis yaitu infaq jihad dan infaq untuk membantu orang lain yang sedang kesulitan. Infaq jihad diberikan kepada mereka yang merelakan hidupnya untuk berjuang di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sedangkan infaq kedua jelas diberikan kepada mereka yang memang membutuhkan bantuan dari kita.
3. Infaq mubah
Setelah infaq wajib, infaq sunnah, infaq juga ada yang hukumnya mubah. Infaq mubah adalah memberikan sebagian rezeki yang kita miliki untuk kepentingan yang tidak ada hubungannya dengan agama seperti modal berdagang atau usaha lainnya. Mereka yang melaksanakan infaq ini tidak akan mendapatkan pahala, meski begitu mereka juga tidak akan mendapat dosa karena telah melaksanakannya.
4. Infaq haram
Dari namanya, kamu mungkin sudah menebak bahwa infaq jenis ini hanya akan mendatangkan dosa kepada orang yang melaksanakannya. Sebuah infaq disebut haram jika orang yang memberikannya tidak merasa ikhlas, atau lebih parah lagi karena ingin terlihat oleh orang lain. Perlu diingat bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala sangat membenci sikap riya’ seperti ini, dan siapa pun yang melakukannya pasti akan mendapatkan dosa bahkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Pengertian Wakaf
Bisa dibilang, hampir semua umat Muslim pernah mendengar istilah satu ini. Namun hanya sedikit orang yang benar-benar pernah melaksanakan wakaf. Istilah wakaf berasal dari bahasa Arab yakni “Waqf” yang berarti menahan. Secara umum, wakaf adalah menahan harta milik pribadi dan menyedekahkannya untuk kepentingan umat.
Pengertian wakaf menurut ahli fiqh
Meski secara umum, wakaf adalah menahan harta pribadi untuk kepentingan banyak orang, para ahli fiqh rupanya memiliki perbedaan pendapat soal wakaf ini. Berikut pengertian wakaf menurut ahli fiqh!
1. Imam Hanafi
Menurut Imam Hanafi, wakaf adalah menahan suatu benda atau barang untuk tujuan kebaikan umat. Meski begitu, status benda ini tetaplah milik orang yang mewakafkannya. Nah karena statusnya masih milik pribadi, orang yang mewakafkannya bisa mengambil atau menjualnya sewaktu-waktu. Begitu juga jika orang yang bersangkutan meninggal, maka barang itu secara otomatis menjadi hak milik ahli warisnya yang sah. Jika ahli waris ingin menjual barang wakaf tersebut, maka dia bisa melakukannya.
2. Imam Malik
Mirip dengan pendapat Imam Hanafi, Imam Malik berpendapat jika wakaf adalah menahan sebuah barang atau benda untuk kepentingan orang banyak. Bedanya adalah, barang yang diwakafkan tidak bisa diambil kembali, bahkan meski status barang tersebut tetap milik orang yang mewakafkannya. Aturan ini tetap berlaku meski yang bersangkutan sudah meninggal. Jika itu terjadi, ahli waris tetap tidak akan bisa mengambilnya kembali.
3. Imam Syafi’i dan Imam Hambali
Kebalikan dari dua imam sebelumnya, baik Imam Syafi’i maupun Hambali berpendapat jika barang yang sudah diwakafkan maka statusnya sudah bukan lagi menjadi barang pribadi. Barang tersebut sudah sepenuhnya milik umat, dan hanya bisa digunakan untuk kepentingan bersama. Dan karena status barangnya sudah bukan lagi milik pribadi, orang yang mewakafkannya jelas tidak boleh menarik barang tersebut kembali untuk kepentingan pribadinya.
Di Indonesia sendiri, wakaf yang paling umum adalah tanah. Banyak orang mewakafkan tanah mereka untuk kepentingan umat. Biasanya orang mewakafkan tanahnya untuk dibangun menjadi masjid atau kuburan. Nah karena mayoritas orang Muslim di Indonesia menganut mazhab Imam Syafi’i, maka tanah yang sudah diwakafkan tidak bisa diambil kembali oleh siapapun, baik itu oleh orang yang mewakafkannya atau ahli warisnya.
Pengertian Zakat
Zakat pada dasarnya adalah membersihkan diri, sedangkan dalam artian luas, zakat adalah sebagian harta yang harus kita berikan kepada orang lain. Berbeda dengan wakaf, atau sedekah yang hukumnya sunnah, zakat ini hukumnya wajib dan merupakan bagian dari rukun Islam.
Jenis zakat dan perbedaannya
Dalam ajaran agama Islam, zakat terbagi menjadi dua jenis yaitu zakat fitrah dan satu lagi adalah zakat mal. Lalu apa perbedaan diantara keduanya? Yuk kita cari tahu!
1. Zakat Fitrah
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan jenis zakat yang satu ini. Zakat fitrah adalah zakat yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Zakat ini wajib hukumnya bagi semua umat Muslim di seluruh dunia, baik itu perempuan, laki-laki, tua, muda, bahkan anak-anak pun wajib melakukan zakat fitrah. Zakat fitrah biasanya dibayarkan dalam bentuk 2,5 kilogram bahan makanan pokok, atau bisa juga dibayarkan dalam bentuk uang senilai harga bahan pokok tersebut.
Di Indonesia sendiri, biasanya kalau bukan uang, orang akan membayar zakat fitrah dalam bentuk beras sebanyak 3,5 liter. Zakat fitrah sendiri dibayarkan selama bulan Ramadhan dengan batas akhirnya yaitu sebelum sholat Idul Fitri dilaksanakan. Nantinya, zakat akan dikumpulkan oleh penyalur zakat alias Amil dan dibagikan kepada Mustahik atau golongan orang yang berhak menerima zakat.
2. Zakat Mal
Zakat mal adalah zakat yang kita bayarkan dari penghasilan kita. Jika kamu adalah pegawai yang mendapatkan penghasilan setiap bulan, maka kamu wajib membayarkan zakat mal setiap bulannya. Jumlah zakat mal yang harus dibayar yaitu 2,5 persen dari total penghasilan kamu bulan itu. Sama seperti zakat fitrah, zakat mal ini juga hukumnya wajib.
Keutamaan zakat dalam Islam
Sama seperti semua amalan ibadah yang ada dalam ajaran Islam, menunaikan zakat juga akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar. Selain pahala, zakat baik itu zakat fitrah maupun zakat mal juga memiliki beberapa keutamaan tersendiri.
1. Menyempurnakan agama
Seperti yang kamu ketahui, zakat adalah bagian dari rukun Islam. Sebagai seorang penganut agama Islam yang taat, kita bukan hanya wajib membaca dua kalimat syahadat, shalat, dan puasa saja, tetapi juga membayarkan zakat. Dengan membayarkan zakat secara otomatis kita telah menyempurnakan agama kita.
2. Mensucikan harta yang dimiliki
Zakat dalam bahasa Arab sendiri berarti mensucikan. Dengan melaksanakan zakat, sama artinya kita sudah mensucikan harta yang kita miliki dari dosa atau hal-hal buruk yang tidak kita sadari.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
خُذْ مِنْ اَمْوَا لِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
khuz min amwaalihim shodaqotang tuthohhiruhum wa tuzakkiihim bihaa wa sholli ‘alaihim, inna sholaataka sakanul lahum, wallohu samii’un ‘aliim
“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 103)
3. Menghapus dosa-dosa yang sudah diperbuat
Sedekah bukan satu-satunya cara untuk membantu mengurangi dosa yang pernah kita lakukan. Selain bersedekah, membayar zakat nyatanya juga ampuh dalam menghapus dosa yang kita miliki. Bayangkan jika kita taat bayar zakat, berapa banyak dosa kita yang akan terampuni?
Selain tiga keutamaan di atas, zakat juga memiliki banyak manfaat lain yang tidak kalah penting. Salah satunya adalah, dengan rajin melaksanakan zakat tanpa sadar kita sudah mendidik diri kita sendiri untuk jadi pribadi yang lebih baik, lebih dermawan, juga lebih tulus dari sebelumnya.
BACA JUGA:
- Pengerian Zakat: Hukum, Jenis, Syarat, Rukun, dan Hikmah Berzakat
- Pengertian Wakaf: Jenis, Rukun, Saksi, dan Keutamaan Berwakaf
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal: Pengertian, Perhitungan, dan Cara Membayar
- Macam-Macam Sedekah: Pengertian, Keutamaan, dan Manfaat
- Pengertian Zakat Mal: Syarat dan Cara Menghitungnya
Orang-orang yang berhak menerima zakat
Jika wakaf, sedekah, atau infaq bebas diberikan kepada siapa saja, maka lain halnya dengan zakat. Zakat tidak dibagikan kepada sembarangan orang, melainkan hanya boleh diterima oleh golongan tertentu yang disebut dengan Mustahik. Siapakah mereka?
1. Fakir
Orang-orang yang fakir menjadi golongan pertama yang wajib menerima zakat, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal. Seseorang bisa disebut sebagai orang fakir jika mereka tidak sanggup bekerja karena suatu alasan, dan karena itu mereka tidak memiliki penghasilan untuk menghidupi dirinya.
2. Miskin
Jika fakir tidak memiliki penghasilan, maka orang yang masuk dalam golongan miskin memiliki sumber penghasilan. Hanya saja, penghasilan mereka tidak cukup untuk menghidupi kebutuhan hidup dirinya maupun keluarganya.
3. Riqab
Riqab mungkin menjadi golongan yang paling jarang ada di masa sekarang. Riqab berarti hamba sahaya atau budak yang diperjualbelikan. Meski di masa kini perbudakan adalah hal yang dilarang, di masa lalu perbudakan adalah hal yang cukup biasa. Orang-orang dijual untuk diambil tenaganya, tanpa diberikan sepeserpun uang sebagai pengganti tenaganya.
4. Gharim
Terlilit hutang adalah salah satu situasi yang paling tidak mengenakkan. Mereka yang terlilit hutang jelas sangat membutuhkan bantuan lebih dari apapun, baik itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau membayar hutannya. Makanya tidak heran jika gharim masuk dalam golongan orang-orang yang berhak mendapatkan zakat.
5. Mualaf
Mualaf atau orang yang masuk Islam juga berhak mendapatkan zakat. Hal ini dilakukan agar orang tersebut dapat merasakan kuatnya persatuan dan solidaritas diantara umat Islam.
6. Fisabilillah
Fisabilillah adalah orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mereka rela mengorbankan apapun, termasuk hidupnya sendiri untuk menegakkan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
7. Ibnu Sabil
Melakukan perjalanan ke tempat yang jauh bukanlah hal yang mudah, terutama di masa lalu saat kendaraan satu-satunya yang bisa digunakan adalah dengan menaiki unta atau kuda. Tidak jarang seorang Ibnu Sabil atau orang yang melakukan perjalanan jauh sampai kehabisan bekalnya. Dalam situasi seperti ini, mereka masuk dalam golongan orang yang wajib menerima zakat, karena hanya dengan zakat itulah mereka bisa meneruskan perjalanannya.
8. Amil
Jika Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat, maka mereka yang bertugas menyalurkan zakat disebut dengan Amil. Uniknya, seorang Amil juga masuk dalam golongan Mustahik atau berhak menerima zakat. Ini karena Amil bekerja untuk mengumpulkan, membimbing orang yang berzakat, dan menyalurkan zakat kepada mereka yang membutuhkan. Atas semua dedikasinya, mereka jelas harus mendapatkan bagian dari zakat tersebut.
Dari penjelasan ini, kamu pasti sudah bisa mengetahui bukan perbedaan sedekah, infaq, wakaf, dan zakat. Dan meski tujuannya adalah berbagi, keempat amalan ini jelas sangat berbeda satu sama lain. Baik itu dari hukumnya, orang yang menerimanya, juga waktu pelaksanaannya.
Buat para Grameds yang mau mempelajari tentang sedekah, infaq, wakaf, maupun sedekah lebih dalam, kamu bisa banget mengunjungi www.gramedia.com. Di sini, kamu bisa mendapatkan berbagai buku seputar topik tersebut, dan amalan lainnya yang ada dalam ajaran agama Islam. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan informasi terbaik dan terbaru untuk kamu.
Penulis: Siti Marliah
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
- Ayat Al-Qur'an Tentang Surga Dan Neraka
- Aqidah
- Biografi Sunan Kalijaga
- Doa Membayar dan Menerima Zakat Fitrah
- Dakwah
- Nasab
- Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia dan Fotonya
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Penjelasan Rukun Iman dan Rukun Islam Lengkap
- Tokoh Ilmuwan Islam (Muslim)
- Rukun Jual Beli Dalam Islam dan Syaratnya
- Rekomendasi Cerita Anak Islami Untuk Menjadi Teladan Yang Baik
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
- Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera
- Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
- Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
- Kerajaan Islam di Indonesia
- Sejarah Kerajaan Mataram Islam
- Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
- Iqlab
- Sistem Ekonomi Islam
- Kisah Nabi Adam
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal
- Iman Kepada Malaikat Allah
- Kisah 25 Nabi dan Rasul
- Musyarakah
- Nafsu
- Doa Kelahiran Anak
- Rukun haji, Pengertian Haji, dan Hukum Haji
- Doa Akhir Tahun Islam
- Doa Zakat Fitrah
- Doa Setelah Adzan
- marah Dalam Islam
- Sifat Mustahil Bagi Allah
- Sholat Jamak
- Sholat Isya
- Sholat Hajat
- Musyrik
- Niat Puasa Qadha Ramadhan
- Hukum Syara
- Hikmah Sholat
- Kumpulan Doa Sehari-Hari
- Manhaj
- Perbedaan Haji dan Umroh
- Peristiwa Turunnya Al-Qur'an
- Penyakit Ain
- Pengertian Isra Mi'raj
- Tugas Malaikat
- Hadist Tentang Menuntut Ilmu
- Sifat Jaiz Rasul
- Syirkah Inan
- Strategi Dakwah Wali Songo
- Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
- Strategi Dakwah Sunan Ampel
- Fungsi Hadist
- Hadits Kebersihan
- Tarekat
- Zina