Biologi

Plasenta Adalah: Pengertian, Fungsi dan Kelainan yang Harus Diwaspadai

Written by Ratih

Apa itu plasenta? Istilah plasenta mungkin kurang akrab di telinga Grameds dan lebih mengenal istilah ari-ari bayi. Banyak yang mengatakan bahwa plasenta adalah teman bayi selama berada di di dalam kandungan ibu. Tetapi faktanya, plasenta tidak hanya menjadi teman janin melainkan juga menjadi organ yang memiliki peran penting demi mendukung proses tumbuh dan kembang bayi selama di dalam kandungan.

Plasenta atau placenta akan tumbuh dalam rahim seiring dengan perkembangan janin. Kemudian nantinya, organ plasenta ini pun akan ikut keluar bersamaan dengan janin bayi tersebut. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang organ plasenta? Simak pengertian plasenta, fungsi dan kelainan apa saja yang harus diwaspadai agar tidak membahayakan janin dalam rahim!

Pengertian Plasenta

Apa itu placenta? Plasenta atau disebut juga sebagai ari-ari bayi adalah organ yang tumbuh serta berkembang di dalam rahim selama masa kehamilan. Seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa plasenta memiliki peran penting bagi janin. Salah satu fungsi utama dari plasenta adalah dapat menunjang pertumbuhan serta perkembangan janin.

Sumber: Freepik/brgfx

Pada umumnya, plasenta akan tumbuh usai terjadi pembuahan yang berhasil. Plasenta kemudian akan menempel di dinding rahim dan dapat terbentuk di area mana saja di dalam rahim. Namun pada umumumnya plasenta akan tumbuh serta berkembnang tepat di posisi telur yang berhasil dibuahi dan kemudian tertanam pada dinding rahim.

Posisi dari plasenta ini memiliki istilahnya masing-masing lho Grameds dan umumnya terbagi menjadi empat yaitu belakang, atas, depan dan sisi kanan atau kiri dinding rahim. Berikut penjelasannya.

  • Plasenta posterior ialah ari-ari yang tumbuh serta menempel pada dinding rahim di bagian belakang.
  • Plasenta fundal merupakan placenta yang tumbuh dan menempel di bagian atas rahim.
  • Plasenta anterior adalah bagian plasenta yang tumbuh maupun menempel di bagian depan dinding rahim.
  • Plasenta lateral yaitu bagian plasenta yang tumbuh pada sisi bagian kanan atau kiri di dinding rahim.

Posisi plasenta ini akan bergerak semakin ke arah atas ketika usia kehamilan telah memasuki 32 minggu. Normalnya, plasenta akan bergerak ke arah atas dan menjauh dari leher rahim ketika ukuran dari janin telah semakin besar.

Proses Terbentuknya Jaringan Plasenta

Lalu, bagaimana proses terbentuknya jaringan plasenta di dalam rahim ini? Dikutip dara laman siloamhospitals.com, pembentukan plasenta dimulai sejak masa-masa awal kehamilan yaitu sekitar tujuh hingga 10 hari usai terjadi pembuahan.

Setelah mencapai usia kehamilan tiga minggu, folikel di dalam indung telur (korpus luteum) akan mengalami penurunan. Setelah itu, tubuh mulai memproduksi hormon progesteron yang berperan memberikan nutrisi bagi janin selama trimester pertama kehamilan.

Pada saat memasuki minggu ke-4 kehamilan, sekelompok sel yang menempel di dinding rahim akan berpisah dan menembus lapisan dalam dinding rahim dengan lebih dalam. Satu di antara sejumlah sel tersebut berperan dalam pembentukan plasenta yang akan menggantikan peran korpus luteum dalam memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Seiring berjalannya waktu, plasenta akan mengalami peningkatan ukuran yang memungkinkannya untuk mengambil alih fungsi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen yang lebih besar bagi janin. Pada rentang usia kehamilan 12–18 minggu, secara umum plasenta akan terbentuk secara sempurna, dengan rata-rata terbentuk pada usia kehamilan 16 minggu.

Selama masa kehamilan, ibu memang dituntut untuk lebih berhati-hati, seperti memperhatikan asupan makanan agar janin mendapatkan gizi seimbang melalui plasenta dan tentunya mengetahui bahaya dari virus dan infeksi yang mungkin terjadi. Ketika ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi, maka janin pun akan menyerap nutrisi makanan tersebut melalui plasenta.

Selain nutrisi, beberapa virus yang menyerang ibu juga dapat terjangkit pada janin dalam rahim. Salah satunya adalah TORCH. Apa itu TORCH dan mengapa berbahaya untuk ibu hamil serta janin? Simak penjelasannya dalam buku Bahaya Torch Bagi Wanita Hamil & Janin yang tersedia di gramedia.com!

https://www.gramedia.com/products/bahaya-torch-bagi-wanita-hamil-janin?queryID=dc8e69972f8a37801942c45d60c7d6e6

Fungsi Plasenta

Sumber: Freepik/ Freepik

Salah satu organ penting untuk janin plasenta yang berfungsi sebagai perantara untuk mengantarkan gizi dan nutrisi bagi janin agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim ibu. Tak hanya nutrisi saja, plasenta juga memberikan asupan oksigen untuk janin yang sedang tumbuh serta membuang limbah yang ada pada darah bayi. Selama berada di rahim ibu, plasenta akan menemani janin.

Plasenta kemudian akan keluar bersama janin pada tahap tiga persalinan. Ada beberapa fungsi dan peran penting dari plasenta untuk janin, dikutip dari laman orami.co.id, berikut penjelasannya:

  • Perantara Pertukaran Oksigen

Salah satu fungsi utama plasenta pada bayi adalah sebagai tempat pertukaran gas. Paru-paru janin tidak terlibat dalam pertukaran gas selama berada di dalam rahim. Salah satu fungsi utama plasenta pada bayi adalah sebagai tempat pertukaran gas. Paru-paru janin tidak terlibat dalam pertukaran gas selama berada di dalam rahim.

  • Oksigen 

Oksigen merupakan molekul kecil yang dapat dengan mudah melewati plasenta melalui proses difusi pasif. Pertukaran oksigen tergantung pada perbedaan tekanan parsial oksigen antara darah ibu di ruang intervillous dan darah janin di arteri umbilikalis, dengan selisih tekanan sekitar 4 kPa.

  • Karbon dioksida

Karbon dioksida juga dapat dengan mudah melewati plasenta melalui proses difusi pasif sama halnya seperti yang terjadi dengan pertukaran oksigen. Pertukaran dari janin ke ibu terutama bergantung pada perbedaan tekanan parsial karbondioksida antara darah janin di arteri umbilikalis dan darah ibu di ruang intervili, dengan selisih tekanan sekitar 1,8 kPa.

  • Menjadi Perantara Transfer Metabolik 

Fungsi selanjutnya dari plasenta janin bayi adalah sebagai perantara atau tempat terjadinya transfer metabolik atau pertukaran nutrisi. Apa saja nutrisi yang akan bertukar melalui plasenta bayi? Berikut penjelasannya.

  • Glukosa 

Kapasitas dari glukoneogenesis yang dimiliki janin sangatlah kecil, sehingga zat glukosa ibu menjadi sumber utama bagi janin. Difusi pasif glukosa akan melintas melalui plasenta yang tidak mendapatkan zat glukosa yang cukup demi  memenuhi kebutuhan dari janin bayi. Oleh sebab itu, difusi yang difasilitasi akan menggunakan berbagai macam transporter glukosa yang diperlukan oleh janin.

  • Asam amino 

Untuk mensintesis protein pada janin, asam amino ditransfer dari ibu ke janin melalui proses transpor aktif. Terdapat beberapa protein pengangkut khusus yang bertanggung jawab dalam pengangkutan asam amino, di antaranya adalah anionik, netral dan kationik.

Banyak dari jenis protein tersebut akan mengangkut asam amino bersama-sama dengan natrium. Proses ini terkait dengan pengangkutan natrium menuju gradien konsentrasinya yang lebih rendah, sehingga asam amino diseret ke dalam sel.

  • Asam lemak 

Asam lemak memiliki peran penting dalam sintesis senyawa yang terlibat dalam pensinyalan sel, seperti prostaglandin dan leukotriene. Selain itu, asam lemak juga dibutuhkan untuk produksi fosfolipid pada janin, pembentukan membran biologis dan pembentukan mielin. Enzim lipoprotein lipase, yang bertugas memecah lipoprotein menjadi asam lemak bebas, terdapat di permukaan plasenta ibu.

  • Vitamin, elektrolit dan air

Ion kalsium, zat besi, dan vitamin dialihkan melalui proses transpor aktif dan ditransfer melewati plasenta meskipun ada kemungkinan adanya transpor aktif. Air bergerak melalui difusi yang sederhana sejalan dengan gradien tekanan hidrostatis dan osmotik. Protein saluran air khusus dalam trofoblas dapat membantu dalam perjalanan air tersebut.

Agar gizi dan nutrisi yang diterima oleh janin seimbang dan janin dapat tumbuh serta berkembang dengan baik, maka ibu perlu memperhatikan beberapa jenis makanan yang dikonsumsi selama masa hamil.

Salah satunya adalah menyesuaikan jenis bahan makanan dengan golong darah. Untuk menyesuaikan menu makanan dan jenis makanannya, Grameds bisa membaca buku Nutrisi Pintar Ibu Hamil & Menyusui Golongan Darah B. 

Dalam buku tersebut, Grameds akan memperoleh informasi seputar pedoman menentukan gizi seimbang, tipe dan karakter golongan darah B dan lainnya. Ada pula serial golongan darah lainnya yang bisa dibeli hanya di gramedia.com!

button rahmad jpg

  • Memiliki Fungsi Endokrin

Plasenta adalah organ endokrin yang akan menghasilkan beberapa hormon peptida serta steroid yang penting untuk janin. Apa saja jenis-jenis hormon peptida dan steroid? Berikut penjelasannya.

  • Gonadotropin korionik (hCG) manusia

Hormon glikoprotein yang dikenal sebagai human chorionic gonadotropin (hCG) diproduksi oleh syncytiotrophoblast pada awal kehamilan. Puncak produksi hCG terjadi sekitar 8 minggu kehamilan. hCG merangsang korpus luteum untuk menghasilkan progesteron yang penting dalam menjaga keberlangsungan kehamilan. Kadar hCG dapat dideteksi melalui urin yang membentuk dasar melalui alat tes kehamilan yang tersedia pada apotek komersial.

  • Laktogen Plasenta Manusia (HPL)

Laktogen plasenta manusia (HPL) juga dihasilkan oleh syncytiotrophoblast. HPL mengurangi sensitivitas insulin pada ibu, yang mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah ibu. Hal ini merangsang produksi surfaktan paru-paru janin dan sintesis hormon adrenokortikotropik, serta membantu dalam mempromosikan perkembangan payudara ibu untuk produksi ASI.

HPL mengubah metabolisme ibu dari menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi utama menjadi menggunakan asam lemak, sehingga glukosa dapat dihemat untuk kebutuhan janin.

  • Varian Hormon Pertumbuhan Manusia

Syncytiotrophoblast memproduksi berbagai varian hormon pertumbuhan manusia yang mempengaruhi pertumbuhan plasenta secara langsung. Selain itu, hormon tersebut juga merangsang glukoneogenesis dan lipolisis pada ibu, yang bertujuan untuk mengoptimalkan ketersediaan nutrisi bagi pertumbuhan janin yang tengah berkembang.

  • Estrogen dan progesteron

Hingga mencapai akhir minggu kedelapan kehamilan, korpus luteum tetap memproduksi progesteron. Namun, seiring waktu, plasenta secara perlahan mengambil alih peran tersebut dan mulai meningkatkan produksi progesteron hingga menjelang persalinan.

Peran utama progesteron adalah mencegah kontraksi uterus dan awal persalinan. Sementara itu, estrogen merangsang pertumbuhan rahim dan perkembangan kelenjar susu.

  • Fungsi Imunologis

Plasenta juga memiliki peran dalam fungsi imunologis. Fungsi tersebut memiliki tujuan untuk memberikan kekebalan pasif selama beberapa bulan pertama dalam kehidupan janin bayi.

Syncytiotrophoblast memiliki reseptor yang mampu mengikat fragmen Fc dari antibodi IgG. Setelah mengikatnya, fragmen Fc tersebut diendositosis menjadi vesikel sebelum akhirnya dilepaskan ke dalam darah janin melalui proses eksositosis.

Transfer tersebut dimulai sejak masa-masa awal kehamilan dan kemudian akan meningkat secara eksponensial ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Sistem kekebalan tubuh akan menyebabkan terjadinya gangguan autoimun seperti miastenia gravis, selain itu dapat melintasi plasenta serta dapat mempengaruhi janin.

Kelainan Plasenta yang Harus Diwaspadai

Demi perkembangan dan kesehatan janin selama dalam kandungan, plasenta memiliki peran penting seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Oleh karena menjaga kesehatan plasenta sangatlah penting.

Selain itu, ada beberapa kelainan atau gangguan yang mungkin terjadi pada plasenta bayi yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil, karena plasenta yang mengalami gangguan akan mengancam janin dalam rahim.

Dikutip dari laman morinagaplatinum.com, berikut adalah beberapa gangguan atau kelainan pada plasenta:

  • Abrupsi Plasenta atau Placental Abruption

Abrupsi plasenta terjadi saat plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan.

Kondisi ini dapat melibatkan sebagian atau seluruh bagian plasenta, yang mengakibatkan terhentinya pasokan nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh bayi.

Gangguan plasenta satu ini bisa terjadi setelah usia kehamilan melebihi 20 minggu. Abrupsi plasenta ditandai dengan gejala seperti pendarahan dari vagina, rasa nyeri, kontraksi, dan kram perut pada ibu hamil. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga dapat menyebabkan kelahiran bayi secara prematur.

  • Plasenta Previa

Plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim, yang akan menyulitkan proses persalinan bayi. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya pendarahan hebat dari vagina sebelum waktu persalinan. Plasenta previa biasanya terjadi pada awal kehamilan dan dapat berkembang seiring pertumbuhan rahim.

  • Plasenta Akreta

Plasenta akreta adalah kondisi di mana jaringan plasenta tumbuh secara berlebihan dan menembus ke dalam dinding rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan ibu hamil mengalami pendarahan pada trimester ketiga kehamilan dan mengalami kehilangan darah yang signifikan setelah melahirkan.

Kondisi dapat menjadi lebih parah atau serius ketika tali plasenta melekat pada lapisan otot rahim (plasenta inkreta) atau saat plasenta tumbuh melewati dinding rahim (plasenta perkreta). Dalam situasi tersebut, maka tindakan operasi caesar biasanya diperlukan dan dalam sebagian besar kasus, pengangkatan rahim juga dilakukan terkadang juga diperlukan.

  • Retensi Plasenta (Retensio Placenta)

Retensi plasenta terjadi ketika plasenta tidak lepas sepenuhnya dan masih menempel pada dinding rahim setelah proses persalinan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan kehilangan darah yang signifikan dan mengancam nyawa.

  • Insufisiensi Plasenta (Placental Insufficiency)

Insufisiensi plasenta terjadi ketika plasenta tidak mencapai perkembangan yang optimal atau mengalami kerusakan selama kehamilan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh aliran darah yang tidak mencukupi ke plasenta dari ibu hamil, yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin.

Selain itu, insufisiensi plasenta juga dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Kondisi ini umumnya terkait dengan faktor-faktor seperti anemia, diabetes, hipertensi, kebiasaan merokok, efek samping obat-obatan, dan gangguan pembekuan darah pada ibu.

Dari kelima gangguan plasenta tersebut, sayangnya belum ada penyebab pasti sehingga ibu hamil diharapkan dapat menjaga asupan nutrisi agar dapat mencegah dan meminimalisir terjadinya kelainan pada plasenta.

Salah satunya adalah mengetahui kondisi tubuh serta melakukan penyesuaian kebutuhan nutrisi. Dalam buku Nutrisi Pintar Ibu Hamil & Menyusui Golongan Darah O Grameds akan mengetahui jenis makanan seperti apa yang akan memaksimalkan kebutuhan nutrisi ibu dan janin secara maksimal.

button rahmad jpg

Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan buku seri nutrisi pintar ibu hamil sesuai golongan darah. Grameds bisa membeli bukunya secara online di gramedia.com!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Sumber: 

  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-plasenta
  • https://www.orami.co.id/magazine/fungsi-plasenta
  • https://morinagaplatinum.com/id/milestone/kenali-plasenta

Baca juga:

About the author

Ratih