Sampah yang Sulit Terurai dan Waktunya – Halo sobat Grameds, Tahukah Anda? Sampah merupakan salah satu masalah yang serius saat ini, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di sebagian besar negara di dunia. Sayangnya, meski jumlah sampah terus bertambah dari hari ke hari, kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah sangat rendah. Belum lagi mengurangi jumlah sampah, membuang sampah pada tempatnya masih sulit dilakukan.
Meskipun kelihatannya sepele, sebenarnya hal itu berpotensi merusak planet kita. Selain mencemari bumi, beberapa jenis sampah juga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai bersama tanah.
Ratusan hingga ribuan ton sampah dihasilkan setiap hari. Limbah berasal dari sisa usaha atau dari penggunaan rumah tangga. Dengan kemajuan teknologi, lahir beragam produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Faktanya, kita terbiasa menggunakan banyak produk sekali pakai yang praktis sulit untuk didaur ulang. Disebut plastik, aluminium, kaca, dll.
Setiap sampah atau limbah memiliki masa penguraian atau penerapannya sendiri-sendiri. Bahkan jika tidak didaur ulang, sampah berserakan di tempat pembuangan sampah, di sudut dan celah kota, atau menumpuk di lautan, membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terurai.
Atau bahkan potongan-potongan yang tidak membusuk dan tidak dapat terurai selamanya. Berapa lama sampah yang kita hasilkan setiap hari terurai? Coba lihat benda-benda yang ada di dalam rumah, teman-teman. Apakah ada sesuatu yang bisa ditempa dengan kaca?
Setelah memakai pakaian ini, apa yang biasanya Anda lakukan? Ada barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi dan harus dibuang, tapi ada juga yang bisa digunakan kembali lho.
Tahukah Anda? Saat ini, bumi kita sedang menghadapi masalah akumulasi terlalu banyak limbah dan pencemaran lingkungan. Hal ini karena berbagai benda yang kita buang langsung berakhir di laut atau di darat dan tidak cepat terurai.
Benda-benda di sekitar kita yang langsung dibuang akan tetap berada di permukaan karena butuh waktu lama untuk terurai. Benar-benar akan menghancurkan bumi. Simak penjelasan dibawah beberapa jenis sampah yang sulit terurai dan waktunya sangat lama untuk terurai bahkan butuh ratusan tahun untuk melakukannya. Berikut penjelasannya!
Daftar Isi
Daftar Jenis Sampah yang Sulit Terurai
Sampah Plastik
Plastik mendominasi semua jenis sampah di masyarakat, mulai dari kantong plastik, gelas plastik, sedotan plastik dan lain-lain. Plastik terbuat dari minyak bumi. Produk plastik dapat terurai di dalam tanah selama 1000 tahun, sedangkan kantong plastik dapat memakan waktu 10 hingga 1000 tahun. Botol plastik dapat terurai di alam dalam waktu sekitar 450 tahun. Saat ini, plastik merupakan sampah yang paling lama terurai.
Mengutip World Wildlife Fund (WWF) Australia, energi yang digunakan untuk memproduksi dan mengangkut botol plastik dapat memberi daya pada 1,5 juta mobil per tahun. Untuk energi sebesar itu, 75% botol plastik hanya digunakan sekali dan berakhir sebagai limbah yang mencemari lingkungan.
Kutipan Amerika Serikat Menurut National Park Service, pembungkus permen membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk terurai. Sementara itu, bungkus rokok membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk terurai.
Departemen Umum Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan bahwa setiap sampah plastik membutuhkan waktu yang berbeda untuk terurai. Kantong plastik akan terurai dalam waktu sekitar 10 hingga 500 tahun.
Sementara sedotan plastik terurai dalam waktu sekitar 20 tahun. Gelas plastik terurai dalam waktu sekitar 50 tahun. Kemasan membutuhkan waktu sekitar 50 hingga 80 tahun untuk terurai. Styrofoam tidak dapat terurai secara hayati.
Meskipun sampah plastik dapat terurai selama puluhan hingga ratusan tahun, namun tidak akan hilang sama sekali. Sisa sampah plastik berubah menjadi mikroplastik, partikel kecil yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menjelaskan bahwa sampah plastik terurai menjadi mikroplastik yang dimakan oleh ikan atau ternak. Berbahaya bagi kesehatan hewan dan manusia yang mengkonsumsinya. Resiko menimbulkan penyakit.
Waktu yang dibutuhkan untuk menguraikan sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan, karena akan terus menumpuk, termasuk tersebar di lautan. Situasi ini akan mengancam rusaknya ekosistem laut, dikutip dari situs Marine Garbage. Plastik yang tersebar di lautan menyumbang sekitar 60-80% dari jenis sampah lainnya.
Menurut catatan Aliansi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), setiap tahun di Indonesia, 1,29 juta ton sampah plastik dibuang ke sungai dan laut.
Akibatnya, banyak makhluk laut mati karena menelan sampah plastik. Seekor paus sperma berusia 10 tahun ditemukan terdampar di pantai Luskentyre, Pulau Harris, Skotlandia, pada November 2019. Saat tim Scotland Marine Projects melakukan otopsi, mereka menemukan banyak sampah plastik di perut paus tersebut. Berikut beberapa jenis sampah plastik
1. Kantong Plastik
Menggunakan kantong plastik untuk berbelanja atau menyimpan apapun merupakan hal yang sering kita lakukan saat ini. Selain untuk menampung banyak barang, kantong plastik juga lebih aman karena tidak tahan air.
Ternyata bukan hanya air saja yang sulit masuk ke kantong plastik, bahkan bumi kita pun kesulitan menguraikan kantong plastik yang kita gunakan. Sangat sulit sehingga bumi kita membutuhkan 10 hingga 1000 tahun untuk menghancurkan jumlah sampah kantong plastik ini.
Semakin besar dan semakin baik kualitas kantong plastik, semakin sulit sampah tersebut terurai di dalam tanah.
2. Botol Plastik
Selain minuman ringan, minuman dalam botol plastik juga menjadi favorit banyak orang. Padahal, sama seperti kantong plastik, botol plastik juga sangat sulit terurai oleh tanah. Untuk menguraikan botol plastik, tanah membutuhkan 70 hingga 450 tahun untuk terurai.
3. Styrofoam
Terakhir, ada busa styrofoam yang juga merupakan salah satu limbah paling berbahaya. Ini karena styrofoam terbuat dari polystyrene, bahan plastik berbasis minyak bumi, sehingga tanah tidak dapat terurai secara benar. Artinya, ketika styrofoam yang kita gunakan 20 tahun lalu masih ada, jumlah sampah dari styrofoam semakin banyak dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi bumi.
Beberapa barang di atas bermanfaat, tetapi disisi lain, sampah tersebut sangat berbahaya bagi bumi. Parahnya lagi, tidak ada rasa untuk membuang sampah pada tempatnya membuat sampah ini tidak hanya mencemari tanah, tetapi juga mencemari lautan dan merugikan makhluk lain yang tinggal di sana.
4. Popok Bayi
Orang tua yang lebih zaman dahulu lebih suka menggunakan popok kain untuk bayi mereka. Seiring waktu, popok bayi berbahan plastik dan katun mulai menggantikan popok kain. Meskipun popok ini dapat menyerap lebih banyak urin bayi Anda dan mudah digunakan, namun popok yang digunakan saat ini tidak mudah terurai oleh tanah.
Dibandingkan dengan botol sekali pakai, popok bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai ke dalam tanah, sekitar 500 tahun untuk terurai. Lebih buruk lagi, popok bayi juga menyebabkan peningkatan polusi dan pemborosan energi karena banyak air yang dibutuhkan untuk membuat popok bayi.
Mengapa Sampah Plastik Mengalami Proses Penguraian yang Sangat Lama?
Secara umum, hampir semua plastik di dunia terbuat dari minyak bumi. Jika Anda familiar dengan bensin dan solar, bahan ini sering digunakan untuk membuatnya. Plastik adalah senyawa organik yang tersusun dari atom-atom karbon yang tersusun dalam rantai panjang. Rantai panjang ini disebut polimer dan monomer (unit polimer terkecil).
Polimer adalah sekelompok zat alami atau sintetis yang terdiri dari molekul yang sangat besar, yang disebut makromolekul, yang merupakan kelipatan dari unit kimia sederhana yang disebut monomer.
Jadi kata polimer hanya berarti sejumlah besar monomer. polimer tidak terbatas pada monomer yang memiliki komposisi atau struktur kimia yang sama dan berat molekul yang sama. beberapa polimer alam hanya terdiri dari satu monomer
Polimer alam termasuk organisme hidup dan sintetis Contoh polimer yang mencakup organisme hidup adalah protein, selulosa, dan asam nukleat. Misalnya, bagian padat dari semua pohon terbuat dari polimer. Ini termasuk selulosa, lignin dan berbagai resin. Selulosa adalah polisakarida, polimer yang terdiri dari molekul gula. (dalam Bahasa Inggris) . Selulosa ditemukan dalam struktur dinding sel semua tanaman. Lignin terdiri dari jaringan polimer tiga dimensi yang kompleks.
Resin kayu adalah polimer dari hidrokarbon sederhana, isoprena. isoprena dapat ditemukan dalam karet. Polimer alami dengan adanya contoh nukleat adalah DNA dan RNA. Seperti yang kita semua tahu, DNA membawa informasi genetik dalam sel.
Rantai karbon yang panjang ini menyulitkan mikroorganisme untuk menguraikan sampah plastik. Dengan menggunakan enzim, bakteri dapat menggunakannya sebagai alat untuk memotong dan menghancurkan sesuatu. Namun, lain halnya ketika bakteri ini bertemu dengan plastik. Alasannya, tidak ada bakteri yang memiliki enzim pemotong yang mampu memotong polimer.
Penguraian alami sampah plastik sebenarnya disebabkan oleh panas, kelembaban, tekanan, bahkan radiasi matahari. Namun, dekomposisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Jika Sobat Grameds sudah tahu kenapa sampah plastik sulit terurai, tolong batasi penggunaan sampah plastik mulai sekarang. Ini bisa berupa kantong plastik dan lain-lain. Agar bumi kita bisa terselamatkan dari ancaman sampah yang perlahan bisa membunuh kesehatan kita.
Bahaya Sampah Plastik Terhadap Ekosistem
Pada dasarnya sampah plastik adalah sampah yang pada dasarnya berdampak buruk jika tidak ditangani dengan bijak. Jika Anda mengadopsi pendekatan 3R, tentu saja sampah plastik dapat memiliki nilai ekonomi, tetapi perlu lebih banyak upaya untuk mendidik dan memutar roda daur ulang sampah plastik dengan cara yang benar dan cepat.
Sampah plastik yang tidak teratur menyebar ke mana-mana termasuk di laut, merusak ekosistem beberapa spesies tumbuhan dan hewan. Rantai makanan menjadi salah satu yang rusak, apalagi dengan polusi plastik yang merusak kondisi plankton yang merupakan organisme terkecil di dunia.
Plankton sendiri merupakan sumber makanan bagi ikan-ikan kecil, jika sampah plastik menyebar dan terurai akan menyebabkan mikroplastik dikonsumsi oleh ikan.
Kondisi ini menyebabkan ikan yang akan dikonsumsi manusia mengandung zat berbahaya yaitu mikroplastik. Selain hewan kecil, ikan besar juga berpotensi mengkonsumsi makanan yang tercemar limbah plastik pencemar.
Tidak berhenti di situ, data dari National Oceanic and Atmospheric Administration menunjukkan bahwa jutaan burung dan ikan per 100.000 spesies mamalia telah mati akibat pelepasan sampah plastik di banyak lingkungan.
Pengelolaan sampah yang buruk menjadi penyebab utama penyebaran sampah plastik dan akhirnya merusak habitat ribuan spesies tumbuhan dan hewan.
Selain hewan dan tumbuhan, sampah plastik yang tidak diolah mencemari tanah dan air tanah. Oleh karena itu, diperlukan penanganan khusus untuk melihat plastik mana yang aman digunakan dan mana yang berbahaya atau setidaknya harus dihindari.
Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari tumbuhan atau hewan dan dapat terurai secara alami. Karena pemahaman ini, banyak orang percaya bahwa setiap sampah organik yang dibuang akan terurai dengan sendirinya. Ini tidak mudah. Beberapa sampah organik sulit terurai bahkan mencemari lingkungan.
Penting untuk memahami pentingnya membuang sampah organik dengan benar untuk mengurangi berbagai masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah. Diambil dari situs California Department of Resources, Recycling and Recovery (Call Recycle), sampah organik dibagi menjadi empat kategori, sisa makanan (food waste), kertas padat pembungkus makanan (food soiled paper), limbah kayu tidak berbahaya (non-hazardous wood waste), dan sampah hijau (green waste).
Dari keempat jenis tersebut, tidak semuanya dapat terurai dengan cepat dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Selain keempat kategori di atas, kotoran hewan, limbah pabrik kulit dan bangkai hewan juga termasuk dalam sampah organik.
1. Sisa Makanan (Food Waste)
Sampah organik yang diolah berbeda dengan sisa sayuran dan kulit buah yang tidak diolah. Sementara sayuran, kulit buah, dan serpihan buah dapat dengan mudah dikomposkan dan diproses secara ramah lingkungan, sisa makanan yang diproses tidak dapat dengan mudah dikomposkan atau secara eko-enzimatik.
Sisa makanan seperti nasi, daging yang dimasak, sup sayur dan sisa makanan lainnya dapat mencemari lingkungan. Apalagi jika sisa makanan dibuang ke dalam campuran dengan tong sampah lain dan berakhir di tumpukan di TPA.
Jika sisa makanan ini menumpuk dan kekurangan oksigen, maka akan menghasilkan gas metana yang dapat meledak dalam jumlah tertentu. Selain itu, sisa makanan ini juga menarik hewan pengerat seperti tikus, lalat, kecoa dan nyamuk, yang berpotensi menjadi sumber penyakit menular yang berbahaya.
Cara terbaik untuk mengatasi sampah organik ini adalah dengan mengonsumsi makanan, atau bisa juga digunakan untuk memberi makan belatung (belatung bisa memakan sisa makanan yang membusuk).
2. Kertas Padat Pembungkus Makanan (Food Soiled Paper)
Tisu, kertas, kemasan, paper cup, kardus, karton telur dan penyaring kopi termasuk dalam sampah organik ini. Semua ini dapat dipecah secara alami, tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Kertas membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 6 minggu untuk terurai. Kantong kertas coklat tanpa pewarna dapat rusak dalam 6 sampai 8 minggu. Sampah organik ini akan lebih mudah terurai jika dipotong kecil-kecil, dan dapat dijadikan sebagai sampah organik coklat dalam kompos.
3. Limbah Kayu Tidak Berbahaya (Non-Hazardous Wood Waste)
Serpihan kayu, bambu, tempurung kelapa, ranting dan ranting yang tidak dicat/dilapisi sebenarnya termasuk dalam kategori sampah organik yang dapat terurai secara hayati. Namun, ada beberapa hal yang membuat sampah organik sulit terurai. Salah satunya didasarkan pada waktu yang cukup lama. Sebagai contoh, sepotong kayu dari sebuah pohon, membutuhkan waktu sekitar 50 hingga 100 tahun untuk terurai jika utuh. Jika potongan kayu didaur ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, waktu yang dibutuhkan untuk terurai adalah sekitar 6 bulan hingga 1 tahun.
Waktu penguraian limbah kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis kayu, ukurannya dan cara penguraiannya. Jika kayu, bambu, atau tempurung kelapa digiling menjadi bubuk atau potongan yang sangat kecil, dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam kompos dan waktu penguraian akan lebih cepat. Selain sebagai pelengkap kompos, limbah kayu yang dipotong kecil-kecil juga bisa dijadikan mulsa untuk tanaman.
Bahaya Sampah Organik yang Dapat Mencemari Lingkungan
Selain ketiga jenis sampah organik yang persisten, terdapat sampah hijau yang sangat biodegradable. Contohnya adalah daun kering dan daun mati. Waktu penguraian sampah hijau ini sangat cepat, hanya beberapa minggu. Selain itu, limbah hijau ini juga dapat digunakan sebagai kompos dan mulsa.
Di sisi lain, sampah organik yang cukup sulit terurai berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Metana yang dihasilkan dari sisa makanan dapat menyebabkan ledakan karena kekurangan oksigen dan paparan sinar matahari. Sisa makanan juga akan menciptakan zat beracun baru. Cairan ini dapat mencemari air dan tanah di sekitar tumpukan. Tidak hanya sisa makanan, sampah organik lain yang membutuhkan waktu lama untuk terurai juga bisa berbahaya karena memakan tempat.
Cara untuk mengurangi dampak sampah organik ini adalah dengan memisahkan sampah. Tidak hanya sampah organik dan anorganik, tetapi juga sampah organik dan pemanfaatan kembali.
Penulis: Ziaggi Fadhil Zahran
Baca juga artikel di Gramedia Literasi :
Pengertian 3R dalam Mengatasi Sampah & Mengelola Sampah di Rumah
Jenis Limbah: Pengertian, Karakteristik, dan Cara Mengatasinya