Istilah

Vibes Artinya Apa? Jangan Sampai Salah Kaprah!

Written by Laila

Dalam percakapan sehari-hari, istilah “vibes” sering sekali muncul untuk menggambarkan perasaan atau atmosfer yang dirasakan seseorang dari lingkungan di sekitar mereka. Meskipun terdengar santai dan informal, kata ini membawa makna yang lebih dalam dan kompleks dari sekadar getaran yang bisa ditangkap oleh indra kita, lho! Apakah Grameds pernah mendengar seseorang mengatakan, “Tempat ini punya vibes yang positif” atau “Aku tidak suka vibes dari orang itu”?

Nah, di dalam artikel ini, Grameds akan membahas secara mendalam tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan kata vibes, bagaimana istilah ini berkembang dari makna literal menjadi sebuah konsep yang melibatkan perasaan dan intuisi, serta bagaimana kita dapat memahaminya dalam konteks sehari-hari. Bersiaplah untuk mengeksplorasi dunia di balik istilah yang sering kita gunakan ini!

 

Makna Vibes

Istilah vibes adalah singkatan dari kata vibrations dalam bahasa Inggris, yang secara harfiah berarti getaran. Namun, penggunaan kata ini dalam konteks sehari-hari telah berkembang jauh melampaui arti harfiahnya. Secara literal, vibes merujuk pada gelombang energi atau getaran yang bisa dirasakan oleh indera kita. Vibes juga mengacu pada perasaan atau atmosfer yang ditangkap seseorang melalui intuisi atau pengalaman pribadi. Misalnya, seseorang mungkin merasa nyaman atau tidak nyaman di suatu acara berdasarkan vibes yang dirasakannya. Ini bisa mencakup perasaan positif, seperti vibes yang hangat dan ramah di sebuah pertemuan, atau perasaan negatif, seperti vibes yang canggung dan tidak menyenangkan di sebuah acara.

Asal-Usul Kata Vibes

Kata vibes adalah bentuk singkatan dari kata vibrations dalam bahasa Inggris yang berarti “getaran” atau “gerakan bergetar.” Penggunaan kata vibrations dalam arti lebih figuratif mulai muncul pada awal abad ke-20. Dalam konteks spiritual dan metafisik, istilah ini digunakan untuk menggambarkan bentuk energi yang tidak terlihat tetapi dirasakan. Hal ini terkait dengan ide bahwa segala sesuatu di alam semesta memiliki frekuensi atau energi tertentu yang bisa dirasakan oleh manusia.

Istilah vibes mulai digunakan sebagai bentuk singkatan dari vibrations pada pertengahan abad ke-20. Istilah ini pertama kali populer di kalangan komunitas musik dan budaya hip. Dalam konteks musik, vibes digunakan untuk menggambarkan suasana atau perasaan yang ditimbulkan oleh musik atau penampilan. Misalnya, vibes bisa merujuk pada atmosfer sebuah konser atau klub malam.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, vibes semakin banyak digunakan dalam budaya populer dan bahasa gaul. Istilah ini sering muncul dalam konteks gerakan spiritual dan psikadelik, di mana banyak orang berbicara tentang vibes untuk menggambarkan pengalaman spiritual atau perasaan intuitif yang mereka alami.

Sumber: pexels.com

Dengan munculnya media sosial dan budaya pop pada abad ke-21, vibes telah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari yang sangat populer. Di platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suasana, kesan, atau perasaan yang dirasakan dari foto, video, atau interaksi sosial. Frasa seperti “good vibes only” atau “bad vibes” menjadi bagian dari slang yang umum digunakan di media sosial.

Secara keseluruhan, asal usul kata vibes menunjukkan bagaimana istilah ini telah berevolusi dari makna literal “getaran” menjadi konsep yang lebih abstrak dan luas. Dari penggunaan ilmiah hingga budaya populer, vibes telah menjadi bagian integral dari bahasa modern yang mencerminkan bagaimana manusia merasakan dan menafsirkan dunia di sekitar mereka.

 

Toxic Free Love

Kapan terakhir kali kamu berterima kasih kepada dirimu sendiri? Kapan terakhir kali, kamu merayakan cinta terhadap dirimu sendiri? Dan, kapan kamu bersyukur bahwa eksistensi dirimu menjadi kebahagiaan bagi orang-orang terdekatmu?

Bad Time Story adalah siniar yang hadir sejak 2017 dari Wisnu Kumoro, yang kemudian dibukukan lewat Toxic Free Love, bercerita tentang kesehatan mental dan relationship. Dua topik yang menjadi perhatiannya sejak beberapa tahun terakhir, khususnya sejak dia rutin ke psikiter untuk pemulihan psikisnya sendiri. Cerita-cerita yang mengingatkan kita bahwa menjadi dewasa itu tidak melulu tentang cinta.

 

Cara Menggunakan Kata Vibes dalam Sehari-Hari

Sumber: pexels.com

Kata vibes telah menjadi bagian dari kosakata sehari-hari banyak orang, digunakan untuk menggambarkan suasana hati, atmosfer, dan perasaan yang dirasakan. Agar penggunaan istilah ini tepat dan efektif, penting untuk memahami berbagai cara dan konteks saat vibes dapat diterapkan. Berikut adalah beberapa cara umum menggunakan kata vibes dalam kehidupan sehari-hari:

1. Menggambarkan Suasana Tempat

Salah satu penggunaan paling umum dari vibes adalah untuk menggambarkan suasana atau atmosfer suatu tempat. Grameds bisa menggunakan istilah ini untuk menjelaskan bagaimana suatu tempat membuat kamu merasa. Misalnya:

  • “Kafe ini punya vibes yang santai dan nyaman.”
  • “Acara malam tadi memiliki vibes yang meriah dan penuh energi.”

Penggunaan ini membantu menyampaikan kesan keseluruhan tentang tempat tersebut tanpa harus menjelaskan setiap detail.

2. Menilai Kesan Terhadap Seseorang

Vibes juga sering digunakan untuk menjelaskan perasaan atau kesan pertama terhadap seseorang. Ini sering sekali merujuk pada intuisi atau persepsi awal yang tidak selalu bisa dijelaskan secara rasional. Contoh penggunaannya:

  • “Aku suka vibes dari teman baruku; dia benar-benar ramah dan positif.”
  • “Aku merasa kurang nyaman dengan orang itu; vibes-nya agak canggung.”

Penggunaan ini mencerminkan bagaimana interaksi atau penampilan seseorang dapat memengaruhi perasaan kita.

3. Mengungkapkan Kondisi Emosi

Dalam percakapan informal, vibes bisa digunakan untuk menggambarkan kondisi emosional atau mental seseorang. Ini sering kali menunjukkan bagaimana suasana hati seseorang dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman mereka. Misalnya:

  • “Hari ini aku merasa punya vibes yang positif; semuanya terasa berjalan lancar.”
  • “Dia tampaknya sedang bad mood, vibes-nya kurang baik, mungkin ada sesuatu yang mengganggu.”

Penggunaan ini membantu dalam menyampaikan bagaimana perasaan seseorang terhadap situasi yang sedang dihadapinya.

 

Ini Aku!

Buku Ini Aku! Merupakan kumpulan narasi-ilustrasi tentang kesehatan mental dan pengembangan diri penulis yang diberi tajuk “Mental Health Doodles”. Karya-karya di dalam buku ini dibuat dalam rangka mendokumentasikan proses mengulik dan mengenali diri, mempelajari hal-hal yang ditemui saat mengajar dan bekerja sukarela, dan hidup bermanusia secara biasa. Buku ini berawal dari fakta yang menggugah penulis tentang isu kesehatan mental, isu yang selama ini mungkin bagi sebagian orang hanya terlihat dari berita maupun cerita yang didengar dari media sosial, nyatanya ada dan bahkan berada tidak jauh dari lingkungan sekitar. Sayangnya, isu ini masih tabu untuk diperbincangkan dan/atau rentan disalahgunakan.

Buku self help yang sangat insightful! Secara tepat mengangkat topik-topik penting untuk pengembangan diri (self development). Bagi yang sedang “hilang arah”, merasa tidak berarti, atau perlu mengevaluasi diri; buku ini bisa jadi pemandu kalian juga. Kelihatan santai, tapi isinya sangat berbobot! Mungkin pembaca akan menemukan istilah-istilah baru. Namun tenang saja, seiring halaman dibuka, akan ada penjelasan, contoh, dan tentu ilustrasi menarik yang mudah dipahami. Dengan kadar humor yang pas, membuat senyum-senyum sendiri terlepas bagaimanapun suasana hati.

 

4. Menilai Suasana Suatu Aktivitas

Selain tempat dan orang, vibes juga dapat digunakan untuk menilai suasana dari aktivitas atau acara tertentu. Ini bisa mencakup acara sosial, aktivitas kelompok, atau bahkan pertemuan santai. Contoh penggunaan:

  • “Kelas yoga pagi ini benar-benar punya vibes yang menenangkan dan menyegarkan.”
  • “Acara peluncuran produk tadi malam memiliki vibes yang profesional dan dinamis.”

Penggunaan ini memberikan gambaran tentang bagaimana suatu aktivitas atau acara dirasakan oleh peserta.

5. Menggunakan dalam Media Sosial

Di media sosial, vibes sering digunakan untuk menggambarkan atau menyertakan perasaan yang ingin disampaikan melalui gambar, video, atau status. Frasa seperti “good vibes only” atau “bad vibes” menjadi populer sebagai cara untuk mengekspresikan mood atau sikap dalam postingan. Misalnya:

  • “Selamat pagi! Semoga hari ini penuh dengan good vibes.”
  • “Kadang-kadang, kita hanya perlu menyingkirkan bad vibes dan fokus pada hal positif.”

Penggunaan ini membantu menyampaikan perasaan atau harapan kepada audiens secara singkat dan efektif.

6. Memahami Nuansa dan Konteks

Penting untuk memahami nuansa dan konteks ketika menggunakan vibes. Misalnya, menggunakan istilah ini dalam situasi yang lebih formal atau profesional mungkin tidak selalu tepat. Sebaliknya, dalam percakapan santai atau dalam konteks yang lebih informal, vibes bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan perasaan atau kesan.

Dengan memahami dan mempraktikkan berbagai cara menggunakan kata vibes, Grameds dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan autentik tentang perasaan, suasana, dan kesan yang kamu rasakan dalam berbagai situasi sehari-hari.

For You, Myself

Banyak orang masih menganggap kalau sedih yang berlebih adalah depresi, stres, bahkan ada yang menyebutkan “Ah, paling kurang iman”. Padahal, depresi itu tidak sesederhana stres atau sedih. Depresi berkaitan dengan sesuatu pada otak yang mengalami penurunan fungsi. Jadi, depresi itu bukan sesuatu yang disebabkan oleh lemahnya mental seseorang, kok. Depresi itu seperti flu-nya gangguan jiwa, bisa kambuh kapan aja. Terkadang, itu terjadi bahkan tanpa bisa kita prediksi karena berkaitan dengan sistem biologis dalam diri.

Kita jangan berpikiran bahwa orang depresi itu nggak punya masa depan, percuma menemui psikolog, atau bahkan nggak akan ada yang peduli. Yakinlah ada banyak pertolongan di luar sana yang bisa kamu raih, dan kamulah yang memegang kendali atas kondisimu sendiri. Untuk itu, jika kamu merasa mengalami depresi, yuk segera cari bantuan untuk mendapatkan pertolongan yang bisa membantu kamu merasa lebih baik.

Kesimpulan

Dengan memahami makna dan asal-usul kata vibes, kita bisa lebih menghargai bagaimana istilah ini merefleksikan perasaan dan pengalaman kita dalam kehidupan sehari-hari. Dari getaran literal hingga perasaan figuratif, vibes telah berkembang menjadi cara kita mengekspresikan dan memahami suasana hati, atmosfer, dan kesan yang kita rasakan. Penggunaan yang luas dalam budaya populer, media sosial, dan percakapan sehari-hari menunjukkan betapa pentingnya istilah ini dalam cara kita berinteraksi dan menilai dunia sekitar.

Jadi, lain kali saat kamu menggunakan kata vibes, ingatlah bahwa Grameds bukan hanya berbicara tentang getaran yang bisa dirasakan oleh indra, tetapi juga tentang bagaimana suasana, perasaan, dan intuisi kamu membentuk pengalaman dan persepsimu. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang istilah ini, Grameds dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan sensitif terhadap bagaimana vibes memengaruhi hubungan dan pengalaman kamu sehari-hari. Gramedskamu bisa membaca lebih banyak terkait istilah-istilah melalui kumpulan buku yang tersedia di Gramedia.com.

About the author

Laila