Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
Institut Seni Indonesia Denpasar atau yang biasa disingkat ISI Denpasar merupakan perguruan tinggi seni yang berlokasi di Jalan Nusa Indah, Denpasar, Bali. Perguruan Tinggi ini dibina oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian perguruan tinggi seni ISI Denpasar diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah naungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
ISI Denpasar merupakan integrasi dari Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Udayana dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar. Perguruan tinggi seni ini didirikan berdasarkan Keppres Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2003 pada tanggal 26 Mei 2003.
Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar yang berganti nama STSI Denpasar berdiri pada 28 Januari 1967. Dua tahun setelahnya, ASTI Denpasar mendapatkan status penegerian melalui Surat Keputusan Nomor 066/1969 tanggal 7 Agustus 1969 yang diberikan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Selama delapan tahun berdiri, ASTI Denpasar melaksanakan pendidikan di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Kemudian terjadi perubahan struktur organisasi dalam tubuh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hal tersebut membuat pengelolaan ASTI Denpasar ditangani oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 1976. Sementara pembinaan ASTI Denpasar diarahkan dalam pembentukan Institut Seni Indonesia (ISI).
Pada tahun 1993-1999 dilakukan pertimbangan konsentrasi pendidikan tinggi seni. Pertimbangan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan budaya. Tak lama berselang, dilakukan persiapan untuk mengintegrasikan dua lembaga kesenian menjadi satu perguruan tinggi seni, yakni STSI Denpasar dengan PSSRD Universitas Udayana. Hal tersebut didukung oleh Ditjen Dikti Depdiknas, Pemda Bali, dan masyarakat Bali. Hingga akhirnya ISI Denpasar diresmikan oleh Mentri Pendidikan Nasional Prof. Drs. Abdul Malik Fadjar, M.Sc melalui penandatanganan prasasti di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar pada 28 Juli 2003.
Makna Lambang Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
Lambang ISI Denpasar memiliki makna pada setiap komponennya. Lambang institut tersebut bernama Ciwa Nataraja yang berarti wujud Ciwa sebagai dewa tertinggi penciptaan seni. Sang dewa pencipta memegang pustaka suci yang melambangkan ilmu pengetahuan, alat musik yang melambangkan simbol seni dan budaya, genitri yang bermakna ikatan dan kekuatan ilmu pengetahuan, dan cementi yang menandai simbol pemacu dan pengendali ilmu pengetahuan. Pustaka suci, alat musik, genitri, dan cementi berada di keempat tangan sang dewa. Dewa Ciwa berdiri di atas sebuah teratai dan ditopang seekor kura-kura untuk melambangkan keseimbangan dunia. Sinar suci Tuhan Yang Maha Esa dilambangkan oleh sebuah teratai. Kemudian warna merah hati dijadikan sebagi warna dasar lambang untuk menyimbolkan kesungguhan, kecintaan, dan keagungan dari IPTEKS.
Tari Kebesaran Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
Tari kebesaran Ciwa Nataraja ditetapkan menjadi tari kebesaran ISI Denpasar. Tarian tersebut memperlihatkan manifestasi Ciwa sebagai penari tertinggi yang melahirkan dunia melalui tari. Ciwa Nataraja sebagai penari tertinggi terus menerus menari sehingga menciptakan ritme dan keteraturan dalam kosmos. Kemudian terciptalah alam semesta beserta isinya melalui pancaran energi suci Ciwa. Tarian Ciwa Nataraja terdiri atas 9 penari, di mana seorang penari berperan sebagai Ciwa dan delapan penari lainnya menjadi simbol dari pancaran energi suci Ciwa.
Visi dan Misi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
Visi:
Menjadi pusat penciptaan, pengkajian, penyaji dan pembinaan seni yang unggul berwawasan kebangsaan demi memperkaya nilai-nilai kemanusiaan sesuai perkembangan zaman.
Misi:
- Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas dalam rangka memunculkan dan mengembangkan pluralitas dan multikulturalitas budaya lokal nusantara agar memiliki daya saing dalam peraturan global;
- Menghasilkan lulusan bermoral, kreatif tangguh, unggul dan berjiwa kewirausahaan;
- Meningkatkan penelitian dan pengabdlian kepada masyarakat yang mendulung pendilikan dan kemajuan seni,ilmu pengetahuan, dan telenologi; dan
- Memantapkan organisasi institut dalam mencapai kinerja yang optimal untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan.
Motto:
“Guna Widya Sewaka Satyam Siwam Sundaram”
Artinya:
Dharma (kewajiban) ISI Denpasar adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berdasarkan kebenaran, kejayaan, dan keindahan.