Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi
Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi merupakan sebuah perwujudan dari semangat dan idealisme dari beberapa purnawirawan TNI Angkatan Udara (AU). Sejumlah purnawirawan TNI AU tersebut masih ingin turut berkontribusi dalam membangun Republik Indonesia, khususnya di bidang penerbangan. Pada saat itu, purnawirawan TNI AU menilai bahwa kemampuan institusi peniddikan yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat mendukung industri penerbangan di Indonesia. Padahal, pada saat itu industri penerbangan di Indonesia makin berkembang dengan pesatnya. Oleh karena itu, beberapa purnawirawan tersebut melibatkan diri secara langsung dalam dunia pendidikan penerbangan dengan tujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang berkompeten dan ahli dalam bidang penerbangan.
Demi mewujudkan institusi pendidikan yang berorientasi dalam bidang penerbangan, tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, sebelum membangun sebuah institusi pendidikan, Purnawirawan TNI AU merintis perusahaan yang memiliki peran sebagai penyokong dana pendidikan. Setelah pembahasan perusahaan selesai, maka langkah selanjutnya adalah mendirikan sebuah yayasan. Pasalnya, sebuah perusahaan tidak diperbolehkan secara langsung untuk menyelenggarakan pendidikan. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah yayasan untuk membangun sebuah intitusi pendidikan.
Kemudian, pada tahun 1992 purnawirawan TNI AU berhasil mendirikan PT AVIASI Upata Raksa Indonesia atau PT Aviasi, dengan persetujuan Akta Notaris Soeleman Ardjasasmita, SH. Nomor 4 Tanggal 7 Januari 1992 yang terdiri dari beberapa program pendidikan, sebagai berikut:
- Manufaktur Rancang Bangun
- Rekayasa
- Perakita Pesawat Terbang dan Peralatan
- Jasa Konsultasi dan Persewaan
- Pengembangan Ilmu Pengetahun dan Keterampilan dalam Bidang Kedirgantaraan
- Perdagangan Umum Peralatan Kedirgantaraan
PT Aviasi didirikan oleh enam orang sekaligus sebagai pemegang saham. Pada tangal 23 Juli 1992 diadakan rapat untuk menentukan posisi atau jabatan dalam perusahaan PT Aviasi. Berikut adalah nama-nama pendiri PT Aviasi beserta jabatannya:
- Presiden Direktur : Marsekal TNI (Purn) Sukardi
- Direktur : Marsda TNI (Purn) Sobirin Misbach
- Direktur : Marsda TNI ( Purn) Jahman
- Direktur : Marsda TNI (Purn) Suparman N.
- Presiden Komisaris :Mardya TNI (Purn) Suharnoko Harbani
- Komisaris : Marsma TNI (Purn) A. Andoko
Bersamaan di tahun tersebut, PT Aviasi mendirikan Yayasan Aviasi Indonesia atau yang disingkat menjadi YAVI. Melalui Akta Notaris Soeleman Ardjasasmita, SH Nomor: 2 Tanggal 4 Juni 1992 Yayasan Aviasi Indonesia resmi berdiri dengan tujuan melaksanakan pendidikan dan pelatihan, khususnya pada bidang yang berkaitan dengan kejurusan, ilmu, dan pelaksanaan kegiatan Aviasi, melaksanakan kegiatan usaha demi meningkatkan kesejahteraan antar paguyuban keluarga besar TNI AU, baik yang masih aktif maupun yang sudah purna. Dari segi organisasi, pendiri Yayasan Aviasi Indoensia tidak jauh berbeda dengan pendiri PT Aviasi, berikut merupakan pendiri Yayasan Aviasi Indonesia beserta posisinya:
- Ketua : Marsekal TNI (Purn) Sukardi
- Wakil Ketua : Mardya TNI (Purn) Suharnoko Harbani
- Sekretaris : Marsda TNI (Purn) Agus Suroto
- Bendahara : Marsda TNI (Purn) Sobirin Misbach
- Pembantu Umum : Marsda TNI (Purn) Suparman N.
- Pengawas I : Marsma TNI (Purn) A. Andoko
- Pengawas II : Marsda TNI (Purn) Jahman
Setahun setelah Yayasan Aviasi Indonesia berdiri, pada tahun 1993 didirikan Sekolah Penerbang Avindo Angkasa Pilot School (AAPS). Program studi atau jurusan di AAPS masih berada dalam lingkungan Sekolah Tinggi Penerbangan AVIASI (STPA), berdasarkan pada Surat Keputusan Mendikbud Nomor : 37/D/O/1993 Tanggal 20 April 1993 dan ijin operasi Ditjen Perhubungan Udara yang berlaku selama enam bulan dan dapat diperpanjang.
Berdasarkan surat keputusan Mendikbud di atas, dapat diartikan bahwa AAPS merupakan sekolah penerbang pertama yang mengikuti tata pendirian seperti perguruan tinggi pada umumnya. Setelah itu, pada tahun 1995 AAPS menyelenggarakan jurusan atau program studi Manajemen Transportasi Udara (MTU) di lingkungan Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi. Penyelenggaraan program studi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 337/DIKTI/Kep/1995 Tanggal 26 Juli 1995.
Setelah resmi menyelenggarakan jurusan atau program studi Manajemen Transportasi Udara (MTU), pada tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1996 Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi mengajukan izin kepada Departemen Dinas Pendidikan dan Budaya untuk mendirikan jurusan atau program studi Manajemen Bandar Udara (MBU). Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi berharap pada tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1997 jurusan atau program studi Manajemen Bandar Udara (MBU) sudah memiliki landasan hukum yang kuat.
Sayangnya, pada tahun 1998 status program studi Manajemen Bandar Udara (MBU) di lingkungan Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi masih sebagai salah satu peminatan atau konsentrasi dari program studi Manajemen Transportasi Udara (MTU).Namun, beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2006, Manajemen Bandar Udara (MBU) memperoleh izin penyelenggaraan sebagai program studi mandiri yang diresmikan melalui Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 4015/D/T/2006 tanggal 31 Oktober 2006. Sebenarnya, melalui Surat Keputusan Nomor : 01/YAVI/1993 Tanggal 30 April 1993, Yayasan Aviasi Indonesia telah mengatur penyelenggaraan program pendidikan Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi yang terdiri dari Avindo Angkasa Pilot School (AAPS), Manajemen Transportasi Udara (MTU), dan Manajemen Bandar Udara (MBU).
Pada tahun 2020, terjadi perubahan dalam susunan organisasi Yayasan Aviasi Indonesia dengan susunan yang dapat dilihat sebagai berikut:
- Ketua Pembina Mayjen Dr. Budi Prijono., MM,
- Wakil ketua: pembina Prof Willy Arafah dan
- Ketua pengurus: Mayjen TNI (Purn) Dr. Suyanto., M.M.,
- Wakil Ketua pengurus: Dr. Kusnadi., MM, Sekretaris, Tarmudi., MM, dan
- Bendahara: Kolonel Boris Lukman., MM.
Selain memiliki tujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang berkompeten dan terampil pada bidang penerbangan melalui akademik. Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi juga menyediakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dapat dipilih oleh mahasiswa sesuai bakat dan minat masing-masing. Selain dapat digunakan sebagai sarana hiburan, Unit Kegiatan Mahasiswa juga dapat dijadikan sarana sebagai pembentukan karakter.
Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa yang cukup bervariasi, mulai dari UKM olahraga, UKM keagamaan, UKM seni, dan masih banyak lainnya. Berikut adalah UKM-UKM yang dapat dipilih oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi:
- UKM Bola Basket
- UKM Rohani Kristen
- UKM Rohani Islam
- UKM Sepak Bola
- UKM Pencinta Alam (STIAPALA)
- UKM MUSIK
Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi
Visi Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi
Terwujudnya Sekolah Tinggi Penerbangan AVIASI menjadi pusat unggulan (center of excellent) pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan dalam bidang navigasi penerbangan, transportasi udara dan kebandarudaraan, yang diakui kompetensinya dalam pendidikan dan pengkajian
Misi Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi
- Menyelenggarakan pendidkan profesional dengan manajemen modern yang mampu menghasilkan sumber daya manusia berdaya saing tinggi dan unggul dalam bidang navigasi penerbangan, transportasi udara dan kebandarudaraan; yang dapat mmenuhu kebutuhan industri dan pemerintahan;
- Melaksanakan proses pembelajaran dengan metode efektif, fasilitas yang memadai, dan suasana belajar yang kondusif, didukung yang mengacu pada sistem penjaminan mutu yang dibakukan;
- Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan serta menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat
Tujuan Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi
STP AVIASI turut serta mencerdaskan bangsa melalui pengembangan potensi peserta didik dalam bidang penerbangan untuk berbagai kompetensi, baik manajemen, teknologi, maupun operasional. Disamping itu, STP AVIASI menyediakan informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan demi kemajuan industri penerbangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat