in

Cara Membuat Lampion, Makna, dan Sejarahnya!

pexels.com/Swastik Arora

Cara Membuat Lampion – Lampion merupakan alat penerangan sejenis lentera yang biasanya terbuat dari kertas dan di dalamnya diisi lilin. Untuk yang lebih rumit, lampion juga ada yang dibuat dari rangka bambu dan dibalut dengan kertas tebal atau bisa juga sutera yang biasanya berwarna merah. Lampion secara umum tidak dapat bertahan lama serta mudah rusak.

Terdapat banyak sekali varian lampion dengan berbagai ukuran, bentuk, serta warna. Cara membuat lampion dengan menggunakan kertas biasanya diberikan pita atau tali untuk digantung, sehingga dapat dengan mudah dipajang di tempat yang diinginkan. Berikut ini, penjelasan mengenai cara membuat lampion, sejarah, dan makna lampion yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

1. Cara Membuat Lampion dari Kertas Sederhana

Holiday Sale

Lampion jeis ini relatif lebih cepat rusak karena rangkanya tidak terbuat dari kayu maupun plastik yang kokoh. Meski demikian, untuk dekorasi ruangan yang sifatnya sementara, lampion ini sudah cukup memperindah tampilan ruangan. Gunakan kertas warna-warni menyesuaikan dengan tema yang hendak diusung.

Alat dan Bahan

  • Kertas tebal aneka warna
  • Gunting
  • Lem
  • Lilin atau lampu LED

Cara Membuat

  1. Lipat kertas menjadi dua bagian
  2. Potong bagian yang terlipat menggunakan gunting, tetapi jangan sampai guntingan terputus.
  3. Beri jarak sekitar 2,5 cm pada setiap potongan garisnya.
  4. Buatlah lengkungan dengan cara menyatukan bagian ujung yang satu dengan lainnya.
  5. Rekatkan memakai lem.
  6. Gunting kertas sepanjang 15 cm dengan lebar 2,5 cm sebagai handlenya.
  7. Pasang handle ke bagian dalam lampion menggunakan lem.
  8. Lengkungkan di kedua sisinya.
  9. Pasang lilin dengan gelas pelindung yang cukup tinggi atau gunakan lampu LED supaya lebih aman.

2. Cara Membuat Lampion dari Kertas Lukis

Lampion yang dibuat dari kertas lukis menggunakan bahan yang unik serta cara pembuatannya lebih kompleks. Walau begitu, lampion lukis dapat memberikan suasana atau tema yang berbeda pada ruangan.

Alat dan Bahan

  • Kertas HVS
  • Kertas karton
  • Lem
  • Selotip bening
  • Gunting
  • Spidol warna-warni
  • Tali atau benang
  • Lilin elektronik yang berukuran kecil

Cara Membuat

  1. Buat gambar-gambar atau lukisan pada kertas HVS sesuai dengan keinginan menggunakan spidol warna-warni.
  2. Setelah itu, lipat kertas yang telah digambar dengan pola layaknya kipas.
  3. Lipat secara vertikal dengan posisi awal berada di atas dan lipatan berikutnya berada di bawah.
  4. Satukan ujung-ujung kertas hingga membentuk tabung.
  5. Kemudian, tempelkan kertas karton yang sudah digunting berbentuk lingkaran.
  6. Tempel kertas karton ke sisi dasar kertas polos yang membentuk tabung.
  7. Gunakan lem kertas dan ditambah dengan selotip bolak-balik.
  8. Setelah itu, buat lubang kecil pada bagian badan lampion sebagai tempat mengaitkan tali untuk penggantungnya.
  9. Lakukan dengan teliti supaya 2 lubang yang berada dalam posisi sejajar.
  10. Ikatkan tali ke lubang yang sjdab dibuat sebagai alat gantungan lampion.
  11. Tutup lampion menggunakan kertas karton yang telah digunting berbentuk lingkaran menyesuaikan dengan diameter lampion.
  12. Pada tutup lampion, beri tambahan lubang pada bagian tengahnya supaya bisa ditembus tali untuk digantung.
  13. Tambahkan lem pada tutup lampion supaya tidak mudah lepas, tetapi jangan terlalu rapat supaya lilin dapat dinyalakan dengan mudah.
  14. Masukkan lilin elektronik ke dalam lampion.

3. Cara Membuat Lampion dari Kertas Minyak

Kertas minyak yang umumnya dipakai dalam pembuatan layang-layang juga dapat digunakan untuk membuat lampion. Pembuat lampion dari kertas yang satu ini tak perlu mrnggunakan penutup pada bagian atas lampion. Hal tersebut dikaarenakan sumber cahaya dalam lampion berasal dari api. Lampion ini umumnya digunakan untuk diterbangkan.

Alat dan Bahan

  • Kertas minyak
  • Kapas
  • Kawat
  • Lem
  • Gunting
  • Etanol atau minyak tanah
  • Tang
  • Cutter
  • Bambu

Cara Membuat

  1. Potong 2 bambu dengan lebar sekitar 1 cm dengan menggunakan cutter.
  2. Kemudian satukan sisinya sehingga membentuk lingkaran.
  3. Ikat kawat pada bagian bambu yang berbentuk lingkaran, sehingga membentuk tabung
  4. Bentuk kertas minyak menjadi persegi panjang dengan gunting dan ukuran serta panjangnya menyesuaikan kerangka bambu serta kawat
  5. Buat tutup sebagai alas tutup lampion
  6. Tempel kertas menggunakan lem sebagai badan lampion
  7. Tuang etanol pada kapas
  8. Kapas yang sudah memiliki etanol tersebut diletakkan pada bagian dalam lampion

4. Sejarah Lampion

Lampion ternyata telah ada sejak Dinasti Han (25-220) dan digunakan untuk melapisi lampu atau sebagai alat penerangan. Selain itu, lampion juga dipakai untuk melakukan ritual sembahyang pada setiap tanggal 15 di bulan pertama dalam kalender lunar. Kegiatan ini merupakan awal mula dari penyelenggaraan Festival Lampion yang masih terlaksana sampai saat ini.  Di Indonesia sendiri, Grameds bisa menyaksikan Festival Lampion di Candi Borobudur untuk memperingati hari raya waisak pada setiap tahunnya.

Lampion mulai dipakai untuk kebutuhan yang lebih modern pada masa Dinasti Tang (618-907). Masyarakat setempat mulai menggunakan lampion kertas bagi perayaan yang bersifat lebih luas, seperti festival. Festival lampion tersebut dirayakan pada hari kelima belas kalender bulan, setiap tahunnya. Tanggal tersebut judah ditetapkan sebagai akhir dari Tahun Baru Cina.

Festival tersebut berlangsung dengan penuh akan cahaya lampion serta perayaan bersama keluarga. Sekarang ini, lampion bundar berwarna merah adalah lampion yang paling sering diasosiasikan oleh orang dari seluruh belahan dunia sebagai lampion Cina.

Pada mulanya, lampion hanyalah alat penerangan berupa sebuah lilin yang dikelilingi oleh bambu, kayu, maupun jerami. Sementara di bagian penutup atau atasnya menggunakan sutra atau kertas supaya nyala api tak tertiup oleh angin.

5. Makna Lampion

Dalam budaya Cina, warna merah dipakai untuk lampion karena berarti sebuah pengharapan di tahun yang akan datang agar diberikan rezeki, keberuntungan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Legenda juga menjelaskan bahwa lampion merah dipercaya memiliki kemampuan untuk mengusir kekuatan jahat yang disimbolkan sebagai seekor hewan buas bernama Nian.

Dikisahkan, Nian meneror masyarakat dengan memakan banyak hal seperti tanaman, hewan ternak, hingga anak-anak. Mahluk ini berwujud seperti seekor banteng jantan, tetapi berkepala singa. Mahluk ini memiliki 3 kelemahan, yakni:

  1. Suara bising
  2. Api
  3. Warna merah

Oleh sebab itu, pada saat penyelenggaraan festival Imlek, masyarakat memakai berbagai macam hal yang memiliki nuansa merah karena diyakini mampu menangkal keberadaan dari makhluk tersebut. Lampion yang berwarna merah dan berisi cahaya dipercaya dapat menghindarkan penghuni rumah dari ancaman kejahatan. Selain itu, petasan serta kembang api juga dinyalakan dengan tujuan untuk menakuti Nian supaya tak mengganggu masyarakat yang tengah merayakan Imlek.

Nah, itu dia Grameds penjelasan lengkap mengenai cara membuat lampion, sejarah, dan makna lampion. Bila Grameds masih ingin belajar lebih lanjut mengenai kebudayaan Cina, simak rekomendasi buku terkait berikut ini!

Rekomendasi Buku Terkait

1. Kepingan Narasi Tionghoa Indonesia: The Untold Histories

cara membuat lampion

Terdapat banyak sekali kisah mengenai masyarakat Tionghoa Indonesia yang masih berlangsung maupun sudah menjadi sejarah yang belum diketahui oleh banyak orang. Menyatukan banyak kepingan fakta yang berserakan, sama sekali tidak berbentuk, dan bahkan nyaris hilang merupakan pekerjaan dari akademik yang digali serta dihadirkan melalui buku ringan ini. Untuk memperkaya informasi kajiannya, diangkat pula beberapa kisah sejarah keluarga. Harus diakui, bahwa keluarga yang diperkuat dengan adanya marga serta sistem patrilineal merupakan embrio dari penulisan sejarah Tionghoa Indonesia.

Dilihat dari segi penyajiannya, buku ini sengaja menuliskan informasi dengan bentuk kumpulan narasi lepas yang tak mengharuskan pembaca untuk menyimaknya secara runtut mulai dari A sampai Z supaya memahami isinya. Pembaca dapat menjelajah sendiri tiap-tiap topik yang diinginkan dengan nyaman. Penjelajahan informasi secara kronologi dalam buku ini memerikan informasi berupa rekaman gairah perjuangan dari orang-orang Tionghoa untuk mewujudkan keluhuran martabat kemanusiaan yang tidak pernah padam.

Apabila Grameds mencermati, setelah reformasi kebebasan budaya Tionghoa mengalami euforia. Akan tetapi, upaya pemusnahan budaya Tionghoa selama tiga dekade terakhir sudah memotong mata rantai generasi. Sekarang ini, banyak sekali kaum muda Tionghoa yang telah kehilangan identitas dari budayanya. Secara fisik mereka masih terlihat ciri ketionghoaannya, tetapi sudah tak lagi mengenal kebudayaan serta adat istiadatnya. Dalam kehampaan budaya tersebutlah, kaum muda Tionghoa menyatu dengan kebudaayan setempat, dan bahkan mengadopsi budaya baru sebagai identitas dirinya.

Maka dari itulah, adagium tak kenal maka tak sayang sekiranya sangat pas untuk menggambarkan situasi yang menjadi latar belakang dari ditulisnya buku ini. Kesadaran sejarah pastinya akan menggerakkan siapa pun orang Indonesia untuk mulai mengambil kepingan-kepingan sejarah yang berserakan. Sama halnya dengan generasi muda Tionghoa harus menemukan kembali identitas mereka yang sempat menghilang.

Pasatinya identitas diri ini wajib diposisikan sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Sementara, bagi yang lain seumumnya dapat membuka mata dan hati untuk memahami lebih jauh mengenai masyarakat Tionghoa serta menerima mereka dengan lebih terbuka sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Inilah harmoni Nusantara yang sudah ada sejak dahulu dan wajib dilestarikan bersama.

2. Sukarno, Tionghoa & Indonesia

cara membuat lampion

Ir. Soekarno sudah pernah menyampaikan paparan bahwa jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, warga Tionghoa sudah ada sebagai bagian dari bangsa Indonesia itu sendiri. Bahkan, berabad-abad sebelum datangnya kolonialisme, warga Tionghoa sudah merupakan bagian dari bangsa Indonesia.

Dengan meningkatnya isu Tionghoa beberapa waktu ke belakang, buku ini akan menyampaik perspektif yang lebih jelas mengenai suku Tionghoa dan Indonesia. Dilengkapi dengan penjelasan mengenai pandangan Ir. Soekarno, khususnya mengenai Tionghoa dan Indonesia.

Bangsa Indonesia berhasil dibangun berkat perjuangan sejarah yang amat sangat panjang. Bahkan, ada banyak macam versi yang dapat membingungkan Grameds untuk menentukan kebenaran dari kejadian di masa lampau, termasuk dengan Buku Soekarno Tionghoa dan Indonesia buah tangan dari Rudolfo D. yang memberikan pemaparang mengenai sumbangsih masyarakat Tionghoa dalam partisipasinya untuk memperjuangkan hak-hak dan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pada masa kepemimpinan Ir. Soekarno, etnis Tionghoa masih memiliki ruang bebas baik dari segi politik hingga budaya. Etnis Tionghoa diberikan ruang untuk berpolitik, berekspresi, melestarikan budaya, serta menyatakan identitas Tionghoa di arena publik

Ir. Soekarno dengan upayanya untuk membentuk kepribadian intelektual membuat beliau menjadi tokoh yang layak dikenang sebagai manusia yang paling manusiawi dalam sejarah bangsa ini, yang sejarahnya sangat pas untuk dipelajari serta dijadikan sebgai inspirasi bagi orang-orang Indonesia di masa ini. Hal tersebutlah yang membuat pola pikir serta karakter dari Ir. Soekarno tetap orisinil, memiliki pendirian yang teguh, serta selalu berdiri di atas kaki sendiri, walaupun sudah melayari luasnya bahtera ilmu pengetahuan; Ia merupakan salah manusia Indonesia terpelajar dalam arti yang sebenar-benarnya.

3. China: Warisan Klasik dan Daya Dinamis yang Menggetarkan Dunia

cara membuat lampion

Tokoh populer, Napoleon Bonaparte pernah mengatakan bahwa, “Cina adalah raksasa yang sedang tidur. Biarkan terus lelap, karena bila terbangun, dia akan mengguncang dunia.” Kenyataannya, di dataran luas yang dibelah oleh Sungai Kuning serta Sungai Panjang (Chang Jiang atau Yang Tze), Cina benar-benar tidak pernah tidur; Ia terus bergolak serta berevolusi.

Cina merupakan sebuah laboratorium sosial sekaligus salah satu perpustakaan terbesar yang menjadi saksi dari sejarah peradaban selama lebih dari tiga ribu tahun. Berbagai ragam peristiwa yang telah terjadi telah sejarah Cina, di antaranya:

  1. Masa prasejarah
  2. Masa terbentuknya berbagai kerajaan
  3. Masa kebangkitan dan keruntuhan dinasti
  4. Masa peralihan dan perubahan peristiwa
  5. Masa kemenangan dan tragedi individu
  6. Masa ketika karya para filsufnya menjadi tersohor
  7. Masa sekarang

Buku China: Warisan Klasik dan Daya Dinamis yang Menggetarkan Dunia ini berisi pemaparan mengenai perkembangan alam pemikiran dari peradaban Cina yang berbentuk murni nan bersahaja, tak terkecuali reaksi bangsa Cina atas berbagai pengaruh yang berasal dari India, Eropa, dan Rusia, dan juga meningkatnya ketegangan Cina dengan Amerika Serikat belakangan ini.

Baca Juga!

Sumber Rujukan

  • http://www.merdeka.com/jabar/cara-membuat-lampion-dari-kertas-unik-dan-inspiratif-kln.html
  • https://www.ruparupa.com/blog/cara-membuat-lampion-kertas-dengan-mudah/
  • https://www.suara.com/news/2022/01/19/193216/sejarah-lampion-imlek-dipercaya-mengusir-roh-jahat-hingga-digelar-festivalnya
  • https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/29/183000465/sejarah-dan-makna-lampion-pada-perayaan-imlek?page=all

Penulis

Nanda Akbar Gumilang

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien