Manusia membutuhka informasi untuk mengetahui kabar dunia terkini. Mungkin hari ini harga inyak naik atau terjadi bencana di belahan dunia lain. Informasi-informasi ini dapat diperoleh dengan berbagai cara. Misalnya dengan mengakses media sosial, koran, berita daring, dan lain sebagainya.
Pada hakikatnya, media hanya sebagai media untuk menyampaikan informasi. Namun, informasi-informasi yang disampaikan tetap sama. Meskipun dengan sudut pandang yang berbeda, informasi-informasi tersebut menjadi lebih kaya dan pembaca atau audiens dapat memutuskan akan berada di pihak yang mana.
Penggunaan media dapat dikasi dengan teori used and gratification (teori penggunaan dan kepuasan). Teori ini mampu menelaah alasan masyarakat menggunakan media tertentu atau kompetisi antara satu media dengan media lainnya.
Untuk penjelasan lebih lanjut, Grameds dapat menyimak penjeasan berikut mulai dari media sampai teori used and gratification.
Daftar Isi
Konsep Teori Used and Gratification
Teori used and gratification (teori penggunaan dan kepuasan) menjadi penting dalam studi komunikasi massa. Teori ini menggagas pemikiran bahwa individu menyebabkan audiensi mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara individu audiensi.
Teori used and gratification memiliki fokus perhatian pada audiensi sebagai konsumen media massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai bahwa audiensi dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif.
Audiensi dinilai paham mengenai kebutuhan mereka serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Teori ini menjelaskan mengenai waktu dan bagimana audiensi sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media. Serta akibat atau konsekuensi dari penggunaan media tersebut.
Teori used and gratification dinilai sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, tetapi tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh pengguananya.
Teori ini juga menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana pengguna sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media tersebut. serta akibat atau konsekuensi jika menggunakan media yang dpilih.
Adapun, menurut Elihu Katz, Jay G Blumer, dan Michael Gurevittch, teori uses and gratification meriset mengenai asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain.
Hal tersebut, yang membawa pada pola serangan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain). Serta menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak diinginkan.
Lima Asumsi Dasar Teori Used and Gratification
Melansir dari laman Kompas.com, teori used and gratification memiliki lima asumsi penting yang telah dirumuskan oleh Richard dan Lynn H. Turner dalam buku Introducing Communication Theory: Analysis and Application.
1. Khalayak Aktif dan Penggunaan Medianya Berorientasi pada Tujuan
Asumsi ini mengatakan bahwa khalayak dapat memiliki tingkat aktivitas berbeda dalam penggunaan medianya. Begitu pula dengan usaha untuk menyelesaikan tujuannya melalui media.
Menurit McQuail dan kawan-kawannya, ada empat cara untuk mengelompokkan kebutuhan dan kepuasan khalayak sebagai berikut.
- Pengalihan adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media, berupa pelarian diri dari rutinitas serta permasalahan.
- Hubungan personal adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media dengan melibatkannya sebagai ganti teman.
- Identitas personal adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media dengan menekankan nilai-nilai individu.
- Pengawasan adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media, berupa pengumpulan informasi yang dibutuhkan.
2. Inisiatif dalam Menghubungkan Kepuasan Kebutuhan pada Pilihan Media Tertentu Terdapat pada Anggota Khalayak
Menurut Katz, Blumler, dan Gurevitch, kepuasan tentang kebutuhan berkaitan dengan pilihan sebuah media. Pilihan media berada di tangan khalayak, artinya pengguna media bebas menentukan dan memilih media untuk memuaskan kebutuhannya.
Sebagai contoh, jika seseorang ingin menonton hiburan maka ia akan memilih tayangan berupa kartun atau film. Namun, jika ingin mendapatkan informasi berita terkini maka akan menonton tayangan berita.
3. Media Berkompetisi dengan Sumber Lainnya untuk Kepuasan Kebutuhan
Asumsi ini menjelaskan bahwa media dan khalayak tidak berada dalam kekosongan atau kevakuman. Mereka menjadi bagian dari masyarakat luas dan hubungan di antara keduanya sama-sama dipengaruhi oleh masyarakat.
4. Orang Memiliki Cukup Kesadaran Diri akan Penggunaan Media Mereka, Minat, serta Motif Sehingga Dapat Memberikan Gambaran yang Akurat Mengenai Kegunaan Tersebut kepada Para Peneliti
Asumsi ini menjelaskan mengenai khalayak memiliki kesadaran diri dalam menggunakan media. Begitu pula dengan minat serta motifnya. Sehingga, hal ini dapat memberikan gambaran kepada periset tentang penggunaan media dan khalayak.
Tidak hanya itu, periset juga akan memiliki kesadaran diri untuk menjelaskan mengenai latar belakang atau alasan apa yang dilakukan oleh khalayak.
5. Penilaian Mengenai Nilai Isi Media Hanya Dapat Dilakukan oleh Khalayak
Asumsi ini menjelaskan bahwa khalayak atau masyarakat yang mampu memutuskan penggunaan media untuk mewujudkan tujuan serta menilai isi muatan media.
Sebagai contoh seseorang membaca koran karena hanya itu, satu-satunya yang tersedia di tempatnya tinggal. Meskipun, membacanya bukan berarti orang tersebut merasa terpuaskan dengan isi korannya. Bahkan bisa jadi, ia berhenti berlangganan jika ada koran lain yang tersedia di tempat tinggalnya.
Konsep Media Massa
Media menjadi alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa Latin yang berbentuk jamak dengan kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara. Media merupakan perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media didefinisikan sebagai alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.
Adapun menurut Arsyad, media merupakan semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Menurut Hafied Cangara, media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi.
Tidak hanya itu, Cangara juga merumuskan karakteristik media massa sebagai berikut.
- Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
- Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
- Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama.
- Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya.
- Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
Contoh Media Pemberitaan
Di zaman yang serba modern, Grameds dapat memilih untuk membaca berita, mendengarkan berita, atau menonton siaran berita. Berikut beberapa media pemberitaan di Indonesia.
1. Surat Kabar
Surat kabar disebut juga sebagai koran. Surat kabar merupakan barang cetakan yang berisi berita, informasi, dan pendidikan yang rutin terbit setiap harinya. Ada juga yang berpendapat berbeda, surat kabar didefinisikan sebagai salah satu bentuk media cetak yang tidak dijilid, dalam ukuran normal setiap halamannya terdiri dari 9 kolom.
Ada yang terbit 8 halaman, 12 halaman, 16 halaman, dan ada yang lebih dari jumlah itu. Surat kabar merupakan alat komunikasi massa sehingga menciptakan industri media massa pres, yang mana perkembangannya mengikuti perkembangan masyarakatnya serta perkembangan tekhnologi.
Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak. Konsep surat kabar telah ada sejak zaman kekuasaan Caesar, Roma.
Saat itu disebut dengan Acta Diurna yang berarti kegiatan sehari-hari. Acta Diurna dituliskan dalam sebuah batu tulis. Ia ditempatkan di dinding pada setiap pertemuan senat. Adapun, sirkulasinya tunggal dan tidak ada pengukuran yang akurat untuk mengukur jumlah pembacanya.
Surat kabar memiliki karakteristik sebagai berikut.
-
Publisitas
Publisitas atau publicity merupakan penyebaran pada publik atau khalayak. Yang mana, surat kabar ditujukan untuk umum. Oleh sebab itu, berita, tajuk rencana, artikel, dan lain sebagainya harus menyangkut kepentingan umum bukan kepentingan individu atau kelompok.
-
Priodesitas
Priodesitas atau priodesity merujuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan atau dwi mingguan. Surat kabar memang biasanya terbit secara berkala secara rutin.
-
Universalitas
Universalitas atau universality dirumuskan sebagai kesemestaan isinya yang beraneka ragam dan berasal dari seluruh dunia. Oleh sebab itu, surat kabar terdiri dari seluruh aspek kehidupan manusia seperti masalah sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, agama, politik, kekerasan, dan lain sebagainya.
-
Terdokumentasi
Dari berbagai fakta uang disajikan surat kabar dalam bentuk artikel atau berita dapat dipastikan ada beberapa di antaranya dianggap penting oleh pihak-pihak tertentu sehingga diarsipkan atau dibuat sebuah kliping.
-
Aktualitas
Surat kabar dapat dikatakan aktualitas jika kecepatan penyampaian laporan mengenai suatu kejadian di masyarakat kepada khalayak sangat cepat atau tepat waktu. Aktuliatas menjadi nyawa dari surat kabar karena menyangkut mengenai persaingan dengan surat kabar lainnya dan berkaitan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan.
2. Majalah
Majalah dalam pandangan Danesi merupakan sekumpulan artikel atau kisah yang diterbitkan teratur dan berkala. Di dalam majalah menampilkan beragam informasi, opini, dan hiburan konsumsi massa dengan berbagai ilustrasi pendukung.
Adapun menurut Suryawati, majalah merupakan media komunikasi yang menyajikan informasi secara dalam, tajam, dan memiliki nilai aktualitas yang lama serta menampilkan gambar/foto yang banyak.
Majalah Journal des Scavans dari Perancis dianggap sebagai majalah pertama. Dalam majalah tersebut berisi tentang intisari buku-buku Eropa, daftar bacaan dan penulisnya, artikel-artikel pengembangan seni, filsafat, dan ilmu pengetahuan.
Untuk lebih mengenal majalah, Grameds dapat menyimak karakteristik majalah yang dirumuskan oleh Ardianto dan Erdinaya sebagai berikut.
-
Disajikan Begitu Banyak
Biasanya, majalah terbit berkala baik secara mingguan atau dwi mingguan, bahkan tidak jarang terbit satu bulan sekali. Kuncinya adalag berita yang disajikan lengkap karena diberikan latar belakang peristiwa. Peristiwa yang dituliskan pun lengkap secara kronologis dan mendalam.
-
Nilai Aktualitasnya Lebih Lama
Nilai aktualitas bisa bertahan sampai satu minggu bahkan puluhan tahun. Misalnya kasus pelanggaran HAM berat yang terbit 10 tahun lalu akan tetap aktual untuk dibaca sekarang. Hal ini tentu berbeda dengan surat kabar yang nilai aktualitasnya hanya bertahan dua sampai tiga hari.
-
Sampul yang Menarik
Sampul dalam majalah bagaikan pakaian dan aksesoris yang digunakan oleh manusia. Sampul majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik pula. Menarik atau tidaknya suatu sampul majalah bergantung dengan tipe majalahnya serta konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.
-
Lebih Banyak Menampilkan Ilustrasi dan Foto
Majalah memilik jumlah halaman yang banyak. Oleh sebab itu, selain penyajian berita yang mendalam, majalah juga menampilkan gambar atau foto yang lengkap dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna. Serta kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik.
3. Media Online
Media daring atau media siber atau media online merupakan saluran komunikasi yang terjadi di situs online di internet baik berupa teks, video, foto, ataupun musik. Adapun menurut Ashadi Siregar, media online merupakan penyebutan umum kepada media berbasi telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet).
Sebagai contoh website, radio-online, pers online, dan e-commerce. Selaras denfan Ashadi Siregar, Lorie juga merumuskan media online sebagai bentuk penerbitan online yang digunakan untuk menyampaikan berbagai ide.
Melansir dari maxmonroe.com, berikut karakteristik dari media online.
-
Kecepatan Informasi
Media online memiliki karakteristik, yakni sangat cepat dalam memberikan informasi. Ketika jurnalis berada di lapangan maka saat itu juga bisa langsung menulis dan mengunggah di website. Ia tidak membutuhkan layout terlebih dahulu.
-
Informasi dapat Di-Update
Penyampaian informasi di media online dapat dilakukan secara realtime dan terus menerus. Ketika ada pembaharuan atau update informasi maka dapat dilakukan penyuntingan atau perubahan.
-
Dapat Berinteraksi dengan Audiens
Media online memiliki fitur untuk bisa melakukan interaksi secara interaktif. Misalnya melalui email, chat, survei, kolom komentar, dan lain sebagainya.
-
Personalisasi
Pengguna dapat membaca tulisan atau informasi yang dibutuhkan atau diminati saja. Hal ini didukung oleh kemudahan mencari informasi yang serupa di internet. Hanya dengan menuliskan keyword maka berita-berita yang serupa akan muncul.
- Terhubung dengan Sumber Lain
Seluruh tulisan di media online dapat dikaitkan dnegan sumber lain baik dari sumber yang sama ataupun dari sumber yang berbeda. Caranya dengan menggunakan hyperlink maka pengguna dapat mengakses informasi lain hanya dengan satu klik saja.
- Grand Teori
- Harmoni
- Teori Agenda Setting
- Teori Apungan Benua
- Pengertian dan Teori Atom Rutherford
- Teori Asal-Usul Kehidupan
- Teori Ausubel
- Teori Auguste Comte
- Teori Abiogenesis
- Teori Behaviorisme
- Teori Belajar Sibernatik
- Teori Bloom
- Teori Bruner
- Teori Biogenesis
- Teori Bilangan
- Teori Bumi Datar
- Teori Efektivitas
- Teori Ekonomi Makro
- Teori Ekonomi Klasik
- Teori Emile Durkheim
- Teori Gagne
- Teori Inti Ganda
- Teori Interaksi Simbolik
- Teori Ketergantungan
- Teori Keadilan
- Teori Keagenan
- Teori Konspirasi
- Teori Kedaulatan Tuhan
- Teori Konflik
- Teori Komunikasi Massa
- Teori Kutub Pertumbuhan
- Teori Lock and Key
- Teori Nebula
- Teori Neo Klasik
- Teori Nusantara
- Teori Mesin Waktu
- Teori Kuantum
- Teori Lempeng Tektonik
- Teori Masuknya Islam ke Indonesia
- Teori Pasang Surut
- Teori Pertukaran Sosial
- Teori Pembangunan
- Teori Pengambilan Keputusan
- Teori Piaget
- Teori Pertumbuhan Ekonomi
- Teori Relativisme Kultural HAM
- Teori Semiotika
- Teori Siklus
- Teori Titik Henti
- Teori Tumbukan
- Paradigma
- Teori Used and Gratification