Ekonomi

Disposable Income: Arti, Fungsi, Cara Menghitung dan Tips-nya!

Written by Laila Wu

Apakah kamu pernah mendengar istilah disposable income? Meski terdengar agak teknis, konsep ini sebenarnya penting untuk keseharian kita, terutama dalam mengelola keuangan pribadi. Disposable income bisa dibilang adalah uang yang benar-benar bisa kamu gunakan setelah semua pajak dan kewajiban lainnya terbayar. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang arti disposable income, bagaimana fungsinya, cara menghitungnya, hingga beberapa tips praktis untuk memaksimalkan penggunaannya. Yuk, kita mulai!

 

Arti Disposable Income

Disposable income adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uang yang tersisa setelah semua pajak dan potongan wajib lainnya, seperti iuran asuransi atau kontribusi sosial, telah dikurangkan dari pendapatan total seseorang atau rumah tangga. Uang ini bisa disebut sebagai “pendapatan bersih” yang bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, menabung, atau berinvestasi.

Secara sederhana, disposable income adalah uang yang bisa kamu pakai sesuka hati setelah memenuhi kewajiban-kewajiban finansial seperti pajak. Ini adalah pendapatan yang benar-benar tersedia untuk kamu belanjakan atau simpan. Penting untuk memahami disposable income karena ini memengaruhi bagaimana kamu merencanakan pengeluaran, menabung, dan membuat keputusan finansial lainnya.

Misalnya, jika kamu menerima gaji sebesar Rp10 juta per bulan, dan setelah dipotong pajak serta iuran lainnya kamu memiliki Rp8 juta, maka Rp8 juta itulah yang disebut sebagai disposable income. Jumlah ini kemudian akan digunakan untuk kebutuhan hidup seperti makan, transportasi, dan hiburan, atau untuk disimpan sebagai tabungan atau investasi masa depan.

Memahami konsep disposable income membantu kamu untuk lebih bijak dalam mengelola uang dan membuat perencanaan keuangan yang realistis, sehingga kamu dapat mencapai tujuan finansialmu dengan lebih efektif.

 

Ekonomi Makro

Dalam buku ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang berbagai permasalahan ekonomi makro dimana subyeknya adalah masyarakat secara umum sebagai salah satu pelaku ekonomi dari segala sudut pandang serta aspek masalah yang menyertainya.

 

Fungsi Disposable Income

(Sumber foto: pexels.com)

Disposable income memainkan peran penting dalam kehidupan keuangan individu dan rumah tangga karena berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan terkait pengeluaran, tabungan, dan investasi. Berikut beberapa fungsi utama dari disposable income:

1. Mengelola Pengeluaran Harian

Disposable income adalah uang yang kamu miliki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, transportasi, utilitas, dan hiburan. Dengan mengetahui jumlah disposable income, kamu bisa lebih mudah mengatur anggaran dan memastikan bahwa semua kebutuhan pokok terpenuhi tanpa harus khawatir kehabisan uang sebelum akhir bulan.

2. Menentukan Kemampuan Menabung

Salah satu fungsi utama dari disposable income adalah untuk menentukan berapa banyak uang yang bisa disisihkan untuk menabung atau investasi. Dengan menghitung disposable income secara akurat, kamu bisa membuat rencana tabungan yang realistis dan konsisten, yang pada akhirnya membantu kamu mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, mempersiapkan dana pendidikan, atau menabung untuk masa pensiun.

3. Meningkatkan Kualitas Hidup

Disposable income yang lebih besar memungkinkan kamu untuk meningkatkan kualitas hidup. Ini bisa berarti menikmati lebih banyak hiburan, bepergian, atau membeli barang-barang yang diinginkan. Dengan pengelolaan yang baik, disposable income bisa digunakan untuk memanjakan diri tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.

4. Menyediakan Cadangan Darurat

Sebagian dari disposable income sebaiknya dialokasikan untuk dana darurat. Ini adalah tabungan yang bisa digunakan untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti perbaikan rumah, biaya medis mendadak, atau kehilangan pekerjaan. Dengan memiliki dana darurat yang memadai, kamu bisa lebih tenang menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan.

5. Mendukung Investasi Masa Depan

Setelah kebutuhan pokok dan tabungan terpenuhi, disposable income juga bisa digunakan untuk berinvestasi. Investasi ini bisa dalam bentuk saham, obligasi, reksa dana, atau properti yang berpotensi memberikan pengembalian di masa depan. Dengan demikian, disposable income tidak hanya berguna untuk kebutuhan saat ini, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan kekayaan di masa depan.

6. Mengukur Kemampuan Berkontribusi pada Perekonomian

Secara makro, disposable income yang tinggi di suatu negara menunjukkan daya beli masyarakat yang lebih besar, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi yang lebih tinggi. Sebagai individu, kemampuan untuk membelanjakan disposable income berkontribusi pada dinamika ekonomi yang lebih luas, seperti peningkatan produksi barang dan jasa.

 

Dengan memahami fungsi-fungsi ini, kamu dapat lebih bijak dalam mengelola disposable income, memastikan bahwa kamu tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan jangka pendek tetapi juga mempersiapkan masa depan dengan baik.

Transformasi Perekonomian Indonesia

Meningkatnya pendapan masyarakat suatu perekonomian akan disertai oleh perubahan-perubahan yang terkait dengan fungsi ekonomi dan sosial secara berkesinambungan. Hal tersebut lebih dikenal dengan istilah Transformasi Perekonomian yang dapt dikelompokkan ke dalam proses akumulasi, proses alokasi, dan proses distribusi demografi dan pendapatan. Banyak buku yang mencoba menjelaskan Transformasi Perekonomian Indonesia tetapi biasanya lebih menekankan analisis pergerakan data saja tanpa terlebih dahulu memberikan pemahaman teoritis. Karena itu, buku ini mencoba memberikan  kerangka berpikir dengan menggunakan teori-teori ekonomi pembangunan sebelum menjelaskan pergerakan data. 

Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat memahami argumen dasar di balik pergerakan data. Secara singkat dapat dikatakan bahwa buku ini mencoba untuk menjelaskan kerangka konseptual proses-proses tersebut, sekaligus mengungkapkan Transformasi Perekonomian Indonesia berdasarkan data yang tersedia daring (online) dalam jangka panjang. Penjelasan Transformasi Perekonomian Indonesia dalam buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah mencoba memperlihatkan dengan data jangka panjang bagaimana Transformasi Perekonomian Indonesia terjadi secara umum pada semua kelompok indikator dalam proses-proses tersebut secara agregat. 

Bagian kedua adalah memilih beberapa indikator yang penting dari proses akumulasi, alokasi, dan distribusi untuk dilihat lebih dalam transformasinya berdasarkan data yang berhasil didapatkan penulis saat penulisan buku ini. Buku ini berguna bagi yang ingin memahami perekonomian Indonesia untuk pemula, khususnya mahasiswa, perencana tingkat dasar, dan masyarakat umum yang ingin memahami bagaimana perubahan yang terjadi pada perekonomian dalam jangka panjang. Dalam hal ini adalah memahami Transformasi Perekonomian Indonesia yang juga dapat diaplikasikan konsepnya untuk perekonomian negara lainnya bahkan pada level provinsi atau kabupaten/kota.

 

Cara Menghitung Disposable Income

(Sumber foto: pexels.com)

Menghitung disposable income sebenarnya cukup sederhana. Kamu hanya perlu mengetahui total pendapatan kotor dan jumlah pajak serta potongan lainnya yang harus dibayarkan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung disposable income:

1. Hitung Pendapatan Kotor

Pendapatan kotor adalah total penghasilan sebelum dipotong pajak dan kontribusi lainnya. Ini bisa mencakup gaji pokok, bonus, komisi, serta pendapatan tambahan lainnya seperti pendapatan sewa atau investasi. Misalnya, jika gaji pokokmu sebesar Rp10 juta dan kamu menerima bonus Rp1 juta, maka pendapatan kotor kamu adalah Rp11 juta.

2. Kurangi Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan adalah potongan utama yang akan mengurangi pendapatan kotor. Besarnya pajak yang harus dibayarkan tergantung pada tarif pajak yang berlaku di negara atau daerah tempat kamu tinggal. Setelah mengetahui jumlah pajak yang harus dibayarkan, kurangi jumlah tersebut dari pendapatan kotor. Misalnya, jika pajak penghasilan yang kamu bayar adalah Rp1,5 juta, kurangi angka ini dari pendapatan kotor.

3. Kurangi Potongan Lainnya

Selain pajak, ada beberapa potongan lain yang mungkin berlaku, seperti iuran asuransi, kontribusi pensiun, atau potongan sosial lainnya. Pastikan kamu memasukkan semua potongan ini dalam perhitungan. Misalnya, jika potongan untuk asuransi kesehatan sebesar Rp500 ribu dan iuran pensiun Rp300 ribu, kurangi jumlah ini dari sisa pendapatan setelah dikurangi pajak.

4. Hitung Disposable Income

Setelah semua potongan dikurangi dari pendapatan kotor, hasilnya adalah disposable income kamu. Ini adalah jumlah uang yang tersisa dan bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, menabung, atau berinvestasi. Berikut adalah contohnya:

Pendapatan kotor: Rp11 juta

Pajak penghasilan: Rp1,5 juta

Potongan asuransi dan pensiun: Rp800 ribu

Disposable income: Rp8,7 juta

5. Pertimbangkan Penghasilan Bersih Tambahan

Jika kamu memiliki sumber pendapatan tambahan seperti penghasilan dari usaha sampingan, pastikan untuk menambahkannya ke disposable income setelah dikurangi pajak dan potongan lainnya yang relevan.

 

Dengan menghitung disposable income secara tepat, kamu bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang berapa banyak uang yang benar-benar tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mencapai tujuan finansialmu. Perhitungan ini juga membantu dalam membuat anggaran yang realistis dan memaksimalkan penggunaan pendapatanmu untuk masa depan yang lebih stabil.

 

Tips Mengatur Disposable Income

Mengelola disposable income dengan bijak adalah kunci untuk mencapai stabilitas finansial dan mewujudkan tujuan keuangan jangka panjang. Berikut beberapa tips yang bisa membantu kamu dalam mengatur disposable income agar lebih efektif:

1. Buat Anggaran Bulanan

Mulailah dengan membuat anggaran bulanan yang rinci. Pisahkan disposable income menjadi beberapa kategori, seperti kebutuhan pokok, hiburan, tabungan, dan investasi. Dengan anggaran yang jelas, kamu bisa memantau pengeluaran dan memastikan bahwa uangmu digunakan dengan cara yang paling optimal.

2. Prioritaskan Kebutuhan Pokok

Pastikan kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, utilitas, dan biaya hidup lainnya menjadi prioritas utama dalam anggaran. Setelah kebutuhan ini terpenuhi, baru alokasikan disposable income untuk kebutuhan lainnya seperti hiburan atau belanja.

 

Matematika Ekonomi

Buku “Matematika Ekonomi” ini merupakan salah satu bahan ajar yang disusun guna memenuhi kebutuhan bahan ajar serta untuk meningkatkan mutu mahasiswa pendidikan ekonomi. Buku ini berisi tentang materi matematika dan aplikasinya terhadap ekonomi, yang memiliki sifat teoristis dalam bidang pengetahuan serta cara kerja dalam bidang keterampilan.

 

3. Tetapkan Dana Darurat

Sisihkan sebagian dari disposable income untuk membangun dana darurat. Dana darurat ini sebaiknya mencakup biaya hidup selama 3 hingga 6 bulan, dan bisa digunakan untuk situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendadak. Ini memberikan rasa aman dan stabilitas dalam keuanganmu.

4. Investasikan Sebagian Pendapatan

Jangan hanya menyimpan disposable income di tabungan. Pertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian dari pendapatan tersebut. Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risikomu, seperti reksa dana, saham, atau properti. Investasi membantu uangmu berkembang dan bisa menjadi sumber pendapatan tambahan di masa depan.

5. Batasi Pengeluaran Konsumtif

Kendalikan pengeluaran yang bersifat konsumtif, seperti belanja barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau makan di luar terlalu sering. Cobalah untuk selalu membandingkan harga sebelum membeli sesuatu dan berpikir dua kali apakah pengeluaran tersebut benar-benar perlu.

6. Manfaatkan Diskon dan Penawaran

Ketika berbelanja, manfaatkan diskon, kupon, atau penawaran khusus. Ini dapat mengurangi pengeluaran dan membuat disposable income lebih efisien. Namun, tetap berhati-hati agar tidak terjebak membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan hanya karena ada diskon.

7. Review Pengeluaran secara Berkala

Lakukan review pengeluaran bulanan untuk melihat apakah kamu telah mengikuti anggaran yang dibuat. Evaluasi ini membantu kamu menemukan area di mana pengeluaran bisa dikurangi atau dioptimalkan. Dengan review rutin, kamu bisa menyesuaikan anggaran sesuai kebutuhan dan kondisi keuangan yang berubah.

8. Gunakan Aplikasi Pengelolaan Keuangan

Untuk mempermudah pengaturan disposable income, pertimbangkan menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan. Aplikasi ini bisa membantumu melacak pengeluaran, menetapkan anggaran, dan memantau kemajuan tabungan atau investasi.

9. Jangan Lupa untuk Menikmati Hasil Kerjamu

Sambil mengatur disposable income dengan hati-hati, jangan lupa untuk menikmati hasil kerjamu. Sisihkan sedikit uang untuk bersenang-senang, seperti liburan atau membeli sesuatu yang kamu inginkan. Ini penting agar kamu tetap termotivasi dan merasa puas dengan pengelolaan keuanganmu.

10. Rencanakan Tujuan Keuangan Jangka Panjang

Pikirkan tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, membayar pendidikan anak, atau pensiun dini. Sisihkan disposable income untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Dengan perencanaan yang baik, kamu bisa memastikan bahwa pendapatanmu tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga memberikan manfaat di masa depan.

 

Kesimpulan

Mengelola disposable income dengan baik adalah kunci untuk mencapai keseimbangan keuangan yang sehat. Dengan memahami arti, fungsi, cara menghitung, serta tips pengaturannya, kamu bisa lebih bijak dalam menggunakan pendapatan yang tersisa setelah pajak dan potongan lainnya. Ingat, pengelolaan keuangan yang tepat bukan hanya tentang mengurangi pengeluaran, melainkan juga tentang bagaimana kamu bisa memanfaatkan uang dengan cerdas untuk mencapai tujuan jangka panjang. Jadi, mulailah dari sekarang dan nikmati hasilnya di masa depan! Grameds, kamu bisa menambah pengetahuan tentang disposable income melalui kumpulan buku yang tersedia di Gramedia.com.

About the author

Laila Wu