Sejarah

Mengenal Pahlawan Islam Wanita di Indonesia

Written by Laila Wu

Hai, Grameds! Kita semua pasti sudah sering mendengar nama-nama besar para pahlawan yang berjasa bagi negeri ini. Namun, tahukah kamu bahwa di balik sejarah panjang perjuangan Indonesia, ada para pahlawan wanita Muslim yang tak kalah hebatnya? Nah, di artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat sosok-sosok inspiratif yang mungkin belum banyak diketahui, akan tetapi memiliki peran penting dalam membentuk sejarah bangsa. Yuk, simak kisah mereka dan temukan inspirasi dari para srikandi Islam Indonesia!

 

Pahlawan Islam Wanita di Indonesia

Dalam sejarah panjang Indonesia, peran perempuan sering kali tersembunyi di balik cerita-cerita besar para pahlawan. Namun, di balik setiap perjuangan, ada sosok-sosok perempuan tangguh yang berani melawan penindasan dan ketidakadilan. Khususnya, para pahlawan Muslimah di Indonesia telah menunjukkan bahwa keberanian dan keteguhan tidak hanya milik kaum laki-laki.

Dari pertempuran di medan perang hingga perjuangan di bidang pendidikan, mereka telah memberikan sumbangsih besar yang layak kita kenang dan hargai. Artikel ini akan mengajak kita untuk lebih mengenal sosok-sosok inspiratif ini, yang telah menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa dan agama.

Berikut ini adalah tokoh pahlawan Muslimah Indonesia yang turut berjuang dalam masa kemerdekaan.

1. Cut Nyak Dien

(Sumber foto: kompas.com)

Cut Nyak Dien lahir di Aceh pada tahun 1848 dan dikenal sebagai seorang pejuang yang gigih dalam melawan penjajah Belanda. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang sangat religius dan patriotik.

Setelah suaminya, Teuku Umar, gugur dalam pertempuran, Cut Nyak Dien mengambil alih komando dan memimpin pasukan Aceh dalam perlawanan gerilya. Keteguhan hatinya untuk terus berjuang, meskipun usia dan kesehatannya semakin menurun, menjadikan Cut Nyak Dien sebagai simbol keberanian dan keteguhan rakyat Aceh dalam melawan penjajahan. Keteguhan dan strategi militernya membuatnya disegani oleh pasukan Belanda, meskipun akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat, di mana ia meninggal dunia.

 

2. Cut Nyak Meutia

(Sumber foto: kompas.com)

Cut Nyak Meutia lahir di Keureutoe, Aceh Utara, pada tahun 1870. Seperti Cut Nyak Dien, ia juga berasal dari keluarga bangsawan dan dikenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah.

Setelah suaminya, Teuku Tjik Tunong, dieksekusi oleh Belanda, Cut Nyak Meutia melanjutkan perlawanan bersama suami keduanya, Pang Nanggroe. Ia dikenal sebagai pemimpin perempuan yang tangguh dan tidak pernah gentar menghadapi musuh. Ia memimpin pasukan gerilya melawan Belanda dan melakukan serangkaian serangan untuk mengganggu kekuasaan kolonial.

Keberanian dan keteguhannya menjadikannya salah satu ikon perlawanan perempuan di Aceh. Meskipun akhirnya gugur dalam pertempuran pada tahun 1910, semangat juangnya terus dikenang sebagai inspirasi bagi generasi berikutnya.

 

3. Sultanah Safiatuddin

(Sumber foto: kompas.com)

Sultanah Safiatuddin, yang lahir dengan nama Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam, adalah putri dari Sultan Iskandar Muda yang menjadi sultan perempuan pertama di Kesultanan Aceh, memerintah dari tahun 1641 hingga 1675.

Sultanah Safiatuddin memimpin Aceh di tengah ancaman kolonialisme dan berhasil mempertahankan kedaulatan kerajaannya. Di bawah kepemimpinannya, Aceh tetap menjadi kekuatan maritim dan posisinya sebagai pusat perdagangan penting di Asia Tenggara.

Ia juga mendorong perkembangan pendidikan serta memperkuat posisi perempuan dalam masyarakat Aceh. Ia dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan bijaksana, yang mampu menjaga stabilitas kerajaan dan memperkuat hubungan diplomatik dengan kekuatan asing, termasuk Kesultanan Ottoman dan Kesultanan Mughal.

Buku Sejarah Indonesia 2 : Wajib Kurikulum 2013 SMA Kelas 11

Mata Pelajaran Sejarah Indonesia adalah kajian tentang berbagai peristiwa sejarah di Indonesia yang ditujukan untuk membangun memori kolektif sebagai bangsa agar mengenal jati diri bangsanya dan menjadikannya sebagai landasan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa kini dan masa yang akan datang. Buku ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi 2016. Buku ini bersifat kontekstual dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pemikirannya dalam menggali informasi yang berkaitan dengan nilai sejarah baik bersifat lokal maupun global.

 

4. Raden Adjeng Kartini

(Sumber foto: kompas.com)

Raden Adjeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, dan dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Ia berasal dari keluarga bangsawan Jawa dan dikenal karena pemikirannya yang progresif tentang hak-hak perempuan.

Kartini memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan bagi perempuan melalui tulisan-tulisan dan surat-suratnya. Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang,” yang merupakan kumpulan surat-suratnya, menjadi tonggak penting dalam gerakan perempuan di Indonesia. Kartini dianggap sebagai pelopor kesadaran perempuan akan pentingnya pendidikan dan kebebasan berpikir. Meski hidupnya singkat, pengaruhnya terus dirasakan hingga kini.

 

5. Opu Daeng Risaju

(Sumber foto: kompas.com)

Opu Daeng Risaju, lahir dengan nama asli Famajjah, adalah seorang pejuang kemerdekaan dari Sulawesi Selatan. Ia lahir di Palopo dan dikenal sebagai seorang ulama perempuan yang tegas.

Opu Daeng Risaju aktif dalam organisasi Islam dan terlibat dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda. Ia menjadi anggota Sarekat Islam dan kemudian bergabung dengan Partai Masyumi. Selama masa pendudukan Jepang dan Belanda, ia berkali-kali dipenjara karena aktivitas politiknya.

Setelah kemerdekaan, ia tetap aktif dalam perjuangan melawan kebijakan kolonial yang masih diterapkan oleh Belanda di Indonesia. Dedikasinya dalam perjuangan menjadikan Opu Daeng Risaju sebagai salah satu pahlawan yang dihormati di Sulawesi Selatan.

 

6. Rasuna Said

(Sumber foto: kompas.com)

Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Agam, Sumatera Barat, dan dikenal sebagai seorang orator ulung serta aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan kemerdekaan Indonesia.

Rasuna Said adalah salah satu tokoh penting dalam gerakan nasionalis Indonesia dan aktif dalam organisasi seperti Sarekat Rakyat dan Permi (Persatuan Muslimin Indonesia). Ia dikenal karena pidato-pidatonya yang penuh semangat, mengkritik keras penjajah dan menuntut kesetaraan hak bagi perempuan.

Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan tetap vokal dalam memperjuangkan hak-hak rakyat dan perempuan. Namanya diabadikan sebagai salah satu jalan utama di Jakarta sebagai penghormatan atas jasanya.

 

7. Laksamana Malahayati

(Sumber foto: kompas.com)

Laksamana Malahayati, atau Keumalahayati, adalah seorang laksamana perempuan dari Kesultanan Aceh yang hidup pada akhir abad ke-16. Ia dikenal sebagai laksamana perempuan pertama di dunia.

Malahayati memimpin armada laut Aceh melawan penjajah Portugis dan Belanda. Ia mendirikan armada khusus yang terdiri dari janda-janda pejuang (Inong Balee) dan berhasil memimpin serangan yang menewaskan Cornelis de Houtman, seorang komandan Belanda. Keberaniannya membuatnya dihormati dan diakui sebagai salah satu pemimpin militer terbesar dalam sejarah Indonesia.

 

Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK Kelas 10

Puji syukur alhamdullilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga buku pelajaran Sejarah kelas X kurikulum 2013 dapat terselesaikan. Buku Sejarah Indonesia Untuk SMA-MA/SMK ini merupakan buku siswa dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Sebagai mata pelajaran yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Buku yang ada di tangan anda ini sudah beberapa kali mengalami revisi. Mungkin muncul pertanyaan dari para siswa apa perbedaan buku Kurikulum 13 (K 13) dengan buku kurikulum sebelumnya?

Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh siswa dan para pemangku kepentingan yang berhubungan dengan pembelajaran sejarah. Dalam K 13 ini diharapkan siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga mampu melakukan penulisan dan mendiskripsikan setiap peristiwa sejarah yang terjadi. Selain itu, siswa diharapkan dapat mengaitkan berbagai peristiwa di daerahnya dengan peristiwa yang terjadi tingkat nasional maupun global. Oleh karena itu kemampuan melakukan analisis berbagai peristiwa sejarah sangat diperlukan. Karena itu, buku ini dirancang dengan menggunakan pendekatan regresif.

Dengan buku ini peserta didik akan diajak untuk mengamati kondisi sosial-budaya dan sejumlah warisan sejarah yang bisa dijumpai saat ini. Selain diwajibkan untuk membaca buku ini, siswa juga harus mencari sumber-sumber rujukan lain yang relevan. Dengan mempelajari sejarah, diharapkan siswa bisa mengambil nilai-nilai setiap peristiwa sejarah yang terjadi untuk memperkuat rasa cinta tanah air, bangga dan meningkatkan nasionalisme.

 

8. Siti Walidah

(Sumber foto: kompas.com)

Siti Walidah, atau lebih dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, lahir pada tahun 1872 di Yogyakarta. Ia adalah istri pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, dan seorang aktivis pendidikan dan dakwah.

Siti Walidah adalah pelopor pendidikan perempuan di Indonesia dan pendiri Aisyiyah, sayap perempuan Muhammadiyah. Ia berjuang untuk meningkatkan pendidikan dan peran perempuan dalam masyarakat melalui organisasi ini.

Selama masa perjuangan kemerdekaan, ia juga aktif dalam mendukung gerakan nasionalis dan memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan. Melalui Aisyiyah, ia mendorong perempuan untuk terlibat aktif dalam kehidupan sosial dan keagamaan, serta memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi perempuan.

 

9. Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah

(Sumber foto: kompas.com)

Rahmah El Yunusiyah lahir pada tahun 1900 di Sumatera Barat dan dikenal sebagai seorang ulama, pendidik, dan pelopor pendidikan Islam modern untuk perempuan. Ia adalah pendiri Madrasah Diniyah Putri, sekolah agama pertama di Indonesia khusus untuk perempuan.

Rahmah El Yunusiyah dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan pendidikan agama bagi perempuan di Indonesia. Ia juga terlibat dalam pergerakan nasional dan membantu dalam pendirian organisasi pendidikan yang berorientasi pada pemberdayaan perempuan.

Madrasah yang didirikannya menjadi model bagi banyak sekolah agama di Indonesia dan negara-negara tetangga. Rahmah El Yunusiyah dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan pendidikan bagi perempuan agar mereka dapat berperan aktif dalam masyarakat.

Tokoh-tokoh ini memainkan peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan hak-hak perempuan. Masing-masing memberikan kontribusi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, dari pendidikan hingga perlawanan militer, dan tetap dihormati sebagai pahlawan nasional.

 

Kesimpulan

Nah, itu dia, Grameds! Kita telah mengulik kisah inspiratif dari para pahlawan Islam wanita di Indonesia yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam perjuangan kemerdekaan dan pemberdayaan perempuan. Penting bagi kita untuk mengenal dan menghargai peran mereka dalam sejarah, karena perjuangan mereka bukan hanya mewariskan kebanggaan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi masa kini dan yang akan datang. Mari kita teruskan semangat dan dedikasi mereka dalam setiap langkah kita, serta menggali lebih banyak kisah pahlawan yang mungkin belum banyak dikenal. Dengan mengenang dan mempelajari perjuangan mereka, kita tidak hanya menghormati jasa mereka, tetapi juga meneruskan semangat juang mereka dalam kehidupan sehari-hari. Grameds, kamu bisa mengenal lebih jauh pahlawan-pahlawan di Indonesia melalui kumpulan buku Sejarah Indonesia yang tersedia di Gramedia.com.

 

Buku Teks Pendamping Sejarah Indonesia Jilid 3 K/13 SMA-MA/SMK-MAK Kelas XII

Buku ini diupayakan dapat memenuhi usaha minimal peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan pendekatan Kurikulum 2013 Edisi Revisi, peserta didik diajak untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia luas di sekitarnya. Peran guru dalam membimbing peserta didik untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap kegiatan pada buku ini sangatlah penting. Guru dapat memperkayanya dengan berbagai kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan bersumber dari lingkungannya.

Penyusunan buku ini dilakukan secara sistematis. Setiap bab dimulai dengan teori/konsep yang dilengkapi dengan kegiatan siswa, info sejarah, serta soal-soal latihan. Namun, yang menjadi tujuan terpenting pembelajaran sejarah adalah membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat serta membentuk manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan rasa nasionalisme. Untuk mendukung hal tersebut, penyusunan buku ini selalu mengacu pada empat pilar pendidikan universal. Empat pilar tersebut yaitu learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to be oneself (belajar menjadi diri sendiri), dan learning to live together (belajar hidup bersama). Pada setiap bab buku ini terdapat penekanan karakter-karakter tertentu bagi siswa. Hal tersebut hanya sebagai contoh yang dapat dikembangkan oleh guru untuk menekankan karakter-karakter lainnya pada setiap materi yang dibahas.

 

Sumber foto: kompas.com

About the author

Laila Wu