Pendidikan

Definisi dan Penerapan Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran

Written by Fandy

Teori Belajar Behaviorisme—Pendidikan adalah salah satu proses pemberdayaan manusia yang bertujuan untuk memaksimalkan taraf dan mutu kehidupan. Saat ini, perkembangan pendidikan yang begitu pesat dilandasi oleh proses pembelajaran sebagai inti dari keberhasilan sistem pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Inti sari pendidikan sebenarnya ada dalam proses pembelajaran. Teori pembelajaran yang ada dalam proses pembelajaran merupakan hal pokok yang harus dipahami dengan baik. Teori tersebut nantinya menentukan proses pembelajaran dapat terjadi.

Inilah yang menyebabkan para guru sebaiknya menguasai teori mengenai belajar terlebih dahulu sebelum merancang pembelajaran, sehingga mereka dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah perilaku mengajarnya di depan kelas.

Wahab (2016) dalam Psikologi Belajar menyebutkan jika teori merupakan prinsip yang menjelaskan beberapa hubungan antara fakta dan meramalkan berbagai hasil terbaru menurut fakta tersebut, sedangkan teori belajar merupakan prinsip yang saling berkaitan dan menjadi penjelasan mengenai berbagai fakta dan penemuan yang berhubungan dengan proses belajar.

Sementara itu, Syah (2011) dalam Psikologi Pendidikan memaparkan bahwa belajar terdiri atas dua definisi. Pertama, belajar merupakan “The process of acquiring knowledge”, yaitu proses mendapatkan pengetahuan. Kedua, belajar merupakan “A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice”, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif permanen sebagai hasil dari praktik yang diperkuat.

Selain itu, belajar adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil dari peninjauannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, teori belajar hakikatnya merupakan cara proses belajar dapat terjadi kepada anak. Seorang guru yang dapat memahami teori belajar akan membantu pelaksanaan pembelajaran dengan baik, efektif, dan efisien, sehingga dapat para siswanya turut mendapatkan perubahan tingkah laku secara maksimal.

 

Pengertian Teori Belajar Behaviorisme

(Sumber foto: www.pexels.com)

Teori belajar behaviorisme adalah teori yang memberikan penekanan kepada keadaan lingkungan yang berhubungan erat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Slameto (2010), teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang menuntut seorang guru memberi rangsangan sebagai stimulus kepada siswanya, sedangkan hasil dari stimulus itu dapat diamati dan diukur berdasarkan tujuannya untuk melihat ada tidaknya perubahan tingkah laku yang signifikan.

Teori belajar behaviorisme adalah teori psikologi yang materi ulasannya berupa perilaku yang tidak berkaitan dengan kesadaran atau struktur mental. Teori tersebut merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang bersifat objektif dan eksperimental dengan tujuan meramalkan dan mengontorol perilaku.

Teori ini menjelaskan jika belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Perubahan itu terjadi melalui rangsangan dan stimulus yang menciptakan hubungan perilaku reaktif atau respons. Stimulus itu berwujud lingkungan belajar anak, baik internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar, sedangkan respons merupakan akibat yang berujud reaksi fisik terhadap rangsangan/stimulus tersebut.

Jadi, teori belajar behaviorisme adalah penguatan ikatan, hubungan, sifat, dan hasil stimulus-respons. Teori ini mempelajari perilaku manusia dan berfokus kepada peran dari kegiatan belajar untuk menjelaskan tingkah laku manusia, yang memunculkan hubungan perilaku reaktif atau respons.

Tingkah laku dalam teori behaviorisme sepenuhnya ditetapkan melalui aturan, baik diramalkan atau ditentukan. Berdasarkan teori tersebut, seseorang yang terlibat dalam tingkah laku tertentu dikarenakan telah mempelajarinya atau menghubungkannya dengan hadiah. Namun, seseorang juga dapat menghentikan tingkah laku dikarenakan belum diberikan hadiah. Semua hasil tingkah laku itu dapat dipelajari.

Teori belajar behaviorisme menyatakan bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena interaksi antara stimulus dan respons. Belajar dipandang sebagai pengendalian perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor-faktor kondisional dari lingkungan menentukan apakah seorang anak akan belajar atau tidak. Dalam teori ini, penekanan diberikan kepada pengamatan terhadap perilaku yang terlihat, bukan kepada aspek internal tubuh atau penilaian subjektif lainnya.

Teori behaviorisme menganggap bahwa belajar terjadi melalui pengalaman. Hubungan antara stimulus dan respons menjadi inti dari proses belajar. Sebagai contoh, suatu perilaku akan semakin menguat jika seseorang mendapatkan penguatan (misalnya: hadiah), sedangkan perilaku di sisi lain juga akan melemah jika seseorang mendapatkan hukuman. Dengan demikian, teori ini menekankan pentingnya hubungan stimulus-respons dan manifestasi perilaku.

Jadi, inti dari teori belajar behaviorisme adalah perubahan perilaku akibat pengalaman melalui interaksi stimulus dan respons. Pengamatan terhadap perilaku menjadi penting dalam memahami dan mengukur proses belajar.

 

Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Behaviorisme

Berikut adalah beberapa tokoh yang mendalami teori belajar behaviorisme:

1. Edward Lee Thorndike

Edward Lee Thorndike (Popular Science Monthly Volume 80/Public Domain in the United States).

Menurut Thorndike, belajar adalah suatu proses ketika terjadi interaksi antara stimulus (pikiran, perasaan, dan gerakan) dengan respons (reaksi yang muncul dari seorang anak ketika belajar). Dalam proses belajar ini, terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati.

Teori dari Thorndike yang dikenal sebagai teori koneksionisme mengajukan tiga prinsip atau hukum belajar sebagai berikut.

  • Pertama, hukum kesiapan menyatakan bahwa belajar akan berhasil jika anak memiliki kesiapan untuk merespons, karena kesiapan tersebut akan menghasilkan respons yang memuaskan.
  • Kedua, hukum latihan menekankan bahwa belajar akan berhasil jika melalui banyak latihan dan pengulangan sesuatu yang telah dipelajari.
  • Ketiga, hukum efek mengatakan bahwa belajar akan lebih efektif jika koneksi antara stimulus-respons diberi imbalan positif, yang akan memperkuat koneksi tersebut. Sementara itu, imbalan negatif akan melemahkan koneksi tersebut.

Teori ini menegaskan bahwa pembelajaran melibatkan pembentukan koneksi antara stimulus dan respons, yang dikenal dengan istilah S-R bond. Menurut pandangan Thorndike, teori tersebut berfokus kepada pembentukan banyak koneksi S-R bond melalui latihan dan pengulangan dengan pendekatan trial and error learning.

 

2. Burrhus Frederic Skinner

Burrhus Frederic Skinner (Silly Rabbit/Creative Commons Attribution 3.0 Unported license).

Skinner mengembangkan teori pembelajaran yang dikenal dengan “operant conditioning“. Teori tersebut menyatakan jika berbagai aspek lingkungan, seperti stimulus, situasi, dan peristiwa, berperan sebagai tanda atau isyarat untuk memicu respons tertentu.

Reinforcement (penguatan) dapat memperkuat respons tersebut dan meningkatkan kemungkinan respons itu muncul kembali pada masa yang akan datang. Dengan kata lain, aspek lingkungan, seperti stimulus dan penguatan, berperan penting dalam membentuk respons yang diharapkan, serta mendorong munculnya respons tersebut pada masa mendatang.

Skinner adalah seorang tokoh behavioris yang menyajikan teori operant conditioning untuk menjelaskan cara pengontrolan perilaku individu. Menurut pandangannya, seseorang dapat mengontrol perilaku organisme melalui pemberian penguatan yang tepat dalam lingkungan yang luas.

Dia percaya jika hubungan antara stimulus dan respons terjadi melalui interaksi lingkungan, yang pada akhirnya menghasilkan perubahan perilaku kepada anak. Stimulus atau rangsangan yang diberikan kepada anak akan memengaruhi jenis respons yang diberikan. Begitu pula dengan respons yang muncul akan memiliki konsekuensi tertentu.

Konsekuensi ini akan memengaruhi atau menjadi pertimbangan dalam munculnya perilaku. Oleh karena itu, untuk memahami perilaku anak dengan baik, penting juga untuk memahami hubungan antara stimulus, respons yang mungkin terjadi, dan konsekuensi yang dapat timbul sebagai akibat dari respons tersebut.

Skinner mengidentifikasi tiga konsep yang relevan dalam operant conditioning sebagai berikut.

  • Penguatan positif, yaitu penguatan yang meningkatkan kemungkinan munculnya perilaku tertentu. Sebagai contoh, jika seorang anak mencapai prestasi yang baik dan diberi hadiah, dia kemungkinan akan mengulangi perilaku yang sama untuk mendapatkan hadiah lagi.
  • Penguatan negatif, yaitu penguatan yang mengurangi perasaan tidak menyenangkan dan berakibat berkurangnya perilaku tertentu. Sebagai contoh, seorang anak akan meninggalkan kebiasaan terlambat mengumpulkan tugas karena tidak ingin dimarahi oleh guru.
  • Hukuman, yaitu respons yang menyebabkan konsekuensi tidak menyenangkan dan membuat anak merasa tertekan. Sebagai contoh, seorang anak yang tidak mengerjakan tugas diberi hukuman dengan tidak diperbolehkan bermain bersama temannya sebagai bentuk hukuman.

Itulah artikel terkait “Pengertian dan Penerapan Teori Belajar Behaviorisme” yang dapat kalian gunakan untuk referensi dan bahan bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rujukan

  • Desmita (2013). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Fahyuni, E.F.; Istikomah (2016). Psikologi Belajar dan Mengajar. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
  • Siregar, E. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
  • Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Wahab, R. (2016). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Rekomendasi Buku dan E-Book terkait Teori Belajar Behaviorisme

1. Teori-teori Kepribadian Behavioristik

Teori-teori Kepribadian Behavioristik

Behaviorisme atau yang juga dikenal dengan psikologi behavioral merupakan suatu teori belajar yang hanya memperhatikan tingkah laku yang dapat diamati. Teori ini bertumpu kepada ide bahwa semua tingkah laku diperoleh melalui pembelajaran, dan pembelajaran terjadi melalui interaksi individu dengan lingkungan. Tingkah laku dalam behaviorisme dipelajari melalui pengondisian klasik, pengondisian operan, dan belajar sosial.

Sejumlah teori behavioristik atau teori belajar yang berbeda muncul untuk menjelaskan proses dan alasan orang-orang bertingkah laku dalam cara tertentu. Teori-teori behavioristik tentang perkembangan tingkah laku terpusat kepada pengaruh-pengaruh lingkungan terhadap proses belajar.

Buku ini membahas tentang beberapa pandangan kepribadian behavioristik beserta para pelopornya, yakni Analisis Behavioral dari B.F. Skinner, Teori Kognitif Sosial dari Albert Bandura, dan Teori Belajar Sosial Kognitif dari Julian B. Rotter dan Walter Mischel. Selain pandangan dari keempat tokoh tersebut, dibahas pula beberapa pandangan behavioristik dari tokoh perintis behaviorisme lainnya, yakni Ivan Palov, Edward Thorndike, dan John Watson.

Kehadiran buku ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca tentang latar belakang teori behavioristik dan pandangan dari pelopornya menyangkut hal-hal yang bersifat subjektif — pengalaman pribadi dan istilah yang digunakan para pelopor teori dalam memperkaya teorinya.

 

2. Verbal Behavior and Applied Behavior Analysis

Verbal Behavior and Applied Behavior Analysis

Terapi applied behavior analysis (ABA) sering kali dihubungkan dengan terapi yang kaku, tegas, dan dianggap kurang manusiawi, padahal itu hanya penerapannya saja yang kurang tepat. Buku ini menjelaskan dengan detail, ringan, dan aplikatif mengenai terapi ABA dan verbal behavior (VB) secara umum, sehingga orang tua dan praktisi mampu memahami dan menerapkan teknik yang sebetulnya sangat humanis ini.

Selain itu, buku ini juga menggunakan Verbal Behavior Milestones Assessment and Placement Program (VBMAPP), sehingga pembaca mudah menerapkan metode ABA/VB secara lebih terukur. Sebagai praktisi yang juga menerapkan teknik ABA/VB dan VBMAPP, saya melihat cara anak-anak berkembang secara lebih alamiah dalam kemampuan komunikasi dan interaksinya, yang merupakan permasalahan dasar anak-anak dengan gangguan autisme. Buku ini bisa membantu anak-anak yang membutuhkan penanganan khusus, terutama di daerah-daerah yang masih kurang tersedia layanan terapi.

Buku ini banyak menambah wawasan tentang autisme. Selain itu, buku ini juga menjadi titik terang yang mempermudah orang tua dalam melakukan stimulasi bahasa dan sosial kepada anak berkebutuhan khusus atau autisme. Buku ini cukup detail membahas teknik VB dan asesmen dengan VBMAPP, yang dapat dikerjakan oleh orang tua di rumah.

 

3. Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dasar, Prinsip, Teknik, dan Prosedur

Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dasar, Prinsip, Teknik, dan Prosedur

Evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan feedback dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, sudah seharusnya para pendidik dan tenaga kependidikan memahami setiap tahapan dalam proses pembelajaran, termasuk evaluasi pembelajaran.

Buku berjudul Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dasar, Prinsip, Teknik, dan Prosedur ini berisi 17 bab yang menjelaskan tentang konsep dasar evaluasi pembelajaran; pengembangan instrumen tes dalam pembelajaran; pengembangan instrumen objektif tes dalam pemelajaran; pengembangan instrumen esai tes dalam pembelajaran; prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran; analisis kualitas tes dan butir soal dalam pembelajaran; pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik; tes standar dan tes buatan guru; instrumen penilaian dalam pembelajaran di kelas; peran observasi dan wawancara dalam evaluasi; peranan evaluasi pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) dan penilaian acuan norma (PAN); penetuan grade sebagai alat evaluasi hasil belajar; penilaian unjuk kerja; penilaian produk; penilaian proyek; penilaian portofolio; dan penentuan penilaian afektif. Buku ini diperuntukkan bagi mahasiswa pendidikan (calon guru), tenaga kependidikan, guru, dosen, tenaga evaluator kependidikan, dan siapa saja yang menaruh minat dalam bidang evaluasi pembelajaran.

 

4. Evaluasi Program Pembelajaran

Evaluasi Program Pembelajaran

Buku Evaluasi Program Pembelajaran karya Dr. Anidi, M.Si., M.S.I. ini ditulis dengan harapan untuk membantu para aktivis, penggiat, pengamat pendidikan, dan pengelola lembaga pendidikan di Madrasah atau sekolah, serta para dosen dalam mendesain program pembelajaran.

Buku terbitan Parama Publishing tahun 2018 ini diperuntukkan bagi para tenaga pengajar di Indonesia agar dapat meningkatkan kualitas belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Kehadiran buku ini akan menjadi pedoman bagi para tenaga pelajar dalam mengaplikasikan program pembelajaran.

Dengan mengetahui masalah-masalah yang menjadi penghambat dalam proses belajar-mengajar, para guru dan dosen dapat melakukan evaluasi mengenai faktor-faktor penghambat tersebut. Dengan demikian, tenaga pengajar dapat menyampaikan materi yang diajarkannya dengan lebih baik. Materi yang disampaikan pun bisa ditangkap dengan mudah oleh siswa maupun mahasiswa dengan program belajar yang lebih efektif dan efisien.

 

5. Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional

Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional

Proses penulisan buku ini mengakomodasi Standar Penilaian Permendikbud No. 23 Tahun 2016 yang merupakan perbaikan dari Kurikulum Nasional tahun 2013 agar sesuai dengan kebutuhan praktis di lapangan. Materi yang disajikan dalam buku ini mencakup prinsip-prinsip dasar penilaian, jenis-jenis penilaian, objek penilaian hasil belajar, langkah-langkah penyusunan instrumen penilaian, pengolahan dan analisis data, pemanfaatan informasi hasil penilaian pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, serta mengomunikasikan/melaporkan hasil penilaian.

Tujuan mempelajari evaluasi pembelajaran adalah agar siswa dapat memahami makna dan kedudukan evaluasi/ penilaian dalam pembelajaran, serta mengembangkan kemampuan menyusun perangkat penilaian proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan prinsip-prinsip dan prosedur evaluasi maupun mengaplikasikannya dalam pembelajaran di Madrasah.

 

Penulis: Fandy Aprianto Rohman

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.