Gramedia Logo
Carl Sagan

Carl Sagan

4 Buku

Carl Edward Sagan adalah seorang astronom yang lahir di Brooklyn, New York pada tanggal 9 November 1934. Ia dikenal sebagai seorang komunikator sains yang brilian dan visioner yang mempopulerkan ilmu pengetahuan melalui buku, acara televisi, dan penelitian terkait eksplorasi luar angkasa. Ayahnya bekerja sebagai pegawai garmen, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Masa kecil Sagan terbilang kurang beruntung jika dibandingkan dengan anak-anak lainnya, mengingat gaji orangtuanya saat itu. Namun siapa sangka, Sagan diterima di Universitas Chicago dan mendapat gelar sarjana pada tahun 1955, mendapat gelar master pada bidang fisika pada tahun 1965, dan akhirnya meraih gelar doktor di bidang astronomi dan astrofisika pada tahun 1960 di tempat yang sama.Kemudian Sagan mengajar di di Universitas Harvard hingga tahun 1968, lalu pindah ke Universitas Cornell. Akhirnya Sagan menjadi profesor penuh di Universitas Cornell pada tahun 1971 dan memimpin sebuah laboratorium di sana. Cornell memiliki banyak kontribusi pada misi luar angkasa tak berawak yang bertugas untuk mengeksplorasi tata surya. Ia pernah mengajukan gagasan tentang pencantuman pesan universal yang tidak dapat dihapus pada suatu pesawat luar angkasa yang beranjak meninggalkan tata surya dan dapat dipahami oleh makhluk cerdas luar angkasa yang (mungkin) akan menemukannya. Pesan pertama yang pernah dikirim ke luar angkasa berupa plakat emas berukir yang dipasang di satelit luar angkasa, Pioneer 10. Ia terus memperbaiki rancangannya dan terlibat cukup intens pada rancangan pesan Voyager Golden Record yang dikirim bersama satelit luar angkasa Voyager. Sagan juga termasuk orang pertama yang berpendapat bahwa bulan yang dimiliki Planet Saturnus dan Jupiter yaitu Titan dan Europa, kemungkinan besar memiliki laut (pada kasus Europa berupa laut bawah tanah) atau danau. Ia pun berpendapat bahwa laut air Europa sangat berpotensi bagi tumbuh berkembangnya suatu kehidupan. Belakangan, keberadaan laut bawah tanah Europa secara tidak langsung dikonfirmasi oleh pesawat luar angkasa Galileo. Beberapa pemikirannya yang lain, misalnya tentang atmosfer Planet Venus, perubahan iklim di Planet Mars, dan bulan yang dimiliki oleh Planet Saturnus yaitu Titan. Sagan meyakini bahwa Venus memiliki atmosfer yang sangat panas dan padat. Ia juga merasa bahwa pemanasan global di Bumi sebagai bahaya buatan manusia yang semakin mengkhawatirkan ini, hampir mirip dengan perkembangan alamiah yang terjadi di Planet Venus yang sangat panas dan tidak bersahabat. Ia pun berpendapat bahwa perubahan iklim di Planet Mars lebih disebabkan oleh angin yang berdebu, dan bukannya oleh perubahan vegetasi, sebagaimana yang biasa dikemukakan oleh ilmuwan lainnya. Sagan adalah pendukung segala upaya pencarian kehidupan cerdas luar angkasa. Ia pernah mendesak komunitas ilmiah untuk secara lebih serius mengamati sinyal-sinyal yang berasal dari makhluk cerdas luar angkasa dengan menggunakan teleskop radio berukuran besar. Sagan pernah menjadi pemimpin redaktur jurnal Icarus (jurnal profesional yang menaruh perhatian terhadap penelitian mengenai planet) selama 12 tahun. Ia turut membentuk Planetary Society dan salah satu anggota dewan pengawas SETI Institute. Sagan banyak dipuji karena kelihaiannya dalam menyampaikan gagasan-gagasannya mengenai kosmos sehingga mudah dipahami oleh orang awam. Ia pernah menulis buku berjudul Cosmos (bersama istrinya) sekaligus menjadi narator dalam 13 episode versi televisinya. Ia juga menulis beberapa buku bertemakan sains populer seperti The Dragons of Eden (mendapat penghargaan Pulitzer), Broca's Brain, The Cosmic Connection, dan lain-lain, dan sebuah novel berjudul Contact, yang menjadi best-seller dan telah diadaptasi ke dalam layar lebar dengan judul yang sama pada 1997. Film ini dibintangi oleh aktris Jodie Foster dan memenangkan Penghargaan Hugo. Ia lalu menulis sekuel dari Cosmos dengan judul Pale Blue Dot: A Vision of the Human Future in Space, yang terpilih sebagai salah satu buku terkemuka versi The New York Times pada 1995. Carl Sagan juga menulis kata pengantar dalam buku laris karya Stephen Hawking yang berjudul A Brief History of Time. Sagan adalah seorang advokat sains dan pendidikan yang vokal. Ia berusaha untuk memperluas pemahaman masyarakat tentang sains dan menjelaskan konsep-konsep kompleks dalam bahasa yang dapat dipahami oleh orang awam. Sagan sering tampil di televisi dan memberikan ceramah umum untuk mengajarkan masyarakat tentang alam semesta. Sagan telah mengalami tiga kali pernikahan; istri pertamanya adalah ahli biologi terkenal, Lynn Margulis pada 1957, lalu seniman Linda Salzman pada 1968, dan penulis Ann Druyan pada 1981, yang menjadi pendampingnya hingga ia mengembuskan napas terakhir. Setelah bergulat sekian lama melawan penyakit myelodysplasia yang dideritanya, Sagan akhirnya meninggal di usia 62 tahun, pada tanggal 20 Desember 1996, di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson, Washington. Pada tanggal 5 Juli 1997, sebagai penghormatan terhadap Carl Sagan, lokasi pendaratan pesawat luar angkasa tanpa awak Mars Pathfinder dinamai Carl Sagan Memorial Station. Nama Asteroid 2709 Sagan juga diberikan untuk mengenang sosoknya. Carl Sagan memiliki warisan yang kuat dalam menginspirasi minat dan pengertian terhadap sains. Ia membawa sains ke ranah publik melalui komunikasi yang lugas dan menggugah, mengilhami generasi berikutnya dari ilmuwan, penulis, dan penggemar sains. Pada 1997, film Contact, yang diadaptasi dari novelnya dengan judul yang sama, dan selesai setelah kematian Sagan, didedikasikan untuk Sagan dan ditunjukkan dengan tulisan For Carl di akhir ceritanya. Pada salah satu episode Star Trek: Enterprise, sebuah adegan singkat memperlihatkan relik kendaraan Sojourner yang merupakan bagian dari misi Mars Pathfinder, ditempatkan oleh suatu alat di Carl Sagan Memorial Station, di permukaan planet Mars. Carl Sagan adalah seorang pemikir besar yang berusaha menghubungkan manusia dengan keajaiban alam semesta melalui sains dan pemahaman. Karyanya yang luas dan upayanya dalam menginspirasi minat pada sains masih berlanjut hingga saat ini. Carl Sagan memang merupakan seorang penulis yang produktif dan telah menghasilkan beberapa karya penting dan menggebrak pasaran, di antaranya Cosmos, The Dragons of Eden, Pale Blue Dot: A Vision of The Human Future in Space, Contact, The Demon Haunted World, Science as a Candle in the Dark. Buku Cosmos yang rilis pada tahun 1980 merupakan karya monumental Sagan yang menjelajahi sejarah dan sains alam semesta. Dalam buku ini, Sagan menggabungkan aspek sains, sejarah, dan filosofi untuk memperluas pemahaman kita tentang alam semesta dan tempat kita di dalamnya. Buku Cosmos juga diadaptasi menjadi seri televisi dokumenter yang sangat populer. Buku Cosmos sudah dialihbahasakan agar dapat dinikmati oleh pangsa pasar internasional, salah satunya Indonesia. Buku ini dialihbahasakan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dengan judul Kosmos dan menjadi best seller setiap tahunnya. Buku Kosmos karya Carl Sagan adalah sebuah karya monumental yang menjelajahi sejarah dan sains alam semesta. Buku ini memadukan aspek sains, sejarah, dan filosofi untuk memberikan pemahaman yang lebih luas tentang alam semesta dan tempat kita di dalamnya. Dalam Kosmos, Sagan membawa pembaca dalam perjalanan epik melintasi waktu dan ruang, mulai dari Big Bang hingga masa depan yang belum terungkap. Ia membahas berbagai topik penting seperti pembentukan bintang dan galaksi, asal mula kehidupan di Bumi, evolusi manusia, perjalanan ilmiah, dan potensi kehidupan di luar angkasa. Sagan menggunakan bahasa yang jelas dan menggugah, mengajak pembaca untuk merenungkan keajaiban dan kompleksitas alam semesta. Ia menggambarkan betapa kecilnya kita di hadapan skala alam semesta yang luas, tetapi juga menyoroti pentingnya pengetahuan dan pemahaman dalam menjalani kehidupan kita. Buku Kosmos juga menghadirkan cerita-cerita menarik tentang penemuan ilmiah, tokoh-tokoh sejarah, dan pemikiran filosofis yang berhubungan dengan kosmos. Sagan menggali konsep tentang waktu, ruang, dimensi lain, dan potensi adanya peradaban cerdas di luar bumi. Dengan gaya penulisan yang khas, Sagan menggabungkan kecerdasan ilmiah dengan daya khayal dan pemikiran filosofis, menjadikan Kosmos sebuah buku yang dapat menarik dan menginspirasi pembaca dari berbagai latar belakang. Buku ini telah membantu memperluas pemahaman kita tentang alam semesta dan mendorong minat yang lebih dalam terhadap sains dan eksplorasi luar angkasa. Buku Kosmos karya Carl Sagan memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya sangat berharga dan memikat bagi pembaca. Tak mengherankan jika buku ini laris di pasaran bahkan menjadi sumber rujukan ilmiah. Buku ini mencakup berbagai topik penting dalam sains dan sejarah alam semesta dengan cara yang komprehensif. Sagan menggunakan penelitian ilmiah terkini dan informasi yang terpercaya untuk memberikan pemahaman yang akurat dan mendalam tentang alam semesta. Sagan memiliki gaya penulisan yang jelas, elegan, dan menggugah. Ia mampu mengomunikasikan konsep-konsep kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami dan menarik bagi pembaca dari berbagai latar belakang. Salah satu kekuatan utama buku ini adalah kemampuannya untuk menjelaskan konsep-konsep sains yang kompleks dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Sagan menggambarkan betapa pentingnya sains dalam memahami dunia kita dan mendorong pembaca untuk mengadopsi pemikiran kritis. Kosmos telah mempengaruhi banyak pembaca dengan cara yang menginspirasi minat dalam sains dan eksplorasi luar angkasa. Buku ini membantu melahirkan generasi baru ilmuwan, peneliti, dan penggemar sains yang terinspirasi oleh keajaiban alam semesta. Buku ini memadukan aspek sains, sejarah, dan filosofi secara harmonis. Sagan menggali pemikiran filosofis yang mendasari eksplorasi ilmiah dan memberikan sudut pandang yang lebih luas dalam memahami peran kita sebagai manusia di alam semesta. Kosmos juga memberikan apresiasi yang mendalam terhadap keindahan alam semesta. Sagan menggambarkan betapa menakjubkannya alam semesta dan mendorong pembaca untuk memandangnya dengan rasa kagum dan rasa hormat. Dengan kelebihan-kelebihan ini, buku Kosmos tidak hanya menjadi sumber pengetahuan yang berharga, tetapi juga mampu menginspirasi, mengajak refleksi, dan mengubah cara pandang pembaca tentang alam semesta dan peran kita di dalamnya.Selain itu, The Dragons of Eden, Speculations on the Evolution of Human Intelligence yang rilis pada tahun 1977 memenangkan Penghargaan Pulitzer untuk kategori non fiksi umum. Sagan menggali evolusi kecerdasan manusia dan membahas tentang otak manusia, sains kognitif, dan bagaimana kecerdasan berkembang dalam proses evolusi. Ada juga buku berjudul Pale Blue Dot A Vision of the Human Future in Space yang rilis pada tahun 1994 yang menyajikan pandangan yang mendalam tentang tempat kita di alam semesta dan pentingnya menjaga lingkungan bumi. Sagan menggunakan konsep titik biru pucat yang diambil dari gambar Bumi yang diambil oleh wahana Voyager untuk menggambarkan kerapuhan dan keindahan planet kita. Sementara itu, Contact yang terbit pada tahun 1985 menjadi novel fiksi ilmiah yang ditulis oleh Sagan. Contact mengisahkan tentang upaya manusia dalam menemukan kehidupan cerdas di luar angkasa dan pertemuan pertama dengan peradaban luar angkasa. Buku ini kemudian diadaptasi menjadi film dengan nama yang sama pada tahun 1997. Buku The Demon Haunted World, Science as a Candle in the Dark yang terbit pada 1995 menyoroti pentingnya berpikir secara ilmiah, memahami metode ilmiah, dan memerangi ketidaktahuan dan pseudosains. Sagan mengajak pembaca untuk menggunakan pikiran kritis dan metode ilmiah dalam memahami dunia dan mengatasi tantangan masa kini. Karya-karya Sagan menunjukkan kecintaannya pada sains, eksplorasi luar angkasa, dan upaya untuk memperluas pemahaman manusia tentang alam semesta. Ia berhasil menyampaikan gagasan-gagasannya dengan cara yang menginspirasi dan dapat dicerna oleh pembaca dari berbagai latar belakang.