Gramedia Logo
Haruki Murakami

Haruki Murakami

18 Buku

Harumi Murakami adalah seorang penulis asal Jepang yang lahir tanggal 12 Januari 1949. Ia telah melahirkan sejumlah novel, esai dan cerita pendek yang sudah dikenal oleh seluruh dunia. Tak tanggung-tanggung, karyanya sudah diterjemahkan ke dalam 50 bahasa dan telah terjual sebanyak jutaan kopi di Jepang. Murakami juga telah menerima banyak penghargaan untuk karyanya yakni Gunzou Prize for New Writers, Penghargaan Fantasi Dunia, Frank OConnor International Short Story Award, Penghargaan Franz Kafka, dan Penghargaan Yerusalem, yang penerima sebelumnya J.M. Coetzee, Milan Kundera, dan V.S. Naipaul. Murakami lahir di Kyoto, Jepang, selama periode ledakan kelahiran pasca perang dan dibesarkan di Nishinomiya, Ashiya dan Kobe. Ia adalah anak tunggal. Ayahnya adalah putra seorang pendeta Buddha lalu ibunya adalah putri seorang pedagang di Osaka. Keduanya lantas mengajar sastra Jepang. Ayahnya, menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh BungeiShunju, sebuah majalah Jepang bertajuk Abandoning a Cat, What I Talk About When I Talk About My Father. Turut ambil andil dalam Perang Tiongkok dengan Jepang Kedua, akibatnya dia sangat trauma, hal tersebut lantas ikut mempengaruhi Murakami. Sejak kecil, Murakami, sering disebut-sebut mirip dengan Kōbō Abe. Murakami muda telah banyak dipengaruhi oleh budaya Barat, khususnya musik dan sastra Barat termasuk Rusia. Ia tumbuh dengan membaca berbagai karya penulis Eropa dan Amerika Pengaruh Barat inilah yang menjadi pembeda antara Murakami dengan mayoritas penulis Jepang lainnya. Murakami mengambil studi drama di Universitas Waseda, dari situlah ia dipertemukan dengan Yoko, yang kelak menjadi istrinya. Murakami mengambil pekerjaan paruh-waktu di toko kaset. Sesaat sebelum menyelesaikan studinya, Murakami membuka kedai kopi dan bar jazz bernama Peter Cat, di Kokubunji, Tokyo, yang dijalankan bersama istrinya, dari tahun 1974 hingga 1981. Baik Murakami ataupun Yoko sepakat memutuskan untuk tidak memiliki anak. Di lain sisi sebagai penulis, Murakami juga seorang pelari maraton berpengalaman sekaligus penggemar triathlon, walaupun ia baru menekuni hobinya itu disaat berusia 33 tahun, hal ini ia lakukan sebagai salah satu cara untuk tetap sehat meskipun sebagian besar waktunya dihabiskan di meja tulisnya. Pada tanggal 23 Juni 1996, ia menyelesaikan ultramarathon pertamanya, mencakup balapan 100 km di sekitar Danau Saroma di Hokkaido, Jepang Ia membahas hubungannya dengan lari dalam memoarnya What I Talk About When I Talk About Running yang diterbitkan pada tahun 2008. Murakami menghabiskan masa kecil di Kobe sebelum pindah ke Tokyo untuk kuliah di Universitas Waseda, dia menerbitkan novel pertamanya Dengarlah Nyanyian Angin yang terbit pada tahun 1979 saat masih menjadi pemilik bar jazz kecil selama tujuh tahun. Karya-karyanya terkenal lainnya seperti Norwegian Wood yang ditulis pada tahun 1987, Kronik Burung Pegas yang ditulis pada 1994 sampai 1995, Dunia Kafka yang ditulis pada 2002, dan 1Q84 yang ditulis pada tahun 2009 sampai 2010. Novel 1Q84 merupakan karya terbaik pada era Heisei yang ditulis pada tahun 1989 sampai 2019 menurut surat kabar nasional Asahi Shimbun. Karyanya menggabungkan fiksi ilmiah, fantasi, dan fiksi kriminal, serta terkenal dengan penggunaan elemen realisme magis.Situs web resminya mencantumkan Raymond Chandler, Kurt Vonnegut, dan Richard Brautigan sebagai inspirasi utama karyanya, sementara Murakami sendiri menyebut Kazuo Ishiguro, Cormac McCarthy, dan Dag Solstad sebagai penulis aktif favoritnya saat ini. Murakami juga telah menerbitkan lima kumpulan cerita pendek, termasuk karyanya yang paling baru, Orang Pertama Tunggal yang terbit pada tahun 2020, dan karya nonfiksi Underground yang terbit pada tahun 1997, terinspirasi oleh wawancara pribadi yang dilakukan Murakami dengan para korban serangan sarin kereta bawah tanah Tokyo, dan What I Talk About When I Talk About Running yang terbit pada tahun 2007, serangkaian esai pribadi memuat pengalamannya sebagai pelari maraton. Karya-karya terkenal seperti Norwegian Wood, Kronik Burung Pegas, Kafka on the Shore, dan 1Q84 adalah sejumlah buku yang membesarkan nama Murakami. 1Q84 juga menduduki peringkat pertama karya terbaik Jepang semasa era Heisei yang dicetuskan oleh surat kabar nasional Asahi Shimbun, yakni survei ahli sastra. Tulisan-tulisan fiksinya dikenal khas bernuansa fantasi dan kriminal yang menyinggung banyak pula tentang masalah depresi dan kejiwaan. Novelnya ditulis dengan elemen realis magis yang terbukti mendapat pujian dari ahli kritik dan editor akan kerapian dan kemapanannya dalam menulis sastra Jepang yang luar biasa. Segala kelebihan yang dimiliki sosok Murakami tidak lain tidak bukan berkat pengaruh tumbuh kembangnya pula. Semasa kecil, Murakami besar dalam periode ledakan kelahiran pasca perang. Ia adalah anak tunggal yang dibesarkan oleh kedua orang tua yang mengajar sastra Jepang. Sastra Murakami yang dipadu dengan pengetahuan kejiwaan adalah buah dari pembelajarannya terhadap bagaimana dia dibesarkan oleh seorang Ayah yang menyimpan trauma perang. Rupanya, trauma tersebut banyak memengaruhi sosok Murakami. Ia juga memperkaya ilmu seni dan budayanya dengan mengambil studi drama di Universitas Waseda. Kemudian pada tahun 1979, ia menyelesaikan novel pertamanya dan mengirim novel tersebut pada kontes literatur yang akhirnya dimenangkannya. Kesuksesan pertamanya pada novel Hear the Wind Sing atau Dengarlah Nyanyian Angin, mendorongnya untuk menulis lebih banyak hingga namanya dikenal secara global. Buku Dengarlah Nyanyian Angin merupakan buku pertama Murakami yang sekaligus menjadi pembuka Trilogy of the Rat. Di dalamnya bercerita tentang sosok anak muda yang sedang bergejolak mempertanyakan nilai-nilai tradisional dan modern yang ada di Jepang pada tahun 1960 sampai 1970. Sosok aku di dalam buku ini digambarkan dengan pintar dan detail sebagai sosok kaum muda Jepang yang anti dengan kemapanan. Ia juga tidak memiliki bayangan ideal mengenai masa depan. Semasa mudanya ia bertemu dengan banyak orang asing yang perlahan menjadi pengaruh besar akan pandangannya mengenai dunia. Kesuksesan novel ini berhasil membawa Murakami mendapatkan penghargaan pertamanya, yakni Gunzou Literary Award pada tahun 1979. Popularitasnya juga membawa karya ini mengudara di layar lebar pada tahun 1981 setelah diadaptasi dalam garapan sutradara Kazuki Omori. Buku lain yang membesarkan nama Murakami secara global adalah Norwegian Wood. Diceritakan seorang laki-laki bernama Toru Watanabe mengenang kisah-kisah lampaunya semasa ia muda. Toru mengencani dua wanita berbeda, yakni Naoko yang cantik nan emosional dan Midori yang penuh semangat dan ceria. Dua puluh tahun silam semasa mudanya adalah saat ia masih menjadi mahasiswa yang terjerat dalam hubungan pertemanan yang rumit, masa-masa pergaulan seks bebas, serta hubungannya dengan seorang gadis badung bernama Midori. Di sisi lain, dengan mendengarkan lagu Norwegian Wood dari The Beatles, Toru juga bisa dengan mudah mengenang Naoko, cinta pertamanya yang rapuh. Keunikan cerita Norwegian Wood juga membawa keberhasilan untuk Murakami. Bahkan tidak kalah dengan Dengarlah Nyanyian Angin, ceritanya juga sudah diangkat menjadi film pada tahun 2010 silam. Sementara itu, dalam buku berjudul Kronik Burung Pegas dikisahkan Toru Okada dan Kumiko menjalani kehidupan rumah tangga yang tenang dan bahagia selama enam tahun. Suatu hari, kucing mereka menghilang dan sederet hal-hal ganjil mendatangi mereka, seperti tiba-tiba perempuan antah-berantah yang mengajak phone sex, gang yang tidak punya pintu masuk dan pintu keluar, peramal yang selalu mengenakan topi vinil merah, rumah mewah tak berpenghuni dan memiliki sumur kering, serta suara burung pegas dari halaman tetangga. Di tengah perjalanan Toru mencari kucing, ia bertemu hal-hal dan orang-orang yang kian aneh serta terseret ke dalam petualangan menghadapi kekuatan gelap yang sedang menakutkan. Novel ini memenangkan Hadiah Sastra Yomiuri yang bergengsi dan penghargaan itu diserahkan oleh Kenzaburo Oe, pengkritik Haruki Murakami yang paling tajam. Buku Murakami berjudul Kafka on the Shore masuk ke dalam genre realisme magis. Alur cerita novel ini mengisahkan konflik yang rumit dan dipenuhi dengan teka-teki. Ceritanya dipusatkan pada dua tokoh utama, yaitu Kafka Tamura dan Nakata. Kafka Tamura merupakan seorang remaja laki-laki yang melarikan diri dari rumah. Ia melarikan diri dari rumah untuk menghindari ramalan sang ayah yang mengerikan, sekaligus untuk mencari saudara perempuan dan ibunya yang telah lama hilang. Sejak kecil, Kafka sudah ditetapkan ramalan, atau lebih tepatnya kutukan dari sang Ayah, bahwa kelak dirinya akan meniduri ibu kandungnya dan akan membunuh Ayahnya. Karya mUrakami lainnya adalah 1Q24 Series. Serial yang satu ini memiliki beberapa jilid yang berhubungan. Ini adalah salah satu buku paling laris Murakami Ceritanya pun seunik judulnya, tentang dua tokoh yang diceritakan secara terpisah dan bergilir, yakni Tengo dan Aomame. Tengo merupakan seorang guru privat Matematika di sebuah bimbingan belajar, berbadan besar seperti beruang, dan menjalani kehidupan sebagai ghost writer di sebuah majalah. Sedangkan Aomame adalah instruktur seni bela diri yang juga menjalani kehidupan sebagai pembunuh bayaran. Tengo dihadapkan pada konflik persekutuan konspirasi curang antara dirinya, editor majalah sastra dan seorang penulis muda misterius, demi memenangkan sebuah penghargaan sastra. Sedangkan Aomame sendiri dihadapkan dengan konflik batin dalam dirinya sendiri dalam menghadapi perubahan dunia yang ia tinggali. Dalam perjalanannya, pelan-pelan kita akan menemukan benang merah di antara kedua tokohnya. Tengo rupanya adalah cinta pertama Aomame di sekolah dasar. Meski kelihatannya kedua tokoh ini menghadapi konflik yang sama sekali berbeda, nyatanya mereka dituntun pada sebuah konflik utama yang ternyata sama. Dinamika konflik dan perjalanannya yang seru penuh misteri menjadikan buku ini memiliki beberapa jilid lanjutan. Sementara itu, buku berjudul Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya bercerita tentang penolakan. Buku ini ditulis dengan dalam, detail, dan juga nyata. Buku ini bercerita tentang bagaimana Tsukuru Tazaki ditolak oleh teman-temannya dan hidup bertahun-tahun dalam kesendirian. Dahulu ia punya empat sahabat karib di masa SMA. Kebetulan, semua nama mereka menyiratkan warna. Dua laki-laki yang masing-masing dipanggil Akamatsu yang berarti pinus merah dan Oumi yang berarti laut biru. Sementara nama para gadis berturut-turut Shirane atau akar putih, dan Kurono yang berarti ‘ladang hitam. Tazaki satu-satunya nama belakang yang tidak memuat warna. Suatu hari teman-teman Tsukuru mengabarkan bahwa mereka tidak mau bertemu lagi dengannya ataupun berbicara dengannya, selama-lamanya. Sejak hari itu dia tidak mampu berteman dengan seorang pun. Tetapi, dia lalu bertemu Sara, yang menyadarkan bahwa kini sudah waktunya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi bertahun-tahun lalu. Ada pula buku berjudul Membunuh Commendatore yang terbagi menjadi dua dengan jilid pertama berjudul Idea yang Menjelma dan jilid kedua berjudul Metafora yang Bersalin Rupa.Dikisahkan ketika menyepi di atas gunung, seorang pelukis muda menemukan adikarya tersembunyi maestro seni lukis gaya Jepang berjudul Membunuh Commendatore. Dari situ ia membuka suatu lingkaran aneka peristiwa misterius yang mengguncangkan dunia tempat ia berpijak. Karya Murakami yang satu ini memiliki unsur misteri yang menegangkan. Disajikan dengan absurd, namun penuh seni dan makna yang mendalam di dalamnya. Selain menyelesaikan studi di Universitas Waseda dan membentuk bar jazz, Murakami juga dikenal sebagai pelari maraton berpengalaman. Melalui buku What I Talk About When I Talk About Running dikisahkan bagaimana dedikasi dan obsesinya terhadap olahraga berlari. Saat berlari, ia tak hanya menemukan kebebasan namun juga ide-ide baru. Buku ini merupakan karya yang cukup intim, lucu, dan memiliki kandungan filosofis yang sangat ngena dan mendalam untuk dibaca! Sementara itu, Haruki Murakami menjelajahi berbagai konflik dan perselisihan yang mungkin terjadi dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan melalui tujuh cerita pendek dalam buku Lelaki-Lelaki tanpa Perempuan. Kumpulan ceritanya menjabarkan berbagai sudut pandang, seperti dari tokoh seorang siswi SMA, mahasiswa yang baru mulai kuliah, dokter bedah plastik, aktor, bartender, dan mereka yang sudah lewat tiga puluh maupun memasuki usia paruh baya. Meski judulnya adalah Lelaki-Lelaki tanpa Perempuan, justru seluruh lelaki yang diceritakan dalam buku ini malah memiliki tiga pasangan sekaligus, baik itu kekasih maupun istri. Salah satu cerpen yang ada dalam buku ini, yaitu Drive My Car, telah sukses diangkat menjadi film layar lebar dan menjadi pemenang penghargaan Oscar 2022 dalam kategori Best International Feature Film of The Year.