Gramedia Logo
Robert T. Kiyosaki

Robert T. Kiyosaki

8 Buku

Robert T. Kiyosaki atau Robert Toru Kiyosaki, seorang penulis dan pengusaha ternama dari Amerika yang lahir dan besar di Hawaii pada 8 April 1947. Ia menyelesaikan pendidikannya di Hilo High School dan lulus pada tahun 1965. Setelah mengikuti sebuah seminar pada tahun 1974, hidupnya mengalami perubahan yang signifikan. Pada tahun 1977, ia mulai berbisnis dengan nama Rippers, namun sayangnya perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan. Pada tahun 1992, ia menerbitkan buku pertamanya yang berjudul If You Want to be Rich and Happy Don't Go to School, di mana ia mendorong orang tua untuk tidak mengirim anak mereka ke universitas tetapi memperkenalkan mereka pada bisnis properti. Kiyosaki juga merupakan pendiri Rich Global LLC dan Rich Dad Company, perusahaan edukasi keuangan swasta yang memberikan pengetahuan tentang keuangan pribadi dan bisnis melalui buku dan video. Pendapatan utama perusahaan ini berasal dari seminar-seminar franchise Rich Dad yang dijalankan oleh individu mandiri dengan menggunakan merek dagang Kiyosaki. Selain itu, Kiyosaki juga menciptakan permainan papan dan perangkat lunak yang bertujuan untuk mendidik orang dewasa dan anak-anak tentang konsep bisnis dan keuangan. Berbagai seminar Kiyosaki di Amerika Serikat dan Kanada dilaksanakan bekerja sama dengan perusahaan bernama Whitney Information Network, dan menjadi franchise lokal di negara lain. Kiyosaki telah menulis lebih dari 26 buku, termasuk seri Rich Dad Poor Dad yang diterbitkan secara mandiri untuk mengajarkan tentang keuangan pribadi. Seri ini telah diterjemahkan ke dalam 51 bahasa dan terjual lebih dari 41 juta eksemplar di seluruh dunia. Jika melihat perjalanan hidupnya, Robert T. Kiyosaki memang telah melalui banyak sekali pengalaman. Ia merupakan seorang pria generasi keempat keturunan Jepang-Amerika. Ayahnya, Ralph H. Kiyosaki adalah seorang pendidik. Setelah menyelesaikan pendidikan di Hilo High School, Robert melanjutkan ke US Merchant Marine Academy di New York dan lulus sebagai perwira dek pada tahun 1969. Namun, panggilan tugas menghampirinya, dan ia bergabung dengan Korps Marinir Amerika Serikat sebagai seorang pilot helikopter tempur selama Perang Vietnam. Atas pengabdiannya, ia dianugerahi Medali Angkatan Udara yang prestisius. Setelah meninggalkan Korps Marinir pada tahun 1974, Robert T. Kiyosaki memulai karier di Xerox Corporation, menjual mesin fotokopi. Namun, tekad untuk menjadi seorang wirausahawan terus membakar, dan pada tahun 1977, ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang memperkenalkan dompet yang terbuat dari nilon dan Velcro, inovasi yang belum pernah ada sebelumnya. Awalnya, bisnis ini cukup sukses, namun sayangnya, akhirnya mengalami kebangkrutan. Tak patah semangat, pada awal sekitar tahun 1980, Robert Kiyosaki berpaling ke bisnis kaos dengan lisensi untuk band heavy metal. Namun, perjalanan kewirausahaan tidak berjalan mulus, dan ia menghadapi berbagai tantangan. Lalu, sekitar tahun 1996 hingga 1997, Robert Kiyosaki meluncurkan perusahaan baru bernama CASHFLOW Technologies, Inc. Perusahaan ini menjadi pemilik dan pelaksana merek dagang terkenal, Rich Dad and Cashflow. Dalam hal ini, Kiyosaki berhasil menciptakan terobosan yang luar biasa. Karier dan pemikirannya tidak lepas dari sosok perempuan bernama menikah Kim Kiyosaki yang menikah dengannya, seseorang yang mampu berbagi visi dan tujuan hidup dengannya. Di dalam keluarganya, Robert T. Kiyosaki juga memiliki seorang saudara perempuan bernama Emi Kiyosaki, yang memilih jalur spiritual dan menjadi Bhikkhuni Buddha Tibet dengan nama Tenzin Kacho. Mereka adalah keluarga yang memiliki keberagaman dalam perjalanan hidup mereka. Robert T. Kiyosaki dikenal karena ajaran-ajarannya yang mengedepankan generasi pendapatan pasif melalui peluang investasi, seperti real estate dan bisnis. Visinya adalah mampu menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup hanya melalui investasi semacam itu. Dalam pandangan Kiyosaki, aset adalah segala hal yang menghasilkan aliran kas masuk, seperti pendapatan sewa properti atau pendapatan dari bisnis, sedangkan kewajiban adalah segala hal yang menghabiskan uang tunai, seperti rumah, mobil, dan lain sebagainya. Ia juga meyakini bahwa leverage keuangan sangat penting dalam mencapai kekayaan. Kiyosaki sangat menekankan pentingnya melek keuangan sebagai kunci untuk mencapai kekayaan. Baginya, kehidupan mengajarkan pelajaran berharga yang tidak selalu diajarkan di sekolah. Menurutnya, pendidikan formal terutama ditujukan bagi mereka yang ingin menjadi karyawan atau wirausahawan, dan ia menentang konsep tersebut yang ia sebut sebagai Era Industri. Menurut Kiyosaki, untuk mencapai kebebasan finansial, seseorang perlu menjadi pemilik bisnis atau investor untuk menghasilkan pendapatan pasif. Salah satu konsep yang sering dibicarakan oleh Kiyosaki adalah The Cashflow Quadrant, sebuah alat konseptual yang menggambarkan berbagai cara orang menghasilkan uang di dunia ini. Melalui diagram yang dibuatnya, konsep ini menggambarkan empat kelompok yang dibagi oleh dua garis, yaitu satu vertikal dan satu horizontal. Setiap kelompok mewakili cara seseorang memperoleh pendapatan. Konsep ini memberikan gambaran jelas tentang bagaimana uang dapat diperoleh, yaitu dengan menjadi employee, self employed, business owner, juga investor. Dalam konteks Indonesia, Robert Kiyosaki telah membawa paradigma baru bagi dunia intelektual, bisnis, dan Sumber Daya Manusia. Ia memberikan pemahaman yang menggetarkan banyak kalangan, yaitu bahwa mencari uang dapat dilakukan melalui berbagai cara selain menjadi pegawai. Keempat kuadran tersebut memberikan pandangan yang mendalam tentang cara menghasilkan pendapatan. Kiyosaki juga telah menginspirasi munculnya profesi baru di Indonesia, yaitu para Motivator yang membawa semangat kepada orang lain. Sebagai seorang penulis, Robert T. Kiyosaki dikenal karena bukunya yang populer, Rich Dad, Poor Dad, yang menjadi buku terlaris di New York Times. Ia juga telah menerbitkan setidaknya selusin buku lainnya. Buku Rich Dad, Poor Dad membahas masalah keuangan yang sering dihadapi oleh banyak orang karena pandangan keliru yang diajarkan oleh orang tua mereka. Dalam buku ini, Kiyosaki membandingkan dua ayah, Ayah Miskin dan Ayah Kaya. Ayah Miskin adalah ayah kandungnya sendiri yang mengajarkan pendidikan formal dan menekankan pentingnya menjadi pegawai yang bergantung pada gaji sepanjang hidup. Sedangkan Ayah Kaya adalah ayah temannya yang mendorong anak-anaknya untuk mengambil risiko dengan membangun usaha dan menjadi investor setelah lulus sekolah. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam 35 bahasa. Sementara itu, buku Cashflow Quadrant Rich Dads Guide to Financial Freedom yang terbit pada tahun 2000 ditulis sebagai sekuel Rich Dad, Poor Dad dan ditulis bersama Sharon Lechter, CPA. Dalam buku ini Kiyosaki membahas konsep Kuadran Arus Kas yang terdiri dari empat kategori, yaitu E atau Karyawan, S atau Wiraswasta dan Pemilik Bisnis Kecil, B atau Pemilik Bisnis, dan I atau Investor. Buku ini menggambarkan perbedaan karakteristik masing-masing kuadran terkait pendapatan pasif dan pajak keuntungan. Dalam buku Rich Dads Guide to Investing What the Rich Invest in, That the Poor and the Middle Class Do Not! yang terbit pada tahun 2000 Kiyosaki memberikan panduan kepada pembaca untuk menjadi Ultimate Investor, seseorang yang menggunakan uang orang lain untuk menciptakan investasi yang menguntungkan. Kiyosaki menjelaskan strategi-strategi yang dapat diterapkan dalam berinvestasi. Kemudian pada buku Rich Kid, Smart Kid yang rilis tahun 2001 Kiyosaki memberikan pemahaman kepada orang tua tentang konsep keuangan yang penting dan bagaimana mengajarkan anak-anak mereka tentang hal tersebut. Buku ini berisi serangkaian kegiatan yang dapat dilakukan bersama anak untuk memahami properti, keuangan, dan berbagai cara bisnis menghasilkan uang. Selain itu, dalam buku berjudul Rich Dad's Prophecy yang diterbitkan pada tahun 2002, Kiyosaki memprediksi bahwa pasar akan mengalami keruntuhan ekonomi pada sekitar tahun 2016 ketika generasi Baby Boomers mulai mencairkan tabungan mereka. Kiyosaki mengungkapkan bahwa skema rencana pensiun 401k tidak fleksibel dan mungkin tidak bertahan dalam kondisi pasar yang buruk. Tak kalah menarik, buku dengan judul Why We Want You To Be Rich yang dirilis pada tahun 2007 dan ditulis bersama Donald Trump merupakan sebuah dorongan bagi tiap individu untuk memiliki pemahaman keuangan yang baik untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi Amerika Serikat, seperti penurunan kelas menengah dan mentalitas hak. Dalam bukunya yang penuh tantangan, Unfair Advantage, Robert Kiyosaki mengajak pembaca di seluruh dunia untuk tidak lagi menerima dengan pasrah kesulitan finansial sepanjang hidup mereka. Pendidikan finansial yang sejati adalah kunci untuk menciptakan kehidupan yang diidamkan bagi diri sendiri dan keluarga. Kiyosaki mendorong kita untuk mengubah satu hal yang benar-benar ada dalam kendali kita: diri kita sendiri. Buku ini membahas kekuatan pendidikan finansial sejati dan mengungkap lima keuntungan tak adil yang ditawarkan oleh pendidikan finansial yang sesungguhnya, yaitu Keuntungan tak adil dalam pengetahuan, Keuntungan tak adil dalam hal pajak, Keuntungan tak adil dalam mengelola utang, Keuntungan tak adil dalam menghadapi risiko, dan Keuntungan tak adil dalam kompensasi. Dalam pendekatan yang khas ala Rich Dad, Kiyosaki mengajak pembaca untuk menghargai dua sudut pandang dan merasakan sendiri bagaimana pendidikan finansial yang sejati memberikan keuntungan tak adil bagi mereka. Dengan gaya yang tak terbantahkan, Unfair Advantage mengajak kita untuk bergerak maju dalam pendidikan finansial yang praktis dan menghasilkan hasil yang dapat diukur. Sementara itu, dalam buku 8 Lessons in Leadership, Robert T. Kiyosaki menggali pengalaman pribadinya selama bertahun-tahun di Merchant Marine Academy di Kings Point dan pengabdiannya di United States Marine Corps. Dengan menggunakan cerita dan contoh yang menarik, Kiyosaki membandingkan dan membedakan dua budaya dan sistem nilai yang sangat berbeda. Ia berbagi tantangan yang dihadapinya saat bertransisi ke kehidupan sipil, di mana konsep rantai komando dan team over self yang pernah begitu jelas dan tegas, kini berubah menjadi kompleks dan terdistorsi. Namun, Kiyosaki tidak takut untuk berbicara dengan tegas, karena itulah dirinya yang sejati. Pembaca sangat menghargai kejujuran dan ketulusan yang ia bawakan. Dalam pandangan Kiyosaki, pelatihan militer memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk kepribadiannya dan mendukung jiwa wirausaha. Ia meyakini bahwa pelatihan, disiplin, dan keterampilan kepemimpinan yang diperoleh dari pengalaman militer dapat diaplikasikan untuk mencapai kesuksesan luar biasa di dunia bisnis sipil. Dalam buku ini, Kiyosaki dengan penuh semangat mengajak pembaca untuk melihat bahwa sifat kepemimpinan dan kedisiplinan yang dipelajari di militer memiliki nilai yang tak ternilai harganya dalam mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis. Ia membuktikan bahwa prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dengan efektif dalam konteks kehidupan sipil, membantu individu mencapai tujuan besar dalam dunia bisnis. Dengan gaya penulisan yang lugas dan jujur, Kiyosaki mempersembahkan buku ini sebagai panduan praktis yang menginspirasi, mengajarkan kita bahwa belajar dari pengalaman militer dapat menjadi pondasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dalam dunia bisnis yang penuh dengan tantangan.