Akuntansi

Amortisasi: Pengertian, Jenis, Tujuan hingga Metodenya!

Written by Adila Verni

Amortisasi mungkin terdengar rumit, tapi sebenarnya ini adalah konsep yang sangat berguna dalam dunia keuangan. Kalau kamu pernah mendengar tentang cicilan atau pelunasan utang secara bertahap, itulah salah satu bentuk amortisasi. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas pengertian, jenis, tujuan, hingga metode amortisasi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang amortisasi, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan, baik untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis.

Ini membantu menghindari beban keuangan besar yang harus dibayar sekaligus, membuat pembayaran lebih terjangkau dan teratur. Selain itu, amortisasi memberikan gambaran yang lebih akurat tentang biaya riil terkait dengan penggunaan aset atau pembayaran utang. Dengan begitu, kamu bisa mengelola anggaran dengan lebih efektif dan memahami nilai aset dan kewajiban dari waktu ke waktu. Yuk, kita pelajari bersama, Grameds!

Pengertian Amortisasi

sumber: pexels

Amortisasi adalah konsep keuangan penting yang melibatkan pembayaran utang secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Ini membantu individu dan perusahaan mengelola pembayaran secara teratur dan terencana, sering digunakan pada pinjaman besar seperti hipotek rumah, di mana pembayaran bulanan mencakup pokok dan bunga, memungkinkan peminjam mengelola anggaran mereka dengan lebih efektif.

Selain itu, amortisasi digunakan untuk mengalokasikan biaya aset berharga dalam jangka panjang. Dalam akuntansi, aset tetap seperti peralatan atau bangunan mengalami penurunan nilai seiring waktu. Proses ini mencatat penyusutan nilai aset secara periodik, mencerminkan pengurangan nilai ekonomisnya selama masa penggunaan, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai nilai aset dan kewajiban perusahaan dari waktu ke waktu.

Mengapa Amortisasi Penting?

Amortisasi penting karena memungkinkan perusahaan atau individu untuk membagi biaya aset atau utang secara adil selama masa manfaatnya. Dengan cara ini, amortisasi membantu menghindari beban keuangan besar yang harus dibayar sekaligus, sehingga pembayaran menjadi lebih terjangkau dan teratur. Ini sangat bermanfaat dalam pengelolaan keuangan, baik untuk pinjaman besar seperti hipotek rumah maupun untuk aset tetap seperti peralatan dan bangunan.

Selain itu, amortisasi memberikan gambaran yang lebih akurat tentang biaya riil terkait dengan penggunaan aset atau pembayaran utang. Dalam akuntansi, proses ini mencatat penyusutan nilai aset secara periodik, mencerminkan pengurangan nilai ekonomisnya selama masa penggunaan. Dengan demikian, perusahaan dapat melaporkan keuangan dengan lebih tepat, memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang nilai aset dan kewajiban mereka dari waktu ke waktu.

Tujuan Amortisasi

sumber: pexels

Amortisasi memiliki beberapa tujuan yang penting dalam dunia keuangan. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari praktik amortisasi:

1. Mengalokasikan Biaya Aset Secara Bertahap

Salah satu tujuan utama amortisasi adalah untuk mengalokasikan biaya aset atau utang secara bertahap selama masa manfaatnya. Dengan melakukan pembayaran secara bertahap, perusahaan atau individu dapat menghindari beban keuangan yang besar secara sekaligus.

2. Menyajikan Gambaran Akurat tentang Biaya Riil

Amortisasi membantu dalam memberikan gambaran yang lebih akurat tentang biaya riil yang terkait dengan penggunaan aset atau pembayaran utang dalam jangka waktu tertentu. Dengan membagi biaya tersebut menjadi bagian-bagian kecil, kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang biaya yang terlibat.

3. Mematuhi Aturan Akuntansi

Dalam praktik akuntansi, amortisasi juga penting untuk mematuhi aturan dan standar akuntansi yang berlaku. Dengan mengalokasikan biaya aset atau utang secara bertahap, perusahaan atau individu dapat menyajikan laporan keuangan yang akurat dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

4. Membantu dalam Pengambilan Keputusan

Amortisasi dapat membantu dalam pengambilan keputusan keuangan yang lebih baik. Dengan memahami biaya riil yang terlibat dengan penggunaan aset atau pembayaran utang, perusahaan atau individu dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang alokasi sumber daya keuangan mereka.

5. Melindungi Nilai Aset

Dengan mengalokasikan biaya aset secara bertahap, amortisasi juga membantu dalam melindungi nilai aset dari depresiasi atau penurunan nilai seiring berjalannya waktu. Hal ini memastikan bahwa nilai aset tetap tercatat secara akurat dalam laporan keuangan.

Jenis-jenis Amortisasi

Amortisasi memiliki beberapa jenis, yang masing-masing digunakan tergantung pada sifat aset atau utang yang terlibat. Berikut adalah beberapa jenis amortisasi yang umum digunakan:

1. Amortisasi Garis Lurus

Amortisasi garis lurus adalah metode yang paling sederhana dan umum digunakan dalam mengalokasikan biaya aset selama masa manfaatnya. Dalam metode ini, biaya aset dibagi rata selama masa manfaatnya. Setiap tahun, jumlah amortisasi yang dialokasikan adalah konstan.

2. Amortisasi Saldo Menurun

Amortisasi saldo menurun, juga dikenal sebagai metode penurunan saldo, mengalokasikan biaya aset dengan tingkat amortisasi yang berkurang dari tahun ke tahun. Hal ini karena nilai aset berkurang seiring berjalannya waktu, sehingga biaya amortisasi juga berkurang.

3. Amortisasi Unit Produksi

Metode amortisasi unit produksi digunakan ketika biaya aset terkait langsung dengan produksi barang atau jasa tertentu. Dalam metode ini, biaya aset dialokasikan berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode waktu tertentu.

4. Amortisasi Satuan Jam

Amortisasi satuan jam, juga dikenal sebagai metode jam kerja, mengalokasikan biaya aset berdasarkan jumlah jam atau waktu penggunaan aset selama periode waktu tertentu. Metode ini sering digunakan untuk aset yang berhubungan dengan mesin atau peralatan yang beroperasi secara terus menerus.

5. Amortisasi Deklarasi Tahunan

Amortisasi deklarasi tahunan, juga dikenal sebagai metode deklarasi tetap, memungkinkan pengguna untuk menentukan jumlah amortisasi yang akan dialokasikan setiap tahun secara subjektif, tanpa memperhitungkan nilai sisa atau masa manfaat yang tersisa dari aset.

6. Amortisasi Menurun Progresif

Amortisasi menurun progresif adalah metode yang menggabungkan karakteristik dari amortisasi garis lurus dan amortisasi saldo menurun. Biaya aset dialokasikan dengan tingkat amortisasi yang menurun dari tahun ke tahun, namun pola penurunan amortisasi tidak tetap seperti pada amortisasi saldo menurun.

Jenis-jenis amortisasi ini menawarkan pendekatan yang berbeda dalam mengalokasikan biaya aset selama masa manfaatnya. Pemilihan metode amortisasi yang tepat penting untuk memastikan bahwa biaya aset dialokasikan secara adil dan akurat sesuai dengan sifat dan kebutuhan perusahaan atau individu.

Metode Amortisasi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan amortisasi, tergantung pada sifat aset atau utang yang terlibat. Berikut adalah beberapa metode amortisasi yang umum digunakan:

1. Metode Amortisasi Garis Lurus

Metode ini adalah yang paling sederhana dan sering digunakan dalam mengalokasikan biaya aset selama masa manfaatnya. Dalam metode ini, biaya aset dibagi rata selama masa manfaatnya, sehingga jumlah amortisasi yang dialokasikan setiap tahun tetap konstan.

2. Metode Amortisasi Saldo Menurun

Metode ini mengalokasikan biaya aset dengan tingkat amortisasi yang berkurang dari tahun ke tahun. Hal ini karena nilai aset cenderung berkurang seiring berjalannya waktu, sehingga biaya amortisasi juga berkurang.

3. Metode Amortisasi Unit Produksi

Metode ini digunakan ketika biaya aset terkait langsung dengan produksi barang atau jasa tertentu. Dalam metode ini, biaya aset dialokasikan berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode waktu tertentu.

4. Metode Amortisasi Satuan Jam

Metode ini mengalokasikan biaya aset berdasarkan jumlah jam atau waktu penggunaan aset selama periode waktu tertentu. Metode ini sering digunakan untuk aset yang berhubungan dengan mesin atau peralatan yang beroperasi secara terus menerus.

5. Metode Amortisasi Deklarasi Tahunan

Metode ini memungkinkan pengguna untuk menentukan jumlah amortisasi yang akan dialokasikan setiap tahun secara subjektif, tanpa memperhitungkan nilai sisa atau masa manfaat yang tersisa dari aset.

6. Metode Amortisasi Menurun Progresif

Metode ini menggabungkan karakteristik dari amortisasi garis lurus dan amortisasi saldo menurun. Biaya aset dialokasikan dengan tingkat amortisasi yang menurun dari tahun ke tahun, namun pola penurunan amortisasi tidak tetap seperti pada amortisasi saldo menurun.

Kesimpulan

Sekarang, setelah mempelajari mengenai amortisasi dari berbagai sudut pandang, semoga kamu memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep ini dalam dunia keuangan. Dari pengertian hingga berbagai jenis dan metodenya, amortisasi memiliki peran yang penting dalam mengelola keuangan, baik itu untuk perusahaan maupun individu. Dengan mengalokasikan biaya aset atau utang secara bertahap, amortisasi membantu dalam menghindari beban keuangan yang besar secara sekaligus, memberikan gambaran yang lebih akurat tentang biaya riil, serta mematuhi aturan dan standar akuntansi yang berlaku. Selanjutnya, dengan memilih metode amortisasi yang sesuai dengan kebutuhan, kamu bisa mengelola keuangan dengan lebih efisien dan akurat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu dalam perjalanan finansialmu!

Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku terkait di bawah ini, lho. Yuk langsung saja dapatkan bukunya hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Yasmin

Rekomendasi Buku Terkait

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan merupakan telaah terhadap bagian-bagian dalam laporan keuangan sekaligus hubungannya satu sama lain. Analisis yang cermat, akurat, dan tepat memungkinkan pihak internal perusahaanÑseperti direksi dan pemegang saham serta pihak eksternal perusahaan seperti akuntan publik, calon investor, dan calon kreditor mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara menyeluruh dalam periode tertentu.

Buku ini lahir dari pengalaman panjang penulis dalam berinteraksi dengan berbagai macam tingkatan manajemen dan industri terkait kinerja dan laporan keuangan. Pembahasan dalam buku Analisis Laporan Keuangan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis-aplikatif karena memuat banyak contoh laporan keuangan publik perusahaan, latihan dalam berbagai bentuk dan studi kasus, serta regulasi yang berlaku di Indonesia.

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Buku ini dapat digunakan sebagai buku ajar atau bahan referensi, khususnya bagi para mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Pembahasan yang ada dalam buku ini disajikan dengan menggunakan bahasa yang sangat sederhana, lugas, dan mudah dipahami, sehingga akan membantu para mahasiswa dalam mempelajarinya secara lebih cepat, mudah, dan praktis.

Akuntansi Keuangan Lanjutan: Pengukuran Pencatatan dan Pelaporan Transaksi Khusus

Buku ini disusun bertujuan membantu mahasiswa untuk memahami dan mengerti cara

mengukur, mengakui dan melaporkan transaksi keuangan yang khusus yang jarang terjadi

pada entitas usaha. Pembahasan buku ajar ini disesuaikan dengan kurikulum di Fakultas

Ekonomi & Bisnis Program Studi Akuntansi pada umumnya.

Materi dalam buku e-book ini disajikan sedemikian rupa sehingga mahasiswa lebih

mudah memahaminya. Materi yang disajikan diantaranya: Pembentukan dan Pembubaran

Badan Usaha, Transaksi Kurs Voluta Asing, Transaksi Pusat dan Cabang, Penjualan

Angsuran dan Titipan, Laporan Persegment dan Interim Serta Penggabungan Badan

Usaha (Merger dan Konsolidasi). Untuk menambah wawasan yang lebih luas mahasiswa

disarankan membaca buku yang sejenis.

About the author

Adila Verni