Geografi

Apa Perbedaan Erupsi dan Meletus? Ini Penjelasan Lengkapnya

Written by Ratih

Perbedaan erupsi dan meletus – Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak gunung aktif di sekitar wilayahnya. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia cukup akrab mendengar istilah erupsi serta meletus yang terjadi pada gunung berapi.

Namun pernahkah Grameds bertanya, apakah istilah erupsi dan meletus memiliki makna yang sama? Seringkali penggunaan dari istilah erupsi dan meletus pada gunung api digunakan untuk menggambarkan atau memaknai hal yang sama yaitu keluarnya benda-benda dari dalam gunung api.

Meskipun istilah erupsi dan meletus sama-sama digunakan untuk menggambarkan situasi gunung api, tetapi pada dasarnya kedua istilah tersebut memiliki makna atau arti yang berbeda.

Lalu, apa perbedaan dari erupsi dan meletus pada aktivitas gunung api? Simak penjelasannya berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut!

Pengertian Erupsi dan Ciri-cirinya

Sebelum membahas mengenai perbedaan dari istilah erupsi dan meletus, Grameds perlu mengetahui pengertian dari erupsi terlebih dahulu. Istilah erupsi dapat diartikan sebagai suatu proses dari aktivitas gunung api yang aktif dan mengeluarkan material dari bumi atau isi perut bumi yang diikuti pula dengan dentuman suara cukup kuat serta menyebar ke atmosfer hingga permukaan di bumi.

Material-material yang dikeluarkan dari aktivitas erupsi gunung api bisa berupa berbagai macam hal seperti batu-batu besar, batu kecil, kerikil, lahar, lava panas hingga asap hitam atau dikenal pula dengan sebutan wedus gembel di Indonesia. Gunung api yang mengalami erupsi tidak hanya mengeluarkan material dari inti bumi saja, tetapi juga akan mengeluarkan zat gas seperti klorida, karbon dioksida, uap air, asam sulfat serta asam sulfida.

Sumber: Pixabay.com/ELG21

Aktivitas erupsi dari gunung api diklasifikasikan dalam beberapa jenis berdasarkan pada kekuatan letusannya, berdasarkan pada proses keluarnya material serta klasifikasi berdasarkan pada tekanan gas maupun kekentalan dan kedalaman dari magma. Ketika gunung api akan mengalami erupsi, biasanya akan disertai pula dengan beberapa ciri-ciri yang bisa menjadi pertanda. Ciri-ciri erupsi dari gunung api tersebut dapat menjadi pertanda bagi manusia agar mempersiapkan diri dan segera mengevakuasi diri.

Pada umumnya, ciri-ciri umum dari gunung api yang mengalami erupsi adalah munculnya sumber air panas, aktivitas vulkanik yang terjadi pada gunung api hingga adanya kerucut atau kubah di bagian puncak gunung api tersebut.

Selain beberapa ciri umum tersebut, gunung api yang akan mengalami erupsi biasanya juga akan mengeluarkan bau belerang yang cukup menyengat. Ada beberapa ciri lainnya apabila gunung api akan erupsi, berikut penjelasannya:

  1. Munculnya sumber air panas atau geyser di sekitar gunung.
  2. Terjadinya perubahan suhu di sekitar gunung yang akan meletus, dimana suhu akan naik dan terasa lebih panas.
  3. Terdapat banyak sumber uap air di sekitar gunung.
  4. Adanya sumber gas belerang atau Solfatara.
  5. Meningkatnya magma, yang ditandai dengan jarak magma yang semakin dekat ke permukaan bumi dan menyebabkan suhu di sekitar gunung terasa lebih panas.
  6. Mata air yang banyak mengering.
  7. Terdengar sering suara gemuruh, kadang-kadang disertai gempa.
  8. Banyak tumbuhan yang layu akibat meningkatnya suhu di sekitar gunung.
  9. Terdapatnya asap yang keluar dari puncak gunung.
  10. Terjadinya hujan abu.

Mengetahui ciri-ciri erupsi pada gunung berapi tak hanya penting diketahui oleh orang dewasa atau Grameds yang sedang belajar mengenai ilmu geografi. Grameds bisa mengenalkan tentang gunung api atau erupsi pada anak-anak.

Dalam buku “Seri Ensiklopedia Cilik : Gunung Berapi” disajikan materi tentang gunung api yang dapat dengan mudah dipahami oleh anak-anak. Grameds bisa membeli buku satu ini di gramedia.com ya!

button rahmad jpg

Perbedaan Erupsi dan Meletus Pada Gunung Api

Setelah mengetahui pengertian dari erupsi, Grameds kini perlu mengetahui apa perbedaan dari erupsi dan meletus pada aktivitas gunung api. Kedua istilah ini memang sering digunakan untuk menggambarkan situasi pada gunung api.

Beberapa berpendapat bahwa istilah erupsi dan meletus sebenarnya sama, namun Grameds bisa mengambil kesimpulan dari penjelasan di bawah.

Sumber: Pixabay.com/Buddy_Nath

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring mendefinisikan erupsi sebagai letusan gunung api atau semburan minyak dan uap panas, sedangkan meletus merujuk pada fenomena pecah atau terbuka secara tiba-tiba karena tekanan atau dorongan yang sangat kuat yang dapat menghasilkan suara keras atau meledak.

Namun, menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, istilah erupsi mengacu pada peristiwa keluarnya magma dari gunung api menuju permukaan bumi. Walaupun erupsi dan meletus memiliki makna yang sama, istilah ini digunakan berbeda tergantung pada jenis erupsi gunung api yang terjadi. Kata “meletus” umumnya digunakan untuk menggambarkan kondisi jenis erupsi gunung api yang eksplosif.

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka Grameds bisa menggunakan istilah erupsi dan meletus sesuai dengan kondisi atau jenis erupsi yang terjadi pada gunung api. Berikut adalah jenis-jenis erupsi gunung api yang perlu Grameds ketahui:

  • Erupsi letusan atau eksplosif

Jenis erupsi yang pertama ini terjadi ketika dapur magma berada dalam kedalaman yang cukup dalam dan terdapat volume gas yang besar serta magma yang bersifat asam. Erupsi eksplosif memuntahkan material piroklastik yang memiliki kandungan S1O2 tinggi seperti lapili, pasir, debu, atau abu. Gunung berapi yang dihasilkan akan berbentuk sharp dan cone.

Jenis erupsi satu ini sering disebut pula dengan istilah gunung api meletus, hal ini dikarenakan daya ledak serta suara dentuman keras yang keluar dari gunung api keluar lebih baik serta lebih berbahaya dibandingkan jenis erupsi lainnya.

  • Erupsi lelehan atau effusif

Erupsi jenis ini terjadi karena dapur magma berada dalam kedalaman yang dangkal, dengan volume gas yang kecil serta magma yang bersifat basa. Kebalikan dari erupsi eksplosif, material yang keluar dari adalah lava dengan kandungan S1O2 rendah. Bentuk volkan yang dihasilkan akan berbentuk rounded cone.

Berbeda dengan jenis erupsi letusan atau eksplosif, jenis erupsi efusif umumnya disebut sebagai erupsi dan bukan gunung api meletus. Hal ini dikarenakan daya tekanan gas pada gunung api tidak mengeluarkan dentuman keras atau ledakan.

  • Erupsi campuran atau gabungan

Erupsi gabungan atau campuran terjadi karena adanya perbedaan letak dapur magma, volume gas, dan sifat magma yang bukan bersifat asam maupun basa (intermediate). Mayoritas erupsi pada gunung berapi di Indonesia termasuk dalam jenis erupsi campuran dengan material intermedier yang cenderung bersifat basa. Bentuk gunung berapi yang dihasilkan dari jenis erupsi ini adalah strato atau kerucut.

Dari ketiga jenis erupsi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa istilah erupsi dapat digunakan pada jenis erupsi efusif, sementara itu istilah meletus dapat digunakan pada jenis erupsi eksplosif.

Penggunaan istilah erupsi dan meletus digunakan bergantung pada kekuatan ledakan dari aktivitas gunung api tersebut. Semakin kuat letusannya, maka disebut sebagai meletus, namun apabila kekuatan ledakan gunung api ringan maka akan disebut erupsi.

Jika Grameds masih bingung dengan penjelasan erupsi atau meletus, Grameds bisa membaca buku “Selayang Pandang Gunung Api dan Energi Panas Bumi” karena buku tersebut menjelaskan mengenai pengertian, klasifikasi dan lainnya. Apabila tertarik untuk membaca bukunya, Grameds bisa membeli bukunya melalui laman gramedia.com untuk mendapatkan buku originalnya!

button rahmad jpg

Mengapa Gunung Api Bisa Erupsi dan Meletus? 

Erupsi gunung api bisa terjadi karena tekanan gas di dalam bumi yang mendorong magma bergerak naik ke permukaan secara perlahan. Naiknya magma tersebut bisa melelehkan batuan dalam gunung api dan menumpuk karena terhambat oleh lapisan batuan padat atau litosfer yang sulit ditembus.

Tekanan di dalam bumi semakin kuat sehingga lapisan batuan padat di sekitarnya jadi rapuh dan retak. Retakan tersebut dapat menjadi jalan keluar bagi magma untuk mencapai permukaan bumi dan membentuk saluran magma.

Tekanan yang terus terjadi dalam perut bumi akan mendorong magma naik dan mencairkan batuan di dalam gunung api, serta menyebabkan penumpukan magma di bawah permukaan. Tekanan ini akan semakin meningkat dan membuat lapisan batuan di sekitarnya rapuh serta retak, yang akhirnya menjadi jalur keluar untuk magma menuju permukaan bumi.

Proses keluarnya magma ini sering kali disebut sebagai erupsi, yang dapat menyebabkan semburan magma dan ledakan. Kegiatan magma yang naik ke permukaan bumi juga dapat menyebabkan gempa bumi vulkanik, yang sering terjadi sebelum gunung api meletus dan selama aktivitas vulkanik yang semakin meningkat.

Agar lebih jelas, berikut proses ketika gunung api meletus atau erupsi:

  • Magma Bergerak dari Perut Bumi

Peristiwa meletusnya gunung berapi terjadi ketika magma bergerak di dalam perut bumi, tepat di bawah gunung berapi. Aktivitas tersebut akan memicu gempa bumi secara berkala dengan intensitas dan kekuatan yang semakin meningkat.

Selain itu, fumarol juga bisa menjadi tanda awal dari meletusnya gunung berapi. Fumarol adalah celah terbuka tempat keluarnya gas yang dapat memuntahkan berbagai material seperti uap, karbon dioksida, belerang, serta gas beracun lainnya.

Peningkatan emisi gas dan gempa bumi kerap menjadi indikator utama bahwa gunung sedang menuju tahap meletus. Umumnya, peningkatan emisi gas dan gempa bumi adalah tahap pertama dari erupsi gunung berapi.

  • Erupsi

Tahap selanjutnya dari erupsi gunung api adalah keluarnya abu dan uap panas melalui lubang atau celah di gunung yang telah terbuka. Contohnya adalah letusan freatik, ketika magma memanaskan air tanah di bawah permukaan dan melepaskan uap air melalui lubang dan celah baru.

  1. Pembentukan Lava

Setelah itu, tahap terakhir dari erupsi gunung api adalah pembentukan kubah lava, juga dikenal sebagai lava dome. Proses ini terjadi ketika magma mengalir di permukaan dan tekanannya menurun, sehingga membentuk kubah lava.

Suhu yang tinggi dan pembekuan membantu membentuk kubah ini. Ketika aktivitas gunung api semakin meningkat, kubah lava dapat menumpuk dan akhirnya runtuh, menyebabkan letusan kuat. Para ilmuwan menggunakan peralatan ilmiah seperti satelit GPS dan peralatan lainnya untuk mencatat aktivitas gunung berapi dan mendeteksi pembentukan kubah lava, karena hal ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Benda-Benda yang Keluar dari Letusan Gunung Berapi

Setelah gunung api erupsi atau meletus, maka akan mengeluarkan benda-benda dari dalam bumi. Berikut adalah beberapa hasil letusan gunung api:

  • Gas vulkanik

Gas yang dilepaskan oleh gunung berapi saat meletus. Gas-gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (SO2), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

  • Lahar

Lahar adalah campuran antara lava, batuan, air, dan material lainnya.

 

  • Hujan Abu

Hujan Abu adalah material yang sangat halus yang terlempar ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan menyebar hingga ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini dapat mengganggu pernapasan manusia.

Dampak Negatif Terjadinya Gunung Meletus

Dalam letusan gunung berapi, akan ada material berbahaya yang membahayakan makhluk hidup dan oleh karena itu perlu adanya kewaspadaan yang tinggi. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi akibat letusan gunung berapi:

  • Udara menjadi tercemar oleh abu gunung berapi yang mengandung gas-gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen sulfide (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), dan partikel debu yang dapat meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
  • Letusan gunung berapi akan menghentikan semua aktivitas penduduk di sekitar wilayah tersebut, termasuk kegiatan ekonomi.
  • Material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas yang menyebar akan merusak pemukiman warga di sekitarnya.
  • Lahar yang panas juga dapat membakar hutan di sekitar gunung dan mengancam ekosistem alamiah hutan.
  • Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
  • Desa-desa yang merupakan destinasi wisata seperti Gunung Rinjani dan Gunung Merapi dapat mengalami pemberhentian akibat letusan gunung berapi, karena kondisi normalnya merupakan salah satu tujuan wisata alam yang populer bagi para pengunjung.

Manfaat Gunung Meletus

Jika dilihat lebih jauh, letusan gunung berapi selain membawa dampak negatif juga memberikan berkah, meskipun hanya bagi penduduk sekitarnya. Berikut adalah beberapa manfaat dari letusan gunung berapi:

  • Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat subur dan cocok untuk pertanian, sehingga dapat menghasilkan hasil panen yang berkualitas tinggi. Ini sangat menguntungkan bagi penduduk di sekitar gunung yang mayoritas bekerja sebagai petani.
  • Pasir vulkanis yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian baru bagi masyarakat setempat, yaitu sebagai bahan tambang.
  • Bebatuan yang dilontarkan oleh gunung berapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagi penduduk sekitar gunung.
  • Meskipun ekosistem hutan terancam, dalam beberapa waktu akan tumbuh kembali dan membentuk hutan baru dengan ekosistem yang baru.
  • Setelah gunung meletus, sering kali muncul geyser atau sumber mata air panas yang berdampak baik bagi kesehatan kulit.
  • Ada juga muncul mata air bernama makdani, yang kandungan mineralnya sangat melimpah.
  • Wilayah vulkanik memiliki potensi untuk hujan orografis, yaitu hujan yang dipengaruhi oleh bentuk permukaan bumi. Hal ini sangat menguntungkan bagi pertanian.
  • Wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi sangat cocok untuk membangun pembangkit listrik.

Demikianlah penjelasan tentang perbedaan erupsi dan meletus. Grameds bisa mempelajari lebih lanjut tentang gunung api erupsi dengan membaca buku “(SERI BENCANA ALAM DI INDONESIA) GUNUNG MELETUS”.

Buku satu ini bisa menjadi sarana bacaan untuk anak-anak agar dapat memahami faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab dari gunung meletus. Jika ingin membaca buku ini, Grameds bisa membelinya di gramedia.com.

button rahmad jpg

Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Sumber: 

  • https://buku.kompas.com/read/3467/perbedaan-gunung-api-erupsi-dan-meletus-apa-saja#
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Letusan_gunung
  • https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/12/090200623/bagaimana-gunung-berapi-bisa-meletus-begini-prosesnya?page=all

Baca juga:

About the author

Ratih