Laba ditahan adalah – Baik pengusaha, karyawan, mahasiswa, sampai anak sekolah pasti pernah mendengar istilah laba. Namun istilah laba ditahan mungkin hanya diketahui oleh pengusaha atau orang-orang yang bergelut di bagian keuangan. Nah, dalam bisnis, laba adalah tujuan utama yang harus diusahakan semaksimal mungkin. Tapi ternyata, tidak semua laba akan langsung diterima oleh pengusaha. Sebab dalam situasi dan kondisi tertentu, laba mungkin akan ditahan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan laba ditahan ini? Apa manfaatnya bagi perusahaan dan bagaimana cara menghitungnya? Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai laba ditahan secara lengkap. Simak baik-baik, ya!
Daftar Isi
Pengertian Laba Ditahan
Laba ditahan adalah laba bersih yang didapatkan setelah pengurangan pajak dan tidak dibagikan kepada para pemegang saham atau retained earnings. Umumnya saat perusahaan mengalami keuntungan, laba yang didapatkan akan dibagikan kepada para pemegang saham.
Namun, dalam kondisi tertentu, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bisa membuat keputusan untuk tidak melakukan pembagian laba kepada dividen untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan. Jadi, laba ditahan berasal dari keuntungan perusahaan namun tidak diberikan kepada dividen sehingga mereka memiliki resiko lebih besar dalam operasional perusahaan. Meski demikian, laba ditahan dapat menambah ekuitas.
Namun, perlu diingat, laba yang didapatkan oleh perusahaan tidak harus dibagikan atau ditahan seluruhnya. Bisa jadi sebagian laba akan ditahan dan sebagian lainnya dibagikan, tergantung keputusan dalam RUPS. Karena itu, laba ditahan dibagi menjadi dua unsur, yaitu laba ditahan yang dicadangkan dan tidak dicadangkan. Pencadangan laba ditahan biasanya dilakukan berdasarkan beberapa alasan seperti:
- Alasan perundang-undangan
- Alasan kontrak
- Alasan kemungkinan kerugian
- Alasan perlindungan pada posisi modal kerja
Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan pencadangan laba ditahan, maka laba ditahan yang tidak dicadangkan akan mengalami pengurangan sesuai jumlah laba ditahan yang dicadangkan tersebut.
Memahami laba ditahan memang tak bisa hanya dari artikel ini saja, melainkan harus mencari referensi dari sumber lainnya. Salah satunya melalui buku Teori Akuntansi. Buku yang ditulis oleh Agus Ismaya Hasanudin, S.E., S.H., M.Si. ini berisi tentang teori-teori akuntansi yang cocok bagi akademisi, mahasiswa atau dosen khususnya bidang akuntansi hingga praktisi keuangan. Melalui buku ini, kamu akan lebih mudah memahami pengertian laba ditahan.
Cara Menghitung Laba Ditahan
Kumpulkan setiap data yang dibutuhkan dari laporan keuangan perusahaan
Setiap perusahaan harus mendokumentasikan riwayat keuangannya secara resmi. Jika kamu bisa mengumpulkan data tersebut dan melakukan analisis pada laporan keuangan milik perusahaan, kamu bisa menghitung sisa laba bersih selama periode yang berjalan dengan lebih mudah.
Caranya mudah kok, kamu bisa memakai data-data yang terdapat pada laporan resmi tersebut untuk mengetahui jumlah laba bersih, dividen yang sudah dibayarkan, dan juga total laba ditahan pada tanggal tertentu. Biasanya, laba ditahan dan akun perusahaan hingga periode pencatatan terakhir akan muncul dalam neraca, sedangkan laba bersih akan muncul dalam laporan laba rugi setiap periode yang berjalan.
Nah, jika kamu mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan ini, cara menghitung laba ditahan bisa dilakukan memakai rumus berikut ini:
LD = LB – D
Dengan catatan:
LD = Laba Ditahan
LB = Laba bersih
D = Dividen yang sudah dibayarkan
Setelah itu, hitung laba bersih kumulatif dengan cara menambahkan jumlah laba ditahan yang baru kamu ketahui jumlahnya pada saldo laba ditahan yang dimiliki perusahaan.
Contohnya, perusahaan ABC mempunyai saldo laba ditahan kumulatif pada tahun 2021 sejumlah Rp500.000.000
Selama tahun 2022, perusahaan ABC memperoleh laba bersih sebesar Rp20.000.000 dan membayarkan dividen sejumlah Rp5.000.0000. Dengan demikian, saldo akhir laba ditahan dari perusahaan ABC adalah:
Rp20.000.000 – Rp5.000.000 = Rp15.000.000
Rp500.000.000 + Rp15.000.000 = Rp515.000.000
Jika tidak memiliki informasi laba bersih, kamu bisa mulai dari menghitung laba kotor
Jika kamu tidak mempunyai informasi tentang laba bersih yang valid, kamu bisa mulai menghitung laba bersih tersebut secara manual, namun prosesnya jadi sedikit lebih panjang dari biasanya, yaitu dengan menghitung laba kotor perusahaan.
Laba kotor merupakan angka yang didapatkan dari laporan laba rugi serta dihitung menggunakan rumus uang hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan. Misalnya perusahaan ABC memperoleh angka penjualan sebesar Rp100.000 dalam satu kuartal.
Di saat yang sama perusahaan ABC harus membayar Rp40.000 untuk barang-barang yang diperlukan demi mendapatkan angka penjualan yang Rp100.000 tadi. Maka laba kotor yang dimiliki perusahaan ABC selama satu kuartal tersebut adalah Rp100.000 – Rp40.000 = Rp60.000
Hitung laba operasi
Laba operasi adalah laba yang didapatkan dari laba bruto dikurangi jumlah biaya operasi perusahaan. Jenis laba yang satu ini menunjukkan laba perusahaan setelah menyelesaikan pembayaran biaya penjualan dan biaya operasi.
Nah, untuk menghitung laba ditahan kamu memerlukan data laba operasi milik perusahaan. Lalu bagaimana cara mengetahui laba operasi ini? Gunakan rumus berikut ini:
Laba kotor – biaya operasi perusahaan
Contohnya, dalam kuartal pertama, bisnis kamu menghasilkan laba kotor sebesar Rp5.000.000, kemudian ada pembayaran biaya administrasi serta upah pegawai sebesar Rp1.000.000. Maka laba operasi perusahaanmu adalah: Rp5.000.000 – Rp1.000.000 = Rp4.000.000
Hitung laba bersih sebelum pajak
Untuk mengetahui berapa laba bersih sebelum pajak, kamu bisa mengurangi laba perusahaan dengan depresiasi, amortisasi, serta bunga. Amortisasi dan depresiasi merupakan penyusutan dari nilai aktiva yang berwujud dan tidak berwujud.
Hal ini masuk ke dalam bagian biaya dalam laporan laba rugi perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur. Contohnya jika perusahaan ABC belanja peralatan seharga Rp1.000.000 dengan masa ekonomis 10 tahun, maka akan timbul depresiasi sebesar Rp100.000 per tahun–jika nilai terdepresiasinya merata.
Kemudian, perusahaan ABC tersebut membayar biaya bunga sebesar Rp120.000 serta biaya depresiasi sebesar Rp400.000, maka laba bersih sebelum pajak yang dimiliki perusahaan tersebut adalah: Rp4.000.000 – Rp120.000 – Rp400.000 = Rp3.480.000
Hitung laba bersih setelah pajak
Salah satu informasi penting yang diperlukan untuk bisa menghitung laba ditahan adalah laba bersih setelah pajak. Nah, seperti yang kamu tahu, pajak adalah biaya terakhir yang harus kamu perhitungkan. Lantas bagaimana cara mengetahui laba bersih setelah pajaknya?
Caranya, ketahui dulu berapa hasil tarif pajak perusahaan dikali laba bersih sebelum pajak. Setelah itu, kurangi hasilnya dengan laba bersih sebelum pajak. Misalnya dalam contoh perhitungan yang disebutkan di atas, kita asumsikan tarif pajaknya sebesar 30%. Maka biaya pajak yang harus dibayarkan adalah:
30% (0,3%) x Rp3.480.000 = Rp1.044.000
Berikutnya, kurangi angka ini dengan jumlah laba bersih sebelum pajak sehingga jumlahnya menjadi:
Rp3.480.000 – Rp1.044.000 = Rp2.436.000
Kurangi dengan jumlah dividen yang sudah dibayarkan
Setelah mengetahui berapa laba bersih yang sudah dikurangi seluruh biaya kewajiban perusahaan, maka akan didapatkan angka untuk menghitung total laba ditahan selama periode pembukuan yang sedang berjalan.
Adapun cara untuk menghitungnya, kamu bisa mengurangi laba bersih setelah pajak dengan dividen yang sudah dibayarkan. Misalnya dalam contoh tadi, perusahaan ABC sudah membayar dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp1.000.000 untuk kuartal ini.
Dengan begitu cara menghitung laba ditahannya adalah: Rp2.436.000 – Rp1.000.000 = Rp1.436.000
Hitung saldo akhir dari akun laba ditahan
Perlu kamu ketahui, laba ditahan merupakan akun kumulatif yang menunjukkan perubahaan bersih dari laba sejak perusahaan berdiri. Maka dari itu, untuk mengetahui total laba ditahan, kamu bisa menambahkan laba ditahan dari periode yang sedang berjalan dengan saldo laba ditahan yang terakhir.
Contohnya, anggaplah perusahaan ABC sudah mempunyai saldo laba ditahan sebesar Rp3.000.000, maka jumlah saldo akhirnya adalah: Rp3.000.000 + Rp1.436.000 = Rp4.436.000.
Kalau mau yang lebih mudah, kamu bisa menggunakan rumus cara menghitung laba ditahan berikut ini:
LD = LDS + LB atau R – D
Dengan catatan:
LD adalah Laba Ditahan
LDS adalah Laba Ditahan Saat Ini
LB adalah Laba Bersih
R adalah Rugi
D adalah Dividen yang Dibayarkan.
Biar lebih gampang dipahami, kita gunakan contoh soal tentang laba ditahan berikut ini:
Perusahaan ABC memulai bisnisnya sejak bulan Maret tahun 2023 sehingga akun laba ditahan pada bulan Maret masih bernilai Rp0 karena perusahaan ABC memang belum mempunyai laba ditahan.
Kemudian selama bulan April, perusahaan ABC memperoleh laba bersih sebesar Rp2.000.000 dan tidak membagikannya kepada pemegang saham. Kira-kira berapa laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan ABC pada bulan Mei?
Jawaban:
LD = LDS + LB atau R – D
LD = Rp0 + (Rp2.000.000 – Rp0)
LD bulan Mei = Rp2.000.000
Di bulan Mei, perusahaan ABC mendapatkan keuntungan sebesar Rp15.000.000 dan perusahaan memutuskan membayar dividen secara tunai serta menerbitkan dividen saham senilai 5%.
Jika perusahaan ABC mempunyai total 10.000 lembar saham biasa yang beredar dengan harga setiap lembarnya sebesar Rp10.000, maka saham yang diterbitkan berjumlah 500 dividen. Artinya setiap dividen akan mengurangi laba ditahan milik perusahaan ABC sebesar Rp10.000
Lalu berapa laba ditahan pada bulan Juni yang dimiliki oleh perusahaan ABC?
Jawaban:
LD = LDS + LB atau R – D
LD = Rp2.000.000 + Rp15.000.000 – (500 x Rp10.000)
LD = Rp17.000.000 – Rp5.000.000
LB bulan Juni = Rp 12.000.000
Di bulan Juni, perusahaan ABC memperoleh keuntungan lagi. Kali ini jumlahnya Rp10.000.000 dan perusahaan kemudian memutuskan membagikan dividen tunai dengan jumlah Rp2.000.000 kepada para pemegang saham.
Lantas, berapa laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan ABC pada bulan Juli?
Jawaban:
LD = LDS + LB atau R – D
LD = Rp12.000.000 + Rp10.000.000 – Rp2.000.000
LD = Rp22.000.000 – Rp2.000.000
LD bulan Juli = Rp20.000.000
Apakah kamu sudah paham tentang cara menghitung laba ditahan ini? Jika belum, tak perlu cemas, lewat buku Pengantar Akuntansi Konsep Dasar Akuntansi, kamu akan mengetahui lebih banyak tentang bagaimana membuat laporan keuangan dari adanya transaksi, dicatat kedalam buku harian (jurnal), memposting atau memindahkan ke buku besar, sampai dengan membuat laporan keuangan.
Manfaat laba ditahan untuk operasional perusahaan
Ada beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh perusahaan dari laba, yaitu:
Mengembangkan bisnis
Laba ditahan bisa membantu mengembangkan bisnis suatu perusahaan, terutama jika perusahaan tersebut sudah menemukan strategi pengembangan yang tepat namun kekurangan modal. Biasanya, penerapan laba ditahan ini akan dilakukan ketika strategi pengembangan sudah disusun mendekati waktu pembagian laba.
Karena itu, umumnya pemegang saham atau pemberi modal hanya menyetujui langkah ini jika keuntungan yang dihasilkan dari pengembangan lebih besar lagi. Bentuk pengembangan ini bisa berbagai macam, mulai dari pembuatan pabrik atau cabang baru, penambahan Sumber Daya Manusia, ataupun yang lainnya.
Membiayai operasional perusahaan
Laba ditahan bisa juga digunakan untuk memastikan dana yang ada di dalam kas kecil dan kas besar tetap cukup sehingga operasional tetap berjalan lancar. Tanpa dana yang cukup, operasional perusahaan akan terhambat atau bahkan tidak berjalan sama sekali.
Peran laba ditahan dibutuhkan untuk menjaga kinerja perusahaan tetap berjalan lancar sesuai dengan harapan pemegang saham atau pemberi modal. Selain itu, laba ditahan bisa diambil jika perusahaan hanya mendapatkan keuntungan yang kecil.
Membayar utang perusahaan
Manfaat yang selanjutnya dari laba ditahan adalah untuk membayar utang-utang perusahaan, khususnya utang yang sudah mendekati tanggal jatuh tempo. Ketika perusahaan dapat membayar utang tepat waktu, nama baik perusahaan pun akan terjaga.
Investasi di masa depan
Setiap perusahaan pasti ingin meningkatkan usahanya, salah cara untuk mewujudkan keinginan ini adalah dengan melakukan investasi. Nah laba ditahan bisa dimanfaatkan sebagai sumber dana untuk investasi perusahaan. Harapannya, dengan menggunakan laba ditahan untuk keperluan investasi, perusahaan bisa melebarkan sayap dan terus berinovasi sehingga performanya tidak jalan ditempat atau mengalami penurunan.
Modal cadangan
Manfaat yang terakhir dari laba ditahan adalah untuk digunakan sebagai modal cadangan. Modal cadangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan sebagai antisipasi jika kekurangan dana atau memerlukan modal tambahan.
Dengan memanfaatkan laba ditahan sebagai modal cadangan, perusahaan tidak perlu repot-repot mencari modal saat kesulitan finansial. Cara ini juga bisa mencegah perusahaan meminjam dana ke bank yang dapat menambah beban utang perusahaan.
Kapan Sebaiknya Perusahaan Menggunakan Laba Ditahan?
Ketika suatu perusahaan mulai mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi namun tidak yakin harus melakukan apa, biasanya perusahaan akan menjalankan pemeriksaan cepat pada saldo laba ditahan miliknya. Jika ternyata saldonya tidak setinggi yang diharapkan, perusahaan bisa menyimpan laba yang dihasilkan dan menunda pembayaran laba dalam jumlah yang besar kepada pemegang saham sehingga saldo laba ditahan akan meningkat.
Jadi, apabila ada masa sulit yang terjadi di kemudian hari atau perusahaan mengalami kerugian bersih, laba ditahan bisa digunakan untuk mengembalikan bisnis ke arah yang seharusnya.
Kemudian, ketika perusahaan mempunyai pendapatan yang bersih dan sehat serta saldo laba ditahan sudah sesuai keinginan, maka perusahaan bisa menggunakan sebagian pendapatannya untuk reinvestasi. Laba ditahan bisa juga digunakan ketika perusahaan memerlukan biaya untuk kebutuhan di luar operasional rutin seperti gudang, peralatan baru, atau bahkan situs web baru.
Faktor yang Mempengaruhi Laba Ditahan
Selain manfaat laba ditahan yang sudah dijelaskan di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi laba ditahan suatu perusahaan. Dengan kata lain, faktor-faktor di bawah ini yang mendorong perusahaan untuk menahan labanya.
-
Kesalahan laporan keuangan periode sebelumnya
Mendekati waktu pembagian laba, terkadang akuntan belum memegang data laporan keuangan yang sudah siap. Nah, ketika situasi seperti ini terjadi, biasanya perusahaan menerapkan laba ditahan. Hal ini dilakukan agar perusahaan terhindar dari resiko kecurangan serta kerugian saat pembagian laba. Setelah laporan keuangan valid, pembagian laba bisa dilakukan kembali.
-
Perubahan metode perhitungan
Setiap perusahaan mempunyai metode perhitungan masing-masing. Jika metode perhitungannya berubah, biasanya perusahaan akan menahan laba. Contohnya, metode perhitungan yang sebelumnya menggunakan sistem harian menjadi sistem bulanan. Perubahaan seperti ini memerlukan penyesuaian hingga perusahaan mendapatkan hasil perhitungan yang benar. Dan selama proses adaptasi tersebut, umumnya laba akan ditahan terlebih dulu.
-
Penerapan prinsip akuntansi yang berbeda
Selain metode perhitungan, perusahaan juga menggunakan model laporan dan skema akuntansi yang berbeda-beda. Ketiga hal ini termasuk dalam bagian prinsip akuntansi. Dalam prakteknya, prinsip akuntansi ini bisa berubah jika memang diperlukan. Ketika perusahaan memutuskan mengubah prinsip akuntansi yang digunakan, kemungkinan besar prinsip akuntansi dari periode sebelumnya akan mempengaruhi laba ditahan.
-
Perubahan manajemen perusahaan
Yang dimaksud dengan perubahan manajemen perusahaan di sini adalah perubahan pemegang kendali manajemen perusahaan. Dalam situasi ini, penerapan laba ditahan bertujuan untuk mengurangi resiko kecurangan, menekan tindak kecurigaan, dan juga menjaga stabilitas kerja.
Selain itu, langkah ini dilakukan untuk membantu manajemen yang baru dalam menyesuaikan diri serta menunjukkan kredibilitas mereka dalam mengelola keuangan milik perusahaan.
-
Penyesuaian Nilai Rupiah dari Periode Sebelumnya
Seperti yang kamu tahu, nilai tukar rupiah bisa berubah kapan saja. Nah jika perubahan nilai tukar rupiah tersebut berimbas pada hasil perhitungan laba yang didapatkan perusahaan, akuntan akan menahan laba yang dimiliki perusahaan.
Contoh Jurnal Laba Ditahan
Setelah mengetahui faktor yang mempengaruhi laba ditahan dan cara menghitungnya, kamu mungkin bertanya tentang cara menulis laba ditahan di jurnal. Nah untuk memahaminya, perhatikan contoh berikut ini:
PT. PERUSAHAAN ABC
Laporan Laba Ditahan Untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2023
|
Demikian pembahasan tentang laba ditahan. Semoga semua pembahasan di atas dapat memudahkan kamu dalam mengerjakan soal laba ditahan. Jika ingin mencari buku seputar akuntansi, maka bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana
Sumber:
Teori Akuntansi, Dini Haryati (2022)
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-cara-menghitung-laba-ditahan-dalam-proses-akuntansi/#Bagaimana_Cara_Menghitung_Laba_Ditahan_Retained_Earning
https://majoo.id/solusi/detail/laba-ditahan-adalah
Baca juga:
- Accrued Revenue
- Akun Nominal
- Amortisasi
- Asas Tunai
- Audit
- Contoh Pembukuan Penjualan
- Contoh Invoice Tagihan / Faktur
- Contoh Neraca Lajur
- Pengertian Audit
- Akuntansi Sektor Publik
- Aset Tetap, Lancar, dan Tidak Lancar
- Cara Menghitung Biaya Produksi
- Debit dan Kredit
- Apa Itu Saldo: Pengertian dan Jenisnya
- Depresiasi Ekonomi
- Exprense Ratio
- Jenis-jenis Aktiva
- Jurnal Penyesuaian
- Defesiensi
- Invoice Perorangan ke Prusahaan
- Jurnal Umum
- Jurnal Penutup
- Konsep Dasar Akuntansi
- Laporan Arus Kas
- Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
- Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
- Loan To Deposit
- Monthly Recurring Revenue
- Pengertian Akuntansi Biaya
- Pendapatan Diterima di Muka
- Pendapatan Kotor
- Pendapatan Bersih
- Pendekatan Pengeluaran
- Pengertian Akuntansi Keuangan
- Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
- Persamaan Dasar Akuntansi
- Rekonsiliasi Bank
- Revenue Cycle Management
- Sejarah Akuntansi di Indonesia
- Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
- Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
- Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
- Sistem Informasi Akuntansi
- Prospek Kerja Jurusan Akuntansi
- Sejarah Akuntansi di Indonesia
- Teori Akuntansi
- Unearned Revenue
- Quick Ratio Adalah