Akuntansi

Unearned Revenue: Pengertian, Contoh dan Dampak pada Keuangan!

Written by Laila Wu

Hai Grameds! Pernahkah kamu mendengar istilah “unearned revenue” dalam konteks keuangan? Jika belum, jangan khawatir, karena dalam artikel ini kita akan menjelajahi apa sebenarnya arti dari unearned revenue, beserta contoh-contoh konkretnya, dan bagaimana hal itu memengaruhi keuangan secara keseluruhan. Yuk, simak bersama-sama!

 

Pengertian Unearned Revenue

Unearned revenue atau pendapatan yang belum diperoleh merupakan istilah dalam akuntansi yang merujuk pada pendapatan yang diterima oleh sebuah perusahaan, tetapi belum dihasilkan atau dipenuhi dengan penyediaan barang atau jasa yang sesuai. Dalam konteks ini, pendapatan tersebut dianggap “belum diperoleh” karena belum ada pelayanan yang disediakan sebagai imbalan atas pendapatan yang diterima.

Unearned revenue sering kali terkait dengan kontrak atau kesepakatan di mana pembayaran dilakukan di muka, tetapi pelayanan atau pengiriman barang akan dilakukan di masa mendatang. Hal ini sering terjadi dalam bisnis langganan atau kontrak jangka panjang, seperti langganan bulanan untuk layanan internet atau langganan tahunan untuk produk perangkat lunak.

Dalam neraca, unearned revenue akan tercatat sebagai kewajiban atau liabilitas karena perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan atau produk di masa mendatang sesuai dengan pembayaran yang diterima di muka. Ini adalah konsep penting dalam akuntansi karena membantu perusahaan untuk memantau kewajiban mereka terhadap pelanggan dan mengelola arus kas dengan lebih efektif.

Pengantar Akuntansi: Dari Teori ke Praktik (Adopsi IFRS)

Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut. Pemakai informasi akuntansi adalah pemakai internal dan eksternal. Secara garis besar, buku ini terbagi menjadi 2 bab besar, yaitu Bab I Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa meliputi Akuntansi sebagai Sistem Informasi, Persamaan Akuntansi, Jurnal Umum, Buku Besar dan Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Kertas Kerja, Laporan Keuangan dan Menutup Buku Besar; Bab II Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang meliputi Pendahuluan (Definisi Perusahaan Dagang, Akun Khusus Perusahaan Dagang), Jurnal Khusus, Harga Pokok Penjualan, Ayat Jurnal Penyesuaian, Kertas Kerja, Laporan Keuangan, Jurnal Penutup, dan Jurnal Pembalik. Implikasi laporan keuangan dengan mengadopsi IFRS. Buku ini sangat cocok digunakan oleh para mahasiswa khususnya yang mengambil jurusan akuntansi, dosen, serta para praktisi yang memasuki dunia akuntansi sebagai buku sumber referensi, atau memperdalam pemahaman mereka mengenai konsep-konsep di dalam akuntansi. Selamat membaca, dan semoga sukses selalu!

 

Contoh Kasus Unearned Revenue

(Sumber foto: www.pexels.com)

Berikut adalah beberapa contoh kasus unearned revenue yang sering terjadi dalam praktik bisnis:

1. Langganan Langganan Majalah atau Surat Kabar

Ketika seseorang atau sebuah perusahaan berlangganan majalah atau surat kabar, mereka sering kali membayar di muka untuk langganan jangka waktu tertentu. Misalnya, jika seseorang membayar untuk berlangganan majalah selama satu tahun di muka, perusahaan penerbitan majalah akan menganggap pendapatan tersebut sebagai unearned revenue hingga majalah-majalah tersebut benar-benar dikirim kepada pelanggan.

2. Pemesanan Tiket Perjalanan atau Acara

Ketika seseorang memesan tiket perjalanan atau tiket untuk acara di masa mendatang, mereka biasanya membayar sejumlah uang di muka. Perusahaan penerbit tiket atau penyelenggara acara akan mencatat pembayaran ini sebagai unearned revenue hingga perjalanan atau acara tersebut terjadi. Contohnya pada sebuah maskapai penerbangan menerima pembayaran penuh dari pelanggan untuk tiket pesawat yang akan digunakan di masa depan. Pembayaran ini dianggap sebagai unearned revenue karena layanan (penerbangan) belum diberikan saat pembayaran diterima.

3. Langganan Layanan Berlangganan

Ketika pelanggan berlangganan layanan berlangganan seperti layanan streaming video, musik, atau perangkat lunak, mereka sering kali membayar biaya berlangganan di muka untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan penyedia layanan akan mencatat pembayaran ini sebagai unearned revenue dan menghasilkan pendapatan secara bertahap seiring berjalannya waktu ketika layanan tersebut digunakan. Contohnya sebuah perusahaan teknologi menerima pembayaran penuh dari pelanggan untuk lisensi perangkat lunak selama satu tahun. Meskipun pelanggan sudah membayar, perusahaan masih harus memberikan layanan lisensi perangkat lunak selama periode waktu yang telah ditentukan.

4. Penjualan Tiket Konser atau Pertunjukan

Ketika seseorang membeli tiket untuk konser atau pertunjukan di masa mendatang, pendapatan dari penjualan tiket tersebut dianggap sebagai unearned revenue hingga konser atau pertunjukan tersebut berlangsung. Perusahaan penyelenggara akan mencatat pendapatan tersebut sebagai unearned revenue dan menghasilkan pendapatan secara bertahap seiring dengan terjadinya acara tersebut.

5. Pemesanan Hotel

Sebuah hotel menerima pembayaran penuh dari pelanggan untuk menginap di masa depan. Meskipun pembayaran telah diterima, layanan (akomodasi) belum diberikan, sehingga pendapatan tersebut dianggap sebagai unearned revenue.

 

Setiap kasus di atas menggambarkan situasi di mana pembayaran diterima di muka sebelum layanan atau barang yang terkait dengan pendapatan tersebut diberikan kepada pelanggan.

Akutansi Manajemen Teori & Aplikasi

Buku ini berisi kumpulan tulisan-tulisan yang membahas berbagai macam topik Akuntansi Sektor Publik (ASP) dengan gambaran yang lengkap dan komprehensif berkaitan dengan teori, konsep, dan aplikasi ASP pada Organisasi Sektor Publik pemerintahan dan Nonpemerintahan. Paradigma dan isu-isu terkini dalam ASP, seperti kajian atas pro-kontra berbasis akrual, perkembangan teori penganggaran. Melalui perencanaan yang baik, seorang manajer akan mampu melihat masa depan perusahaan dan mengurangi resiko-resiko yang mungkin akan timbul yang disebabkan karena keadaan ekonomi, politik, sosial, teknologi hukum, dll.

Setiap pekerjaan dialokasikan dengan jelas, wewenang, dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, dan dibuat sistem dan prosedur sebagai pedoman karyawan untuk bekerja. Struktur organisasi tidak bersifat statis, tetapi lebih tepat bersifat dinamis sesuai dengan perubahan dan kebutuhan organisasi. Organizing juga berarti mengalokasikan tugas-tugas kepada bawahan, mengkoordinasi mereka untuk mencapai tujuan perusahaan. Agar lebih efektif, semua kegiatan dari berbagai departemen harus terkoordinasikan dan terintegrasi sehingga ada satu kesatuan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Manajer juga harus memberikan pengarahan kepada staf maupun yang lainnya dan memberikan motivasi.

Akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang ilmu dari akuntansi yang mempelajari bagaimana cara menghasilkan informasi keuangan untuk pihak manajemen yang selanjutnya akan digunakan untuk pengambilan keputusan. Umumnya informasi yang dihasilkan sifatnya lebih dalam dan tidak dipublikasikan.

 

Dampak Unearned Revenue pada Laporan Keuangan

(Sumber foto: www.pexels.com)

Unearned revenue memiliki dampak yang signifikan pada laporan keuangan suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa dampak utama yang perlu dipertimbangkan:

1. Pendapatan Tidak Diterima

Unearned revenue mencerminkan pendapatan yang belum diterima oleh perusahaan karena barang atau layanan yang dijanjikan masih harus disampaikan atau dilakukan di masa mendatang. Oleh karena itu, unearned revenue memengaruhi laporan laba rugi dengan mengurangi pendapatan yang tercatat pada periode saat itu.

2. Kewajiban untuk Memberikan Barang atau Layanan

Unearned revenue juga mencerminkan kewajiban perusahaan untuk menyediakan barang atau layanan yang telah dibayar di muka oleh pelanggan. Ini tercermin sebagai bagian dari kewajiban perusahaan dalam neraca. Ketika barang atau layanan disampaikan atau dilakukan, unearned revenue akan dikonversi menjadi pendapatan yang terakumulasi.

3. Pengaruh pada Arus Kas

Unearned revenue dapat memengaruhi arus kas perusahaan karena pembayaran yang diterima di muka tidak selalu sejalan dengan pendapatan yang diakui. Misalnya, jika perusahaan menerima pembayaran di muka untuk langganan satu tahun, arus kasnya akan meningkat, tetapi hanya sebagian kecil dari pendapatan tersebut yang diakui pada periode tersebut.

4. Pengaruh pada Kinerja Keuangan

Dalam beberapa kasus, unearned revenue dapat memberikan gambaran yang menyesatkan tentang kinerja keuangan perusahaan. Meskipun unearned revenue menambah aset perusahaan, itu juga mencerminkan kewajiban yang harus dipenuhi di masa mendatang. Oleh karena itu, penting untuk memahami dengan baik bagaimana unearned revenue memengaruhi kinerja keuangan secara keseluruhan.

 

Dengan memahami dampak unearned revenue pada laporan keuangan, perusahaan dapat mengelola dengan lebih baik arus kasnya, memastikan keseimbangan yang tepat antara pendapatan yang diakui dan kewajiban yang harus dipenuhi, serta menyajikan gambaran yang akurat tentang kinerja keuangan mereka kepada para pemangku kepentingan.

Kesimpulan

Setelah membahas pengertian, contoh, dan dampak unearned revenue pada keuangan, kita dapat menyimpulkan bahwa pemahaman yang baik tentang konsep ini sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola keuangan mereka dengan efisien. Unearned revenue tidak hanya memengaruhi laporan keuangan, tetapi juga mencerminkan kewajiban dan tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan. Dengan memahami bagaimana unearned revenue beroperasi dalam bisnis, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola pendapatan dan kewajiban mereka dengan lebih baik. Dengan demikian, penting bagi setiap bisnis untuk mempertimbangkan implikasi unearned revenue dalam strategi keuangan mereka. Grameds, kamu bisa mempelajari lebih lanjut terkait unearned revenue melalui kumpulan buku manajemen akutansi dan bisnis di Gramedia.com.

 

Akuntansi Syariah

Akutansi Syariah merupakan buku yang sangat cocok untuk akademisi yang sedang mengenyam studi di dunia ekonomi maupun bisnis. Buku ini ditulis oleh Hery, S.E., M.SI., CRP., RSA., CFRM. Membahas perihal sistem penerapan prinsip syariah dalam berbagai sistem perekonomian memang semakin menunjukkan tren yang positif. Terlebih lagi di Indonesia yang sebagian besar populasinya terdiri dari muslim. Sektor ekonomi berbasis syariah mulai dari bank, pasar modal hingga akuntansi berprinsip syariah pun menjadi ramai diminati berbagai kalangan muslim di seluruh belahan dunia.

Akuntansi syariah adalah suatu sistem yang mengatur kegiatan mencatat, menggolongkan dan meringkas, melaporkan, serta menganalisa data-data keuangan menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai ajaran agama Islam. Penerapan prinsip islam ke dalam sektor ekonomi bukan terjadi pada produk-produk bank seperti tabungan syariah saja. Kini, ada juga metode akuntansi berbasis syariah yang tentunya disesuaikan dengan prinsip-prinsip dan ajaran agama Islam. Sama halnya seperti produk-produk sektor perekonomian yang berbasis syariah, akuntansi syariah juga tak terlepas dari penerapan prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai agama Islam di dalamnya, baik dalam hal siklus maupun pencatatannya. Oleh karena itu, akuntansi syariah sangat menuntut pertanggungjawaban si akuntan terhadap prinsip syariah yang diterapkan saat mengerjakan penyajian data-data keuangan tersebut.

Dalam akuntansi syariah terdapat beberapa hal yang membuatnya disebut berbeda dengan akuntansi konvensional. Perbedaan yang paling mendasar adalah dasar hukumnya. Sesuai pembahasan sebelumnya, dasar hukum akuntansi syariah tentu saja bersumber dari prinsip dan ketentuan-ketentuan yang berasal dari Allah dan tertuang di dalam Al-quran serta ijma para ulama. Sedangkan, dasar hukum akuntansi konvensional berasal dari UU yang berlaku di suatu negara sehingga akuntansi konvensional dapat diterapkan pada berbagai macam transaksi karena sifatnya lebih umum. Hal ini berbeda dengan akuntansi syariah biasanya diterapkan dalam mengolah data-data keuangan berupa transaksi yang berprinsip syariah juga seperti mudharabah, murabahah, dan lain sebagainya.

About the author

Laila Wu